peningkatan disiplin bagi siswa kelas 7 SMP yang datang terlambat saat pelajaran
jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII C SMP ..................
kelas ini mulai dilakukan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan .................
pada hari efektif kegiatan belajar mengajar. Subyek dalam PTK BK ini adalah
siswa SMP pada kelas VII C. Teknik pengumpulan data dengan observasi,
Hasil penelitian: Pada pra siklus pada bulan Juli 5 siswa yang terlambat dan hanya
7 yang tidak terlambat. Siklus I pada bulan Agustus 12 keterlambatan siswa dan
tindakan kelas yang dilakukan atas permasalahan keterlambatan siswa pada saat
yang datang terlambat pada pelajaran jam pertama kelas VII C SMP Negeri .....
dapat meningkatkan ketepatan waktu masuk pada pelajaran jam pertama” terbukti
kebenarannya.
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam
peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa
dewasanya nanti. Kedisiplinan pada anak harus dilakukan, salah satunya adalah
Dalam hal kedisiplinan pada anak usia sekolah, orang tua atau guru harus
konsisten dan hukuman ringan jauh lebih bermanfaat bagi anak daripada peraturan
yang tidak konsisten dan hukuman yang berat. Konsisten atau disebut disiplin
merupakan cara orang tua atau guru untuk menunjukkan kepada anak bahwa
orang tua sebenarnya memperhatikan perilakunya, maka orang tua tersebut akan
umumnya dan di Kelas 7 SMP, masih ditemukan tindakan yang tidak atau kurang
disiplin para siswanya terutama dari ketepatan siswa masuk pada saat jam pertama
pelajaran yaitu jam 07.00 WIB. Banyak siswa yang terlambat mengakibatkan
kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama
tersebut.
diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa berasal
dari daerah pedesaan hutan jati yang jalannya tanah liat atau naik sepeda menuju
ke halaman sekolah.
salah satu sebab yang membuat anak kurang begitu memperhatikan kedisiplinan
dalam mengatur waktu terutama untuk masuk sekolah sesuai jam yang telah
ditentukan. Sebagai contoh adalah adanya siswa yang karena terlalu lelah
Masalah transportasi dan jalan setapak yang becek yang sulit pada musim
penghujan juga merupakan salah satu alasan terlambatnya siswa untuk mengikuti
pelajaran jam pertama. Siswa-siswa SMP Negeri banyak yang berasal dari
pedesan dan kawasan hutan yang jalannya sulit ditempuh dengan sepeda maupun
sepeda motor terutama kalau musim hujan harus dengan berjalan kaki untuk
sampai di halaman sekolah. Bagi siswa yang berasal dari Alas Malang, Tanggel,
Jeruk Sewu harus berangkat lebih awal karena jalannya sulit ditempuh, lebih-lebih
kalau musim penghujan dan tidak ada transportasi umum. Contoh judul PTK BK.
kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada
akhirnya akan menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang
bersangkutan. Bimbingan Konseling SMP Untuk itu perlu adanya tindakan kelas
agar kedisiplinan anak untuk mengikuti pelajaran terutama pada jam pelajaran
Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang
disertai dengan sanksi yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya
akan berguna bagi ketertiban sekolah dan bagi diri siswa sendiri.
tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran
pihak yang terkait yaitu siswa, guru pelajaran jam pertama, guru piket, wali kelas,
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dibuat identifiksi
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa sering terlambat pada saat jam
2. Apa akibat yang ditimbulkan dengan adanya keterlambatan siswa pada saat jam
pertama pelajaran ?
3. Upaya tindakan kelas apa saja yang dilakukan terhadap permasalahan sering
4. Bagaimana hasil yang dicapai atas upaya tindakan kelas yang dilakukan
terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat pada saat jam
pelajaran pertama?
Agar dalam penulisan ini dapat mencapai sasaran dengan tepat, maka penulis
1. Permasalahan dibatasi pada sering adanya keterlambatan siswa pada saat jam
pertama pelajaran.
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah dapat
pengaruh dengan diadakannya upaya peningkatan disiplin bagi siswa yang datang
terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada kelas VII
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk
datang terlambat saat pelajaran jam pertama melalui hukuman berjenjang pada
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan teori baru tentang langkah-langkah tindakan kelas yang diambil
terhadap permasalahan sering adanya siswa yang terlambat saat jam pelajaran
pertama.
profesionalisme keguruan.
2. Manfaat Praktis
2) Siswa dalam mengatur waktu pada semua aktifitas yang dihadapinya, baik di
1) Guru dapat menerapkan tindakan kelas pada permasalahan siswa yang sering
terlambat.
A. Kajian Teori
1. Disiplin
a. Pengertian Disiplin
Disiplin adalah mengajarkan anak untuk memiliki dan bertanggung jawab atas
Dari pengertian di atas, jelas bahwa disiplin tidak hanya dilakukan di sekolah,
dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, untuk anak, atau orang yang lebih
muda. Melalui bimbingan, anak diajarkan serta diberi dorongan yang positif agar
perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi optimal, baik dalam segi psikis
maupun jasmani.
Disiplin juga bisa diartikan sebagai suatu proses belajar mengajar yang
mangarah kepada ketertiban dan pengendalian diri. Orang tua yang disiplin adalah
orang tua yang konsisten, dapat diandalkan, dan berkomunikasi langsung dengan
jelas, dapat menciptakan sistem yang baik, dan menjadi model atau contoh bagi
Sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi selalu berada dalam kelompok
masyarakat. Disiplin tidaklah merupakan suatu paksaan dari luar, namun harus
dari dalam diri orang tersebut. Dalam suatu proses pendidikan anak diharapkan
mampu memahami disiplin agar mereka dapat bekerjasama dengan orang lain.
Karena itu mungkin tanpa adanya perilaku saling menghargai maka suatu nilai-
nilai yang telah disepakati tidak akan berjalan dengan baik. Download PTK BK
Jadi disiplin adalah usaha terus menerus tidak henti-hentinya untuk menjadikan
anak hidup dalam kebiasaan-kebiasaan yang teratur atas dasar kesadaran sendiri.
b. Unsur-unsur Disiplin
1) Pendidikan
Anak diajarkan mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, ini sangat
perlu karena manusia tidak dilahirkan dengan suatu bekal pengetahuan. Guru
2) Penghargaan
Penghargaan ini berupa pujian, hadiah, atau perlakuan khusus setelah anak
melakukan sesuatu paling tidak mencoba melakukan apa yang diharapkan orang
tua atau guru dari seorang anak. Penghargaan seperti pujian atau perlakuan secara
khusus karena berhasil mengatasi situasi sulit dengan baik, mempunyai nilai
pendidikan yang kuat. Pujian dan perlakuan khusus menunjukkan pada anak
bahwa ia bertindak benar dan akan mendorong anak untuk mengulang perilaku
yang baik bagaimanapun juga jika pujian dan perlakuan khusus menjadi efektif.
Hukuman hanya boleh diberikan bila anak melakukan kesalahan dengan sengaja.
c. Tipe-tipe Disiplin
Tipe disiplin yang diterapkan bisa dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Disiplin Otoritatif
jaman dulu. Seorang anak harus menerapkan aturan tanpa bisa menolak
ditekankan pada bentuk fisik, tanpa memeriksa terlebih dahulu apa kesalahan
yang dilakukan.
2) Disiplin Permisif
Tipe ini anak diijinkan untuk melakukan apa saja yang disukai hanya sedikit
aturan atau bimbingan yang diberikan orang tua. Bila anak melakukan apa saja
yang dilakukan, dia akan dianggap pantas menerima rasa puas sebagai imbalan
penghargaan, terutama pujian diberikan secara murah hati bila anak melakukan
hal yang benar atau berusaha melakukan apa yang diharapkan. Hukuman
diterapkan bila anak sengaja melakukan kesalahan, dan sebelumnya anak diberi
Dari ketiga tipe disiplin tersebut tidak semua tipe bisa diterapkan pada semua
anak karena semua orang mempunyai pembawaan yang berbeda dan setiap
disiplin, tipe demokratis bisa dianggap yang terbaik, karena tipe ini berada di
tengah-tengah antara dua tipa lainnya. Disiplin demokratis atau tanpa paksaan,
akan menjadikan anak yang patuh walaupun tidak ada pemimpin. Tipe otoritatif
bisa dianggap bisa menghasilkan anak yang patuh dan taat tetapi tidak bisa
manakala tidak ada pemimpin. Sedangkan tipe permisif dikritik sebagai bentuk
bukan dari disiplin karena tidak termuat dalam unsur-unsur disiplin. Contoh
Bila orang tua atau guru merasa sudah memilih metode tetapi tidak memberikan
hasil yang diharapkan lebih baik melakukan perubahan yang bertanggung jawab
daripada bersikeras menerapkan tipe disiplin tertentu yang jelas tidak memberikan
Kata hukuman berasal dari kata dasar hukum. Menurut Agus Sulistyo dan Adi
adalah peraturan yang dibuat dan disepakati baik secara tertulis maupun tidak
tertentu”.
undangan yang disepakati baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang berlaku
oleh seseorang.
Menurut Harris Clemes dan Reynold Bean (2001 : 20) kata “hukuman” dianggap
adalah merupakan suatu konsekuensi terhadap apa yang telah dilakukan yaitu
adanya pelanggaran.
Pengenaan konsekuensi terhadap seseorang atas perilaku seseorang tersebut
sikap dan perilaku yang telah diperbuatnya. Tingkah laku orang yang bekerja di
kantor akan menentukan apakah orang tersebut akan mendapatkan promosi atau
dan kenaikan gaji atau sebaliknya akan terkena amarah atau pemecatan dari
kenyataan.
yang tertib dan teratur maka sekolah memiliki peraturan sekolah yang berlaku
hukum yang telah ditetapkan, maka bagi pelanggarnya harus mau menerima
seorang anak tidak akan pernah belajar tentang banyak hal yang perlu dipelajari
dalam kehhidupannya.
Keinginan untuk memperhatikan masalah hukuman kadangkala menjadi sesuatu
yang sulit dilakukan oleh orang tua. Tetapi jika suatu peraturan ingin dianggap
konsekuensi yang setimpal. Kalau tidak, maka peraturan itu sendiri akan
Hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan secara adil.
Kalau tidak, maka dapat menimbulkan kebencian anak terhadap guru yang
pelakunya. Untuk mengatasi hal ini maka pihak yang berwenang perlu membuat
berjenjang dari hukuman yang tingkatnya paling ringan sampai kepada hukuman
yang paling berat, apabila si pelaku masih saja melanggar peraturan secara
berulang-ulang.
keterlambatan pertama, siswa diberi ijin masuk dengan terlebih dahulu berdoa di
depan kelas sebagai hukuman. Pada keterlambatannya yang kedua, siswa diberi
hukuman untuk membersihkan salah satu ruang atau halaman sekolah sebelum
terlambat maka diberi hukuman yang tingkatanya lebih berat dari hukuman
Hukuman berjenjang ini dilakukan dengan alasan yaitu setiap pelanggaran harus
ada konsekuensinya. Suatu konsekuensi yang nampak seperti hukuman bagi guru,
belum tentu dianggap sebagai hukuman bagi anak. Karena tidak menganggap
Untuk itu perlu adanya konsekuensi hukuman yang tepat untuk mendisiplinkan
anak.
Hukuman atau konsekuensi harus bersifat logis. Hukuman yang terlalu kejam dan
bukanlah hukuman yang baik. Hukuman yang baik adalah hukuman yang dapat
menyadarkan anak untuk merubah perilakunya dari yang kurang baik atau kurang
Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Aksara Pratama.
Harris Clemes dan Reynold Bean. 2001. Mengajarkan Disiplin Kepada Anak.
Suryadi. 2006. Kiat Jitu dalam Mendidik Anak. Jakarta : Penerbit Mahkota.