Oleh :
Rengga Pramadhika Akbar NRP. 4413 100 029
Izzatul Lailiah NRP. 4414 100 048
Dosen Pengajar :
Dr. Ing. Setyo Nugroho
KATA PEGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat-Nya kami dapat menyelsaikan makalah yang ditujukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “Telematika Transportasi Laut”. Pembuatan makalah
ini bertujuan untuk melengkapi tugas, di samping itu juga untuk menambah
pengetahuan mengenai telematika Transportasi Laut khususnya pada
pembahasan “ITS” kepada mahasiswa Transportasi Laut ITS.
Semua kritik dan saran dari para pembaca maupun semua pihak, kami
terima dengan senang hati dan ikhlas demi perbaikan kedepannya.
i
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
DAFTAR ISI
ii
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 17
iii
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
DAFTAR GAMBAR
iv
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
DAFTAR TABEL
v
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh sebab itu, tujuan tulisan ini adalah memetakan kekuatan dan
kelemahan pelayaran-rakyat dari aspek teknologi di kapal, pemilik muatan dan
perusahaan pelayaran rakyat. Selanjutnya adalah membuat arsitektur baru untuk
memajukan bisnis di pelayaran rakyat. Diharapkan, hasil kajian dapat bermanfaat
untuk masukan pemberdayaan pelayaran-rakyat kedepannya.
1
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui potret pelayaran rakyat saat ini.
2
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
BAB II
POTRET PELAYARAN RAKYAT
Dalam Bab ini akan dijelaskan beberapa kondisi terkait Pelayaran Rakyat
yang diperoleh dari hasil survei pada 20 Oktober 2017 di Pelabuhan Rakyat
Surabaya.
Selain sistem perekrutan awak kapal, sistem upahnya pun termasuk unik.
Sistem upah yang diterapkan adalah sistem bagi hasil antara pemilik kapal
dengan awak kapal. Jadi keuntungan serta penghasilan yang diperoleh dalam
jangka waktu tertentu sangat tergantung dari kuantitas muatan yang diangkut
dalam rentang waktu tersebut dan dibagi secara proporsional antara pemilik dan
awak kapal. Dengan pola manajemen yang diterapkan, pendekatan kekeluargaan
digunakan dalam pemecahan masalah, baik antar awak kapal maupun antara
pemilik dengan awak kapal. Kunci utama penerapan manajemen seperti ini
adalah rasa saling percaya yang mutlak ada.
3
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
berarti tidak pastinya kapal akan datang dan kapan akan berangkat. Jenis barang
yang akan dimuat dan dibongkar pun tidak ada kepastian. Jadi jadwal
keberangkatan dan kedatangan serta pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan
sangat tergantung dari pesanan pelanggan yang mengirimkan barangnya. Oleh
sebab itu, rutenya pun tergantung permintaan ke mana akan dikirim.
2.3 Muatan
2.3.1 Penelusuran posisi muatan
Dalam pengiriman muatan, perusahaan pemilik muatan menghubungi owner
kapal langsung atau lewat pihak ketiga yaitu Perusahaan Pelayaran. Kondisi saat
ini, belum ada perusahaan pelayaran yang menggunakan telekomunikasi lebih
dari handphone (telefon, sms, dll). Sehingga, guna mengetahui posisi muatan dan
kapal, komunikasi antara Pemilik Muatan, Pemilik Kapal dan ABK Kapal hanya via
telfon dan sms.
Sebagian besar muatan yang dilayani oleh Pelra Surabaya dikirim dengan
rute Surabaya - Kalimantan. Hasil survei adalah satu kapal hanya melayani satu
rute, contoh Surabaya – Banjarmasin, Surabaya - Samudera, Kalimantan, dll.
Muatan dari Surabaya ke Kalimantan umumnya berupa barang pecah belah dan
pupuk, sedangkan barang dari Kalimantan ke Surabaya berupa kayu, sawit,
bahkan sering kosong.
Faktor terbesar pengguna jasa kapal pelra menurun adalah muatan yang
diangkut tidak ada. Selain itu pengguna jasa lebih memilih menggunakan jasa
kapal-kapal baja yang dimiliki INSA (Indonesia National Shipowner Association)
yang memiliki asuransi dan lebih cepat.
4
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
2.4 Kapal
2.4.1 Perawatan/Pemeliharaan Kapal
Kapal Pelra tidak memiliki jadwal perawatan / pemeliharaan kapal secara
rutin. Jika kapal harus ada perbaikan, langsung diperbaiki sendiri oleh ABK.
5
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Pengecatan dilakukan oleh ABK kapal sendiri, tidak ada jadwal rutin. Jika
dilihat kapal perlu dicat ulang, maka pengecatan dilakukan. Kapal kayu ini
semakin terkena air semakin bagus, maka pengecatan dilakukan dengan
bersentuhan airpun tidak mengapa.
6
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Permasalahan yang ada adalah kawasan sandar kapal kayu kerap kali
tergeser oleh kapal baja. Ini dikarenakan sistem yang ada tidak diaplikasikan
dengan baik. Baik dari segi pemilik kapal baja maupun organisasi pelabuhan
(Syahbandar).
7
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
C Pola Pelayanan
8
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
9
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
BAB III
HUBUNGAN TRANSPORTASI, EKONOMI DAN
TELEMATIKA
3.2 Transportasi
Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses,
atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Secara
lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai “kegiatan pemindahan orang dan
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Dalam transportasi terdapat unsur
pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi perpindahan atas orang atau
barang dengan atau tanpa alat pengangkutan ke tempat lain. Di sini pejalan kaki
adalah perpindahan orang tanpa alat pengangkut. Sistem Transportasi adalah
suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana
dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang, yang
tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun buatan/rekayasa.
11
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
BAB IV
ARSITEKTUR PROSES BISNIS
12
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Dari proses bisnis yang telah dijelaskan, kita juga dapat mengetahui apa
saja faktor yang berpengaruh terhadap pengiriman barang atau muatan dengan
melihat mind map dibawah ini. Dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi
adalah kapal, ketersediaan muatan, dan perusahaan pelayaran. Faktor pertama
adalah kapal, dimana kapal merupakan moda transportasi laut yang digunakan
untuk mengangkut muatan. Pengadaan kapal bergantung pada ada tidaknya
pemilik kapal pada pelabuhan ini. Kapal juga harus memiliki ukuran kapal, jadwal
kapal, dan kru agar kapal dapat beroperasi. Faktor kedua adalah muatan, dimana
muatan dipengaruhi jumlah muatan terkirim, jenis muatan, bentuk kemasan dan
pemilik muatan. Pengiriman barang akan dilakukan jika muatan tersebut ada
dalam jumlah tertentu. Faktor ketiga adalah perusahan pelayaran, keberadaan
13
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
perusahaan pelayaran hanya berperan jika muatan masih menunggu kapal atau
diambil oleh pemilik mnuatan di pelabuhan dengan menyediakan fasilitas
pergudangan saja.
BAB V
KESIMPULAN
16
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
DAFTAR PUSTAKA
17