Farras Shanda 105130103111003: Tehnik Analisis Biomolekuler
Farras Shanda 105130103111003: Tehnik Analisis Biomolekuler
“PCR”
Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Polymerase Chain Reaction atau yang biasa disebut PCR adalah metode
untuk amplifikasi (memperbanyak) potongan DNA secara in vitro pada daerah
spesifik yang dibatasi oleh dua buah primer oligonukleotida. Teknik ini mampu
memperbanyak sebuah urutan 105-106-kali lipat dari jumlah nanogram dari DNA
template. Proses ini mirip dengan proses replikasi DNA secara in vivo yang bersifat
semi konservatif.Polymerase Chain Reaction (PCR) ini dapat digunakan untuk
amplifikasi urutan nukleotida, menentukan kondisi urutan nukleotida suatu DNA
yang mengalami mutasi, pada bidang kedokteran forensik dan melacak asal-usul
sesorang dengan membandingkan “finger print”.
1) Denaturasi
Selama proses denaturasi, DNA untai ganda akan membuka menjadi dua untai
tunggal. Hal ini disebabkan karena suhu denaturasi yang tinggi menyebabkan
putusnya ikatan hidrogen diantara basa-basa yang komplemen. Pada tahap ini,
seluruh reaksi enzim tidak berjalan, misalnya reaksi polimerisasi pada siklus yang
sebelumnya. Denaturasi biasanya dilakukan antara suhu 90 oC – 95 oC. Durasi
tahap ini 1–2 menit.
2) Penempelan primer
Pada tahap penempelan primer (annealing), primer akan menuju daerah yang
spesifik yang komplemen dengan urutan primer. Pada proses annealing ini, ikatan
hidrogen akan terbentuk antara primer dengan urutan komplemen pada template.
Proses ini biasanya dilakukan pada suhu 50 oC – 60 oC. Selanjutnya, DNA
polymerase akan berikatan sehingga ikatan hidrogen tersebut akan menjadi sangat
kuat dan tidak akan putus kembali apabila dilakukan reaksi polimerisasi
selanjutnya, misalnya pada 72 oC. Durasi tahap ini 1–2 menit.
Umumnya, reaksi polimerisasi atau perpanjangan rantai ini, terjadi pada suhu
72 oC. Primer yang telah menempel tadi akan mengalami perpanjangan pada sisi
3’nya dengan penambahan dNTP yang komplemen dengan templat oleh DNA
polimerase. Durasi tahap ini biasanya 1 menit.
Adapun macam-macam tipe dan modifikasi dari PCR adalah sebagai berikut:
a. Real-Time PCR
Real-Time PCR adalah suatu metode analisa yang dikembangkan
dari reaksi PCR. Real time ini juga dikenal sebagai quantitative real time
polymerase chain reaction atau Q-PCR. Dimana teknik ini digunakan untuk
mengamplifikasi (memperbanyak) sekaligus menghitung (kuantifikasi)
jumlah target molekul DNA hasil amplifikasi tersebut. Real time PCR
memungkinkan dilalukan deteksi dan kunatifikasi (sebagai nilai absolut dari
hasil perbanyakan DNA atau jumlah relatif setelah dinormalisasi terhadap
input DNA atau gen-gen penormal yang ditambahkan) sekaligus terhadap
sequens spesifik dari sampel DNA yang dianalisis. Pada analisa PCR
konversional deteksi keberadaan DNA dilakukan pada akhir reaksi dan
pengamatan keberadaan DNA hasil amplifikasi dilakukan di gel agarose
setelah dilakukan proses elektroforesis. Sedangkan analisa menggunakan
Real Time PCR memungkinkan untuk dilakukan pengamatan pada saat
reaksi berlangsung, keberadaan DNA hasil amplifikasi dapat diamati pada
grafik yang muncul sebagai hasil akumulasi fluoresensi dari
probe(penanda). Pada Real Time PCR pengamatan hasil tidak lagi
membutuhkan tahap elektroforensis, sehingga tidak lagi dibutuhkan gel
agarose dan penggunaan Ethidium Bromide (EtBr) yang merupakan
senyawa karsinogenik. Cara kerja dari Real Time mengikuti prinsip umum
reaksi PCR, utamanya adalah DNA yang telah diamplifikasi dihitung
setelah diakumulasikan dalam reaksi secara real time sesudah setiap siklus
amplifikasi selesai.
d. Multiplex-PCR
Multiplex PCR merupakan beberapa set primer dalam campuran
PCR tunggal untuk menghasilkan amplikon dari berbagai ukuran yang
spesifik untuk sekuens DNA yang berbeda. Dengan penargetan gen
sekaligus, informasi tambahan dapat diperoleh dari lari-tes tunggal yang
tidak akan membutuhkan beberapa kali reagen dan lebih banyak waktu
untuk melakukan. temperatur Annealing untuk masing-masing set primer
harus dioptimalkan untuk bekerja dengan benar dalam reaksi tunggal, dan
ukuran amplikon. Artinya, panjangnya pasangan basa harus berbeda cukup
untuk membentuk band yang berbeda ketika divisualisasikan dengan
elektroforesis gel .
e. PCR-ELISA
PCR-ELISA merupakan metode yang digunakan untuk menangkap
asam nukleat yang meniru prinsip dari enzim linked immunosorbant yang
terkait. Dimana dalam sebuah pengujian hibridisasi hasil produk dari PCR
akan terdeteksi dengan metode ini. Dengan metode inilah dapat dilakukan
pengukuran sequen internal pada produk PCR. Metode ini lebih dipilih
karena lebih murah dibandingkan metode Real Time PCR.
PCR-ELISA telah digunakan sejak akhir 1980-an dan telah
berkembang untuk mendeteksi sequen tertentu dalam produk
PCR. Meskipun banyak metode yang tersedia untuk mendeteksi sequen
tersebut, ELISA PCR berguna untuk mendeteksi dan membedakan antara
beberapa sasaran dari sequen yang diinginkan. ELISA PCR ini juga berguna
untuk screening beberapa sampel, terutama bila jumlah sampel tidak
menjamin. Salah satu aspek yang paling berguna dari PCR-ELISA adalah
kemampuannya dalam membedakan antara produk reaksi perubahan
polimerase yang dihasilkan dari seperangkat primer yang mengandung
variasi sequen, yaitu sequen yang bervariasi antar primer.
Resume jurnal