Anda di halaman 1dari 17

Abstrak PTK BK/BP

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diadakannya upaya

peningkatan disiplin bagi siswa kelas 7 SMP yang datang terlambat saat pelajaran

jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII C SMP ..................

Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri........................ Penelitian tindakan

kelas ini mulai dilakukan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan .................

pada hari efektif kegiatan belajar mengajar. Subyek dalam PTK BK ini adalah

siswa SMP pada kelas VII C. Teknik pengumpulan data dengan observasi,

dokumentasi dan wawancara Analisis Data dengan menggunakan analisis

diskripsi kualitatif. Prosedur penelitian dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) terdiri pra tindakan dan 2 (dua) siklus.

Hasil penelitian: Pada pra siklus pada bulan Juli 5 siswa yang terlambat dan hanya

7 yang tidak terlambat. Siklus I pada bulan Agustus 12 keterlambatan siswa dan

20 yang tidak terlambat. Siklus II pada bulan Septemberterdapat 4 siswa yang

terlambat dan 28 siswa tidak terlambat. Hal ini menunjukkan keberhasilan

tindakan kelas yang dilakukan atas permasalahan keterlambatan siswa pada saat

jam pertama pelajaran. Sehingga hipotesis yang mengatakan “Diduga dengan

diadakannya upaya tindakan pendisiplinan dengan hukuman berjenjang bagi siswa

yang datang terlambat pada pelajaran jam pertama kelas VII C SMP Negeri .....

dapat meningkatkan ketepatan waktu masuk pada pelajaran jam pertama” terbukti

kebenarannya.
A. Latar Belakang Masalah

Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam

pembangunan bangsa dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus

yang diharapkan dapat membangun dan menghasilkan karya-karya yang berguna

bagi negara. Contoh PTK BK Di tangan siswa inilah bagaimana perkembangan

suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin, dan berkualitas

secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam

menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan

dan martabat bangsa dapat terjamin.

Kedisiplinan pada anak usia sekolah sangat penting diperhatikan, adanya

peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa

dewasanya nanti. Kedisiplinan pada anak harus dilakukan, salah satunya adalah

kedisiplinan harus masuk akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan

dilanggar. PTK BP SMP

Dalam hal kedisiplinan pada anak usia sekolah, orang tua atau guru harus

bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya. Penerapan peraturan yang

konsisten dan hukuman ringan jauh lebih bermanfaat bagi anak daripada peraturan

yang tidak konsisten dan hukuman yang berat. Konsisten atau disebut disiplin

merupakan cara orang tua atau guru untuk menunjukkan kepada anak bahwa

orang tua sebenarnya memperhatikan perilakunya, maka orang tua tersebut akan

lebih terdorong untuk bersikap sesuai dengan harapan.


Kenyataan yang bisa dilihat pada lembaga-lembaga pendidikan pada

umumnya dan di Kelas 7 SMP, masih ditemukan tindakan yang tidak atau kurang

disiplin para siswanya terutama dari ketepatan siswa masuk pada saat jam pertama

pelajaran yaitu jam 07.00 WIB. Banyak siswa yang terlambat mengakibatkan

kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama

tersebut.

Keterlambatan tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan

diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa berasal

dari daerah pedesaan hutan jati yang jalannya tanah liat atau naik sepeda menuju

ke halaman sekolah.

Contoh penelitian tindakan kelas Faktor ekonomi yang lemah merupakan

salah satu sebab yang membuat anak kurang begitu memperhatikan kedisiplinan

dalam mengatur waktu terutama untuk masuk sekolah sesuai jam yang telah

ditentukan. Sebagai contoh adalah adanya siswa yang karena terlalu lelah

membantu orang tua bekerja mencari nafkah di malam hari, sehingga ia

bangunnya kesiangan dan terlambat untuk mengikuti pelajaran jam pertama.

Masalah transportasi dan jalan setapak yang becek yang sulit pada musim

penghujan juga merupakan salah satu alasan terlambatnya siswa untuk mengikuti

pelajaran jam pertama. Siswa-siswa SMP Negeri banyak yang berasal dari

pedesan dan kawasan hutan yang jalannya sulit ditempuh dengan sepeda maupun

sepeda motor terutama kalau musim hujan harus dengan berjalan kaki untuk

sampai di halaman sekolah. Bagi siswa yang berasal dari Alas Malang, Tanggel,
Jeruk Sewu harus berangkat lebih awal karena jalannya sulit ditempuh, lebih-lebih

kalau musim penghujan dan tidak ada transportasi umum. Contoh judul PTK BK.

Alasan-alasan seperti inilah yang sering dikemukakan anak ketika datang

terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah dimulai.

Apapun alasan para siswa yang datang terlambat, menunjukkan tingkat

kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada

akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang

bersangkutan. Bimbingan Konseling SMP Untuk itu perlu adanya tindakan kelas

agar kedisiplinan anak untuk mengikuti pelajaran terutama pada jam pelajaran

pertama di sekolah dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang

disertai dengan sanksi yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya

akan berguna bagi ketertiban sekolah dan bagi diri siswa sendiri.

Adapun kebijakan yang diambil adalah dengan mengadakan suatu

tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran

dimulai. Kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua

pihak yang terkait yaitu siswa, guru pelajaran jam pertama, guru piket, wali kelas,

guru BP/BK, dan kesiswaan.


B. Identifikasi Masalah PTK BK

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dibuat identifiksi

masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa sering terlambat pada saat jam

pertama pelajaran di sekolah ?

2. Apa akibat yang ditimbulkan dengan adanya keterlambatan siswa pada saat jam

pertama pelajaran ?

3. Upaya tindakan kelas apa saja yang dilakukan terhadap permasalahan sering

adanya siswa yang terlambat pada saat jam pelajaran pertama?

4. Bagaimana hasil yang dicapai atas upaya tindakan kelas yang dilakukan

terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat pada saat jam

pelajaran pertama?

C. Pembatasan Masalah PTK BP

Agar dalam penulisan ini dapat mencapai sasaran dengan tepat, maka penulis

membatasi permasalahan pada:

1. Permasalahan dibatasi pada sering adanya keterlambatan siswa pada saat jam

pertama pelajaran.

2. Tindakan kelas dilakukan pada kelas VII C SMP Negeri 2.

3. Tindakan kelas dilakukan pada Tahun Pelajaran 2008/2009, yaitu :


a. Pra Tindakan, pada semester gasal, bulan Juli 2008.

b. Siklus I, pada semester gasal, bulan Agustus 2008.

c. Siklus II, pada semester gasal, bulan September 2008.

D. Rumusan Masalah PTK BK

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat

dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat

pengaruh dengan diadakannya upaya peningkatan disiplin bagi siswa yang datang

terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII

C SMP Negeri semester gasal Tahun Pelajaran 2008/2009?”.

E. Tujuan Penelitian PTK BK

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk

mengetahui pengaruh diadakannya upaya peningkatan disiplin bagi siswa yang

datang terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada

kelas VII C SMP Negeri 2 semester gasal Tahun Pelajaran 2008/2009”

F. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas SMP

1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan teori baru tentang langkah-langkah tindakan kelas yang diambil

terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat saat jam pelajaran

pertama.

b. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama tentang

profesionalisme keguruan.

c. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Bagi Siswa

1) Siswa dapat hidup disiplin dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan

sekolah, terutama pada saat masuk jam pelajaran pertama .

2) Siswa dalam mengatur waktu pada semua aktifitas yang dihadapinya, baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

b. Manfaat Bagi Guru

1) Guru dapat menerapkan tindakan kelas pada permasalahan siswa yang sering

datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama.

2) Guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada saat pelajaran

pertama tanpa terganggu adanya permasalahan siswa yang sering datang

terlambat.

c. Manfaat Bagi Sekolah


Menumbuhkan citra sekolah yang tertib dan disiplin dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajarnya.

Contoh BAB II Penelitian Tindakan Kelas BK SMP

A. Kajian Teori

1. Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Disiplin adalah mengajarkan anak untuk memiliki dan bertanggung jawab atas

perilaku mereka di dalam konteks penghormatan atas hak-hak mereka. (Bill

Rogers dalam Suryadi, 2004 : 127).

Bimbingan Konseling SMP. Sedangkan menurut Charles Schaefer dalam

Bambang Sujiono (2005 : 28), menjabarkan arti disiplin sebagai berikut:

“Disiplin yaitu yang mencakup pengajaran, bimbingan, atau dorongan yang


dilakukan oleh orang dewasa. Tujuannya menolong anak belajar untuk hidup

sebagai makhluk sosial, dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan

mereka yang optimal”.

Dari pengertian di atas, jelas bahwa disiplin tidak hanya dilakukan di sekolah,

militer, atau organisasi kemasyarakatan yang lain, tetapi disiplin dilakukan di

keluarga dan masyarakat umum. Disiplin merupakan pengajaran, bimbingan dan

dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, untuk anak, atau orang yang lebih

muda. Melalui bimbingan, anak diajarkan serta diberi dorongan yang positif agar

perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi optimal, baik dalam segi psikis

maupun jasmani.

Disiplin juga bisa diartikan sebagai suatu proses belajar mengajar yang

mangarah kepada ketertiban dan pengendalian diri. Orang tua yang disiplin adalah

orang tua yang konsisten, dapat diandalkan, dan berkomunikasi langsung dengan

jelas, dapat menciptakan sistem yang baik, dan menjadi model atau contoh bagi

anak-anaknya untuk dapat menjadi disiplin seperti orang tuanya. (Elizabeth B.

Hurlock, 1990 : 123)

Sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu berada dalam kelompok

masyarakat. Disiplin tidaklah merupakan suatu paksaan dari luar, namun harus
dari dalam diri orang tersebut. Dalam suatu proses pendidikan anak diharapkan

mampu memahami disiplin agar mereka dapat bekerjasama dengan orang lain.

Karena itu mungkin tanpa adanya perilaku saling menghargai maka suatu nilai-

nilai yang telah disepakati tidak akan berjalan dengan baik. Download PTK BK

Jadi disiplin adalah usaha terus menerus tidak henti-hentinya untuk menjadikan

anak hidup dalam kebiasaan-kebiasaan yang teratur atas dasar kesadaran sendiri.

b. Unsur-unsur Disiplin

Unsur-unsur disiplin menurut Elizabeth B. Hurlock (1990 : 125) antara lain:

1) Pendidikan

Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, ini sangat

perlu karena manusia tidak dilahirkan dengan suatu bekal pengetahuan. Guru

bertanggung jawab memberikan pengetahuan mengenai apa yang diharapkan dan

tidak diharapkan oleh seorang atau kelompok.

2) Penghargaan

Penghargaan ini berupa pujian, hadiah, atau perlakuan khusus setelah anak

melakukan sesuatu paling tidak mencoba melakukan apa yang diharapkan orang

tua atau guru dari seorang anak. Penghargaan seperti pujian atau perlakuan secara

khusus karena berhasil mengatasi situasi sulit dengan baik, mempunyai nilai
pendidikan yang kuat. Pujian dan perlakuan khusus menunjukkan pada anak

bahwa ia bertindak benar dan akan mendorong anak untuk mengulang perilaku

yang baik bagaimanapun juga jika pujian dan perlakuan khusus menjadi efektif.

3) Hukuman Bimbingan Konseling SMP

Hukuman hanya boleh diberikan bila anak melakukan kesalahan dengan sengaja.

c. Tipe-tipe Disiplin

Tipe disiplin yang diterapkan bisa dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:

1) Disiplin Otoritatif

Diberlakukan berdasarkan aturan tanpa alasan, biasanya diterapkan orang tua

jaman dulu. Seorang anak harus menerapkan aturan tanpa bisa menolak

alasannya. Tipe disiplin ini jarang memberikan penghargaan sebab dikhawatirkan

akan memanjakan anak atau melemahkan motivasi, sedangkan hukuman akan

ditekankan pada bentuk fisik, tanpa memeriksa terlebih dahulu apa kesalahan

yang dilakukan.

2) Disiplin Permisif

Tipe ini anak diijinkan untuk melakukan apa saja yang disukai hanya sedikit

aturan atau bimbingan yang diberikan orang tua. Bila anak melakukan apa saja

yang dilakukan, dia akan dianggap pantas menerima rasa puas sebagai imbalan

dari apa yang telah dilakukannya.


3) Disiplin Demokratis

Disiplin ini menekankan penjelasan dan arti yang mendasari peraturan,

penghargaan, terutama pujian diberikan secara murah hati bila anak melakukan

hal yang benar atau berusaha melakukan apa yang diharapkan. Hukuman

diterapkan bila anak sengaja melakukan kesalahan, dan sebelumnya anak diberi

kesempatan menjelaskan mengapa sampai berbuat kesalahan. Tipe ini jarang

memberikan hukuman fisik.

Dari ketiga tipe disiplin tersebut tidak semua tipe bisa diterapkan pada semua

anak karena semua orang mempunyai pembawaan yang berbeda dan setiap

keluarga memiliki kehidupan sendiri. Meskipun demikian secara umum tipe-tipe

disiplin, tipe demokratis bisa dianggap yang terbaik, karena tipe ini berada di

tengah-tengah antara dua tipa lainnya. Disiplin demokratis atau tanpa paksaan,

akan menjadikan anak yang patuh walaupun tidak ada pemimpin. Tipe otoritatif

bisa dianggap bisa menghasilkan anak yang patuh dan taat tetapi tidak bisa

menampilkan efek kreatif pada anak sehingga perhatiannya akan berkurang

manakala tidak ada pemimpin. Sedangkan tipe permisif dikritik sebagai bentuk

bukan dari disiplin karena tidak termuat dalam unsur-unsur disiplin. Contoh

penelitian tindakan kelas SMP.

Bila orang tua atau guru merasa sudah memilih metode tetapi tidak memberikan

hasil yang diharapkan lebih baik melakukan perubahan yang bertanggung jawab
daripada bersikeras menerapkan tipe disiplin tertentu yang jelas tidak memberikan

hasil yang diinginkan.

2. Hukuman Berjenjang PTK BK

Kata hukuman berasal dari kata dasar hukum. Menurut Agus Sulistyo dan Adi

Mulyono dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2004 : 190), “Hukum

adalah peraturan yang dibuat dan disepakati baik secara tertulis maupun tidak

tertulis, peraturan undang-undang yang mengikat perilaku setiap masyarakat

tertentu”.

Dari pengertian di atas maka hukum merupakan peraturan atau perundang-

undangan yang disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku

dalam suatu masyarakat. Apabila terdapat pelanggaran terhadap peraturan atau

perundang-undangan tersebut, maka pelaku akan menerima sanksi atau hukuman

sesuai dengan tindak pelanggaran yang dilakukannya. Sehingga hukuman disini

adalah balasan setimpal atau konsekuensi terhadap pelanggaran yang dilakukan

oleh seseorang.

Menurut Harris Clemes dan Reynold Bean (2001 : 20) kata “hukuman” dianggap

sebagai tindakan yang diperlukan untuk menindak setiap pelanggarnya. Hukuman

adalah merupakan suatu konsekuensi terhadap apa yang telah dilakukan yaitu

adanya pelanggaran.
Pengenaan konsekuensi terhadap seseorang atas perilaku seseorang tersebut

merupakan suatu kenyataan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai

orang dewasa, biasanya akan diberikan penghargaan atau hukuman berdasarkan

sikap dan perilaku yang telah diperbuatnya. Tingkah laku orang yang bekerja di

kantor akan menentukan apakah orang tersebut akan mendapatkan promosi atau

dan kenaikan gaji atau sebaliknya akan terkena amarah atau pemecatan dari

atasannya. Dengan memahami bahwa setiap tindakan yang dilakukan pasti

mengandung konsekuensi, maka perlu dikembangkan kepekaan terhadap

kenyataan.

Demikian juga dengan keadaan di lingkungan sekolah. Untuk menata kehidupan

yang tertib dan teratur maka sekolah memiliki peraturan sekolah yang berlaku

bagi semua warga sekolah tersebut. Ketentuan-ketentuan tersebut menjadi suatu

yang wajib dilaksanakan manakala seseorang mengakui bahwa ia menjadi

anggota dalam lingkup masyarakat tersebut. Apabila terjadi pelanggaran terhadap

hukum yang telah ditetapkan, maka bagi pelanggarnya harus mau menerima

konsekuensi yang setimpal. Contoh judul penelitian tindakan kelas SMP.

Dalam suatu keluarga, diperlukan adanya keseimbangan antara penghargaan dan

hukuman. Jika hanya penghargaan atau hukuman yang diberlakukan, maka

seorang anak tidak akan pernah belajar tentang banyak hal yang perlu dipelajari

dalam kehhidupannya.
Keinginan untuk memperhatikan masalah hukuman kadangkala menjadi sesuatu

yang sulit dilakukan oleh orang tua. Tetapi jika suatu peraturan ingin dianggap

efektif, maka setiap pelanggaran atas peraturan itu harus mendapatkan

konsekuensi yang setimpal. Kalau tidak, maka peraturan itu sendiri akan

kehilangan maknanya. Laporan PTK BP.

Hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan secara adil.

Kalau tidak, maka dapat menimbulkan kebencian anak terhadap guru yang

memberi hukuman. Hukuman juga harus mendorong anak untuk menyesuaikan

diri dengan harapan sosial di masa berikutnya.

Terkadang terhadap hukuman yang telah diberlakukan masih saja terjadi

pelanggaran-pelanggaran yang sama. Hal ini karena hukuman yang diberlakukan

dianggap terlalu ringan sehingga tidak menimbulkan efek jera terhadap

pelakunya. Untuk mengatasi hal ini maka pihak yang berwenang perlu membuat

hukuman berjenjang, yaitu hukuman yang diberikan kepada pelanggarnya secara

berjenjang dari hukuman yang tingkatnya paling ringan sampai kepada hukuman

yang paling berat, apabila si pelaku masih saja melanggar peraturan secara

berulang-ulang.

Sebagai misal adalah permasalahan siswa yang datang terlambat. Pada

keterlambatan pertama, siswa diberi ijin masuk dengan terlebih dahulu berdoa di

depan kelas sebagai hukuman. Pada keterlambatannya yang kedua, siswa diberi

hukuman untuk membersihkan salah satu ruang atau halaman sekolah sebelum

diijinkan masuk ke kelas. Pada keterlambatan yang ketiga siswa membuat


pernyataan yang diketahui oleh orang tua, dan apabila siswa tersebut masih

terlambat maka diberi hukuman yang tingkatanya lebih berat dari hukuman

sebelumnya. Contoh Proposal PTK BK SMP

Hukuman berjenjang ini dilakukan dengan alasan yaitu setiap pelanggaran harus

ada konsekuensinya. Suatu konsekuensi yang nampak seperti hukuman bagi guru,

belum tentu dianggap sebagai hukuman bagi anak. Karena tidak menganggap

sebagai suatu hukuman, maka anak tersebut akan melanggarnya berulang-ulang.

Untuk itu perlu adanya konsekuensi hukuman yang tepat untuk mendisiplinkan

anak.

Hukuman atau konsekuensi harus bersifat logis. Hukuman yang terlalu kejam dan

mudah menimbulkan rasa bersalah atau penyesalan yang amat mendalam

bukanlah hukuman yang baik. Hukuman yang baik adalah hukuman yang dapat

menyadarkan anak untuk merubah perilakunya dari yang kurang baik atau kurang

disiplin menjadi perilaku yang baik atau disiplin.


Daftar Pustaka PTK Bimbingan Penyuluhan

Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Surakarta : Penerbit Ita.

Bambang Sujiono. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta:

Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Basuki Wibawa. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas, Dirjen

PDM Direktorat Tenaga Kependidikan.

Elizabeth B. Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Gelora

Aksara Pratama.

Harris Clemes dan Reynold Bean. 2001. Mengajarkan Disiplin Kepada Anak.

Jakarta : Mitra Utama.

Suryadi. 2006. Kiat Jitu dalam Mendidik Anak. Jakarta : Penerbit Mahkota.

Anda mungkin juga menyukai