ACE Inhibitor
ACE Inhibitor
“ACE Inhibitor”
OLEH
STB : 13.201.283
KELAS : F.13
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2014
PENDAHULUAN
Resiko hipertensi yang tidak diobati adalah besar sekali dan dapat
menyebabkan kerusakan pada jantung, otak, dan mata. Penanganan dasar
hipertensi terdiri dari penganggulangan overweight dengan diet, pembatasan
garam serta peningkatan aktivitas fisik. Selain itu, pada hipertensi lebih berat
perlu ditambahkan obat-obat hipertensi untuk menormalkan tekanan darah.
(Tjay, 2007).
ACE memiliki dua fungsi utama di tubuh, fungsi pertama adalah sebagai
katalisator angiotensin I menjadi angiotensin II yang merupakan senyawa
vasokonstriktor kuat. Sedangkan fungsi ACE yang kedua adalah sebagai pengurai
bradikinin, yang merupakan vasodilator kuat. Kedua fungsi ACE tersebut
menjadikan penghambatan ACE penting perannya dalam perawatan penyakit
tekanan darah tinggi, gagal jantung, dan diabetes mellitus tipe 2. Penghambatan
ACE akan berakibat menurunnya pembentukan angiotensin II dan menurunnya
metabolisme bradikinin, dengan demikian akan terjadi dilasi (pelebaran) sistematik
pada arteri dan vena, serta penurunan tekanan darah arteri. Akan tetapi
penghambatan ACE, yang juga secara langsung akan menghambat pembentukan
angiotensin II dapat menyebabkan pengurangan sekresi aldosteron (yang dimediasi
angiotensin II) dari korteks adrenal. Hal ini akan mengakibatkan penurunan
penyerapan kembali air dan natrium, serta pengurangan volume ekstraseluler.
(Anonim, 2014).
GOLONGAN OBAT
6. Quinapril (Acupril)
Derivat isochinolin yang di dalam hati dihidrolisa menjadi
quinaprilat, juga bersifat long-acting akibat pengikatan kuat pada ACE
dengan waktu paruh 2,5 jam. Penggunaannya sama dengan perindopril.
9. Cilazapril (Vascase)
Derivat diazepin long-acting ini di dalam hati dihidrolisa menjadi
zat aktif cilazaprilat dengan waktu paruh rata-rata 40 jam. Khususnya
digunakan pada hipertensi.
MEKANISME KERJA
Efek yang tak diinginkan dari golongan obat ACE Inhibitor adalah
dosis pertama hipotensi, pusing, proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala.
Kaptopril jarang menyebabkan agrunolositosis atau neutropenia. (Anonim, 2011).
DAFTAR PUSTAKA