Efluvium Anagen (41-48) PDF
Efluvium Anagen (41-48) PDF
Tinjauan Pustaka
EFLUVIUM ANAGEN
ABSTRAK
Efluvium anagen adalah kerontokan rambut yang terjadi pada folikel rambut anagen dan sering
disebabkan oleh kemoterapi dan radiasi. Penyebab lain, misalnya logam berat, tanaman, serta penyakit
sistemik juga telah dilaporkan. Pada efluvium anagen, kerontokan terjadi sangat banyak, mencapai 90% dari
seluruh rambut kepala sehingga dapat berdampak sangat negatif bagi pasiennya terutama jika ditinjau dari
aspek psikologis. Mekanisme biomolekular yang terjadi pada efluvium anagen sampai saat ini masih terus
diteliti, dan protein apoptosis p53 diduga sangat berperan. Perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisis,
dan pemeriksaan penunjang yang tepat untuk menyingkirkan berbagai diagnosis banding efluvium anagen,
seperti efluvium telogen, alopesia androgenika, sindrom loose anagen, dan alopesia areata tipe difus.
Modalitas terapi juga masih terbatas, karena patogenesis efluvium anagen belum terungkap secara tuntas.
Minoksidil dapat diberikan sebagai terapi lini pertama dan pasien diberikan informasi cara merawat rambut
yang benar ketika rontok. Berbagai metode dengan menggunakan obat biologis untuk mencegah efluvium
anagen masih terus dikembangkan dan diharapkan dapat memberikan hasil di masa akan datang (MDVI
2011; 38/1:41-48)
ABSTRACT
Anagen effluvium is the loss of anagen hair follicles, classically caused by chemotherapy and radiation
therapy. Other causes such as heavy metals, plants, and systemic diseases have also been reported. The hair
loss in anagen effluvium can be really severe, accounting 90% of the total hair of the scalp. Because of the
massive hair loss, it will give negative psychologic impact for the patient.The biomolecular mechanism
underlying the process is still being investigated, and the apoptotic p53 protein is suspected to have pivotal
role. Careful history taking, physical examination, and supportive laboratory findings are neccessary to
exclude the differential diagnosis, such as telogen effluvium, androgenic alopecia, loose anagen syndrome,
and diffuse type of alopecia areata. Treatment modality is limited because the pathogenesis is still elusive.
Nevertheless, minoxidil can be given as first line therapy along with information on how to manage the hair
during hair loss. Many methods preventing the hair loss using biologials are being developed and promising
results are to be expected in the near future. (MDVI 2011; 38/1:41-48)
Korespondensi:
Jl. Diponegoro 71 Jakarta Pusat
Telpon/fax: 021-31935383
Email: adi-satriyo@yahoo.com
41
MDVI Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 41-48
42
A Satriyo dkk Efluvium anagen
turnover rate yang lambat sedangkan sel kanker sekunder. Folikel yang melalui jalur katagen distrofik
membelah dengan sangat cepat, kemoterapi relatif akan rontok cepat dan sangat berat, tetapi fase
spesifik untuk sel kanker. Jaringan tertentu yang secara pemulihannya akan lebih cepat bila dibandingkan dengan
alami memiliki turnoverrate yang cepat, misalnya sumsum jalur anagen distrofik. Pada kerontokan rambut akibat
tulang, epitel usus, dan matriks rambut, juga ikut ter- siklofosfamid, dosis yang tinggi akan membuat folikel
pengaruh sehingga efek toksik kemoterapi dapat ber- rambut menempuh jalur katagen distrofik. Faktor-faktor
manifestasi di jaringan tersebut. Sitostatika menekan lain yang mempengaruhi jalur mana yang akan ditempuh
mitosis matriks rambut, dan menghambat pembentukan masih terus diteliti.21-23 Bagan skematis kedua jalur ini
korteks rambut sehingga menyebabkan efluvium anagen dapat dilihat pada gambar 1.22
pada hampir semua pasien kemoterapi.12,18
Fakta bahwa kerontokan rambut merupakan efek
samping pada kulit yang paling sering terjadi dalam
kemoterapi dapat diterangkan oleh beberapa faktor.
Hampir 90% folikel rambut berada dalam fase aktif
pertumbuhan dan tingginya pasokan darah di sekitar
bulbus rambut menyebabkan bioavailability optimal obat
sitostatika di daerah tersebut. Keratinosit folikel rambut
juga memiliki aktivitas enzimatik yang lebih tinggi untuk
metabolisme berbagai zat toksik bila dibandingkan
dengan keratinosit di tempat lain.2,19
Mekanisme biomolekular yang terjadi pada ke-
rontokan rambut akibat sitostatika sampai saat ini masih
terus diteliti, dan protein p53 diduga sangat berperan.
Protein p53 adalah suatu faktor transkripsi dan protein
supresor tumor yang berperan penting sebagai mediator
peristiwa apoptosis yang diinduksi oleh sitostatika. Kadar
p53 secara drastis meningkat dalam waktu satu jam
sesudah sel mengalami kerusakan DNA. Protein p53
meningkatkan transkripsi reseptor Fas/Apo-1/CD95 yang Gambar 1. Jalur distrofik (anagen dan katagen) sebagai
merupakan death domain pada peristiwa apoptosis sel. respon folikel rambut terhadap sitostatika.
Protein p53 juga meningkatkan transkripsi Bax dan
menurunkan transkripsi Bcl-2 sehingga rasio Bcl-2/Bax akan Kerontokan rambut biasanya dimulai 1-2 minggu
menurun dan membuat sel rentan terhadap apoptosis. sesudah dosis kemoterapi pertama dan jelas terlihat 1-2
Banyak protein lain yang menjadi target p53 dan protein- bulan sesudah terapi dimulai. Obat sitostatika bersifat
protein tersebut ditemukan meningkat ekspresinya pada toksik bagi akar folikel rambut sehingga selubung akar
kerontokan rambut akibat sitostatika.10,20 mengalami nekrosis atau pada kasus yang paling ringan
Dari penelitian yang dilakukan pada hewan coba, akan membentuk batang rambut yang lemah dan terjadi
reaksi folikel rambut terhadap suatu stimulus yang konstriksi. Batang rambut yang menyempit tersebut akan
merusak, dalam hal ini sitostatika, terbagi dalam dua patah ketika mencapai orifisium folikel. Rambut di kulit
jalur, yaitu (1) jalur anagen distrofik dan (2) jalur katagen kepala paling sering terkena, tetapi rambut di tempat lain
distrofik. Kedua jalur ini menentukan awitan, tingkat juga dapat terkena. Tingkat keparahan efluvium anagen
keparahan kerontokan, dan kecepatan pertumbuhan karena sitostatika bergantung pada berbagai faktor, misalnya
rambut sesudah terpajan sitostatika. Pada jalur anagen jenis sitostatika, waktu paruh metabolit aktif sitostatika,
distrofik, folikel rambut akan melewati fase penyembuhan terapi kombinasi atau monoterapi, jalur pemberian, dan dosis
primer yang segera menghasilkan folikel rambut baru yang digunakan.2,7,12,18,19 Hampir semua obat yang dipakai
dengan struktur yang belum sempurna. Kemudian masuk dalam kemoterapi dapat menyebabkan efluvium anagen,
ke dalam fase transisi katagen-telogen sampai akhirnya termasuk obat alkilator (siklofosfamid), antibiotik
tumbuh rambut baru yang normal pada fase penyembuhan (bleomisin), antimetabolit (5-fluorourasil), dan peng-
sekunder. Jika melalui jalur katagen distrofik, fase anagen hambat mikrotubul (vinblastin).19,24,25 Berbagai sitostatika
akan segera berhenti, tidak memasuki fase penyembuhan untuk kemoterapi yang dapat menyebabkan efluvium
primer melainkan langsung ke fase katagen-telogen yang anagen beserta tingkat keparahannya tercantum dalam
amat cepat, dan kemudian masuk ke fase penyembuhan tabel 1.2,12,18
43
MDVI Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 41-48
44
A Satriyo dkk Efluvium anagen
45
MDVI Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 41-48
memiliki akar rambut yang panjang dan berkelok dengan hadap sel keratinosit, menjaga rambut dalam fase anagen,
selubung akar rambut luar dan dalam yang utuh serta dan mempercepat perubahan rambut telogen menjadi
berpigmen. Rambut telogen memiliki akar rambut yang anagen. Walaupun penggunaan minoksidil baru diindi-
pendek, berbentuk gada, tidak memiliki selubung akar kasikan untuk alopesia androgenika, tetapi dapat diberi-
rambut luar dan dalam serta mengalami depigmentasi. kan pada kerontokan rambut lain yang memerlukan per-
Batang rambut pada efluvium telogen biasanya normal panjangan fase anagen, misalnya pada efluvium anagen.
dan tidak tipis atau rapuh seperti yang terdapat pada Meskipun tidak bermanfaat untuk mencegah efluvium
efluvium anagen. Juga dapat dilakukan trikogram/pluck anagen, minoksidil topikal 2% dapat memperpendek periode
test untuk melihat rasio anagen-telogen rambut. Efluvium kerontokan (interval terjadinya kerontokan rambut maksimal
anagen ditandai dengan rasio anagen-telogen yang sampai tumbuhnya rambut kembali) sampai 50 hari.18,33-35
normal.1,7,12,17,18,32
Jika tidak ditemukan penyebab efluvium anagen Vitamin
yang umum, misalnya kemoterapi dan radiasi, kecurigaan
terarah kepada intoksikasi logam berat atau penyebab lain Efektivitas vitamin, misalnya asam folat dan vitamin
yang lebih jarang. Pada kasus intoksikasi logam berat, E masih kontroversial. Beberapa penelitian memperlihat-
riwayat pekerjaan dan lingkungan tempat tinggal pasien kan bahwa suplementasi oral asam folat pada pemberian
harus ditanyakan. Pada intoksikasi talium, selain keron- metotreksat dan vitamin E pada pemberian doksorubisin
tokan rambut juga dapat ditemukan gangguan sistem mampu mencegah kerontokan, tetapi hasil tersebut
saraf, saluran cerna, serta kelainan kulit lain, misalnya disanggah oleh penelitian lain.2
xerosis, skuama putih kasar di kulit kepala, dan distrofi
kuku. Diagnosis intoksikasi talium ditegakkan berdasar- Kosmetik kamuflatif
kan pemeriksaan urin yang positif mengandung talium.
Kerontokan rambut secara psikologis berdampak
Gangguan neurologis, gastrointestinal, dan kardiovaskular
negatif bagi pasien. Kadang diperlukan kosmetik kamu-
juga dapat menyertai kerontokan rambut akibat merkuri.
flatif untuk menyamarkan proses kerontokan yang sedang
Diagnosis intoksikasi merkuri ditegakkan dengan adanya
berjalan, hal ini dapat dicapai dengan penggunaan wig
peningkatan kadar merkuri dalam urin, darah dan rambut.
atau kosmetik penyamar lainnya. Wig dapat sintetik atau
Penyebab efluvium anagen lain yang jarang tetap harus
alami, bahkan dapat dibuat dari rambut pasien sendiri.
dipikirkan.6,12
Wig sebaiknya dibuat atau dipilih sebelum pasien ke-
hilangan rambutnya agar dapat mencocokkan warna,
tekstur dan gaya rambut. Selain wig, untuk hasil yang
PENATALAKSANAAN cukup alami, pasien dapat menggunakan kosmetik
penyamar yang praktis dan mudah digunakan, misalnya
Umum Toppik®. Toppik® adalah serat keratin sintetik yang
mampu menempel pada kulit kepala dan folikel rambut
Sebelum kemoterapi dimulai, pasien yang memiliki yang tersisa untuk menyamarkan daerah yang botak dan
rambut panjang dianjurkan untuk memotong pendek seolah-olah menebalkan rambut.2,34,36
rambutnya karena dengan demikian dapat menyem-
bunyikan penipisan rambut yang terjadi serta mengurangi
rasa cemas saat rambut mulai rontok. Hindari mencuci PENCEGAHAN
rambut setiap hari, gunakan sampo lembut yang disertai
pelembab atau kondisioner tiap 4-7 hari, dapat meng- Sejak akhir tahun 1960, banyak ahli telah mencoba
gunakan sampo bayi. Dianjurkan untuk menggunakan menggunakan berbagai cara untuk mencegah terjadinya
sisir bergigi jarang dan besar untuk menghindari tarikan efluvium anagen, terutama pada pasien yang menjalani
berlebihan selama menyisir. Apabila memungkinkan, kemoterapi. Metode pencegahan tersebut terbagi atas
disarankan untuk menggunakan sarung bantal berbahan metode mekanis, metode fisis, dan penggunaan agen
satin untuk meminimalisasi friksi. Jika terjadi alopesia biologis.2
total akibat kerontokan rambut yang hebat, disarankan
untuk melindungi kulit kepala dari faktor mekanis dan
Metode mekanis
sinar matahari.2
Metode yang sering dipakai adalah penggunaan
Minoksidil turniket di sekitar kulit kepala untuk menimbulkan
hipoperfusi lokal dengan harapan volume sitostatika yang
Minoksidil adalah derivat piperidinopirimidin dengan mencapai kulit kepala berkurang. Metode ini tidak
struktur kimia 2,6-diamino-4-piperidinopirimidin 1-oksida. digunakan lagi karena menyita waktu, tidak nyaman, dan
Minoksidil memiliki efek vasodilator, efek mitogenik ter- tidak efektif.2,7
46
A Satriyo dkk Efluvium anagen
47
MDVI Vol. 38.No.1 Tahun 2011: 41-48
DAFTAR PUSTAKA 21. Hendrix S, Handjiski B, Peters EM, Paus RA. Guide to assessing
damage response pathways of the hair follicle: Lessons from
1. Wahyuli HN, Rosita C. Kerontokan rambut. Airlangga Periodical Cyclophosphamide-Induced Alopecia in Mice. J Invest Dermatol
of Dermato-Venereology 2006;18(4):47-60. 2005;125(1):42-51.
2. Batchelor D. Hair and Cancer Chemotherapy: Consequences and 22. Ohnemus U, Unalan M, Handjiski B, Paus R. Topical estrogen
nursing care-a literature study. European Journal of Cancer Care accelerates hair regrowth in mice after chemotherapy-induced
2001;10:147-63. alopecia by favoring the dystrophic catagen response pathway to
3. Gray J. The World of Hair: A scientific companion. London: damage. J Invest Dermatol 2004;122(1):7-13.
Macmillan Press Ltd; 1997. h.1-4. 23. Amoh Y, Li L, Katsuoka K, Hoffman RM. Chemotherapy targets
4. Lemieux J, Maunsell E, Provencher L. Chemotherapy-induced the hair-follicle vascular network but not the stem cells. J Invest
alopecia and effects on quality of life among women with breast Dermatol 2007;127(1):11-5.
cancer: a literature review. Psychooncology 2008;17(4):317-28. 24. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Lippincott’s Illustrated
5. Baumann A, Baumann L. Hair science and hair loss. Dalam: reviews: pharmacology, edisi ke-2. New Jersey: Lippincott-Raven;
Baumann L, Weisberg E, penyunting. Cosmetic dermatology: 1997.h.378-403.
principles and practice. New York: McGraw-Hill; 2002.h.41-51. 25. Jimenez JJ, Roberts SM, Mejia J, Mauro LM, Munson JW, Elgart
6. Paus R, Olsen EA, Messenger AG. Hair growth disorders. Dalam: GW, et al. Prevention of chemotherapy-induced alopecia in rodent
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell models. Cell Stress Chaperones 2008;13(1):31-8.
DJ, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 26. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. Edisi ke-4.
edisi ke-7. New York: McGraw-Hill; 2008.h.753-77. California: Brooks/Cole; 2001.h.c-9.
7. Schwartz RA, Seiff BD, Gascon P. anagen effluvium. [disitasi 11 27. Norman RI, Lodwick D. Medical cell biology: made memorable.
September 2009]. Tersedia di: Edinburgh: Churchill Livingstone; 1999. h.148-68.
http://emedicine.medscape.com/article/1073488-overview. 28. Schreiber GJ. Radiation Therapy, General principles. [disitasi 17
8. Grevelman EG, Breed WPM. Prevention of chemotherapy-induced september 2009]. Tersedia di:
hair loss by scalp cooling. Annals of Oncology 2005;16:352-8. http://emedicine.medscape.com/article/846797-overview.
9. Apisarntharanarax N, Duvic M. Dermatologic complications of cancer 29. Cell Cycle. [disitasi 23 September 2009]. Tersedia di
chemotherapy. [disitasi 13 September 2009]. Tersedia di: www.wikipedia.com.
http://www.cancer.org/downloads/pub/DOCS/SECTION40/144.pdf. 30. Heyl T, Barlow RJ, Thallium poisoning: a dermatological
10. Botchkarev VA. Molecular mechanism of chemotherapy-induced perspective. Br JDermatol 1989;121:787-92.
hair loss. J Investig Dermatol Symp Proc 2003;8(1):72-5. 31. Yun SJ, Kim SJ. Hair loss pattern due to chemotherapy-induced
11. Dougherty L. Using nursing diagnoses in prevention and anagen effluvium: a cross-sectional observation. Clinical and
management of chemotherapy-induced alopecia in the cancer Laboratory Investigations Dermatology 2007;215(1):36-40.
patient. Int J Nurs Terminol Classif 2007;18(4):142-9. 32. Han A, Mirmirani P. Clinical approach to the patient with alopecia.
12. Grossman KL, Kvedar JC. Anagen hair loss. Dalam: Olsen EA, semin cutan Med Surg 2006;25:11-23.
penyunting. Disorder of hair growth: diagnosis and treatment. New 33. Dawber R. Update on minoxidil treatment of hair loss. Dalam:
York: McGraw-Hill; 1994.h.223-39. Camacho FM, Randhall VA, Price VH, penyunting. Hair and its
13. Hilton S, Hunt K, Emslie C, Salinas M, Ziebland S. Have Men disorders: biology, pathology and management. London:Martin
Been Overlooked? A comparison of young men and women's Dunitz; 2000.h.171-2.
experiences of chemotherapy-induced alopecia. Psychooncology 34. Rogers NE, Avram MR. Medical treatments for male and female
2008;17(6):577-83. pattern hair loss. J Am Acad Dermatol 2008;59:547-66.
14. Gray J. Dawber R. Hair care. Dalam: Baran R, Maibach HI, 35. Duvic M, lemak NA, Valero V, Hymes SR, Farmer KL, Hortobagyi
penyunting. Textbook of cosmetic dermatology, edisi ke-3. GN, et al. A Randomized Trial of Minoxidil in Chemotherapy-induced
London: Taylor & Francis; 2005.h.247-57. Alopecia. J Am Acad Dermatol 1996;35:74-8.
15. Cotsarelis G, Botchkarev V. Biology of hair follicles. Dalam: 36. Situs Toppik. [disitasi 2 September 2009] Tersedia di
Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, leffell www.toppik.com.
DJ, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 37. Tierney AJ. Preventing chemotherapy-induced alopecia in cancer
edisi ke-7. New York: McGraw-Hill; 2008.h.739-49. patients: is scalp cooling worthwhile? Journal of Advanced
16. Soepardiman L. Kelainan rambut. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Nursing 1987;12:303-10.
Boediardja SA, penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 38. Hussein AM, Protection against cytosine arabinoside-induced
Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002.h.283-93. alopecia by minoxidil in a rat animal model. Inter J Dermatol
17. Shapiro J. Assessment of the patient with alopecia. Dalam: Shapiro 1995;34(7):470-2.
J. penyunting. Hair loss: principles of diagnosis and management 39. Peters EMJ, Foitzik K, Paus R, Ray S, Holick MF. A new strategy for
of alopecia. London:Martin Dunitz; 2002.h.1-18. modulating chemotherapy-induced alopecia, using PTH/PTHrP
18. Shapiro J. Drug-induced alopecia. Dalam: Shapiro J. penyunting. receptor agonist and antagonist. J Invest Dermatol 2001;117:173-78.
Hair loss: principles of diagnosis and management of alopecia. 40. Tran D, Sinclair RD, Schwarer AP, Chow CW. Permanent alopecia
London:Martin Dunitz; 2002.h.135-46. following chemotherapy and bone marrow Transplantation.
19. Merk HF, Drugs Affecting hair growth. Dalam: Orfanos CE, Happle Australa J Dermatol 2000;41:106-8.
R. penyunting. Hair and hair diseases. Berlin: Springer-Verlag; 41. Jonge ME, Mathot RAA, Dalesio O, Huteima ADR, Rodenhuis S,
1990.h.601-9. Beijnen JH. Relationship between irreversible alopecia and
20. Sharov AA, Siebenhaar F, Sharova TY, Botchkareva NV, exposure to cyclophosphamide, thiotepa, and carboplatin (CTC) in
Gilchrest BA, Botchkarev VA. Fas signaling is involved in the high-dose chemotherapy. Bone Marrow Transplantation
control of hair follicle response to chemotherapy. Cancer Research 2002;30:593-7.
2004;64:6266-70.
48