Anda di halaman 1dari 8

PRINSIP-PRINSIP PADA FRAKTUR Kulit intak?

Feel : Nyeri lokal


- Definisi : Nadi distal fraktur
Sensori distal fraktur
Rusaknya kontinuitas (diskontinuitas) struktur tulang Move : Crepitus
False movement
 bisa berupa retak, remuk atau pecah dari korteks tulang Gerakkan sendi distal fraktur
* Fr tdk selalu terjadi pada lokasi injury (mis.trauma bawah lutut,
- Pembagian : bisa fr patella, fr condylus femur, fr shaft femur, kadang2 fr
dibagi 2 yaitu : acetabulum)
 Fr tertutup : jika kulit yang tersisa diatasnya masih intak
(tidak ada hub antara fr dgn dunia luar) - Foto Fraktur minimal :
 Fr terbuka : sebaliknya 1. Dua posisi (minimal: AP/Lat)
2. Dua sendi ( Libatkan 2 sendi, prox & distal dari lokasi fr)
- Bagaimana fraktur dapat terjadi : 3. Dua alat gerak  sbg pembanding (pada anak2 ok epifisis
Tulang relatif mudah patah, tetapi cukup kuat & lentur utk menahan line yg belum menutup ~ Fr)
tekanan yg agak besar. Fr bisa terjadi jika gaya yang menekan 4. MOI berat  cek pd level yg lebih tinggi mis Fr Femur & Fr
melebihi daya lentur yg dipunyai tulang. Calcaneus  foto juga pelvis & spine
Fraktur bisa terjadi akibat dari : 5. Dua saat (jika foto I sulit mdpt diagnosa, selang 10 – 14 hr)
1. Peristiwa trauma tunggal
2. Tekanan berulang - Bagaimana Fr memindah segmen tulang :
3. Kelemahan abnormal dari tulang (frakt patologis) Setelah sebuah fr komplet (complete fr) fragmen biasanya menjadi
- Fraktur ok peristiwa trauma : berpindah (displaced), ok :
Gaya yang menimpa bersifat mendadak & dgn kekuatan melebihi 1. gaya yg menyebabkan trauma
batasnya (kelenturan) 2. gaya gravitasi
Gaya dibagi 2 : 3. tarikan otot yg mengikat tulang
 Langsung : tulang patah di titik benturan disertai rusakny jar
lunak, biasanya menyebabkan fr melintang (transverse) - Beberapa istilah dlm displace al :
 Tidak langsung : tulang patah tidak pada lokasi gaya yg  Shift/ aposisi (bergeser) : kesamping, kebelakang, kedepan
menimpa (py jarak) satu sama lain
 gaya yg menimpa bisa :  Pdu dpt bersatu kembali tanpa koreksi (asal antar
1. gaya memutar (twisting)  menyebabkan fr spiral permukaan tlng msh ada kontak)
2. gaya bending  fr transver  Alignment = tilt (miring) : kesamping, kebelakang, kedepan
3. gaya bending & kompresi  sbgian fr transv Tanpa koreksi  malalignment  deformitas alat gerak
4. kombinasi twisting + bending + kompresi  fr obliq  Rotation = twist (terputar) : kesegala arah
5. gaya pulling  tlg tlng ditarik oleh tendon/ ligamen Salah satu fragmen mkn berputar pd sumbu longitudinal 
- Fraktur ok tekanan berulang/ kelelahan: tampak lurus (dari luar)  ttapi ada deformitas rotasi
Paling sering terlihat di tibia, fibula, metatarsal khususnya pada atlet, diujung tulang
penari dan tentara Tanpa koreksi  rotational deformity
- Fraktur patologis :
 Ok kelemahan (gaya yg bekerja normal saja) mis akibat - Bagaimana Fraktur menyembuh (bone remodeling) ?
tumor, metastase  Mobilisasi bukan untuk menyatukan tulang  tulang dpt menyatu
 Ok kerapuhan luas (berlebihan) mis pd paget’s dis secara alamiah
 Dokter bedah memasang bidai pd sebagian besar fraktur bukan
- Type fraktur : untuk menjamin penyatuan tetapi :
 Fr komplet : tulang patah secara lengkap menjadi 2 1. Mengurangi nyeri
fragment/ lebih bisa berupa : transversal, oblique/ spiral/ 2. Menjamin bahwa penyatuan yang terjadi dalam posisi yang
impaksi/ kominutif baik (seanatomis mungkin)
 Fr tidak komplet : tulang patah tetapi tidak lengkap masih 3. Mengupayakan pengembalian fungsi & gerakan sedini
menyisakan periosteum yg intact mis: mungkin
- greenstick  pd anak2 (reposisi mudah & sembuh dgn - Proses penyembuhan terbagi dalam 5 tahap :
cepat) 1. Fase hematom
- Fr kompresi  pd vertebra org dewasa  segera dioperasi  Ada kerusakan jaringan & perdarahan di lokasi fraktur
agar tdk terjadi deformitas  Ujung tulang yg fraktur mengalami kematian sekitar 1 – 2
milimeter
- Contoh tata nama : 2. Fase Inflamasi
Close Fraktur Transverse Pathologic Femur 1/3 distal Dextra  Terjadi dalam 8 jam setelah fraktur
 Adanya reaksi inflamasi akut
- Bagaimana mendiagnosa fraktur :  Adanya proliferasi sel-sel radang dalam periosteum & kanal
Tanda pasti : medulla
 C : Crepitus (krepitasi)  Ujung tulang yg patah dikelilingi jar seluler utk
 F : False movement mempertemukan ujung tlng
 D : Deformity  Hematom pelan-pelan diserap oleh sel-sel radang
Tanda tidak pasti :  Kapiler-kapiler baru mulai tumbuh
 P : Pain 3. Fase Callus
 S : Swelling  Proliferasi sel berubah mjd chondroggenik & osteogenik yg
 B : bruising (memar) akan mulai membuat tlng & kartilago
 Populasi sel berubah menjadi osteoblast & osteoclast yg
- Pemeriksaan Fraktur : kemdn membersihkan tulang-tulang mati
Look : Swelling  Tampak kumpulan2 tulang yg belum matur & kartilago
Contusio musc/soft tissue membentuk kallus pd permukaan periosteal & endosteal
Deformity

9
 Tulang immatur tsb mjd lebih padat (mineralized) & false  Dilakukan segera, ok dalam 12 jam I sudah ada pembengkakan
movement di frakt mulai berkurang dgn nyata jaringan lunak sehingga akan menyulitkan reposisi
 Kira-kira 4 mgg frakt mulai menyatu (unite)  Reposisi tidak perlu pada :
4. Fase konsolidasi 1. Sedikit/ tidak ada displacement
 Pros osteoklastik & osteoblastik terus berlangsung 2. Displacement bukan suatu masalah (mis Fr clavicula)
 Tulang immature berubah menjadi tulang lamellar 3. Ketika merasakan reposisi sulit/ sepertinya tidak akan sukses
 Osteoklast akan membersihkan debris2 di garis fraktur & (mis Fr vertebrae)
osteoblast akan mengisi gap antar tlg yg msh ada -Aligment lebih penting daripada apposition, kec pd fr Intraarticular 
 Fr menyatu secara solid hrs reposisi seanatomis mungkin (jika tidak, akan terjadi degeneratif
 Proses yang lambat & mungkin memakan waktu berbulan- arthritis)
bulan sebelum tulang cukup kuat untuk membawa beban - Ada 2 metode reposisi :
normal 1. reposisi tertutup 2. reposisi terbuka
5. Fase remodeling Reposisi tertutup
 Fraktur telah terhubung dgn sebuah gundukan tulang yg - Dibawah pengaruh anestesi & muscle relaxant yang tepat
solid (msh kasar) - Indikasi :
1. Displacement minimal
 Setelah beberapa bulan/ tahun, gundukan tlg yg msh kasar
2. Pada anak
ini akan dibentuk ulang dgn proses yg berkelanjutan antara
3. Fr yg relatif stabil setelah reposisi
pembentukan & resorpsi scr bergantian
- Fr direposisi dgn manuver :
 Bentukan yg tidak diinginkan dibuang, kavitas medullary
1. Bagian distal dari ekstremitas ditarik sesuai sumbu
dibentuk
panjang tulang
 Sehingga akan terbentuk tlng baru yg menyerupai struktur 2. Saat fragmen berjauhan, reposisilah dgn arah
normal berlawanan dgn MOI
- Penelitian Mc Kibbin (1978) menunjukkan bhw kallus adl respon 3. Alignment diatur dalam masing2 bidang
dari gerakan pd lokasi fraktur. Kallus akan memberikan stabilisasi fr - Jika otot terlalu kuat  pakai traksi
secepat mkn. Sebagai pengkondisian awal yg diperlukan utk Reposisi terbuka :
penyambungan tlng. Jika fr diimobilisasi terlalu rigid (mis.psg plate) - Merupakan langkah awal dari fiksasi interna
 kallus tidak terbentuk. Penyembuhan lewat kallus (boleh dikatakan - Indikasinya :
scr tdk lgs) mempunyai keuntungan tersendiri : menjamin kekuatan 1. Ketika reposisi tertutup gagal, bisa ok sulitnya
mekanik tlng (krn kallus akan tumbuh semakin kuat) mengontrol fragmen tulang/ krn ada jar lunak yang
terselip diantaranya
- Definisi union dan konsolidasi 2. Ketika ada sambungan fragmen (artikulasi) yg
UNION : lebar yg membutuhkan posisi reposisi akurat
 Perbaikan belum komplet/ sempurna (seanatomis mungkin)
 Kallus belum mengalami kalsifikasi 3. untuk memasang traksi pd fraktur (memegang
 Klinis : Lokasi fraktur masih sedikit lunak, nyeri (+) fragmen tlng)
 X- ray menunjukkan garis fr (+) & callus yg samar-samar
disekitarnya 2. HOLD REDUCTION (fiksasi thd reposisi)
 Proteksi tulang (+) thd berbagai tekanan - Istilah immobilisasi telah dihindari ok tidak sungguh2 diimobilisasi
KONSOLIDASI : secara komplet (rigid)
 Perbaikan sudah komplet/ sempurna - Namun pembatasan gerakan tetap perlu utk mendukung
 Kalus sudah mengalami penulangan/ keras (ossifikasi) penyembuhan jar lunak
 Lokasi fr tdk lunak, nyeri (-), false movement (-) - Metode yang ada :
 X-rays : garis fr hampir hilang & dilewati trabekula tulang 1. Continuous traction 4. Internal fixation
dgn dibatasi kalus yg jelas disekitarnya 2. Cast splintage 5. External fixation
 Proteksi tulang (-) 3. Functional bracing
- Non Union, bisa disebabkan krn : CONTINUOUS TRACTION
1. Pemisahan & gangguan dari fragmen2 tulang - Traksi diterapkan pd alat gerak distal dari frakt  sbg usaha
2. Adanya jaringan lunak yang menyelip diantara fragment terus menerus menarik tlng ~ sumbu panjangnya
tulang - Terutama utk :
3. Gerakan yang berlebihan di garis fraktur  Fr korpus tlng
4. Supply darah yang buruk ke lokasi fr  Fr obliq/ spiral yg mudah displace lagi oleh traksi otot
- Keuntungan :
PENGOBATAN PADA FRAKTUR TERTUTUP (CLOSE 1. Dapat menarik tlng panjang dgn lurus
FRACTUR) 2. Px msh dpt menggerakkan persendian & ototnya
- Prinsip : - Kerugian :
manipulasi untuk memperbaiki posisi dari fragmen diikuti 1. Waktu yg lama di RS  alternatif : jika sdh union, ganti
pembidaian untuk memfiksasi bersama sampai fragmen tersebut functional bracing
menyatu, sementara itu tetap memelihara pergerakan & fungsi 2. Kadang sulit mempertahankan reposisi secara akurat
persendian (Reduce – Hold – Exercise) - Macam2 traksi :
 3 R yaitu : 1. Traksi dg gaya gravitasi utk alat gerak atas
1. Reduce = reduction = reposisi 2. Traksi skeletal (pakai kirscner wire, steinman pin, Denham
2. Retain = hold reduction = immobilisasi pin)  dpt dipakai utk ekstremitas bwh
3. Rehabilitasi = exercise 3. Traksi kulit (maksimal 4-5 kg)
-Tscherne (1984) membuat klasifikasi untuk luka tertutup : 4. Fixed traction
Grade 0 = Fr sederhana dgn sedikit/ tanpa kerusakan jaringan lunak 5. Balanced traction
Grade 1 = Fr dgn abrasi superficial/ memar dikulit & jar subkutaneus 6. Traksi kombinasi (Thomas splint)
Grade 2 = Fr lebih berat dgn kontusio jar lunak lebih dlm & edema - Komplikasi :
Grade 3 = Luka berat dgn ditandai kerusakan jar lunak & ancaman 1. Menghambat sirkulasi (khususnya pd anak2)  solusi pakai
kompartmen syndrom gallows traksi
2. Peroneal nerve injury (drop foot  solusi alat gerak hrs
1.REDUCE (REPOSISI) selalu dicek ulang)

10
3. Kompartemen syndrom  solusi : beban traksi jangan FIKSASI EXTERNAL CF
berlebihan (tu yg lwt calcaneal) - Pada umumnya untuk : tibia, pelvis, femur, humerus, lower
CAST SPLINTAGE radius, tulang2 dari tangan
- Secara luas digunakan khususnya pd fr alat gerak distal & pd - Indikasi :
anak2 1. Fr dgn kerusakan jaringan lunak yg berat sehingga luka
- Keuntungan : harus dirawat terbuka
penderita dapat secepatnya pulang ke rumah 2. Fr disertai kerusakan VAN
- Kerugian : 3. Fr communitif berat & tak stabil (yg dipertahankan
persendian dlm gips tdk dpt bergerak & dpt mengalami panjangnya sampai proses penyembuhan dimulai)
kekakuan 4. Fr yg tak bisa disatukan (eksisi/ kompresi) kadang digabung
 Kekakuan dapat diminimalkan dgn : dgn elongasi
 Menunda pemasangan gips (pd px yg ditraksi usahakan 5. Fr pelvis yg tak bisa dikonrol dgn metode lain
sampai gerakan dpt dilakukan) 6. Fr terinfeksi (sehingga tak cocok untuk fiksasi interna)
 Dimulai dgn gips konvensional setelah dirasakan tdk ada 7. Multipel injury (sehingga stabilisasi dini akan menurunkan
perasaan tidak nyaman ganti dgn functional bracing resiko komplikasi serius)
- Komplikasi : - Teknis :
1. Terlalu ketat  kompartemen synd *Pin *Screw *Wires
2. Pressure sores  Dipasang diatas & dibawah fraktur & dihubungkan satu sama
 Terjadi akibat tekanan pd kulit diatas tlng yg menonjol lain diluar dgn :
(lutut, siku, olekranon) - rigid bars
 Px mengeluh nyeri lokal diatas titik tekan - acrylic wax (warna pink)
 Segera buat jendela di gips diatas lokasi nyeri - Komplikasi :
3. Skin abrasi/ laserasi  Infeksi melalui jalur masuk pin
 Mkn terjadi saat melepas gips (umumnya jika memakai  Overdistraksi : fragmen akan terikat erat dgn alat fiksasi
gergaji listrik) (“kebacut”)
FUNCTIONAL BRACING  Menurunkan loading dlm lumen tulang  penyembuhan
- Penggunaan ~ gips hanya persendian masih dpt bergerak, lambat  meningkatkan osteoporosis
kurang dihambat daripada gips konvensional
- Penggunaan hanya dimulai setelah fr union (setelah 3-6 mgg 3. REHABILITASI (EXERCISE)
setelah pemakaian gips/ traksi) - Tujuan :
- Secara umum lebih menguntungkan hanya ada resiko yg lebih 1. Menurunkan edema
besar utk terjadinya malunion  Dgn mengelevasi alat gerak beberapa saat
FIKSASI INTERNAL CF Cara :
- Indikasinya :  naikkan kaki bed penderita dgn diganjel
1. Tak bisa direposisi jika tak lewat operasi  Naikkan alat gerak yg tergips ke kursi
2. Fr tdk stabil & cenderung displaced setelah reposisi (mis Fr Jangan :
midshaft antebrachii, Fr ankle)  dipaksakan
3. Fr yg berlawanan posisi dgn gerak otot (mis.Fr transv  Dijuntaikan
patella, Fr trv olecranon) Dgn latihan
4. Fr yg diperkirakan menyatunya sulit & lama (mis. Fr Cara :
collumna Femoris)  Gerakan aktif akan memompa keluar cairan edema,
5. Fr patologis (ok penyakit tlng akan menghambat mencegah perlekatan jaringan lunak, memicu
penyembuhan) penyembuhan tulang (ok melancarkan sirkulasi darah)
6. Fr multiple (dimana internal & eksternal fiksasi akan  Gerakan static (isometric)
menurunkan resiko komplikasi umum & late MOF)  untuk yg terpasang gips
7. Fr pd penderita dgn asuhan keperawatan sulit (mis. 2. Memelihara gerak sendi
paraplegi, geriatric) 3. Melatih kekuatan otot
- Teknis : 4. Membimbing kembali ke aktivitas normal
 Wires Penderita harus dilatih untuk membuat alat gerak yg cedera
 Screw berfungsi seoptimal mungkin
 Plate
 Intramedullary rods
 Kombinasi diatas PENGOBATAN PADA FRAKTUR TERBUKA (OPEN
- Komplikasi : FRACTUR)
1. Infeksi mis. Sepsis/ kronik osteomyelitis - Definisi :
dpt disebabkan : Ada hubungan antara fraktur dgn dunia luar
 Fx penderita : status imun turun, luka kotor
 Fx dokter : kemampuan dan skill - Harus selalu dianggap ada kontaminasi sehingga harus dicegah
 Fx fasilitas : OK yg tidak terjamin aseptiknya terjadinya infeksi
2. Non Union :
Terjadi jika fiksasi (+) tapi ujung2 fragmen berjauhan - Klasifikasi oleh Ramon Gustillo :
(sering pd fr isolated cruris/ antebrachii) I. Luka < 1 cm (kecil, bersih)
3. Kegagalan implantasi Tulang menembus keluar sedikit (~paku)
Penderita dgn implant metal tidak boleh ada “stress” pd Jaringan lunak rusak sedikit
lokasi implant, mis. Fr dgn plate tibia  hrs Crushing (-)
menggunakan krek utk jalan & minimal weighbearing Fr tidak comunitif
selama 3 bulan I. Dievaluasi ulang jika didapatkan nyeri di II. Luka > 1 cm
area fraktur Skin flap (-)
4. Refraktur Kerusakan jaringan lunak tdk banyak
- Lepas implant setelah minimal 1 tahun Crushing atau Fr cominutif dlm derajat sedang
- Setelah dilepas : rawat dan proteksi tulang (ok masih III Kerusakan kulit luas
lemah) harus dilakukan selama beberapa minggu disertai kerusakan jaringan lunak, struktur neurovaskuler &
kontaminasi luka

11
 Dibagi lagi menjadi 3 : 2. Selamatkan sebanyak-banyaknya ~ kulit
IIIA. Fr dpt ditutup scr adekwat dgn jar lunak 3. Buang hanya jika kecil dan terlepas scr total
IIIB. Fr tak bisa ditutup dgn jar lunak, periosteum stripping (detached)
(+), cominutif Fr (+)  Sendi :
IIIC.Trauma arteri  cito repair tanpa menghiraukan jumlah Trauma persendian scr terbuka  tatalaksana:
kerusakan jar lunak 1. Wound toilet
- Trauma dgn kecepatan tinggi  selalu grade III B/C (ok walau luka 2. Tutup synovial
kecil tetapi kerusakan internal berat) 3. Tutup capsule
- luasnya kerusakan jar lunak ~ insiden infeksi luka 4. AB sistemik
5. Drainase/ suction irigasi (jika berat)
- Prinsip terapi Opened Fracture : Ad 4. Wound closure (sutured)
1. luka seharusnya ditutp sampai mencapai OK - Keputusan untuk menutup/ tidak menutup luka pd kulit merupakan
2. AB profilaksis diberikan secepat mungkin (+ATS/ tetagam) suatu keputusan yg sulit.
3. Debridement segera
4. Wound closure (by sutured) - Keputusan menutup/ jahit kulit tanpa ditegangkan/ jahit situasi (or
5. Stabilisasi dari open fraktur bisa juga skin graft) pada :
6. perawatan setelah tindakan (aftercare) 1. Luka yg kecil
Ad 1. tutup luka + bidai 2. OF tipe I yg tdk terkontaminasi
 Gunakan kassa steril 3. Segera dilakukan operasi (beberapa jam) setelah kejadian
 Usahakan pakai bidai melalui 2 sendi * Lainnya 
Ad 2. AB profilaksis + ATS/ Tetagam  rawat terbuka (sampai tension & infeksi -)
 Kombinasi Benzyl Penicillin + Cloxacillin 4 dd 1 selama 2  bungkus kassa steril
hr  evaluasi 5 hari kmdn, jika bersih  jahit/ skin grafted
 Jika dirasa luka terkontaminasi cukup berat maka tambahkan Ad 5. Stabilisasi Fr
obat2 untuk bakteri gram (-) mis.Genta/ Metronidasol 4 - 5  OF gr I, II dgn luka yg kecil & Fr stabil: nail, plat, widely
hr split plaster, Femur dg traksi diatas sebuah splint 
 ATS 1500 IU (jika pernah pakai vaksin) dilakukan utk menunggu trbtknya callus  sticky (lengket)
 Tetagam (Ig) (jika blm pernah mndpt vaksin)  definitive operasi (anak2 : 2 mgg, dws : 4 mgg)
Ad 3. Debridement segera  OF gr III : mutlak external fiksasi (metode yg paling aman)
- Prinsip : buang jar mati & benda asing sampai betul2 bersih Ad 6. Aftercare open fr :
- Tujuan :  Alat gerak dielevasi
 Buat luka jadi luka bersih  Evaluasi sirkulasi
 Mencegah infeksi  Lanjutkan chemoterapi (AB)
- Tanda jar mati = 4 C :  Kulturkan  tes sensibilitas AB  ganti AB ~
1. Capacity to bleed  Jika toksemia/ septicemia  chemotx terus & drainase
2. Contractility (N: mengkerut jika dipencet dgn pinset)
3. Colour (N: merah segar) Sequele open fraktur :
4. Consistency (N: kenyal)  Kulit : mengalami kontraktur/ hilang  skin graft
- Lakukan :  Tulang : infeksi 
1. Kulit sekitar fraktur harus dibersihkan dan dicukur 1. Sequester (jika kecil buang saja)
2. Aseptic prosedur 2. sinus
3. Irigasi dgn PZ : 3. delayed union (union jika infeksi terkontrol)
 OF gr I : 1 lt  Sendi : Ankilosis, stiffness (latihlah bertahap)
 OF gr II : 2 lt
 OF gr III : 10 lt
4. Irigasi dgn bacitracin (sbg antibakteri)
5. Evaluasi struktur, meliputi :
 Kulit :
1. eksisi hy yg terpotong KOMPLIKASI FRAKTUR
2. Selamatkan sebanyak-banyaknya
3. Boleh insisi kalo untuk memperluas exposure KOMPLIKASI UMUM PD FRAKTUR
(untuk buang corpus alienum)
 Fascia 1. Crush syndrom
Fascia dipisahkan/ dibebaskan secara luas sehingga tidak 2. DVT & emboli paru
mengganggu sirkulasi 3. Tetanus
 Otot 4. Gas gangren
Buang yg mati (evaluasi dg 4C) & yg meragukan bisa dilihat 5. Fat emboli
 dieksisi saja (ok bisa jadi sumber makanan bakteri)
 Pembuluh darah KOMPLIKASI LOKAL PD FRAKTUR
1. Ikat scr cermat pemb drh besar (by catgut)
2. Clamp pemb drh kecil dgn klem arteri EARLY LATE
 Syaraf
Lebih bagus biarkan saraf yg terpotong yg tdk terganggu BONE Infeksi Nekrosis vaskuler
Jika luka bersih & ujung syaraf tidak terpotong (jahit Delayed union
selubungnya dgn benang non abs  memudahkan Mal union
identifikasi kemudian) Non union
 Tendon SOFT Blister & plaster sores Bed sores
1. Biarkan saja tendon yang putus TISSUES
2. Jahit jika luka bersih & tak perlu diseksi otot & tendon robek Myositis ossificans
 Tulang : Cedera vaskuler mis Tendinitis & ruptur
1. Permukaan fr dibersihkan scr lembut & kompartmen syndrome tendon
dikembalikan ke posisi yg benar/ reposisi Cedera nerves Kompresi nerves &

12
entrapment 2. X-rays : perlu dicek saat proses penyatuan (terutama 3 mgg
Cedera visceral Volkman’s pertama post fr)
contractur - Terapi :
JOINTS Haemarthrosis & Instability 1. Dewasa :
infeksi  Reposisi seanatomis mungkin
Cedera ligament Stiffness  Pentingkan alignment & rotasi (dp aposisi)
Algodystrophy Algodystrophy  Angulasi > 150 pd tulang panjang/ deformitas rotasi
mungkin membutuhkan koreksi dgn remanipulasi/
Delayed Union osteotomy & internal fiksasi
- Causa :  Pd ekstremitas bawah, pemendekan lebih dari 2,5 cm
 Sirkulasi darah inadekwat (ok avaskuler nekrosis) jarang diterima & prosedur utk memanjangkan tulang
 Infeksi mungkin diindikasikan
 Splintage yg tidak benar & traksi yg berlebihan 2. Anak2 :
 Intact sesama tlng (dgn tulang disebelahnya)  Angulasi --> dpt remodeling (butuh waktu)
- Klinis :  Rotasi --> tidak bisa
1. Fr masih lunak 4. Deformitas angulasi (+)
2. False movement (+) 5. Konsolidasi (-) Volkman’s contracture
3. Pain (+) 6. X-rays : garis fr (+), kallus sgt - Suatu kontraktur iskemik pd otot sbg hasil perkembangan dari :
sdkt  Arterial injury
- Terapi :  Kinking arteri utama (sebab yg penting)
1. Konservatif (sampai konsolidasi), by :  Kompartemen syndrom
*Gips *Traksi *Brace - Cedera pada syaraf dgn iskemia kadang2 sembuh (setidaknya
2. Operatif sebagian), selanjutnya pd px tampak deformitas & kekakuan (mati rasa
 Jika > 6 bln tanpa callus : indikasi fiksasi interna dgn tidak selalu)
bone grafting - Lokasi yg paling umum :
 Jika salah satu unit menyatu lbh cepat (pd 2 tlng)  1. Lengan 3. Tungkai
eksisi yg lebih cepat & psng kembali gips
2. Tangan 4. Kaki
Non Union - Jika mengenai lengan akan melemahkan pula: lengan, tangan dan
- Causa : jari2 akan mengalami clawing
1. mekanisme of injury: - Gbr klinis :
*hilangnya jaringan lunak *intake dgn tulang sebelahnya 1. kontraktur lengan akan tampak jari2 hanya dapat diluruskan
*hilangnya tulang *interposisi jar lunak diantara ketika pergelangan palmar fleksi (the constant-length
fragmen phenomenon)
2. tulang : 2. Kontraktur dari semua otot2 kecil tangan (Bunnell)
*sirkulasi darah yg jelek *infeksi 3. Otot2 calf dengan clawing pd jari kaki
*haematoma *lesi patologis
3. dokter bedah Kekakuan persendian (joints stiffness)
*distraksi (“kebacut) *tehnik fiksasi yg jelek - Lokasi umum :
*tehnik splintage yg jelek *tidak sabar 1. Lutut 3. Bahu
4. pasien 2. Siku 4. Semua sendi kecil dari tangan
*luas sekali (immense) *tidak bisa/ mau bergerak - Causa :
*tak kooperatif *tidak mungkin (impossible) 1. Edema
- penyebab yg lain : 2. Fibrosis dari kapsul sendi
1. gap antar tlng terlalu lebar 3. Fibrosis ligament & otot2 disekitar sendi
 union membutuhkan wkt sangat panjang/ tdk terjadi 4. Perlekatan jaringan lunak satu sama lain/ ketulang
dibawahnya
 bisa ok luka tembak/ kecelakaan hebat/ tarikan otot yg
5. Imobilisasi yg berkepanjangan
kuat/ tarikan traksi yg berlebihan 6. Minimnya latihan peregangan pd jar untuk memulihkan
2. interposisi: jika salah satu jar lunak menyelip diatara ujung gerakan yg hilang
tlng
- Klinis : - Terapi :
1. False movement (+) 1. Mencegah (terbaik) dgn latihan utk menjaga mobilitas sendi
2. Nyeri (-) 2. Jika dipasang gips maka pastikan posisinya benar
3. X-rays : grs fr (+), sclerosis ujung tlg (+), jar menjadi 3. Segera lakukan mobilisasi pd sendi yg baru saja mengalami
hipertropik (~osteogenic activity) atau atropic (calsifikasi -) kekakuan
- Terapi : 4. Intervensi physioterapi
1. Konservatif (jika nyeri -) : 5. Jika ok perlekatan intraartikuler  manipulasi secara gentle
Jika ada keluhan : dibwh pengaruh anestesi
 Brace 6. Operasi (mis.utk melepaskan hambatan pd lutut ketika fleksi
 Stimulus elektrik utk merangsang osteogenesis) oleh adhesi otot2 quadriceps)
2. Operasi (bukan satu2nya cara)
 Jika deformitas (-)  fiksasi interna/ eksterna Sudeck atropy
 Pd atropi (+)  fiksasi + bone grafting - Sudeck (1900) menggambarkan :
Suatu kondisi yg memp ciri khas dgn adanya nyeri
Malunion osteoporosis pd tangan yg telah mengalami fraktur 
- Causa : sekarang lebih dikenal sbg: oligodystropy
1. Gagal reposisi - Gejala :
2. Gagal fiksasi selama proses penyembuhan 1. Penderita mengeluh nyeri terbakar (continuous)
3. Kolaps cominutif yg bertahap 2. Pembengkakan lokalis
4. Osteoporotik 3. Kemerahan & hangat
- Klinis : 4. Ada ~ tenderness & kekakuan yg sedang dari persendian
1. Deformitas msh nyata (kdg2tdk  perlu x-rays) didekatnya

13
- Setelah beberapa minggu :
1. Kulit menjadi pucat & atropi Gas Gangrene
2. Gerakan terbatas - Disebabkan oleh infeksi : Clostridium welchii  anaerobic
3. Deformitas (+) organisme (dpt hidup & multiplikasi pd jar2 dgn tekanan O2 rendah)
- Gbrn X – ray : tampak tulang samar2 (patchy rarefacture) - Lokasi yg disukai :
- Terapi :  Luka kotor
1. Semakin dini gx ini dikenal & diobati  prognosa baik  Banyak jar2 mati
2. Elevasi & latihan aktif penting pada semua trauma   Tanpa debridement yg adekawat
khususnya oligodystropi  kemudian luka tsb ditutup
3. Jika tidak membaik dlm beberapa minggu  berikan obat - Toksin merusak dinding sel dgn cepat  menjadikan jaringan
gol : sympatetik blok/ sympatolitik mis. Guanethidine IV nekrosis
4. Physioterapi - Gambaran klinis :
1. Tampak dlm 24 jam setelah trauma
Crush syndrom 2. Px mengeluh nyeri yg meningkat
- Terjadi jika sebagian besar otot hancur 3. Pembengkakan di sekitar luka
- Bisa ok : 4. Discharge kecoklatan
1. Jatuh dari bangunan 5. Sedikit/ tdk ada panas
2. Torniquet dipasang terlalu lama 6. Nadi meningkat
- Patofisiologi : 7. Bau yang khas akan keluar (pengalaman yg tidak pernah
terlupakan)
Tekanan dilepas  asam myohematin (cytochrom – c) pecah 8. Penderita akan toksemia  koma  mati
 mengalir dlm sirkulasi  masuk ginjal  membendung - Harap di DD :
tubulus2  arteri renalis spasme  sel2 tubulus nekrosis  Myonekrosis ok selulitis anaerob :
1. Terbentuk gas superficial yg banyak tetapi toksemia ringan
- Gejala : 2. Tidak perlu amputasi
1. Shock - Pencegahan :
2. Nadi menghilang/ lemah pd ekstremitas 1. Semua luka tembus/ dalam di jaringan otot harus
3. Kemerahan dieksplorasi
4. Bengkak 2. Semua jar mati harus dieksisi semua
5. Melepuh 3. Jika ada yg meragukan luka seharusnya dibiarkan terbuka
6. Sensasi & kekuatan otot menghilang 4. Tidak ada antitoksin yg efektif untuk melawan C. welchii
7. Uremia ringan  be asidosis - Pengobatan : yang penting diagnosa dini
- Terapi : - Untuk tx umum :
1. Pd alat gerak yg hancur  segera amputasi 1. Segera pasang infus & AB IV
2. Jika ok torniquet yg terlalu lama (>6 jam)  amputasi diatas 2. Jika ada, pakai oksigen hiperbarik  utk mencegah
torniquet (sblm dilepas, jika sdh dilepas percuma saja) penyebaran gangrene
- Jika sudah ada tanda2 oligouria : 3. Secepatnya dekompresi luka & membuang semua jaringan
1. Atasi syok yg mati
2. Jamin intake karbohidrat (via oral/ IV line) 4. Pada kasus2 yg lanjut  mutlak amputasi
3. Berikan neomycin + steroid anabolic
4. Jaga keseimbangan elektrolit Compartemen syndrome
5. Siapkan dialysis - Definisi :
- Prognosa :
Tergantung kecepatan penanganannya suatu syndroma oleh karena peningkatan tekanan
Jika sudah ada oligouria  tetapi tidak dilakukan dialysis  intrakompartmen (osteofascial  isi : tulang, VAN, otot &
keadaan akan memburuk  mati dlm 14 hari diselimuti fascia)
Tetanus
- Organisme penyebabnya hanya tumbuh di jaringan yang mati  out : - Causa :
eksotoksin  Bleeding
- Jalur penyebaran :  Edema
 Inflamasi
Eksotoksin  darah  pembuluh limfe disekitar infeksi   yg bisa disebabkan oleh segala sesuatu al : frakt, edem, gips,
masuk CNS (anterior horn cell) snake bite, combustio, infeksi
- Antitoksin tidak efektif - Proses ini berjalan ~ lingkaran syetan, efeknya terjadi < 12 jam 
- Klinis (khas) : itulah sebabnya disebut sbg salah satu kegawatan orthopedic
1. Kejang tonik  klonik - Gejala klinis (harus dikenali) :
2. Kontraksi, khususnya otot2 rahang & wajah (trismus, risus, 1. Nyeri untuk gerakan pasif ekstensi distal lesi (ok otot yg
sardonikus)  turun ke leher  badan  akhirnya iskemik sangat sensitive terhadap regangan)
diaphragma & otot2 ICS  px tdk bisa napas  mati krn Saat ini pulse distal (+)  tidak menyingkirkan diagnosa
asfiksia 2. Nyeri, edema, tegang  tes ototnya dgn menegangkan
- Pencegahan : 3. Temukan tanda 5 P :
1. Berikan imunisasi pd seluruh populasi dgn TT
 Painfull (nyeri)
2. Pd px yg sudah pernah imunisasi  berikan booster (kec
 Pale/ Pallor (pucat)
lukanya tidak seberapa)
3. Pd px yg tdk pernah imunisasi: segera lakukan wound toilet  Pulseless (nadi melemah/ hilang)
+ AB adekwat  Paresthesia (kesemutan)
4. Jika luka terkontaminasi  berikan ATS (resiko syok  Paralysis (kelumpuhan)
anaphylaksis) - Jangan menunggu semua tampak (suatu kriminal!)  diagnosa dpt
- Terapi : dibuat jauh sebelum semua tampak
1. Setelah pasti tetanus, berikan segera antitoksin IV - Jika pada kasus2 yg meragukan : ukurlah secara lgs tekanan
2. Berikan obat sedasi kuat dan muscle relaxan intrakompartemennya : >40 mm Hg (diastole px normal)  (+)
3. Pasang tracheal intubasi dgn pengawasan cermat pd kompartemen syndrom  lakukan tindakan segera
respirasinya - Fr yg beresiko tinggi :

14
 Elbow 1. Semua gips/ bidai dilepas
 Antebrachii 2. X- ray ulang : jika ada posisi tulang yg menyebabkan
 1/3 proksimal tibia kinking arteri/ kompresi  segera reposisi  observasi ½
- Prevensi : jam  jika tidak membaik  operasi segera
 Evaluasi distal lesi dlm 24 jam pertama (minimal kontrol ke Ad 2. Nerve injury
klinik) - Terutama mengenai :
- skema :  Humerus
- Terapi :  sekitar siku
1. Dekompresi segera  lutut
Lepas semua gips/ bebat dgn membelah memanjang sumbu tulang - Pada trauma tertutup, ditunggu sampai sembuh spontan, tetapi jika
di dua sisinya tak juga sembuh (eksplorasi selama 3 mgg)  bisa jadi syaraf terjebak
Jika masih ragu2  tekanan kompartemen harusnya diukur : diantara fragmen  segera eksplorasi dan dekompresi
> 40 mm Hg  fasciotomi segera - Gejala :
< 40 mm Hg  observasi 1 jam, jika membaik  evaluasi terus 1. parestesi
sampai masa bahaya lewat 2. Mati rasa
jika menjelek  fasciotomi segera 3. Pada open fraktur : eksplorasi segera pd saat operasi kmdian
2. evaluasi gerakan distal, sensorik, pulse observasi 3 mgg
3. Fasciotomi Ad 3. Avascular necrosis
 Pada kaki: buka 4 kompartmen (eksisi 1 segmental fibula) - Area yg cenderung jadi iskemik & nekrosis tulang :
 Rawat luka terbuka  Caput femoris
 Cek 5 hari kemudian (evaluasi nekrosis otot  debridement)  Proximal scaphoid
- Jika baik : jahit tanpa tension/ skin graft/ menunggu  Lunatum
penyembuhan scr sekunder  Corpus talus
- Jika jelek  amputasi (ok jar gangrene) - Bisa dikatakan merupakan komplikasi awal dari cedera tulang  ok
iskemia beberapa jam setelah Fr/ dislokasi tetapi klinis/ radiology baru
Dislokasi & Subluksasi terlihat setelah beberapa minggu/ bulan
- Definisi - Tidak ada gejala yg menyertainya kec jika Fr yg gagal menyatu atau
Dislokasi : displacement dari permukaan sendi dan tak ada kontak jika tulang kolaps penderita akan mengeluh nyeri
lagi - X-ray : tampak peningkatan densitas tulang
Subluksasi : = dislokasi hanya derajatnya lebih ringan, masih ada - Terapi :
kontak permukaan sendi  Dibutuhkan jika mengancam fungsi sendi, mis :
- Gejala klinis :  Arthroplasty (pd orangtua dgn nekrosis pd caput femoris)
1. Painfull  Osteotomy & artrodesis (pd orang muda)
2. Gerakan restricted (ok nyeri) - Pd scaphoid & talus : berikan obat simtomatik saja tetapi kadang
3. Bentuk sendi abnormal dibutuhkan artrodesis pd wrist/ ankle)
4. Penderita memposisikan tubuhnya ~ nyamannya (posisi
khas)
- PDx : X – Rays
TAMAT
- Causa :
1. Injury terhadap ligament/ persendian
2. Fraktur
3. Psikogenik  tu jika residif
- Terapi :
1. Reposisi segera (GA + MR)
2. Immobilisasi 3 – 4 minggu (sampai jar lunak sembuh)
3. Perbaiki ligamen jika robek
- Komplikasi : ~ komplikasi Fr tulang
1. Vascular injury
2. Nerve injury
3. Nekrosis avascular
4. Stiffness
5. Sekunder osteoarthritis
Ad 1. Vascular injury (arterial)
- Terutama mengenai :
 sekitar lutut
 siku
 humerus
 corpus femoris
- Bisa ok terpotong, robek, tertekan, memar  terjadi segera/
kemudian oleh gerigi fr tulang
- Blocked by thrombus/ spasme segmen arteri  efeknya dari
pengurangan aliran darah yg ringan sampai :
1. Profound iskemia
2. Jaringan2 mati
3. Gangren perifer
- Gejala :
1. Parestesi
2. Mati rasa distal (jari2)
3. Alat gerak yg terluka mjd dingin, pucat, nadi menurun
- Pemeriksaan :
Jika dicurigai adanya cedera vascular  angiogram segera  hasil (+)
 emergency
- Terapi :

15
16

Anda mungkin juga menyukai