Branding 1
Branding 1
LAYANAN KESEHATAN
Masih banyak yang rancu pada pengertian brand vs branding. Brand adalah merek
yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan branding adalah kumpulan kegiatan
komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka proses membangun dan
membesarkan brand. Tanpa dilakukannya kegiatan komunikasi kepada konsumen yang
disusun dan direncanakan dengan baik, maka sebuah merek tidak akan dikenal dan
tidak mempunyai arti apa-apa bagi konsumen atau target konsumennya.
Dua puluh tahun yang lalu, mungkin perusahaan tidak harus melakukan proses
pembinaan terhadap brand-nya. Di mana jumlah brand di pasar masih sedikit, berarti
pilihan bagi konsumen juga hanya beberapa saja. Konsumen cenderung “menerima”
benefit-benefit yang diajukan brand yang ada. Saat ini, pasar kita sudah penuh sesak
dengan bermacam-macam brand, konsumen mempunyai banyak alternatif. Konsumen
mulai memilih-milih dan kritis terhadap pilihan benefit yang disodorkan padanya.
Dalam proses komunikasi brand, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
Pertama, sudah pada tahap mana branding tersebut? Apakah brand sudah pada tahap
dikenal (aware), tahap pemahaman tentang arti brand tersebut, tahap menyukai, atau
tahap mencintai atau loyal.
Branding yang baik adalah memilih tipe aktivitas brand yang disesuaikan dengan situasi
pencapaian nilai brand itu sendiri. Brand yang belum dikenal, harus fokus pada
awareness building. Brand yang sudah dikenal tetapi kurang pemahaman, berarti perlu
kerja keras untuk menjelaskan apa yang bisa diberikan brand kepada konsumen.
Brand yang sudah dikenal dan dipahami, harus dicarikan kegiatan yang akan
meningkatkan minat mencoba atau membeli. Kegiatan ini sering disebut dengan istilah
Brand Activation. Brand yang sudah dikenal, dipahami, dan dibeli harus dipikirkan untuk
membuat konsumen beli lagi, dan lagi, dan lagi. Ini adalah tahapan yang disebut
dengan proses pembinaan loyalitas brand. Pada tahap ini, brand sudah bisa
dikategorikan sebagai strong brand. Proses branding haruslah kontekstual,
disesuaikan dengan situasi brand dan tahapan pencapaiannya.
Branding tidak bisa lepas dari pemahaman tentang target audience dari brand
tersebut.Juga mendapatkan umpan balik sejauh apa konsumen atau target audience
sudah menjiwai pemahaman brand.
1
Pemahaman konsumen jangan dilakukan setengah-setengah. Ethnography pemasaran
adalah sebuah pendekatan riset kontemporer yang membantu memperoleh consumer
insights secara lebih nyata dan mendalam.
Banyak contoh lahirnya ide produk baru dan ide komunikasi iklan yang berhasil, karena
kekuatan consumer insights yang insightful. Contohnya yaitu pengembangan produk
dan komunikasi iklan iPod dan produk-produk Apple lainnya.
Agar tidak terjadi pemborosan uang dalam branding,maka brand manager harus secara
berkala mencari tahu tentang kesehatan brand. Brand yang sehat berarti yang
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Berarti masih banyak konsumen yang
mencarinya.
Brand yang sakit, harus segera dicari tahu penyebab penyakitnya dan dicarikan solusi
untuknya. Semakin dini diketahui sebab penyakit, maka semakin sederhana
penyelesaiannya. Banyak perusahaan yang membiarkan masalah brand secara
berlarut-larut. Sehingga pada titik tertentu, sudah sangat mahal biaya untuk
mengembalikannya pada kondisi menguntungkan perusahaan. Pengambil keputusan
yang membuang brand dari perusahaannya, adalah yang sudah secara sadar melihat
bahwa brandini dalam keadaan sekarat, yang justru akan menguras biaya perusahaan
dibandingkan memberikan keuntungan.
Sama halnya dengan manusia, kesehatan brand harus dicek serutin mungkin. Dalam
evaluasi rutin inilah, akan bisa dideteksi sejak awal, penyakit atau calon penyakit yang
menghinggapi. Dengan solusi ringan, brand bisa sehat kembali dan kembali berjalan
sesuai dengan cita-cita perusahaan.
Brand Audit adalah sebuah kegiatan penelitian untuk mengevaluasi brand. Penelitian ini
bersifat internal, ke dalam perusahaan, dan juga eksternal, ke arah ke luar perusahaan.
Secara holistic sebuah brand akan masuk ke dalam pengujian yang lengkap untuk
mendapatkan “rapor” kesehatannya.
Dengan melihat ukuran atau parameter yang jelas, rapor brand dalam segala aspek
branding bisa dipotret. Berbekal rapor inilah, seorang brand manager mengatur strategi
branding-nya.
Tiga unsur terpenting branding adalah 3C’s yaitu Clarity (jelas), Consistency(tetap pada
image-nya), dan Constancy (selalu ada di mana dibutuhkan). Ada beberapa hal yang
2
bisa menyebabkan perusahaan melakukan perubahan pada branding-nya. Pertama,
akibat tekanan dari pesaing yang tidak mampu ditahannya. Kedua, tekanan dari
perubahan perilaku konsumen, yang mungkin akibat dari berubahnya teknologi. Alasan
lainnya yaitu masalah prioritas perusahaan yang telah berubah.
Intisari
Setiap perusahaan harus memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/jasa
pesaing, strategi apa yang mereka mainkan, apa kekuatan dan kelemahan pesaing.
Persaingan dalam bisnis rumah sakit, tentunya menuntut pihak manajemen rumah sakit
harus kreatif sehingga tidak terlindas oleh pesaing. Rumah sakit pemerintah dan swasta
juga akan bersaing dengan rumah sakit swasta asing. Rumah sakit pemerintah dan
swasta sebenarnya sudah bersaing dengan rumah sakit luar negeri, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya masyarakat kelas atas yang berobat ke luar negeri.
Dari berbagai alternatif strategi, rumah sakit dapat memilih salah satu yakni co-
branding, namun tetap didahului dengan analisis lingkungan.
Kata Kunci: persaingan, co-branding
Pendahuluan
Rumah sakit merupakan salah satu badan yang bergerak dalam bidang kesehatan
sangat berperan penting bagi terciptanya mutu hidup dan lingkungan hidup bagi
masyarakat, sehingga tercipta derajat kesehatan yang tinggi baik bagi kesehatan
badaniah, rohaniah, maupun sosial. Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan
upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Menurut WHO rumah sakit merupakan suatu organisasi sosial terintegrasi yang
berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap bagi masyarakat.
Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan kuratif, promotif, preventif, dan rehabilitatif.
Selain itu, rumah sakit merupakan tempat pendidikan dan pelatihan bagi petugas
kesehatan.
Keadaan ini dapat dicapai dengan dukungan pembangunan kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah tetapi peran serta aktif masyarakat,
termasuk swasta harus sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dan perundang-
undangan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan antara kepentingan atau yang
3
menghambat jalannya pembangunan.
Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, tenaga kesehatan serta
penelitian. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya fasilitas sarana kesehatan yang
bergerak dibidang jasa tetapi juga lebih mengarah seperti perusahaan-perusahaan
pada umumnya yakni bertujuan untuk mencari laba (profit oriented).
Semakin banyaknya rumah sakit yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun
pemerintah, menuntut sebuah rumah sakit untuk siap bersaing baik bersaing dengan
rumah sakit dalam negeri maupun bersaing dengan rumah sakit internasional.
Persaingan yang semakin ketat mendorong rumah sakit baik swasta maupun
pemerintah mengembangkan pelayanan, pola pemasaran, dan kelengkapan sarana
dan prasarana yang memadai.
Hampir di setiap kabupaten atau kota kita bisa menemukan rumah sakit baik itu rumah
sakit swasta maupun pemerintah. Hal ini mengindikasikan bahwa persaingan rumah
sakit atau usaha kesehatan semakin ketat.
Ada berbagai macam usaha yang dilakukan pihak manajemen rumah sakit agar bisa
menjaga eksistensinya, misalnya: melakukan kerja sama dengan instansi lain baik yang
berkaitan dengan peralatan maupun sumber daya manusia. Dalam mendirikan rumah
sakit hendaknya diperhatikan terlebih dahulu mengenai kondisi lingkungan baik
lingkungan internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi persaingan tentunya sebuah organisasi membutuhkan strategi.
Pernyataan strategi secara eksplisit merupan kunci keberhasilan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis. Konsep strategi harus jelas sehingga keputusan yang
diambil akan mampu membawa organisasi untuk bertahan bahkan memenangkan
pertarungan yang akan terus berlangsung dalam bisnis.
Menghadapi persaingan setiap perusahaan harus memahami siapa pesaingnya,
bagaimana posisi produk/jasa pesaing, strategi apa yang mereka mainkan, apa
kekuatan dan kelemahan pesaing.
Banyaknya pemain, tentunya menuntut pihak manajemen rumah sakit harus kreatif
sehingga tidak terlindas oleh pesaing. Rumah sakit pemerintah dan swasta juga akan
bersaing dengan rumah sakit swasta asing.
Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia (stratos=militer dan ag= memimpin)
yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. (Fandy Tjiptono, 1997, 3)
Dalam bisnis strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang
dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu
organisasi.
4
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis
antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan
masa datang (Sri Wahyudi, Agustinus, 1996 : 15).
Strategi Bisnis
Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan
yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha
suatu organisasi. Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi
situasi berikut:
a. Sumber daya yang dimiliki terbatas
b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi
c. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu
d. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya: strategi pemasaran,
strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-
strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Rumah sakit sebagai lembaga bisnis juga menghadapi situsi di atas, sehingga rumah
sakit juga membutuhkan strategi.
Intisari
Setiap perusahaan harus memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/jasa
pesaing, strategi apa yang mereka mainkan, apa kekuatan dan kelemahan pesaing.
Persaingan dalam bisnis rumah sakit, tentunya menuntut pihak manajemen rumah sakit
5
harus kreatif sehingga tidak terlindas oleh pesaing. Rumah sakit pemerintah dan swasta
juga akan bersaing dengan rumah sakit swasta asing. Rumah sakit pemerintah dan
swasta sebenarnya sudah bersaing dengan rumah sakit luar negeri, hal ini dapat dilihat
dari banyaknya masyarakat kelas atas yang berobat ke luar negeri.
Dari berbagai alternatif strategi, rumah sakit dapat memilih salah satu yakni co-
branding, namun tetap didahului dengan analisis lingkungan.
Kata Kunci: persaingan, co-branding
Pendahuluan
Rumah sakit merupakan salah satu badan yang bergerak dalam bidang kesehatan
sangat berperan penting bagi terciptanya mutu hidup dan lingkungan hidup bagi
masyarakat, sehingga tercipta derajat kesehatan yang tinggi baik bagi kesehatan
badaniah, rohaniah, maupun sosial. Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan
upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan untuk hidup sehat setiap masyarakat agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
Menurut WHO rumah sakit merupakan suatu organisasi sosial terintegrasi yang
berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan yang lengkap bagi masyarakat.
Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan kuratif, promotif, preventif, dan rehabilitatif.
Selain itu, rumah sakit merupakan tempat pendidikan dan pelatihan bagi petugas
kesehatan.
Keadaan ini dapat dicapai dengan dukungan pembangunan kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah tetapi peran serta aktif masyarakat,
termasuk swasta harus sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dan perundang-
undangan yang berlaku, agar tidak terjadi penyimpangan antara kepentingan atau yang
menghambat jalannya pembangunan.
Rumah sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, tenaga kesehatan serta
penelitian. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya fasilitas sarana kesehatan yang
bergerak dibidang jasa tetapi juga lebih mengarah seperti perusahaan-perusahaan
pada umumnya yakni bertujuan untuk mencari laba (profit oriented).
Semakin banyaknya rumah sakit yang dibangun baik oleh pihak swasta maupun
pemerintah, menuntut sebuah rumah sakit untuk siap bersaing baik bersaing dengan
rumah sakit dalam negeri maupun bersaing dengan rumah sakit internasional.
Persaingan yang semakin ketat mendorong rumah sakit baik swasta maupun
pemerintah mengembangkan pelayanan, pola pemasaran, dan kelengkapan sarana
dan prasarana yang memadai.
Hampir di setiap kabupaten atau kota kita bisa menemukan rumah sakit baik itu rumah
sakit swasta maupun pemerintah. Hal ini mengindikasikan bahwa persaingan rumah
sakit atau usaha kesehatan semakin ketat.
Ada berbagai macam usaha yang dilakukan pihak manajemen rumah sakit agar bisa
menjaga eksistensinya, misalnya: melakukan kerja sama dengan instansi lain baik yang
berkaitan dengan peralatan maupun sumber daya manusia. Dalam mendirikan rumah
6
sakit hendaknya diperhatikan terlebih dahulu mengenai kondisi lingkungan baik
lingkungan internal maupun eksternal.
Dalam menghadapi persaingan tentunya sebuah organisasi membutuhkan strategi.
Pernyataan strategi secara eksplisit merupan kunci keberhasilan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis. Konsep strategi harus jelas sehingga keputusan yang
diambil akan mampu membawa organisasi untuk bertahan bahkan memenangkan
pertarungan yang akan terus berlangsung dalam bisnis.
Menghadapi persaingan setiap perusahaan harus memahami siapa pesaingnya,
bagaimana posisi produk/jasa pesaing, strategi apa yang mereka mainkan, apa
kekuatan dan kelemahan pesaing.
Banyaknya pemain, tentunya menuntut pihak manajemen rumah sakit harus kreatif
sehingga tidak terlindas oleh pesaing. Rumah sakit pemerintah dan swasta juga akan
bersaing dengan rumah sakit swasta asing.
Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia (stratos=militer dan ag= memimpin)
yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. (Fandy Tjiptono, 1997, 3)
Dalam bisnis strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang
dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu
organisasi.
Strategi Bisnis
Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan
yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha
suatu organisasi. Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi
situasi berikut:
a. Sumber daya yang dimiliki terbatas
b. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi
c. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu
d. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya: strategi pemasaran,
strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-
strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Rumah sakit sebagai lembaga bisnis juga menghadapi situsi di atas, sehingga rumah
sakit juga membutuhkan strategi.
7
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki
karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri
2. Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki.
3. Positioning
Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk
membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar
ke dalam pikiran konsumen. Positioning berhubungan dengan komunikasi.
Sebelum memulai bisnisnya rumah sakit juga harus memahami STP (Segmentasi,
Trageting, Positioning). Harus jelas siapa yang akan dilayani dan bagaimana
berkomunikasi dengan mereka.
Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan
Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis
organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman
dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah
identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Pengertian Co-Branding
Co-branding merupakan format kerja sama antara dua atau lebih merek yang sudah
memiliki pengakuan secara signifikan dari konsumen. Masing-masing yang ikut dalam
co-branding memiliki brand yang kuat.
Philip Kotler mendefinisikan co-branding sebagai dua atau lebih brand yang sudah
dikenal dikombinasikan di dalam penawaran, di mana satu sama lain saling
memperkuat dan berharap mendapat perhatian dari audiens baru. Co-branding
merupakan jalan yang efektif untuk mengembangkan merek, memperkuat merek.
Co-branding merupakan “perkawinan” yang diharapkan akan memberi keuntungan,
keuntungan bagi kedua belah pihak yang bekerja sama serta menaikkan image. Dalam
memilih pasangan yang akan melakukan kerjasama juga harus hati-hati dengan banyak
pertimbangan serta perhitungan yang matang.
Co-Branding dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan performa merek
dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu berubah. Pasar tidak
pernah berhenti untuk meminta sesuatu yang lebih.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan Co-branding:
meningkatkan penjualan, memasuki pasar baru, tambahan keuntungan bagi konsumen,
menekan biaya investasi, hasil dan keuntungan lebih cepat diperoleh, harga yang
8
terjangkau, keyakinan pelanggan yang tinggi, memperkuat pesan iklan dan
meningkatkan minat pelanggan. Di balik keuntungan melakukan co-branding tentu ada
beberapa risiko yang dapat menghampiri.
9
12. Memperkuat Pesan Iklan
Dengan melakukan co-branding bisa saling memberikan pesan-pesan yang saling
mendukung dalam iklannya. Saling mendukung dengan pesan dan reputasi masing-
masing
13. Meningkatkan Minat Pelanggan
Pelanggan tidak tertarik dan berminat untuk mencoba merek atau produk baru, dengan
co-branding pelanggan akan berminat untuk mencoba.
10
1. Joint Promotion
Biasanya dilakukan perusahaan yang sudah mapan dan dalam jangka pendek, dengan
menciptakan publisitas dan penjualan ekstra dengan cara mengkombinasikan daya
tarik dari kedua mererk.
2. Sponsorhip
Melibatkan organisasi amal yang mempunyai image dan relationship yang kuat dan
fokus agar sebuah perusahaan dapat menjalin hubungan dan memberikan dana.
3. Joint Venture
Kerjasama jangka panjang misalnya dalam kegiatan operasi, dan biasanya dengan
cara membuat perusahaan baru.
4. Aliansi
Kerja sama karena alasan marketing.
Penutup
Salah satu alternatif strategi yang dapat dilakukan rumah sakit adalah dengan
melakukan co-branding. Dengan co-branding dapat memberi value added bagi
konsumen serta akan memberi benefit bagi rumah sakit dalam jangka panjang, namun
sebelum melakukan co-branding harus dianalisis dulu benefit dan risk, sehinga akan
memberikan manfaat yang maksimal. Dengan Co-branding tidak menghasilkan
persaingan yang berdarah-darah atau head to head.
11
Manfaat branding pada perusahaan
Ketika kita mendengar nama Branding maka apa yang muncul difikiran anda?
Merk? Image? atau pencitraan ketiga hal tersebut saling berkaitan dengan branding.
Dimana dalam dunia marketing, yang namanya Branding adalah mutlak untuk
dilakukan. Mengapa? Karena dengan branding sebenarnya kita sedang membuat
seseorang menjadi familiar dengan nama kita. Semakin familiar maka semakin tumbuh
kepercayaan. Jika kita baru pertama kali mendengar nama suatu merk produk. Apakah
kita akan langsung percaya dan berani mencoba membeli produk itu? Tapi kalau kita
sering mendengar, melihat merk tertentu, baik di iklan, di stiker, di seragam, di buku
dan dimana saja, semakin sering kita menjumpainya, maka tanpa kita sadari,
sebetulnya kita menjadi makin familiar dengan brand tersebut. Yang alhasil, secara
tidak disadari, kita mulai menumbuhkan kepercayaan tahap pertama pada suatu brand.
Tentunya masih ada tahap berikutnya, yaitu pengetahuan tentang produk tersebut dan
image yang dibawa oleh produk tersebut. Apakah imagenya terkesan murahan, atau
berkelas, itu kita sendiri yang seharusnya membangunnya.
Membangun bran image yang kuat tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan strategi
pemasaran yang tepat, memakan waktu yang sangat lama, dan pastinya membutuhkan
dukungan biaya yang tidak murah. Maka wajar apabila banyak pelaku usaha yang
akhirnya gagal menjalankan bisnisnya karena mereka tidak berhasil menciptakan brand
image yang cukup kuat, sehingga produk yang dihasilkannya tidak bisa bertahan lama
di tengah deruan pasar yang semakin besar. Kondisi tersebut menjadi bukti nyata bagi
kita bersama, bahwa keberadaan merek menjadi salah satu aset berharga yang akan
membawa sebuah perusahaan menuju puncak kesuksesannya. Banyak manfaat yang
bisa didapatkan para pelaku usaha ketika brand image atau merek yang mereka
bangun berhasil menguasai pasar.
Beberapa manfaat brand image pada perusahaan:
1. Memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen.
2. Lebih mudah mendapatkan loyalitas pelanggan.
3. Membuka peluang Anda untuk menetapkan harga jual yang lebih tinggi.
4. Peluang bagi pelaku usaha untuk melakukan diferensiasi produk.
5. Menjadi ciri tertentu yang membedakan produk Anda dengan produk milik pesaing.
Masih banyak yang rancu pada pengertian brand vs branding. Brand adalah merek
yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan branding adalah kumpulan kegiatan
komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka proses membangun dan
membesarkan brand. Tanpa dilakukannya kegiatan komunikasi kepada konsumen yang
disusun dan direncanakan dengan baik, maka sebuah merek tidak akan dikenal dan
tidak mempunyai arti apa-apa bagi konsumen atau target konsumennya.
12
Tiga unsur terpenting branding adalah 3C’s yaitu Clarity (jelas), Consistency (tetap
pada image-nya), dan Constancy (selalu ada di mana dibutuhkan). Ada beberapa hal
yang bisa menyebabkan perusahaan melakukan perubahan pada branding-nya.
Pertama, akibat tekanan dari pesaing yang tidak mampu ditahannya. Kedua, tekanan
dari perubahan perilaku konsumen, yang mungkin akibat dari berubahnya teknologi.
Alasan lainnya yaitu masalah prioritas perusahaan yang telah berubah.
Posted on 30/07/2011
Banyak perusahaan yang sudah lupa mengapa mereka memilih brand. Perhatian yang
besar diberikan untuk proses branding ini, yang melibatkan partisipasi dari desainer,
artis grafik, dan biro iklan. Aktivitas ini menjadi akhir dari dirinya sendiri, yaitu menerima
perhatian yang paling banyak.
Dengan demikian, kita lupa bahwa itu hanya berarti untuk mencapai tujuan. Branding
menjadi hak prerogatif eksklusif pemasaran dan staf komunikasi, sehingga
meremehkan pentingnya fungsi perusahaan lain untuk manajemen brand yang sukses.
Sementara branding merupakan kegiatan yang sangat diperlukan, itu hanya tahap
terakhir dalam proses yang melibatkan sumber daya perusahaan dan semua fungsinya,
fokus mereka pada satu tujuan strategis: menciptakan perbedaan. Hanya dengan
memobilisasi semua sumber internal dari nilai tambah perusahaan maka akan bisa
berbeda dari para pesaingnya.
Ngapain harus Brand building ? Ngapain harus membangun images bagi merek kita?
Ngapain harus bayar mahal untuk promosi dengan tujuan memberikan kesadaran
merek?
13
Itu pertanyaan diatas sering muncul saat saya memberikan pelatihan & seminar strategi
brand building. Namun semua saya anggap wajar saja, karena memang di Indonesia
mayoritas UKM & UMKM lebih fokus menjual produk, membuat produk, memacu
penjualan dan hanya sebagian yang melakukan agresi brand building.
14
Waralaba : Hal-hal yang perlu disiapkan dalam memasarkan waralaba
Bisnis : Menjadikan harga bukan alasan pembelian atau penolakan
Bisnis : Konsumen memiliki kekuatan menentukan harga
Strategi Bisnis Toko Online : Pentingnya mengkoneksikan Produk yg dijual di
Toko Online dengan domain
Strategi bisnis : Titik krusial bisnis berbasis kemitraan adalah keunikannya
Hindari bisnis e-book berbasis piramida, apalagi dengan spaming
Kewirausahaan dan Strategi Marketing : 5 Cara Memasarkan usaha baru secara
ringan tanpa konsep yang rumit
Kewirausahaan dan Strategi Bisnis : Arti penting sebuah logo merek usaha
Sukses Bisnis dengan Mempelajari Persepsi Pelanggan (Seri 1 )
Strategi Bisnis : Real Time Service, metode jitu mempertahankan pelanggan
Pengertian Merek Brand Menurut Para Ahli - Menurut Keegan et. Al (1996:318), merek
adalah:
Brand is a complex bundle of images and experiences in the customer’s mind that
communicates a promise about the benefits of a particular product manufactured by a
particular company.
Jadi dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau disain
dari produk atau jasa atau kombinasi keseluruhan yang dimaksud untuk
mengidentifikasi barang dan jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk
membedakan dari produk pesaing. Merek juga meninggalkan citra dan pengalaman
dibenak konsumen mengenai keuntungan dari produk yang diproduksi dari perusahaan.
Menurut Kotler (2005:82), merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan tampilan, manfaat dan jasa tertentu pada pembeli. Merek-merek terbaik
memberikan mutu, tetapi merek lebih dari sekedar simbol.
Merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Namun pemberian nama atau merek
pada suatu produk handaknya tidak hanya merupakan suatu simbol, karena merek
memiliki enam tingkat pengertian:
Atribut Produk
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai
jual kembali, desain dan lain-lain. Contohnya, Mercedes menyatakan sesuatu yang
mahal, produk yang dibuat dengan baik, terancang baik, tahan lama, bergengsi tinggi,
nilai jual kembali tinggi, cepat dan lain-lain. Perusahaan dapat memberikan satu atau
lebih atribut-atribut ini atau untuk mengiklankan produknya.
15
Manfaat
Merek tidak hanya serangkaian atribut. Pelanggan tidak memberi atribut, tetapi
mereka membeli manfaat. Atribut diberikan untuk dikembangkan menjadi
manfaat fungsional atau emosional.
Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.Contohnya, Mercedes
menyatakan produk yang kinerja tinggi, aman, bergengsi, dan lain-lain. Dengan
demikian produsen Mercedes juga mendapat nilai tinggi di mata masyarakat.
Maka, produsen harus dapat mengetahui kelompok pembeli mobil yang mana
mencari niai-nilai ini.
Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Contohnya, Mercedes mencerminkan
budaya Jerman yang terorganisasi, konsisten, tingkat keseriusan tinggi, efesien,
dan berkualitas tinggi.
Kepribadian
Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Sering kali produk tertentu
mengunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau
menopang merek produkya.
Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk
tersebut. Kebayakan pemakai adalah orang-orang yang menghargai nilai budaya
dan kepribadian produk tersebut. Misalnya Mercedes pada umumnya diasosikan
dengan orang kaya, kalangan manajer puncak, dan sebagainya.
PEMASARAN
Pengertian konsep pemasaran adalah suatu konsep dan cara dasar yang di terapkan
dalam melakukan strategi manajemen pemasaran produk atau jasa pada sebuah
organisasi ataupun perusahaan.
Ada juga yang mendefinisikan pengertian konsep pemasaran adalah : Sebuah falsafah
bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
16
Kita akan Bahas satu persatu maksud dari ke enam konsep Marketing tersebut yang
termasuk juga dalam strategi Pemasaran.
Sebelumnya kita perlu tahu apa itu pengertian strategi Pemasaran : “pendekatan pokok yang
digunakan oleh unit bisnis di dalam mencapai sasaran yang di dalamnya tercantum keputusan-
keputusan mengenai target pasar, penempatan produk, bauran pemasaran, serta tingkat biaya
pemasaran yang diperlukan”.
Dari pengertian diatas tentunya nanti akan terbagi lagi menjadi beberapa bagian strategi
pemasaran, tidak dalam pembahasan kali ini ya.
17
artinya konsep bagaimana supaya konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana
dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya
untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah
memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk
yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
Menurut Phillip Kotler, Pengertian Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di
mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Pendapat William J Stanton mengenai Pengertian Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Muhammad Firdaus mengemukakan pengertian pemasaran, Pemasaran ialah salah satu dari
kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani
(agribusinessman) dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (survival),
untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Berhasilnya suatu usaha yang dijalankan
tergantung pada keahliannya di bidang produksi, pemasaran, keuangan dan sumber daya
manusia.
Dari pengertian pemasaran yang diungkapkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemasaran terdiri dari tindakan-tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas
barang serta jasa dan yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran ini meliputi
aspek fisik dan nonfisik. Yang menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana
mereka dibutuhkan merupakan aspek fisik, sedangkan aspek nonfisiknya yaitu para penjual harus
mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang
dijual.
18
Sekian mengenai pengertian pemasaran menurut pakar, semoga tulisan saya mengenai
pengertian pemasaran menurut pakar dapat bermanfaat.
A. Pengertian Pemasaran
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan
managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang
lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
B. Konsep Pemasaran
19
C. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut
Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning),
pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Kesimpulan :
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai
kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang,
penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat
tercapai.
BAB II
I. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri
dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
20
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang
sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan
pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep
pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia
dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan
mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang
luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli
mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan
mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat
produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam
penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
21
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi
harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-
faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang
mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang
terlibat dalam perusahaan.
BAB III
SISTEM PEMASARAN
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling
berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem
pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa,
ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk
serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya..
22
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu
mencakup :
3. Target pasar.
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan,
yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam sebuah sistem
pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara
terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan :
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk
memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.
23
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen
digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.
a. Demografi (kependudukan).
b. Kondisi ekonomi.
c. Teknologi.
f. Persaingan.
a. Pasar (market)
b. Pemasok
BAB IV
24
STRATEGI PEMASARAN
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah
memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan,
apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
25
2. Strategi Kebutuhan Selektif
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:
C. Segmentasi Pasar
26
1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar
Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.
d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat
pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan
banyaknya langganan.
b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan
pelanggan.
a. Dapat diukur
b.Dapat dicapai
d.Dapat dibedakan
27
e. Dapat dilaksanakan
Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi
menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa
tingkat yang berbeda.
a. Pemasaran massal
Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk
produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.
b. Pemasaran segmen
Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku
pembelian.
c. Pemasaran ceruk
Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu
ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit.
d. Pemasaran mikro
Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau
lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran
individu.
a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-
kesempatan pemasaran.
28
b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran
yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada
berbagai segmen.
c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
1. Langkah pertama
Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada
2. Langkah kedua
Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.
BAB V
PERILAKU KONSUMEN
1. Faktor kebudayaan
29
a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan
perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan
dan perilaku seseorang.
b. Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau
sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan
situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras,
dan daerah gegrafis.
c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial.
Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun
rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang
sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok
kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan
organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang
ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus
hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.
Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi,
pengetahuan dan keyakinan serta sikap.
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli
potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat
membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental
yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi
final.
30
Tahap-tahap proses adopsi:
1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi
mengenainya.
2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk
baru.
3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal
atau tidak untuk dikonsumsi.
4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk
meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru
tersebut.
Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk
tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga
langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua,
membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.
Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara
merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.
31
Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan
nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah
Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan
merek.
a. Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang
menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang
pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.
b. Pencarian informasi
c. Pencarian alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
32
1. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap
produk atau jasa tersebut.
2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri
produk.
3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
4. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang
diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari
5. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri
barang.
d. Keputusan membeli
membeli, yaitu :
1. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman,
tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
2. Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan
Pengertian Pemasaran
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering
berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya
perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran
ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana
seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam
kelompok sosial untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan
tujuan tersebut adalah: Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler,1997). Definisi
pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan
permintaan (demands).
B. Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen
pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan
cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian,
manajemen pemasaran dapat diartikan : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
33
pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997)
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisis,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung
pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua bidang usaha. Dalam manajemen terdapat
fungsi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap
perencanaan merupakan tahap yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu
organisasi pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke depan
atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan program, kebijakan dan
prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.
34
organisasi maka harus ada upaya aktif dan produsen untuk melakukan usaha penjualan dan promosi
penjualan yang agresif. Konsumen tidak boleh dibiarkan memilih dan membeli sendiri tanpa upaya aktif
dan produsen untuk membujuknya membeli dalam jumlah tertentu yang diinginkan produsen.
Konsumen yang tidak mempunyai keinginan untuk membeli juga harus diupayakan agar mereka
membeli produk yang dihasilkan. Konsep penjualan ini banyak dipakai terutama untuk barang-barang
yang tidak dicari, atau tidak terpikir oleh konsumen untuk membelinya, misalnya kebutuhan akan
asuaransi, buku ensikiopedi, tanah kuburan, dan lain-lain. Pada umumnya organisasi atau perusahaan
menerapkan konsep produk ini j ika mereka mengalami kelebihan kapasitas produksinya. Tujuan mereka
terfokus pada upaya menjual apa yang mereka hasilkan dan bukan pada keinginan pasar. Jadi di sini
kebutuhan penjualah yang diutamakan bukan kebutuhan pasar.
4. Konsep Pemasaran
Konsep yang sangat berbeda dengan tiga konsep yang telah diuraikan adalah konsep pemasaran.
Konsep ini berpendapat bahwa menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien merupakan kunci utama dalam mencapai
sasaran dan tujuan organisasi. Jadi di sini kebutuhan pasarlah yang paling diutamakan bukan kebutuhan
atau kepentingan penjual. Di sini harus diciptakan bagaimana menciptakan hubungan yang saling
menguntungkan antara produsen dan konsumen. Produsen harus dapat mengkoordinir semua kegiatan
yang berkaitan dengan pelanggan. Singkatnya konsep berwawasan pemasaran ini berlandaskan pada
empat aspek utama yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terkoordinir, dan
keuntungan melalui kepuasan pelanggan.
Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi
kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang
diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam
usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi
perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan
keinginan pasar dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat
kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan.
Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen
yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu yang ditujukan untuk menciptakan kepuasan
langganan sebagai kunci untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat
unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu: orientasi pada konsumen (kebutuhan dan
keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang terpadu, kepuasan konsumen atau pelanggan, dan
tujuan perusahaan jangka panjang. Konsep pemasaran ini sering dicampuradukkan atau dikaburkan
dengan istilah konsep penjualan. Konsep penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan
untuk dijual yang didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi, sehingga tujuan perusahaan jangka
pendek dapat dicapai melalui pencapaian target penjualan. Kalau digambarkan secara skematis
perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan adalah sebagai berikut :
35
Pada prinsipnya ada beberapa dasar pemikiran yang digunakan dalam konsep pemasaran, yaitu:
a. Para konsumen dapat dikelompokkan menjadi beberapa segmen pasar yang berbeda tergantung pada
kebutuhan dan keinginan mereka.
b. Konsumen pada salah satu segmen pasar yang manapun akan memilih penawaran dari perusahaan
yang dianggap paling mampu memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan tertentu mereka.
c. Tugas organisasi perusahaan adalah melakukan riset dan menentukan pasar yang menjadi sasarannya
serta mengembangkan penawaran dan program pemasaran secara efektif sebagai kunci untuk menarik
pembeli dan mempertahankannya sebagai langganan.
Konsep pemasaran merupakan alat untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. Oleh karena itu
orientasi perusahaan dalam usaha untuk memuaskan konsumen dilakukan dalam rangka pencapai
tujuan atau sasaran perusahaan seperti tingkat laba/keuntungan, pertumbuhan dan peningkatan share
pasar. Demi keberhasilan perusahaan, para pemimpin .perusahaan (terutama di Indonesia) hendaknya
memulai mengubah orientasi atau pandangannya, yaitu dengan mulai menjalankan konsep pemasaran
dalam perusahaannya. Dengan menjalankan konsep pemasaran secara tepat dalam menjalankan
kegiatan usaha perusahaan, maka hal ini akan banyak membantu memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi perusahaan di Indonesia dewasa ini.
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efisien menjalankan konsep pemasaran agar
keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran
dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang lebih baik.
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konsep pemasaran ini harus diarahkan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 1996).
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus
diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat
laba dalam jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut
organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi
lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan
36
memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar,
yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan
majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan
tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan
konsep pemasaran masyarakat (Swastha, 1996).
Selanjutnya akan dibahas tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran
(Swastha, 1996):
a. Orientasi konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka :
o Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
o Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
o Menentukan produk dan program pemasarannya.
o Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap
serta tingkah laku mereka.
o Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang
tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
37