MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Yang dibina oleh Bapak dr. Eko Priyono
KELOMPOK 1
Disusun Oleh :
1. Iva Rosi Pramistya (108116036)
2. Defindra Yudha Pramana (108116037)
3. Sugiarto Arif Budiman (108116038)
4. Dewi Nur Oktaviani (108116039)
5. Khotijah Safinaturrohmah (108116040)
6. Dewi Apriliani (108116041)
7. Hapsyah Nur Hayati (108116042)
8. Dita Rizky Baerawati (108116043)
9. Riniyanti (108116044)
10. Tria Oktaviana Rahajeng (108116045)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Akut Miokard
Infark (AMI)” ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah. Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada
umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun sangat
kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan .
Penyusun
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal,
disebabkan oleh obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena trombus atau
embolus (Dorland, 2002). Miokard merupakan jaringan otot jantung. Akut
menunjukkan onset atau perjalanan waktu suatu kelainan atau penyakit. Iskemia dapat
terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan vasokonstriksi. Obstruksi
pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, trombus atau plak aterosklerosis.
Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor , volvulus atau hernia. Ruptur karena
trauma disebabkan oleh aterosklerosis dan vaskulitis. V asokonstriksi juga dapat
disebabkan oleh obatobatan. Infark miokard merupakan perkembangan cepat dari
nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Secara klinis sangat mencemaskan karena sering
berupa serangan mendadak umumnya pada pria 3555 tahun, tanpa gejala pendahuluan
(Santoso, 2005).
Otot jantung diperdarahi oleh 2 pembuluh koroner utama, yaitu arteri koroner
kanan dan arteri koroner kiri. Kedua arteri ini keluar dari aorta. Arteri koroner kiri
kemudian bercabang menjadi arteri desendens anterior kiri dan arteri sirkumfleks kiri.
Arteri desendens anterior kiri berjalan pada sulkus interventrikuler hingga ke apeks
jantung. Arteri sirkumfleks kiri berjalan pada sulkus arterioventrikuler dan mengelilingi
permukaan posterior jantung. Arteri koroner kanan berjalan di dalam sulkus atrio
ventrikuler ke kanan bawah (Oemar , 1996).
Menurut Alpert (2010), pembagian infark miokard atau disebut juga acute
myocardial infarction, berdasarkan penyebabnya yang heterogen, antara lain:
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi plak
aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan
nutrien yang inadekuat memicu munculnya infark miokard. Halhal tersebut merupakan
akibat dari anemia, aritmia dan hiper atau hipotensi.
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vasokonstriksi dan spasme arteri
menurunkan aliran darah miokard.
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini
disebabkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal
sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.
b. Infark miokard tipe 4b Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stent trombosis.
Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadian infark
miokard jenis ini berhubungan dengan operasi bypass koroner .
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai selsel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan
pembuluh darah diantaranya: atherosclerosis, spasme, dan arteritis. Spasme
pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal
antara lain: (a) mengkonsumsi obatobatan tertentu; (b) stress emosional atau
nyeri; (c) terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya
angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan
pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Halhal yang
1. Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi. Merupakan faktor risiko yang bisa
dikendalikan sehingga dengan intervensi tertentu maka bisa dihilangkan. Y ang termasuk
dalam kelompok ini diantaranya:
a. Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain: menimbulkan
aterosklerosis; peningkatan trombogenessis dan vasokontriksi; peningkatan tekanan
darah; pemicu aritmia jantung, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, dan
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang rokok atau lebih
dalam sehari bisa meningkatkan risiko 23 kali disbanding yang tidak merokok.
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alkohol dosis rendah hingga
moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen, mengurangi adhesi
platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam sirkulasi, akan tetapi semuanya
masih kontroversial. Tidak semua literature mendukung konsep ini, bahkan
peningkatan dosis alcohol dikaitkan dengan peningkatan mortalitas kardiovaskular
karena aritmia, hipertensi sistemik dan kardiomiopati dilatasi.
c. Infeksi
d. Hipertensi sistemik.
e. Obesitas
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan darah,
peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan tingkat aktivitas yang
rendah.
f. Kurang olahraga
Aktivitas aerobik yang teratur akan menurunkan risiko terkena penyakit jantung
koroner , yaitu sebesar 2040 %.
g. Penyakit Diabetes
2. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi. Merupakan faktor risiko yang tidak bisa
dirubah atau dikendalikan, yaitu diantaranya:
a. Usia
Risiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
(umumnnya setelah menopause)
b. Jenis Kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada lakilaki dua kali lebih
besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan estrogen endogen
yang bersifat protektif pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi PJK meningkat
dengan cepat dan akhirnya setare dengan laki pada wanita setelah masa menopause
c. Riwayat Keluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70 tahun
merupakan faktor risiko independent untuk terjadinya PJK. Agregasi PJK
keluarga menandakan adanya predisposisi genetik pada keadaan ini. Terdapat
bukti bahwa riwayat positif pada keluarga mempengaruhi onset penderita PJK
pada keluarga dekat
d. Ras
Insidensi kematian akiat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih
tinggi dibandingkan dengan peduduk local, sedangkan angka yang rendah
terdapat pada RAS afrokaribia
e. Geografi
f. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar , sinis, gila
hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK. T
erdapat hubungan antara stress dengan abnormalitas metabolisme lipid.
g. Kelas social
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar lakilaki
terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (misal dokter , pengacara
dll). Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali lebih besar untuk
mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri pekerja professional / non-
manual .
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih
dari 3045 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel. Bagian
jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya. Iskemia yang
terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner / cor onary artery
disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah
terbentuk dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri koronaria (arteri yang
mensupply darah dan oksigen kepada jantung) Plaque dapat ruptur sehingga
menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan plaque. Jika bekuan menjadi
Materi Akut Miokard Infark Page 10
cukup besar , maka bisa menghambat aliran darah baik total maupun sebagian pada
arteri koroner .
Spasme yang terjadi bisa dipicu oleh beberapa hal antara lain: mengkonsumsi
obatobatan tertentu; stress emosional; merokok; dan paparan suhu dingin yang
ekstrim, Spasme bisa terjadi pada pembuluh darah yang mengalami aterosklerotik
sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bisa menimbulkan infark jika
terlambat dalam penangananya. Letak infark ditentukan juga oleh letak sumbatan arteri
koroner yang mensuplai darah ke jantung. Terdapat dua arteri koroner besar yaitu
arteri koroner kanan dan kiri. Kemudian arteri koroner kiri bercabang menjadi dua yaitu
Desenden Anterior dan arteri sirkumfleks kiri. Arteri koronaria Desenden Anterior kiri
berjalan melalui bawah anterior dinding ke arah afeks jantung. Bagian ini menyuplai
aliran dua pertiga dari septum intraventrikel, sebagaian besar apeks, dan ventrikel kiri
anterior .
Sedangkan cabang sirkumfleks kiri berjalan dari koroner kiri kearah dinding
lateral kiri dan ventrikel kiri. Daerah yang disuplai meliputi atrium kiri, seluruh
dinding posterior , dan sepertiga septum intraventrikel posterior . Selanjutnya arteri
koroner kanan berjalan dari aorta sisi kanan arteri pulmonal kearah dinding lateral
kanan sampai ke posterior jantung. Bagian jantung yang disuplai meliputi: atrium
kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus AV , septum interventrikel posterior superior,
bagian atrium kiri, dan permukaan diafragmatik ventrikel kiri.
Berdasarkan hal diatas maka dapat diketahui jika infark anterior kemungkinan
disebabkan gangguan pada cabang desenden anterior kiri, sedangkan infark inferior bisa
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau
nitrogliserin (NTG).
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan
pengalaman nyeri).
2.6 PENATALAKSANAAN
Tatalaksana di rumah sakit :
3. Diet. Karena risiko muntah dan aspirasi setelah infark miokard, pasienharus puasa dan
minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Dietmencakup lemak < 30% kalori
total dan kandungan kolesterol <300mg/hari. Menu harus diperkaya dengan makanan
yang kaya serat, kalium,magnesium, dan rendah natrium.
4. Usus. Istirahat di tempat tidur dan efek penggunaan narkotik untuk menghilangkan nyeri
sering mengakibatkan konstipasi. Dianjurkanpenggunaan kursi komod di samping tempat
tidur, diet tinggi serat, danpenggunaan pencahar ringan.
2.7 PENCEGAHAN
Tindakan pengobatan yang paling penting pada arterosklerosis adalah pencegahan
primer. Pencegahan tersebut karena berbagai alasan, antara lain :
1. Pada penyakit arterosklerosis secara klinis baru dapat terlihat setelah masa laten yang
lama. Perkembangan penyakit ini bergejala pada awal masa dewasa. Lesiyang dianggap
sebagai prekuser penyakit arterosklerosis ditemukan pada dinding arteri koronaria anak-
anak dan dewasa muda.
4. Faktor-faktor resiko yang dapat diubah hiper lipidemi,diet kalori, lemak total,lemak
jenuh,hipertensi,kolesterol, dan garam, merokok,obesitas, gaya hidup yang kurang
gerak dan setres.Pada orang dewasa yang cenderung menderita penyakit koroner
Dalam hal ini yang penting adalah pendidikan kesehatan sedini mungkin, serta
pengendalian faktor resiko, bukan pengobatan klinis pada penyakit yang sudah
terjadi.Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliranpembuluh
koroner sehingga reperfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebihlanjut, serta mencegah
kematian mendadak. Tata laksana awal berupa:
2. Oksigen. Terapi diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri < 90%.Oksigen
sebaiknya di berikan dengan masker oksigen atau nasal prong
3. Nitrat. Obat ini untung mananggulangi spasme arteri koroner dan menurunkan miokard
akan oksigen dengan menurunkan tekanan baik preload maupun afterload. Menyebabkan
relaksasi dari otot polos pembuluh darah melaluistimulasi dari prosuk cyclic guanosine
monophosphate intraseluler, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Nitrat sublingual
dapat di berikan dengan aman dengan dosis 0,4 md dan dapat di berikan sampai 3 dosis
denganinterval 5 menit.
2. Laboratorium: Creatin fosfakinase (CPK) . Iso enzim CKMB meningkat. Hal ini
terjadikarena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran darah.
Normal 0-1 mU/ml. Kadar enzim ini sudah naik pada hari pertama(kurang lebih 6 jam
sesudah serangan) dan sudah kembali kenilai normalpada hari ke 3.
3. SGOT (Serum Glutamic Oxalotransaminase Test) Normal kurang dari 12mU/ml. Kadar
enzim ini biasanya baru naik pada 12-48 jam sesudahserangan dan akan kembali kenilai
normal pada hari ke 4 sampai 7.LDH (Lactic De-hydroginase). Normal kurang dari 195
mU/ml. Kadarenzim baru naik biasanya sesudah 48 jam, akan kembali ke nilai
normalantara hari ke 7 dan 12.
2.10 KOMPLIKASI
1. Gagal jantung kongestif
Apabila jantung tidak bisa memompa keluar semua darah yang diterimanya,dapat
mengakibatkan gagal jantung kongestif. Gagal jantung dapat timbul segera setelah
infark apabila infark awal berukuran sangat luas atau timbul setelah pengaktifan
refleks baro reseptor terjadi peningkatan darah kembali kejantung yang rusak serta
kontriksi arteri dan arteriol disebelah hilir. Hal ini menyebabkan darah berkumpul
dijantung dan menimbulkan peregangan berlebihan terhadap selsel otot jantung.
Apabila peregangan tersebut cukup hebat, maka kontraktilitas jantung dapat
berkurang karena selsel otot tertinggal pada kurva panjang tegangan.
2. Disritmia
Dapat timbul akibat perubahan keseimbangan elektrolit dan penurunan PH. Daerah-
daerah dijantung yang mudah teriritasi dapat mulai melepaskan potensial aksi sehingga
terjadi disritmia.
3. Syok Kardiogenik
Dapat terjadi apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama. Syok
kardiogenik dapat fatal pada waktu infark atau menimbulkan kematian atau
kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal
4. Trombo embolus
5. Perikarditis.
Perikarditis terjadi sebagai bagian dari reaksi peradangan setelah cidera dan
kematian sel. Sebagian jenis perikarditis dapat timbul beberapa minggu setelah
infark, dan mungkain mencerminkan suatu reaksi hipersensitifitas imun terhadap
nekrosis jaringan. (Elizabeth,2001)
Hal ini jarang ditemui pada miokard akut tetapi biasanya terjadi setelah 48 jam
pada gagal jantung selain takikardi bisa terdengar bunyi jantung ketiga, krepitasi
paru yang luas dan t kongesti vena paru.
Gagal ventrikel kanan ditandai oleh peningkatan tekanan vena jugularis dan sering
di temui pada hari – hari pertama sesudah infark akut. Selalu bersamaan dengan infark
dinding inferior .
Emboli paru sering merupakan penyebab kematian infark miokard akut, akhirakhir
ini berkurang karena mobilisasi penderita lebih cepat. Dugaan terdapat edema paru
bila timbul hipotensi mendadak atau gagal jantung terutama ventrikel kiri beberapa
saat setelah serang infark miokard.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Infark Miocard adalah proses rusaknya jaringan jantung karena adanya penyempitan
atau sumbatan pada arteri koroner sehingga suplai darah pada jantung berkurang yang
menimbulkan nyeri yang hebat pada dada. Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu
sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke
suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung
lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Keluhan yang khas ialah nyeri
dada retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.
Diagnosis MCI biasanya dapat di diagnostik berdasar pada riwayat penyakit sekarang, EKG,
dan serangkaian enzim serum. Prognosis tergantung pada beratnya obstruksi arteri dan
dengan sendirinya banyaknya kerusakan jatung.
3.2 SARAN
Untuk mencapai suatu keberhasilan yang baik dalam pembuatan Makalah
selanjutnya, maka penulis memberikan saran kepada: Mahasiswa. Dalam pengumpulan data,
penulis mendapatkan berbagai kesulitan. Dengan usaha yang sungguh-sungguh, sehingga
penulis mendapatkan data untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Pendidikan. Pada Prodi
Keperawatan, khususnya perpustakaan. Agar dapat menyediakan buku-buku yang sudah
mengalami perubahan-perubahan yang lebih maju sehingga buku tersebut bukan saja
sebagai sumber ilmu tetapi dapat dijadikan sumber referensi untuk materi makalah.
Khususnya untuk makalah-makalah yang akan dijadikan makalah selanjutnya. Dengan
adanya makalah ini yang berisikan tentang Patofisiologi Miocardium Infraction diharapkan
mahasiswa mengetahui, mengerti, dan memahami akan arti, manfaat serta akibat / dampak
dari apa yang telah dibahas pada makalah tersebut.
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2. Editor: Monica
Ester. EGC: Jakarta
http://www.academia.edu/8271194/PENGERTIAN_AKUT_MIOKARD_INFARK
https://www.scribd.com/doc/117887812/makalah-miokard-infark
https://www.scribd.com/doc/101443773/Makalah-Infark-Miokard-Akut
https://www.scribd.com/document/254127974/Makalah-AMI-Seminar