Anda di halaman 1dari 24

TELEMATIKA TRANSPORTASI LAUT (MS141319)

GENERAL PROSES BISNIS


PELAYARAN RAKYAT, PELABUHAN KALIMAS SURABAYA

Oleh :
Rengga Pramadhika Akbar NRP. 4413 100 029
Izzatul Lailiah NRP. 4414 100 048

Dosen Pengajar :
Dr. Ing. Setyo Nugroho

DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

KATA PEGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat-Nya kami dapat menyelsaikan makalah yang ditujukan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “Telematika Transportasi Laut”. Pembuatan makalah
ini bertujuan untuk melengkapi tugas, di samping itu juga untuk menambah
pengetahuan mengenai telematika Transportasi Laut khususnya pada
pembahasan “ITS” kepada mahasiswa Transportasi Laut ITS.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan


dalam penulisan makalah. Kami berharap makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi peningkatan mutu dan prestasi akademik dalam mata kuliah
Telematika Transportasi Laut.

Semua kritik dan saran dari para pembaca maupun semua pihak, kami
terima dengan senang hati dan ikhlas demi perbaikan kedepannya.

Surabaya, Oktober 2017

i
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II POTRET PELAYARAN RAKYAT ................................................................... 3
2.1 Tipe Bisnis ................................................................................................. 3
2.2 Pola Pelayanan ......................................................................................... 3

2.3 Muatan ..................................................................................................... 4


2.3.1 Penelusuran posisi muatan ............................................................... 4
2.3.2 Pemesanan tempat untuk pemuatan (booking) ............................... 4
2.4 Kapal ......................................................................................................... 5
2.4.1 Perawatan/Pemeliharaan Kapal ....................................................... 5
2.4.2 Perencanaan Penyandaran Kapal ..................................................... 7
2.4.3 Kekurangan dan Kelebihan Kapal Pelra ............................................ 7
BAB III HUBUNGAN TRANSPORTASI, EKONOMI DAN TELEMATIKA................... 10
3.1 Hubungan Sebab Akibat ......................................................................... 10
3.2 Transportasi ............................................................................................ 10
BAB IV PROSES BISNIS ........................................................................................ 12
4.1 Proses Bisnis Eksisting ............................................................................ 12
4.1.1 Komunikasi di Pelra ......................................................................... 14
BAB V KESIMPULAN........................................................................................... 16

ii
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 17

iii
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Penempatan Muatan diatas Rumah Geladak Kapal................................5


Gambar 2 Penempatan Muatan diatas Deck Kapal................................................. 5
Gambar 3 Pengecatan Lambung Kapal.................................................................... 6
Gambar 4 Reparasi Sambungan Kayu pada Lambung Kapal....................................6
Gambar 5 Kapal Sandar di Pelabuhan Rakyat Kalimas............................................ 7
Gambar 6 Proses Bisnis Saat Ini.............................................................................13
Gambar 7 Mind Map Pengiriman Barang.............................................................. 14
Gambar 8 Alur Komunikasi dengan Telepon Genggam......................................... 14

iv
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Kekurangan dan Kelebihan Kapal Pelra....................................................8

v
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayaran-rakyat adalah salah satu angkutan laut yang ada di Indonesia,
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran. Jenis pelayaran ini adalah pelayaran tradisional yang merupakan
warisan budaya bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, Pemerintah berketetapan
untuk tetap mempertahankan jenis pelayaran ini, yang dikuatkan dalam
peraturan perundang-undangan bahwa Pemerintah mempunyai tanggung jawab
untuk membina pelayaran-rakyat. Karakteristik utamanya adalah kapal yang
terbuat dari kayu, sebagian masih memanfaatkan layar sebagai tenaga
penggerak, dan lebih banyak mengangkut barang atau hewan. Ironisnya,
pelayaran-rakyat yang tadinya mempunyai jumlah armada dan muatan cukup
besar, belakangan ini semakin menurun. Kenyataan ini memperlihatkan ada
sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, bisa dari sisi internal
pelayaran-rakyat atau bisa juga dari sisi eksternal yang dapat berasal dari
kebijakan pemerintah maupun faktor lainnya.

Dalam setiap bisnis, kualitas pelayanan menjadi hal yang mutlak


diperhatikan, bahkan untuk jasa pelayanan yang diberikan oleh pelayaran-rakyat
sekalipun. Dalam jasa pelayanan transportasi kualitas pelayanan yang paling
mendasar adalah dalam hal keamanan, keselamatan dan kecepatan. Ini juga yang
menyebabkan Kementerian Perhubungan zero accident untuk menjamin
keamanan dan keselamatan pelayaran, termasuk pelayaran-rakyat, adalah
mengeluarkan standar yang terkait dengan teknologi kapal, kelengkapan
peralatan keselamatan di kapal, dan sertifikasi awak kapal. Dengan demikian,
karakteristik kapal, baik fisiknya maupun kelengkapan fasilitas keselamatan,
adalah bagian dari indikator kualitas pelayanan. Selain itu, sertifikasi awak kapal
dan pola 62 pelayanan juga dimasukkan sebagai variabel yang dikaji dalam
perspektif kualitas pelayanan.

Oleh sebab itu, tujuan tulisan ini adalah memetakan kekuatan dan
kelemahan pelayaran-rakyat dari aspek teknologi di kapal, pemilik muatan dan
perusahaan pelayaran rakyat. Selanjutnya adalah membuat arsitektur baru untuk
memajukan bisnis di pelayaran rakyat. Diharapkan, hasil kajian dapat bermanfaat
untuk masukan pemberdayaan pelayaran-rakyat kedepannya.

1
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini Antara lain :
1. Bagaimana potret pelayaran rakyat saat ini ?

2. Bagaimana keterhubungan antara transportasi, ekonomi dan teknologi


telekomunikasi ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui potret pelayaran rakyat saat ini.

2. Mengetahui hubungan antara transportasi, ekonomi dan teknologi


telekomunikasi.

2
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

BAB II
POTRET PELAYARAN RAKYAT

Dalam Bab ini akan dijelaskan beberapa kondisi terkait Pelayaran Rakyat
yang diperoleh dari hasil survei pada 20 Oktober 2017 di Pelabuhan Rakyat
Surabaya.

2.1 Tipe Bisnis


Untuk jasa pengangkutan barang atau hewan sampai ke pelosok-pelosok
yang sulit dijangkau oleh kapal konvensional yang ukurannya relatif besar.
Kegiatan angkutan laut pelayaran-rakyat adalah usaha masyarakat yang bersifat
tradisional dan merupakan bagian dari usaha angkutan di perairan. Peranannya
penting dalam transportasi laut di Indonesia dan mempunyai karakteristik
tersendiri. Biasanya di pelabuhan yang melayani pelayaran-rakyat, dermaga untuk
pelayaran-rakyat dipisahkan dari angkutan laut yang lain. Kegiatan angkutan laut
pelayaran-rakyat ini dilakukan oleh orang perseorangan warga negara Indonesia
atau badan usaha dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia yang
memenuhi persyaratan layak laut kapal serta diawaki oleh Awak Kapal
berkewarganegaraan Indonesia. Biasanya usaha angkutan pelayaran-rakyat
termasuk golongan menengah ke bawah.

Pola manajemen perusahaan modern tidak ditemukan pada pengelolaan


usaha pelayaran-rakyat. Pola manajemen yang diterapkan dalam menjalankan
usaha pelayaran-rakyat adalah secara kekeluargaan, termasuk pengelolaan
sumberdaya manusia. Biasanya awak kapal masih mempunyai hubungan
kekerabatan dengan pemilik kapal, atau paling tidak direkomendasikan oleh
keluarga, saudara, atau kenalan pemilik kapal.

Selain sistem perekrutan awak kapal, sistem upahnya pun termasuk unik.
Sistem upah yang diterapkan adalah sistem bagi hasil antara pemilik kapal
dengan awak kapal. Jadi keuntungan serta penghasilan yang diperoleh dalam
jangka waktu tertentu sangat tergantung dari kuantitas muatan yang diangkut
dalam rentang waktu tersebut dan dibagi secara proporsional antara pemilik dan
awak kapal. Dengan pola manajemen yang diterapkan, pendekatan kekeluargaan
digunakan dalam pemecahan masalah, baik antar awak kapal maupun antara
pemilik dengan awak kapal. Kunci utama penerapan manajemen seperti ini
adalah rasa saling percaya yang mutlak ada.

2.2 Pola Pelayanan


Pada umumnya rute pelayaran kapal ada dua jenis, yaitu tramper dan liner.
Untuk pola pelayaran kapal rakyat pola yang digunakan adalah tramper. Tramper

3
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

berarti tidak pastinya kapal akan datang dan kapan akan berangkat. Jenis barang
yang akan dimuat dan dibongkar pun tidak ada kepastian. Jadi jadwal
keberangkatan dan kedatangan serta pelabuhan asal dan pelabuhan tujuan
sangat tergantung dari pesanan pelanggan yang mengirimkan barangnya. Oleh
sebab itu, rutenya pun tergantung permintaan ke mana akan dikirim.

2.3 Muatan
2.3.1 Penelusuran posisi muatan
Dalam pengiriman muatan, perusahaan pemilik muatan menghubungi owner
kapal langsung atau lewat pihak ketiga yaitu Perusahaan Pelayaran. Kondisi saat
ini, belum ada perusahaan pelayaran yang menggunakan telekomunikasi lebih
dari handphone (telefon, sms, dll). Sehingga, guna mengetahui posisi muatan dan
kapal, komunikasi antara Pemilik Muatan, Pemilik Kapal dan ABK Kapal hanya via
telfon dan sms.

Sebagian besar muatan yang dilayani oleh Pelra Surabaya dikirim dengan
rute Surabaya - Kalimantan. Hasil survei adalah satu kapal hanya melayani satu
rute, contoh Surabaya – Banjarmasin, Surabaya - Samudera, Kalimantan, dll.
Muatan dari Surabaya ke Kalimantan umumnya berupa barang pecah belah dan
pupuk, sedangkan barang dari Kalimantan ke Surabaya berupa kayu, sawit,
bahkan sering kosong.

Faktor terbesar pengguna jasa kapal pelra menurun adalah muatan yang
diangkut tidak ada. Selain itu pengguna jasa lebih memilih menggunakan jasa
kapal-kapal baja yang dimiliki INSA (Indonesia National Shipowner Association)
yang memiliki asuransi dan lebih cepat.

2.3.2 Pemesanan tempat untuk pemuatan (booking)


Dalam pemesanan tempat untuk pemuatan / booking, perusahaan
pemilik muatan menghubungi owner kapal langsung atau lewat pihak ketiga yaitu
Perusahaan Pelayaran. Kapal belum berangkat jika jumlah muatan yang akan
dikirim belum memenuhi kapasitas, ini akan merugikan pemilik kapal dan ABK.
Saat menunggu muatan memenuhi kapasitas, barang yang akan dikirim akan
disimpan di gudang milik perusahaan pelayaran atau diatas kapal. Penataan
muatan diatas kapal sepenuhnya diserahkan oleh ABK. Dengan mempekerjakan
buruh atau ABK sendiri.

4
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

Gambar 1 Penempatan Muatan diatas Rumah Geladak Kapal

Gambar 2 Penempatan Muatan diatas Deck Kapal

Pengangkutan barang dilakukan dengan crane derik yang dimiliki oleh


kapal dan tenaga manusia. Penataan barang muat dan bongkarpun dilakukan
secara manual, disusun berdasarkan ukuran barang. Barang itu didistribusikan
oleh truk yang kemudian diangkut oleh kuli atau menggunakan crane derik.
Dalam proses pengaturan muatan yang masuk dan keluar di Pelabuhan Kalimas.

2.4 Kapal
2.4.1 Perawatan/Pemeliharaan Kapal
Kapal Pelra tidak memiliki jadwal perawatan / pemeliharaan kapal secara
rutin. Jika kapal harus ada perbaikan, langsung diperbaiki sendiri oleh ABK.
5
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

Perawatan yang biasa dikerjakan adalah pengecatan, pelumasan, penyiraman


dengan air, perbaikan sambungan kayu, dll. Berikut contoh perawatan sederhana
yang di kerjakan pada kapal Pelra.

Gambar 3 Pengecatan Lambung Kapal

Pengecatan dilakukan oleh ABK kapal sendiri, tidak ada jadwal rutin. Jika
dilihat kapal perlu dicat ulang, maka pengecatan dilakukan. Kapal kayu ini
semakin terkena air semakin bagus, maka pengecatan dilakukan dengan
bersentuhan airpun tidak mengapa.

Gambar 4 Reparasi Sambungan Kayu pada Lambung Kapal

6
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

2.4.2 Perencanaan Penyandaran Kapal


Penyandaran kapal Perla tetap diatur oleh Syahbandar. Koordinasi
dilakukan oleh Kapten Kapal, Owner Kapal dan Syahbandar. Tarif penyandaran
kapal di Pelra Surabaya adalah Rp. 500.000,00 per 12 hari.

Gambar 5 Kapal Sandar di Pelabuhan Rakyat Kalimas

Permasalahan yang ada adalah kawasan sandar kapal kayu kerap kali
tergeser oleh kapal baja. Ini dikarenakan sistem yang ada tidak diaplikasikan
dengan baik. Baik dari segi pemilik kapal baja maupun organisasi pelabuhan
(Syahbandar).

2.4.3 Kekurangan dan Kelebihan Kapal Pelra


Berikut adalah penjabaran kelebihan dan kelemahan kualitas pelayanan
pelayaran rakyat dari beberapa aspek, antara lain aspek kondisi teknologi kapal,
peralatan keselamatan dan sertifikasi awak kapal, dan pola pelayanan.

7
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

Tabel II.1 Kekurangan dan Kelebihan Kapal Pelra

Kekuatan untuk Kualitas Kelemahan untuk


No. Aspek Penilaian
Pelayanan Kualitas Pelayanan

A Kondisi Faktual Teknologi Kapal

1 Kapal terbuat dari Mudah mengapung


kayu sehingga relatif aman
karena tidak mudah
terbalik

2 Kebanyakan ukuran Mudah mencapai daerah


kapal reatif kecil terpencil dengan alur
pelayaran dangkal

3 Tenaga penggerak Kecepatan relatif


kapal adalah bisa rendah dibandingkan
layar saja, motor saja, kapal niaga jenis lain
atau layar dan motor

B Peralatan Keselamatan dan Sertifikasi Awak Kapal

1 Seringkali peralatan Berbahaya untuk


keselamatan, keselamatan awak
termasuk kapal dalam
keselamatan jiwa pelayaran
tidak lengkap

2 Serikkali awak kapal, Membahayakan


termasuk nahkoda keselamatan dalam
tidak mempunyai pelayaran
sertifikat sesuai
penugasannya

C Pola Pelayanan

1 Tramper atau tidak Memberikan keleluasaan


terjadwal dan tidak bagi onsumen untuk
teratur menentukan jadwal,
tujuan, dan rute pelayaran

2 Barang dimuat dan Keamanan muatan lebih


dibongkar sendiri terjamin karena bongkar
oleh awak kapal atau muat tidak dilakukan
oleh pihak lain, tetapi

8
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

langsung oleh awak kapal

9
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

BAB III
HUBUNGAN TRANSPORTASI, EKONOMI DAN
TELEMATIKA

3.1 Hubungan Sebab Akibat


Hubungan sebab akibat antara telekomunikasi, ekonomi dan trasnportasi
bahwa telekomunikasi meningkatkan trasportasi suatu daerah. Yang mana
transportasi sungai dialihkan ke pengembangan transportasi di darat. Adanya
peningkatan transportasi menjadikan aktifitas manusia lebih mudah untuk
kemana-mana. Dengan kemudahan tersebut, tingkat pendidikan dan pekerjaan
penduduk menjadi meningkat. Sehingga perekonomian suatu daerah juga
meningkat. Untk lebih jelasnya akan di bahas pada sub bab selanjutnya.

3.2 Transportasi
Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses,
atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Secara
lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai “kegiatan pemindahan orang dan
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Dalam transportasi terdapat unsur
pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi perpindahan atas orang atau
barang dengan atau tanpa alat pengangkutan ke tempat lain. Di sini pejalan kaki
adalah perpindahan orang tanpa alat pengangkut. Sistem Transportasi adalah
suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana
dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang, yang
tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun buatan/rekayasa.

Nasution (2004: 14) menyebutkan bahwa transportasi mampu menciptakan


dan meningkatkan aksesibilitas (degree of accessibility) potensi-potensi sumber
daya alam yang awalnya tidak termanfaatkan menjadi terjangkau dan dapat
diolah. Kemajuan transportasi juga akan membawa pada peningkatan mobilitas
manusia, dimana semakin tinggi mobilitas akan semakin tinggi pula tingkat
produktivitas. Dengan peningkatan produktivitas tersebut, maka akan membawa
dampak pada kemajuan perekonomian.

Permasalahan transportasi tidak terlepas dari struktur kota yang


berkembang dengan latar belakang sejarahnya, politik, ekonomi, budaya dan
nilainilai masyarakat. Menurut Riyanto (2006), permasalahan transportasi yang
sering dihadapi antara lain adanya kesenjangan supply dan demand transportasi,
kesenjangan suplai secara geografis, peningkatan permintaan yang tidak
10
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

diimbangi dengan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, kehilangan waktu,


biaya transportasi yang mahal, meningkatnya kecelakaan dan dampak
lingkungan.

11
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

BAB IV
ARSITEKTUR PROSES BISNIS

4.1 Proses Bisnis Eksisting


Secara umum, kondisi pelayaran rakyat di Indonesia saat ini semakin
menurun. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini, antara
lain :
1. Jumlah muatan menurun karena berpindah ke kapal baja,
2. Kapal dan muatan tidak memiliki asuransi,
3. Jadwal keberangkatan maupun kedatangan kapal yang tidak tetap,

4. Belum ada peraturan khusus dari pemerintah mengenai pelayaran


rakyat.

Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan melihat stakeholder dari


pelayaran rakyat ini tidak hanya pemilik muatan dan pemilik barang. Perusahaan
pelayaran adalah salah satu bagian dalam dunia pelayaran rakyat. Lebih dari 25%
perusahaan pelayaran rakyat saat ini tutup karena tidak adanya barang yang akan
dikirim atau di gudangkan. Pendapatan untuk perusahaan pelayaran rakyat
adalah dari mengageni kapal dan penggudangan barang yang belum dikirim atau
saat dimana belum ada kapal yang akan berangkat.

Proses bisnis pengiriman barang dijelaskan pada gambar di bawah ini.


Saat ini, jika pemilik muatan ingin mengirimkan barangnya dengan kapal pelra
terdapat dua opsi. Pertama, langsung menghubungi pemilik kapal dengan via
telepon atau sms. Kedua, pemilik muatan dapat menghubungi perusahaan
pelayaran, kemudian perusahaan pelayaran baru melakukan kontak dengan
pemilik kapal. Setelah itu, pemilik barang akan mengirimkan muatannya ke
pelabuhan asal untuk memuat. Barang yang keluar dari pabrik pemilik muatan
bisa langsung naik di atas kapal, walaupun kapal belum berangkat atau barang
akan terlebih dahulu ditumpuk di gudang karena kapal tidak langsung berangkat
atau kapal belum berada di pelabuhan asal atau jika langsung ke pemilik kapal.
Muatan di atas kapal nantinya hanya ditutup terpal guna menjaga tidak terjadinya
kerusakan barang. Setelah proses pemuatan, kapal akan berangkat ke pelabuhan
tujuan. Kapal dapat melakukan singgah di pelabuhan lain karena terdapat
dampak alam seperti cuaca yang buruk sehingga tidak memungkinkan untuk
melanjutkan perjalanan ke pelabuhan tujuan. Jika kondisi alam baik, kapal akan
segera menuju pelabuhan asal dan melakukan bongkar barang.

12
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

Gambar 6 Proses Bisnis Saat Ini

Dari proses bisnis yang telah dijelaskan, kita juga dapat mengetahui apa
saja faktor yang berpengaruh terhadap pengiriman barang atau muatan dengan
melihat mind map dibawah ini. Dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi
adalah kapal, ketersediaan muatan, dan perusahaan pelayaran. Faktor pertama
adalah kapal, dimana kapal merupakan moda transportasi laut yang digunakan
untuk mengangkut muatan. Pengadaan kapal bergantung pada ada tidaknya
pemilik kapal pada pelabuhan ini. Kapal juga harus memiliki ukuran kapal, jadwal
kapal, dan kru agar kapal dapat beroperasi. Faktor kedua adalah muatan, dimana
muatan dipengaruhi jumlah muatan terkirim, jenis muatan, bentuk kemasan dan
pemilik muatan. Pengiriman barang akan dilakukan jika muatan tersebut ada
dalam jumlah tertentu. Faktor ketiga adalah perusahan pelayaran, keberadaan
13
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

perusahaan pelayaran hanya berperan jika muatan masih menunggu kapal atau
diambil oleh pemilik mnuatan di pelabuhan dengan menyediakan fasilitas
pergudangan saja.

4.2 Arsitektuk Kegiatan Bisnis Saat Ini


Kegiatan bisnis pelayaran rakyat saat ini masih berbasis konvensional. Dari survey
yang dilakukan proses kegiatan pelayaran rakyat dimulai dengan pemilik barang
mencari agen dengan mendatangi kantor agen dari kapal pelayaran rakyat. Setelah
disana maka pemilik barang akan mencari agen yang cocok dan bersedia melakukan
pengiriman barang yang dituju oleh pemilik barang. Setelah tercapai kesepakatan
harga maka pemilik barang akan membayar uang muka pengiriman barang dan
sisanya akan dibayar setelah barang sampai di tujuan. Barang akan diantarkan oleh
pemilik barang ke dermaga atau agen akan menemput barang ke pemilik barang
tergantung kesepakatan. Barang akan dimuat ke kapal oleh tenaga kerja bongkar
muat atau awak kapal. Setelah proses muat selesai captain kapal harus melapor ke
syahbandar bahwa akan berlayar dan jika surat izin berlayar sudah ditanda tangani
oleh syahbandar maka kapal akan berangkat keluar dai kalimas menuju destinasi.
Setelah barang sampai di tempat tujuan dan dibongkar maka barang akan dikirim ke
tujuan oleh agen atau diambil sendiri oleh pemilik barang pihak kedua. Agen tujuan
akan melakukan konfirmasi melalui telpon ke agen origin. Apabila barang sudah
dicek maka sisa pembayaran akan dilunasi oleh pemilik barang. Selain itu ada pula
kapal yang sudah terikat kontrak dengan suatu perusahaan, kapal ini akan berlayar
secara rutin ke destinasi tertentu dengan muatan tertentu. Contohnya sebuah
perusahaan melakukan pengiriman limbah sebanyak 50 drum setiap bulannya dari
Batu Licin menuju Surabaya. Kapal akan berangkat dari Surabaya dengan
mengangkut drum kosong, sesampainya di Batu licin drum kosong akan dibongkar
dan langsung dimuat dengan drum berisi limbah dan akan berangkat ke Surabaya.
Sampai di Surabaya akan dibongkar dan berulang seterusnya. Berikut adalah
diagram alir mengenai kegiatan bisnis di pelra saat ini.
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504


DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah

1. Kondisi pelayaran rakyat di Indonesia semakin menurun disebabkan tidak


adanya muatan karena berpindah ke kapal baja, kapal dan muatan tidak
memiliki asuransi, jadual kapal yang tidak tetap, dan belum ada peraturan
kusus dari pemerintah mengenai pelayaran rakyat.

2. Hubungan Antara Transportasi, Telekomunikasi dan Ekonomi adalah


berbanding lurus. Semakin baik tatanan transportasi dan telekomunikasi suatu
daerah, maka semakin baik pula perekonomian daerah tersebut.

16
DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI
LAUT FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Telp: 031 596 1505, Fax : 031 596 1504

DAFTAR PUSTAKA

Pematasari Rizki, 2008, Pergeseran Pergerakan Angkutan Sungai Di Sungai


Martapura Kota Banjarmasin, TESIS, Program Pascasarjana Magister
Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro
Semarang.
http://jati.is.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-4/5-romeiza.pdf/index6.html
diakses pada 02 Januari 2016 pukul 13.00 WIB
http://BPSBanjarmasin.go.id/
diakses pada 04 Januari 2016 pukul 20.00 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai