Studi Kasus Kehamilan Trimester 1
Studi Kasus Kehamilan Trimester 1
NIM: 12211244
LEMBARAN PERSETUJUAN
Laporan studi kasus dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Ny”A” G1P0A0H0 Usia kehamilan 6-7 Minggu di BPS Lusi Meilidayeni S.Si.T Air salo,
Petok Kabupaten Pasaman Timur Tanggal 17-19 Oktober 2014” telah disetujui untuk
diseminarkan dihadapan tim penguji laporan studi kasus Prodi DIII KEBIDANAN STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
Pembimbing Akademik
Menyetujui
Ketua
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan studi kasus dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Ny”A” G1P0A0H0 Usia kehamilan 6-7 Minggu di BPS Lusi Meilidayeni S.Si.T Air salo,
Petok Kabupaten Pasaman Timur Tanggal 17-19 Oktober 2014” telah diseminarkan dan
dipertahankan dihadapan tim penguji laporan studi kasus Prodi DIII KEBIDANAN STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang.
Penguji I
Penguji II
Sunesni, S.SiT,M.Biomed
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus dengan
judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny”A” G1P0A0H0 Usia
kehamilan 6-7 Minggu di BPS Lusi Meilidayeni S.Si.T Air salo, Petok Kabupaten
Pasaman Timur Tanggal 17-19 Oktober 2014”
Laporan studi kasus ini penulis susun dalam rangka pencapaian kompetensi PKK II, dan
merupakan salah satu tugas pribadi yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa Prodi DIII
Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang pada semester V.
Dalam pembuatan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan
dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Teman-teman mahasiswa yang telah membantu dan memberikan dorongan dan dalam
pembuatan studi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan studi kasus ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan kasus ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan studi kasus ini dapat memenuhi tugas akhir
PKK II.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengkajian………………………………………………………………… 45
4.2. Interpretasi………………………………………………………………….45
4.3. Masalah……………………………………………………………………..46
4.5. Intervensi…………………………………………………………………….46
4.6. Implementasi………………………………………………………………..46
4.7. Evaluasi………………………………………………………………………47
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan……………………………………………………..………….. 48
5.2. Saran………………………………………………………………………… 49
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita
pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan
identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil
untuk pertama kalinya terdapat periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima
apa yang terjadi. Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan
bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo, 2009).
Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapatkan
perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil. Sebenarnya masa kehamilan ini
merupakan masalah fisiologis dan dapat berjalan dengan normal, tetapi masa kehamilan juga
merupakan masa yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat
risiko inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau mengetahui dirinya hamil. Selain itu,
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan berhubungan erat dengan kepatuhan dan
ketaatan ibu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan
dan sikap yang baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan (prawirohardjo, 2009).
Dan sesuai kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan ibu hamil maka dalam pemeriksaan
kehamilan harus sesuai (14T) menurut taufik, 2011 yaitu Timbang berat badan (T1), Ukur
tekanan darah (T2), Ukur tinggi fundus uteri (T3), Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet
selama kehamilan (T4), Pemberian imunisasi TT (T5), Pemeriksaan Hb (T6), Pemeriksaan
VDRL (T7), Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8),
Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9), Temu wicara dalam rangka
persiapan rujukan (T10), Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11), Pemeriksaan reduksi
urine atas indikasi (T12), Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok
(T13), Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).
Angka kematian ibu dan bayi sampai saat ini masih terjadi masalah utama di dunia. Menurut
data yang diperoleh WHO pada tahun 2009 AKI dan AKB yaitu Badan Kesehatan Dunia
(WHO) telah mengupayakan berbagai kegiatan untuk menurunkan AKI dan AKB namun
hasilnya masih belum terlihat nyata. Salah satu upaya nyata WHO yaitu safe motherhood
hanya mampu menurunkan sebagian kecil dari tingginya AKI dan AKB di dunia (Depkes,
2008).
Sedangkan untuk data di Indonesia cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pelayanan antenatal) di
Indonesia tahun 2007 sebesar 83% di bawah target 100 %, dan cakupan K4 ( gambaran ibu
hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar atau kebijakan pelayanan
antenatal) sebesar 65,90% di bawah 95% ( Depkes RI,2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI secara Nasional pada tahun 2007 cakupan KI
sebesar 84% dibawah target 100%, dan cakupan K4 sebesar 77,34% dibawah target 95%,
begitu di provinsi jawa barat belum mencapai target yang diinginkan. Kabupaten purwakarta
melaporkan bahwa pada tahun 2006 angka kecukupan kumulatif KI sebesar 81%, cakupan
K4 baru mencapai 75% (Dinkes Purwakarta 2009).
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan
pada ibu hamil pada trimester I pada Ny. A di Bidan Praktek Swasta Lusi Meilidayeni,S.Si.T,
Air salo Petok, kec. Pasaman Timur pada tanggal 17 Oktober- 22 November 2014
Dalam penulisan laporan ini, penulis membatasi dalam hal penerapan manajemen
kebidanan pada Ny “A” di BPS Lusi Meilidayeni,S.Si.T, Petok tanggal 17 Oktober- 22
November 2014
Mampu mendeteksi sedini mungkin masalah atau komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu hamil trimester 1
Laporan ini dapat dijadikan bahan masukan dalam peningkatan dan pengembangan
kurikulum pendidikan Akademi Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA, khususnya
Kebidanan dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
1. Kemungkinan
1) Tanda Hegar
Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian
lunaknya, sehingga jika kita letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan satunya pada
dinding perut atas symphyse, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri sama
sekali terpisah dari cerviks
2) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
tersebut.
3) Tanda Chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau merah muda
Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-tiba menjadi keras karena
berkontraksi.
5) Teraba Ballottement
2. Tidak Pasti
3. Amenore (tidak adanya menstruasi)
Amenorea ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi, yang menyebabkan tidak
terjadi pembentukan folikel degraff dan ovulasi. Oleh karena itu sangat penting juga untuk
mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir, agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan
dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan
muntah terutama pagi hari yang sering disebut juga “morning sickness”. Umumya terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih
fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut
“hiperemesis gravidarum” (Wiknjosastro, 2008).
1. Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi pada bulan- bulan
pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
1. Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena
uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul
karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing
(Wiknjosastro, 2008).
1. Pingsan
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan pengaruh estrogen
dan progesterone yang merangsang duktli dan alveoli di mamae. Glandula montgomeri
tampak lebih jelas ( Wiknjosastro, 2008 ).
Pada bulan- bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Tetapi setelah itu nafsu makan
timbul kembali. Hendaknya dijaga jangan sampai salah pengertian makan untuk dua orang,
sehingga kenaikan tidak sesuai dengan usia kehamilan (Wiknjosastro, 2008 ).
1. Pigmentasi
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada pipi, hidung dan
dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, yang dikenal sebagai kloasma
gravidarum. Areola mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line alba di garis tengah abdomen
menjadi lebih hitam (linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone
kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2008 ).
1. Epulis
Suatu hypertrofi papilla ginggivae yang sering terjadi pada trimester satu
(Wiknjosastro, 2008 ).
1. Varises
3. Pasti
1. Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6 minggu sesudah
pembuahan
2. Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Didengar dengan
stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat dopler, atau dilihat dengan USG
3. Terasa gerak janin dalam rahim. pada primigravida bisa dirasakan ketika kehamilan
berusia 18 minggu, sedangkan pada multigravida di usia 16 minggu. Terlihat atau
teraba gerakan janin dan bagian-bagian janin.
4. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.
2.3.1 Konsepsi
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila empat aspek penting terpenuhi, yaitu ovum, sperma,
konsepsi dan nidasi.
1. Fertilisasi
Peristiwa bertemunya sperma dan ovum umumnya terjadi di ampula tuba (tuba
falopii). Pada hari 11-14 dalam siklus menstruasi, perempuan mengalami ovulasi, yaitu
peristiwa matangnya sel telur sehingga siap dibuahi. Pada saat fertilisasi terjadi, spermatozoa
dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus. Ovum, yang tidak memiliki kekuatan
daya penggerak, digerakkan oleh silia dan peristatik kontraksi otot tuba. Pada saat ini serviks,
dipengaruhi oleh estrogen mensekresi aliran mukus asam yang menarik spermatozoa. Saat
berhubungan, sekitar 300 juta sperma tersimpan pada forniks vagina. sperma mencapai
mukus serviks akan bertahan hidup lalu mendorong diri sendiri maju ke tuba uterin,
sementara sisanya dihancurkan oleh media asam vagina. lebih banyak yang mati dalam
perjalanan di sepanjang uterus dan hanya seribu yang mampu mencapai tuba dan bertemu
dengan ovum.
Hanya pada perjalanan inilah sperma akhirnya matang dan mampu melepaskan
enzim hialuronidase yang memungkinkan terjadinya penetrasi terhadap zona pelusida serta
membran sel disekitar ovum. Banyak sperma dibutuhkan pada masa ini, namun hanya satu
yang bisa memasuki ovum. Setelahnya membran ditutup untuk mencegah masuknya sperma
yang lain dan inti dari dua sel ini bersatu. Sperma dan ovum masing-masing menyumbangkan
setengah dari kromosom untuk membuatnya berjumlah 46. Sperma dan ovum yang dibuahi
disebut zigot. Baik sperma maupun ovum tidak dapat bertahan lebih dari 2 sampai 3 hari dan
pembuahan terjadi bila hubungan seksual dilakukan 48 jam sebelum atau 24 jam setelah masa
ovulasi. Selanjutnya konsepsi akan berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya.
2. Implantasi
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan seterusnya.
1. Minggu ke – 1
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu I, dimulai oleh adanya konsepsi atau
fertilisasi. Perkembangan selanjutnya, zigot atau hasil konsepsi mengalami pembelahan dan
akhirnya bernidasi di endometrium yang telah disiapkan.
2. Minggu ke – 2
Setelah implantasi, terjadi perubahan pada bintik benih yang merupakan bagian
blastokist, terlihat adanya ruangan amnion dan yolk sac. Ruangan ini kelak menjadi besar dan
meliputi seluruh embrio, di dalam ruangan inilah embrio akan tumbuh. Sel-sel yang
membatasi ruangan ini dinamakan ectoderm. Pada waktu yang sama, timbul sebuah rongga
lain dibawah ruangan amnion, yaitu ruangan kuning telur. Sel-sel disekitar kuning telur
dinamakan endoderm. selanjutnya timbul lapisan lain diantara ectoderm dan endoderm yaitu
mesoderm. Endoderm menjadi lebih tebal membentuk procordal plate.
3. Minggu ke – 3
Selama minggu ketiga, hasil konsepsi tumbuh pesat yaitu berlangsung mulai hari ke 15
sampai dengan 21. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel-sel menjadi organ-organ tubuh
sederhana, yaitu :
1. Ektoderm
Ektoderm membentuk jaringan tubuh paling luar seperti rambut, kuku, kulit dan sistem
saraf seperti otak, sumsum tulang belakang dan saraf motorik. Sel-sel saraf pada saat lahir
berjumlah kurang lebih 100 juta. Selama kehamilan manusia, sel-sel baru tidak bertambah
tetapi membesar sesuai pertumbuhan tubuh.
1. Mesoderm
Sel-sel mesoderm akan membentuk otot, tulang, jaringan ikat, otot jantung, pembuluh
darah dan corpus, limpa ginjal dan genetalia.
1. Endoderm
Endoderm membentuk organ-organ tubuh bagian dalam seperti intertinum, paratiroid,
tiroid, timus, liver, pankreas, traktus respiratorius, saluran paringotimpani dan telinga
tengah, kandung kencing, uretra, genetalia laki-laki dan perempuan, kelenjar prostat, kelenjar
vestibulum dan garis uterus. pembentukan genetalia dan sistem urinarius dimulai dari
penonjolan dan penebalan mesoderm yang disebut urogenital ridge, dilanjutkan dengan
migrasi sel-sel germinativum promodial dari dinding yolk sac, dekat ventrikulum allantois.
4. Minggu ke – 4
Selama empat minggu, embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan berat kira-kira
5 mg. Perpanjangan embrio kearah atas menjadi kepala, ke arah bawah menjadi ekor dan ke
arah samping menjadi tubula. Penutupan saluran pernapasan mulai terjadi di daerah atas
bawah oksiput. Pericardial jantung membesar karena mengangkatnya kepala, pertumbuhan
laringotracheal dan paru-paru menjadi sistem pernapasan. Mandibula dan maxilla menjadi
rahang yang terpisah, rudimeter mata, telinga dan hidung menjadi terpisah. Sistem peredaran
darah sederahana mulai ternbentuk dan jantung mulai berdetak, lambung, liver dan pankreas,
tiroid dan kelenjar timus mulai berkembang, plasenta tumbuh sempurna.
5. Minggu ke – 5
Pada pertengahan kehamilan, janin diukur dengan ukuran kepala bokong (CRL).
Sebelum pertengahan kehamilan janin diukur dengan ukuran bokong tumit (CHL). Panjang
CRL dari 4 mm menjadi 8 mm dan beratnya dari 5 mg menjadi 50 mg. Pertumbuhan kepala
lebih cepat dari pertumbuhan badan, sehingga embrio melengkung dan membentuk huruf C.
Permulaan bentuk kaki dan tangan berupa benjolan.
6. Minggu ke – 6
Kepala terlihatlebih besar dari leher dan melengkung melampaui jantung. Posisi
mata, hidung dan mulut jelas. Kaki atas dan bawah mulai dapat diidentifikasi dan telapak
tangan berkembang menjadi jari-jari. Pertumbuhan berupa alat kelamin testis mulai terjadi,
sedangkang ovarium terjadi lebih lambat dibanding testis. Hemisfer serebral terlihat lebih
cepat membesar seperti kepala. Posisi mata pindah, dari lateral ke arah frontal sesuai dengan
perpanjangan muka. Tonjolan berupa jantung dan liver ke arah dinding ventral lebih dahulu,
karena memiliki fungsi vital bagi embrio, tali pusat mengecil. Bentuk lengan atas dan bawah,
tungkai atas dan bawah menjadi jelas. Jari-jari terus berkembang pada hari ke 40-50.
7. Minggu ke – 7
Jantung sudah terbentuk lengkap. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama
kalinya. Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan. Bayi mulai menendang dan berenang
di dalam rahim, walau ibu belum mampu merasakannya. Pada akhir minggu ini, otak akan
terbentuk lengkap. Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar keseluruh tubuh dan tulang-
tulang mencapai bentuk yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu
kedelapan, otot-otot menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang.
8. Minggu ke – 8
Selama akhir periode ini embrio telah menunjukkan bentuk dan ciri-ciri manusia,
hemisfer serebral tumbuh pesat, dimana besarnya mencapai 50% dari massa embrio. Letak
wajah setengah bagian bawah dari kepala dan mata terus berpindah ke arah frontal. Alis mata
mulai berkembang. jari-jari memanjang dan dapat dibedakan pada akhir minggu kedelapan.
Perbedaan jenis kelamin bagian luar bisa dilihat oleh mata yang sudah terlatih, mulai
pemeriksaan anatomic dan histology kelenjar kelamin, namun masih membingungkan.
Pertumbuhan alat kelamin dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dikeluarkan oelh kelenjar
kelamin, obat-oabatan, radiasi dan gizi ibu hamil. Alat kelamin perempuan dibentuk dari
duktus Mulleri, sedangkan alat kelamin laki-laki dibentuk dari sistem duktus Wolfii.
9. Minggu ke 9 – 12
Pada usia 9 minggu, kepala terlihat lebih besar, wajah tampak secara garis besar,
perbandingan ukuran tungkai atas sudah mencapai proporsi normal. Tungkai bawah
berkembang labih panjang. Genetalia eksterna perempuan dan laki-laki terlihat sama pada
minggu ke-9, tetapi mencapai maturitas, sempurna dan dapat dibedakan pada minggu ke-12.
Sel-sel darah merah mulai diproduksi oleh liver selama minggu awal dan fungsinya diambil
alih oleh splenn selama minggu ke-12. Panjang janin sekitar 7-9 cm.
1. Uterus
Pada minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah
avokad. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan korpus akan membulat
dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
1. Serviks Uteri
Pada trimester pertama kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.
Hal ini terjadi akibat penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot
polos dan jaringan elatis, serabut kolagaen bersatu dengan arah pararel terhadap sesamanya
sehingga serviks menjadi lunak pada dinding kondisi tidak hamil, tetapi tetap mampu
mempertahankan kehamilan.
1. Ovarium
1. Payudara
Payudara akan membesar dang tegang akibat hormon somatomamotropin,estrogen
dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan asi. Estrogen menimbulkan hipertropik
sistem saluran, sedangkan prgesteron menambah sel-sel asinus pada payudara.
1. Hormon Plasenta
Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara
langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan
menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya plasma yang
mengandung hormon-hormon ini akan meningkat jumlahnya. Tetapi kadar hormon bebas
tidak mengalami peningkatan yang besar.
2. Kelenjar Hipofisis
3. Kelenjar Tiroid
Dalam masa kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran
kira-kira 13% akibat adanya hiperplasi dari jaringan glandula dan peningkatan vaskularitas.
Secara fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan iodine sebagai kompensasi kebutuhan
ginjal terhadap iodine yang meningkatkan laju filtrasi glomerolus.
4. Kelenjar Adrenal
Karena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak
kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH, dan ini terjadi sejak usia 12
minggu hingga masa aterm. Karena kortisol bebas menekan produksi ACTH, disimpulkan
adanya gangguan mekanisme feed-back. Diperkirakan kortisol bebas yang meningkat
mempunyai efek yang berlawanan terhadap insulin. Dengan meningkatkan kadar glukosa
dalam darah, adanya asam lemak dan produksi glikogen serta menurunnya tingkat
penyebaran glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat kebutuhan fetus akan glukosa
terpenuhi.
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin
menurun namun hal ini dianggap normal.
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada
keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per
hari (hiperemesis gravidarum).
Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvic
pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuannya dalam menguatkan posisi janin di akhir kehamilan dan saat kelahiran.
2.4.9 Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan. (baca juga kuliah diabetes mellitus) Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada
kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna
karena :
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan adanya adaptasi ibu terhadap
pertumbuhan janin. Analisis dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa berat badan yang
bertambah berhubungan dengan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan dan
lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk menambah berat badan pada masa kehamilan.
Banyaknya faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan : adanya edema, proses
metabolisme, pola makan, muntah atau diare, dan merokok.
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial
-> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)
menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity)
menurun. Kapasitas vital menurun.
Pada ibu hamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas
disebabkan postur tubuh ibu membungkuk. Pada bayi, sistem saraf (otak dan struktur-struktur
lain seperti tulang belakang) muncul pada minggu ke-4, sewaktu saraf mulai berkembang.
Pada minggu ke-6 kehamilan, divisi utama dari sistem saraf pusat mulai terbentuk. Divisi ini
terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang dan saraf tulang belakang. Pada minggu
ke-7 otak depan terbagi menjadi dua hemisfer yang akan menjadi hemisfer otak, disebut
hemisfer serebra.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal
kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual
muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14 mingggu
kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan
ketiga.
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang
membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II
dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin.
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun
keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat
hamil.
4. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan karena
adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari
duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa sulit
beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh
faktor fisik maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga
dapat menyebabkan sakit kepala.
5. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian perut
bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap
adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal dan juga karena
adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
6. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap normal
sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis
dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal
melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil
dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran
barunya sebagai seorang ibu.
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih
sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi
kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba
menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif
dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang
berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang
terdekatnya.
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
5. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
2.5.3. Gambaran Kondisi Psikologi Selama Kehamilan
Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan : marah, tertekan,
bersalah, bingung, was – was, kesal, pilu dan khawatir. Hal ini biasanya ditandai dengan
gejala – gejala :
Apabila kondisi – kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2 minggu maka akan
menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang sifatnya memerlukan adanya
pengobatan.
1. Oksigen
2. Nutrisi
Kalori 200 gr/dL, Protein 30 gr/hari untuk pertumbuhan dan perkembangan bulan
kehamilan serta kenaikan protein plasma dan HB ibu hamil. Kenaikan berat badan antara 6-
19 kg dan sebelum 20 minggu adaln 2 kg/bulan
3. Personal Hygiene
Harus selalu dijaga selama kehamilan, mandi untuk perawata kulit, karena funsi
ekskresi meningkat (Keringat). Kebersiahan payudara harus dijaga menggunakan minyak
telon kemudian dibilas denga air bersih
4. Eliminasi
Pada trimester 1 ibu cenderung BAK karena rahim membesar dan menekan kandung
kemih sehingga sering BAK. Pengaruh progesterone, gerakan peristaltik usus menurun
sehingga terjadi konstipasi.
5. Seksual
6. Periksa kehamilan
7. Istirahat/tidur
Ibu hamil dianjurkan menentuka pola istirahat dengan baik guna menunjang
kesehatan ibu dan janin.
8. Imunisasi
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang
bisa menyebabkan kematian ibu dan janin.
1. Perdarahan Pervaginam
2. Hiperemesis Gravidarum
3. Mola
Penanganan : jika ibu tidak sadar/kejang segera mobilisasi tenaga yang ada
dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
5. Penglihatan kabur
Penanganan : : jika ibu tidak sadar/kejang segera mobilisasi tenaga yang ada
dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
7. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh memburuknya keadaan dan terjdi gejala-gejala sakit
kepala, mual, dan nyeri uluh hati
8. Demam
Ibu hamil dengan suhu lebih dari 38 0C merupakan masalah gejala infeksi dalam kehamilan.
Penanganan : Istirahat yang cukup, minum air putih yang banyak, dan kompres
untuk menurunkan suhu.
3. Pemeriksaan USG
4. Pemeriksaan sebagai salah satu diagnosis pasti kehamilan
5. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin dan kantong kehamilan
6. Pemeriksaan Rontgen
1. Merupakan salah satu alat untuk melakukan penegakan diagnosis pasti kehamila
2. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak dan tulang belakang
o Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Varney
Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan
sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan
yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini
menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini
bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap
langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat di capai. Dengan demikian
proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang
menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu
kesatuan yang berfokus pada manajemen klien. (Varney,1997)
Proses manajemen menurut Varney (1997) terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah di sempurnakan secara periodik. Proses di mulai dengan mengumpulkan data
dasar & berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun.
Langkah-langkah penerapan manajemen kebidanan di lakukan secara berkesinambungan,
yaitu:
1. Pengumpulan data
Pengkajian adalah pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data, menganalisis data
sehingga dapat diketahui masalah dan keadaan pasien. Pada langkah ini bidan mengumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
pasien. Data – data yang dikumpulkan meliputi :
1. Data subjektif
Yang perlu dikaji : Nama ibu dan suami, umur, suku/bangsa, pendidikan pekerjaan, alamat.
Tujuan dilakukan anamnesa ini untuk mengidentifikasi (mengenal) pasien lebih dekat.
Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke BPS dan mengetahui keluhan pasien.
1. Data objektif
Data objektif merupakan data yang dikumpulkan dari pemeriksaan umum dan khusus.
Pemeriksaan umum
Secara teori kemungkinan ditemukan gambaran keadaan umum pasien baik yang
mencakup kesadaran, tekanan darah,nadi, pernafasan, suhu, tinggi badan, berat badan dan
keadaan umum pasien.
Keadaan normal yaitu apabila kesadaran CMC, TD 110/70 mmHg, nadi 82x/I,
pernafasan 22x/i, BB sebelum hamil 48 Kg, BB saat hamil 52 Kg, TB 155 cm, LILA 23,7
cm.
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan refleks pada ibu hamil yaitu reflek patella Kiri (+) kanan (+).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hb 9,8 gram %, protein urine (-), glukosa urine (-), USG dan CTG belum
dilakukan.
2. Interpretasi data
3. Diagnosa Ibu G1P0A0 usia kehamilan 6-7 minggu, janin hidup tunggal intra uterin,
ballotemen (+), jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.
Dasar :
Kebutuhan :
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan di tuntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.
4. Tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi pasien. Langkah ini mencerminkan kesenambungan dari proses
penatalaksanaan kebidanan. Selama masalah masih bisa diatasi belum dibutuhkan tindakan
segera.
5. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap
masalah atau diagnisa yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi
data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencan asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi pasien atau dari masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap pasien tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan atau konseling dan
apakah perlu merujuk pasien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial
ekonomi kulturasi atau masalah psikologis.
Intervensi pasien yang mungkin dilakukan seperti, jelaskan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan, informasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, jaga
kehangatan bayi, bedung bayi lalu posisikan bayi miring, berikan bayi pada ibu untuk
disusukan setelah ibu selesai dibersihkan, mandikan bayi, lakukan perawatan tali pusat,
anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, jelaskan pada ibu tanda-tanda
bahaya pada bayi, datang ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi.
6. Implementasi
Pada langkah ini rencana menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke lima
dilaksanakan secara aman dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun
bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap bertanggung jawab untuk mengarahkan
penatalaksanaannya.
Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani pasien yang
mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam penatalaksanaan asuhan bagi pasien
adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksanaan yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu dan asuhan pasien.
7. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam pelaksanaannya.
Hasil evaluasi dari penanganan yang telah dilakukan terhadap kasus ini berupa : ibu dan
keluarga paham dengan penjelasan yang diberikan dan mampu untuk mengulangi asuhan
yang telah diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Register :…
1. Pengumpulan data
1. Biodata
1. ANAMNESA
2. Tanggal : 17 oktober 2014 Pukul : 19.15 WIB
Kunjungan Pertama
Kunjungan Ulang
Keluhan
2. Riwayat Menstruasi
Trimester II :–
Trimester III :–
1. Kapan pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : Belum dirasakan ibu
2. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Belum dirasakan ibu
3. Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu,
di konsumsi
1. Imunisasi
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
ü
6. Riwayat kesehatan
7. Riwayat penyakit yang pernah / sedang diderita :
1. Riwayat alergi
8. Riwayat psikososial
9. Kehamilan ini : Direncanakan
10. Respon ibu terhadap kehamilan ini : Baik
11. Respon suami dan keluarga terhadap : Baik
kehamilan ibu
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
Perubahan pola makan yang dialami pada kehamilan ( termasuk ngidam, nafsu makan, dan
lain-lain) : Tidak ada
1. Pola eliminasi
BAB
BAK
Frek : 1x sehari
Frek : 5-6x sehari
Warna : kuning kecoklatan
Warna : Kuning jernih
Konsitensi : Lembek
Keluhan : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
1. Pola istirahat
1. Aktifitas sehari-hari
Pernafasan : 22x/i
Kesadaran : CMC
BB sebelum hamil : 48 Kg
TD : 110/70 mmHg
BB setelah hamil : 52 Kg
Nadi : 82x/i
TB : 155 Cm
Suhu : 36 ᵒC
LILA : 23,7 Cm
2. Pemeriksaan khusus
3. Inspeksi
Kepala : Bersih
Rambut : Bersih
Mulut : Bersih
Eksremitas
Atas Bawah
1. Palpasi
Leopold
1. Auskultasi
1. Perkusi
1. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Hb : 9.2 gram%
Diagnosa
Tindakan
Pengumpulan Data Interpretasi Data Interve
/masalah segera
potensial
Ibu G1P0A0H0 usia kehamilan
Tanggal: 17 -10-2014 1. Lak
6-7 minggu janin hidup tunggal
consen
intra uterine ballotemen(+)
Pukul : 19.03 wib kepada
keadaan jalan lahir normal, Ku
ibu dan janin baik.
DS : 2.Berit
pemeri
Dasar :
1.Ibu mengatakan ini kehamilan anak dan ke
pertama dan Tidak pernah keguguran
1. Ibu mengatakan ini
3. Ber
kehamilannya yang pertama
2.Ibu mengatakan kadang ia mual dan nutrisi
muntah apabila mencium bau anyir
2. Ibu mengatakan sudah tidak
atau busuk Menurangi 4. Ber
datang haid hampir 2 bulan yang
makan yang mengh
lalu
3.Ibu mengatakan tidak memiliki Emesis berminyak dan yang b
riwayat penyakit kronik dan menular ber aroma dan me
3. Ibu mengatakan, perutnya
beserta keluarga Tidak ada tajam/anyir.
tidak nyeri saat di palpasi
5. Aju
4.Ibu mengatakan tidak ada alergi Tidak ada Tidak ada istirhat
4. TTV dalam batas normal
terhadap obat maupun makanan
apapun Tidak ada 6. Be
TD : 110/70mmHg
tanda b
5.HPHT : 16-11-2010 keham
Nadi : 82 x/m RR
: 22x/menit
DO : 7. be
vitamin
Suhu : 36 o C
Keadaan umum ibu dan janin baik,
8. Be
Kebutuhan ibu:
TP : 05-06-2015 kunjun
1. Istirahat
TTV : 1. Me
pemeri
2. Mengkonsumsi makanan
TD : 110/70mmHg bergizi dan ke
Tanggal : 19-10-2014
DO :
TP : 05-06-2015
TTV :
TD : 110/70mmHg
Nadi : 79 x/m RR :
19x/menit
Suhu : 36o C
Palpasi
TFU : Belum bisa diraba
Leopold I : ballotemen
(+) : 3 jari
diatas prosesus xipuedeus (MD =
29cm)
Leopold 1 :
menentukan letak bokong
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Ibu G1P0A0 usia kehamilan 6-7 minggu, janin hidup intra uterine ballotemen (+)
jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik. Keadaan normal yaitu kesadaran CMC, TD 110/70
mmHg, nadi 82x/I, pernafasan 22x/i, BB sebelum hamil 48 Kg, BB saat hamil 52 Kg, TB 155
cm, LILA 23,7 cm. Inspeksi secaha head to toe dalam batas normal, Leopold, I, II dan II :
Ballotemen (+), pemeriksaan Mc. Donal, TBBJ dan DJJ belum bisa di dengar dan di ukur,
reflek patella ki-ka (+), Hb 9,8 gram %, protein urine (-), glukosa urine (-), USG dan CTG
belum dilakukan.
1. Interpretasi
Diagnosa : Ibu G1P0A0 usia kehamilan 6-7 minggu, janin hidup intra uterine
ballotemen (+) jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik
Kebutuhan,
Masalah potensial yang mungkin terjadi adalah emesis atau hyperemesis pada ibu hamil
trimester 1.
1. Tindakan Segera
Tindakan segera yang dilakukan adalah dengan mengurangi makan yang berminyak banyak
seperti gulai gulaian, karena dapat merangsang mual pada ibu hamil tersebut.
1. Intervensi
2. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat dan mengurangi kerja yang berat
3. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhannnya dengan makanan yang bergizi
4. Ingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene nya
5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi susu ibu hamil
6. Beritahu ibu agar tidak terlalu banyak makan makanan yang berminyak banyak.
7. Beritahu ibu tanda tanda bahaya pada kehamilan trimester 1.
8. Anjurkan ibu untuk mengontrol kehamilannya sekali sebulan ke tenaga kesehatan.
1. Implementasi
Pada tahap pelaksanaan semua rencana tindakan yang telah disusun sudah terlaksana
dengan baik. Dan tidak ada hambatan dalam memberikan asuhan pada ibu hamil trimester 1
tersebut.
1. Evaluasi
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan, dan ibu sudah melakukan semua saran
tersebut dengan sangat baik.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Pengkajian data pada ibu hamil Ny”A” usia kehamilan 6-7 minggu dengan
menggunakan format pengumpulan data berupa data subjektif dan data objektif yang
didapatkan dari anamnesa dan hasil pemeriksaan pada ibu hamil tersebut
2. Diagnosa kebidanan pada ibu hamil Ny”A” usia kehamilan 6-7 minggu didapatkan
dari interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan pada ibu tersebut.
3. Identifikasi adanya masalah potensial yang terjadi pada ibu hamil Ny”A” usia
kehamilan 6-7 minggu didapatkan berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah
diidentifikasi dan mengantisipasi agar masalah atau diagnosis tersebut tidak terjadi.
4. Identifikasi diperlukannya tindakan segera secara mandiri,yaitu untuk mencegah
hyperemesis pada ibu hamil Ny”A”
5. Rencanakan asuhan yang diberikan sudah efektif berdasarkan kebutuhan pada ibu
hamil Ny”A” usia kehamilan 6-7 minggu
6. Pelaksanakan asuhan diberikan secara efisien dan aman pada ibu hamil Ny”A” usia
kehamilan 6-7 minggu sesuai dengan rencana asuhan.
7. Evaluasi hasil asuhan yang telah diberikan pada ibu hamil Ny”A” usia kehamilan 6-7
minggu sudah dilakukan, rencana asuhan yang sudah diberikan sudah dilaksanakan
dengan baik.
8. Pendokumentasi hasil asuhan yang telah dilaksanakan pada ibu hamil Ny”A” usia
kehamilan 6-7 minggu dengan manajmeen varney tujuh langkah.
5.2. Saran
1. Institusi pendidikan
2. Bidan
Diharapkan kepada bidan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan
Asuhan Persalinan Normal sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang bermutu dan
komprehensif. Seperti :
1. Dapat mengetahui atau mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil
trimester 1
2. Dapat mensupor dan meyakinkan ibu bahwa kehamilannya itu adalah suatu anugrah
yang diberikan tuhan
3. Meyakinkan ibu agar dia mau berkunjung rutin, minimal 4 kali, yaitu 1x pada
trimester 1, 1x pada trimester 2, dan 2x pada trimester 3.
4. Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus. 2012. Trimester Pertama yang Penuh Keajaiban. diakses tanggal 21 September
2012 pukul 23 : 04
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan : Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Hadi, Ria A. 2009. Kupas Tuntas Kehamilan dan Melahirkan. Ungaran: Vivo Publisher
Helda. 2012. Askep Perubahan Selama Hamil. diakses tanggal 21 September 2012 pukul 20
: 00
Salmah. Rusmiati. Maryanah. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Syahputra, Adi. 2012. Perubahan Anatomi dan Adaptasi. diakses tanggal 23 September
2012 pukul 17 : 58