Analisis Situasi
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional
diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif,
termasuk pelayanan di bidang kardiovaskuler yang menjadi salah satu trend
pelayanan masa kini, yang menjadi tuntutan kebutuhan masyarakat. Upaya
pengembangan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo telah lama dilaksanakan,
dengan penyediaan berbagai fasilitas pelayanan, termasuk Intensive Coronary
Care Unit (ICCU).
ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memberikan pelayanan intensive pada
klien gangguan sistem kardiovaskuler, dengan kapasitas 10 tempat tidur. BOR
(bed occupation rate) pada 3 bulan terakhir (awal Desember 2010 - Pebruari
2011) sekitar 78,5 – 89, 2%, dengan AvLOS (average length of stay) rata-rata 8
hari dan TOI (turn over interval) sekitar 1-3 hari. Hal tersebut menunjukkan
tingginya tuntutan kebutuhan akan pelayanan intensive klien dengan gangguan
kardiovaskuler.
ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memiliki sumber daya manusia yang
cukup memadai diantaranya: dokter spesialis, perawat, pekarya, tenaga
administrasi, petugas gizi dan petugas farmasi. Berbagai fasilitas telah dimiliki
termasuk ruangan yang lengkap dengan obat-obatan dan peralatan emergency,
sehingga layak disebut sebagai ICCU RS tipe A. Pemberian pelayanan
keperawatan di ICCU telah dilaksanakan dengan pencapaian keberhasilan
perawatan pada klien kritis berdasarkan angka AvLOS dan TOI yang rendah.
Standarisasi rumah sakit menjadi tuntutan akan kebutuhan perbaikan mutu
pelayanan di berbagai hal, termasuk dari segi pelayanan keperawatan dan
dokumentasi. Hal tersebut searah dengan perlunya pengembangan sistem
dokumentasi keperawatan intensive yang lebih akuntabel, legality, efisien dan
efektif yang dapat menunjang peningkatan pelayanan kesehatan.
Nurses Board of South Australia (2006) mengidentifikasi bahwa dokumentasi
harus komprehensif, lengkap, jelas, ringkas, akurat, benar dan jujur.
Dokumentasi harus tepat waktu, dapat dibaca, permanen dan representatif
tentang pengamatan dan penilaian terhadap klien secara profesional.
Dokumentasi keperawatan menyeluruh sebagai prasyarat perawatan klien yang
baik dan sebagai sarana untuk komunikasi kerja sama yang efisien dalam tim
perawatan (Ammenwerth, et al, 2003 dalam Hector, 2010). Dokumentasi
merupakan bentuk pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan yang
diharapkan dapat menjamin pelayanan yang tepat (Yusuf, 2008).
Karya Ilmiah: Inovasi Sistem Pendokumentasian Terintegrasi di ICCU RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 1
Beberapa bentuk dokumentasi yang dapat digunakan diantaranya: lembar kerja,
kardeks, rencana perawatan klien, flowsheets dan checklists, care maps, clinical
pathways dan monitoring strips. Flowsheet dan checklist digunakan dalam
dokumentasi perawatan yang membutuhkan pengamatan secara teratur dan rutin
seperti aktivitas sehari-hari, tanda-tanda vital, intake dan output cairan.
Flowsheet merupakan bagian dari catatan kesehatan permanen yang dapat
digunakan sebagai dokumentasi keperawatan yang acuntabel dan legality.
Dokumentasi keperawatan secara berkelanjutan akan meningkatkan umpan balik
dalam kontinuitas perawatan (Young et al, 2003 dalam Hector, 2010).
ICCU sebagai unit pelayanan keperawatan intensive memerlukan sistem
pendokumentasian yang lengkap, terstruktur dan sistematis. Hal tersebut
dibutuhkan untuk memudahkan dalam monitoring kondisi klien sehingga proses
tindakan medik dan keperawatan dapat diberikan secara berkesinambungan
dalam mencapai tujuan. Perawat intensive bertanggung jawab terhadap klien
sakit akut dan kritis beserta keluarganya dalam pemberian pelayanan
keperawatan secara optimal (Mc Kinley, 2007 dalam Hector, 2010).
Klien dengan sakit kritis dan tidak stabil sangat rentan terhadap masalah
kesehatan yang kompleks, sehingga membutuhkan perawatan intensive,
kewaspadaan dan berakibat pada peningkatan jumlah serta substansi
dokumentasi yang dibutuhkan (Carlson, 2009). Urden (2006) dalam Hector
(2010) menyatakan bahwa perawat intensive tidak hanya diharapkan mampu
melakukan tindakan yang tepat dalam situasi perawatan, tetapi harus dapat
melakukan dokumentasi dengan baik sebagai bagian tanggung jawab penting
dalam pemberian pelayanan. Aspek dokumentasi keperawatan yang lengkap,
menyeluruh dan akurat sangat dibutuhkan dalam penilaian perkembangan
kondisi klien, sehingga perawat harus mampu menilai kebutuhan klien,
mengambil keputusan yang tepat, mengembangkan rencana perawatan dan
implementasinya serta melakukan langkah pencegahan untuk melindungi klien.
Hal tersebut dapat ditingkatkan melalui sistem pendokumentasian keperawatan
yang memadai (McKinley, 2007 dalam Hector, 2010).
Lisa & Kriss (1990) dalam penelitian tentang evaluasi penggunaan dokumentasi
perawatan intensive di Sidney diperoleh bahwa 72% lebih memilih flowsheet
sebagai dokumentasi pada perawatan intensive; 60% menyatakan flowsheet
sebagai bentuk dokumentasi yang lebih baik karena lebih ekonomis, efisiensi
waktu, lebih cepat akses data klien; 80% menyatakan flowsheet lebih mudah
untuk mengidentifikasi perkembangan kondisi klien dan; 80% menyatakan lebih
menyukai penggunaan flowsheet. Fracassi (1987) dalam Hector (2010)
menyatakan bahwa flowsheet berguna untuk meningkatkan efisiensi perawat
dalam penggunaan waktu dan meningkatkan akurasi dalam akses data. Kleiber
dan Chase (1989) menyatakan bahwa sistem dokumentasi flowsheet lebih
menghemat waktu, mudah untuk mencari informasi dan mengurangi jumlah
format yang digunakan (Hector, 2010).
Hasil observasi selama 2 minggu di ICCU diperoleh beberapa data terkait
tentang perlunya dokumentasi flowsheet yang lebih terstruktur dan sistematis.
Pengembangan intrumen pengkajian dalam bentuk lembar observasi dan
kuesioner untuk menggali informasi secara lengkap. Hasil kuesioner terhadap 9
orang perawat dan tenaga medis di ICCU, diperoleh 88,9% menyatakan
dokumentasi perlu dibuat dalam bentuk satu format dokumentasi terintegrasi
Proyek Inovasi
Proyek inovasi dilaksanakan selama 5 minggu, tanggal 4 April sampai 20 Mei
2011 di ICCU RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Sumber dana proyek inovasi
berasal dari swadana team yang didukung oleh penanggung jawab dan staf
perawatan di ICCU.
Rangkaian kegiatan proyek inovasi ini dimulai dari identifikasi fenomena secara
umum terkait pelayanan keperawatan di ICCU. Fenomena yang ditemukan
selanjutnya dikonsultasikan kepada penanggung jawab ruangan, supervisor
utama dan supervisor. Rangkaian kegiatan proyek inovasi meliputi: penyusunan
proposal dan instrumen pengumpulan data, eksplorasi data awal, identifikasi
masalah, pembuatan rancangan flowsheet beserta petunjuk teknik pengisian.
Presentasi dilaksanakan setelah hal tersebut dipersiapkan dengan baik. Uji coba
dan implementasi sistem pendokumetasian terintegrasi (flowsheet) dilaksanakan
sesuai dengan hasil diskusi dan kesepakatan bersama dengan seluruh pimpinan
dan staf di ICCU. Evaluasi sebagai tahap akhir dari proses kegiatan untuk
mengukur pencapaian hasil. Rangkaian proses diakhiri dengan penyusunan
laporan hasil dan diskusi serta tercapai kesepakatan tentang kebijakan
penggunaan dokumentasi terintegrasi dalam bentuk flowsheet di ICCU.
Pada tahap awal kegiatan dimulai dengan pembentukan tim pelaksana dari team
Ners spesialis keperawatan medikal bedah peminatan kardiovaskuler. Tim