Makalah Hutan Hujan Tropis
Makalah Hutan Hujan Tropis
Dosen :
Drs. Syarifuddin, M. Sc., Ph. D
Oleh:
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai bahan informasi bagi penulis tentang urgensi pelestarian hutan hujan tropis
sekaligus sebagai informasi tambahan dalam mata kuliah ilmu lingkungan dan
ekologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Whitmore, istilah hutan hujan tropis mulai dipakai pada tahun
1898 dalam buku Plant Geography diperkenalkan oleh A. F. W. Schimper, dan istilah
ini tetap dipakai sampai sekarang. Hutan hujan tropis merupakan hutan daun lebar
yang selalu hijau dengan tingkat kerapatan pohon yang tinggi dan selalu basah atau
lembap. Terdapat di wilayah tropis di sekitar garis khatulistiwa, di daerah 180 di
sebelah atas khatulistiwa dan di daerah 180 di sebelah bawah khatulistiwa meliputi
Amerika Selatan (Brasil, Peru, Bolivia, dll), Afrika (Tanzania, Kenya, dll) serta
daerah Asia Pasific (Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea), Australia bagian
utara.
Jumlah total area hutan Indonesia adalah 187,9 juta hektar. Jumlah ini
menyusut menjadi 144 juta hektar pada akhir 1960. Pada tahun 1982 luas hutan
Indonesia adalah 133.300.543,98 ha dan menyusut lagi menjadi 120,55 juta hektar di
tahun 2005.
Gambar penurunan persentase hutan Kalimantan
Ini mencakup kawasan suaka alam, hutan lindung, dan hutan produksi.
Provinsi dengan luas hutan terbesar adalah gabungan provinsi Papua dan Papua Barat
dengan 40,5 juta ha. Disusul oleh provinsi Kalimantan Tengah (15,3 juta ha), dan
Kalimantan Timur (14,6 juta ha). Sedangkan provinsi di Indonesia dengan luas hutan
tersempit adalah DKI Jakarta (475 ha). Data luas hutan Indonesia ini merupakan data
SK Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi yang dikeluarkan oleh Menteri
Kehutanan (Buku Data dan Informasi Pemanfaatan Hutan Tahun 2010; Direktorat
Jendral Planologi Kehutanan, Kementerian Kehutanan; November 2010).
Berdasarkan literatur lain luas hutan hujan tropis Indonesia sekitar 109 juta hektar
(WWF 2003), Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 di dunia,
setelah Brasil dan Kongo. Tapi dari luasan hutan yang tersisa itu, hampir setengahnya
terdegradasi. Namun tak banyak yang menyadari bahwa kekayaan hutan Indonesia
tidaklah sebatas kayu. Di dalamnya terdapat keanekaragaman flora fauna yang sangat
bermanfaat, diantaranya bagi industri farmasi/kerajinan, pariwisata, dan ilmu
pengetahuan. Disamping itu, hutan juga menjaga fungsi tata air, penyerap dan
penyimpan karbondioksida, serta sumber air bagi kebutuhan makhluk hidup.
Formasi hutan ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen
rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas disebut tropical
rainforest. Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan
fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar
dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.
Hutan ini terdapat pada daerah-daerah yang suhunya tinggi sepanjang
tahun, dengan curah hujan yang tinggi sekurang-kurangnya 1800-2000 mm per tahun
dan tersebar merata. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat
kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih. Struktur hutan hujan tropis
terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis. Lapis tajuk yang paling atas terdiri dari pohon-
pohon yang muncul di antara lapis tajuk di bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45
– 60 m. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak
teratur dengan sedikit susunan cabang. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama
yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang ramping dengan tinggi antara 30-
40 m. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran,
dengan batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada
cabang yang tinggi. Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah
seperti palem kecil, jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya,
atau mungkin hampir tanpa tumbuhan bawah.
Hutan hujan tropis dikenal juga mempunyai tingkat keranekaragaman
yang tinggi, banyak jenis yang belum diketahui dan mempunyai nilai komersil.
Apabila terjadi penebangan maka permudaan secara alami oleh jenis-jenis yang
berbeda dengan jenis-jenis penyusun hutan asli.
Gambar sebagian kecil dari pengrusakan hutan di Kalimantan yang dilakukan oleh perusahaan
industri
Hutan hujan tropis merupakan nikmat dari Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa yang harus disyukuri. Kalau kita bersyukur maka Ia akan menambahkan
nikmat-Nya namun jika kita tidak bersyukur maka Ia akan mengganti kenikmatan
tersebut dengan malapetaka yang mengancam kehidupan kita di dunia ini. Kekayaan
flora dan fauna serta barang tambang yang terkandung di dalamnya dikelola untuk
kebutuhan masyarakat, bukan untuk kepentingan para pengusaha yang memperkaya
dirinya sendiri apalagi untuk kepentingan asing. Betapa makmur dan sejahteranya
rakyat di Indonesia jika kekayaan alamnya dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
Hasil dari pengelolaan sumber hutan hujan tropis Indonesia akan mampu
menyelesaikan masalah kemiskinan, kebodohan, dan berbagai problematika
masyarakat lainnya. Inilah esensi penciptaan alam yang sebenarnya, tercantum di
dalam Kitab Suci Al Qur’an bahwa alam diciptakan untuk kepentingan manusia (QS.
Luqman/31: 20). Kita perlu memperjuangkan politik hijau (green politic), sebuah
gerakan mendampingi pembangunan agar berperspektif ekologis. Kebijakan-
kebijakan politik yang anti-ekologi, mekanistik, dan materialistik diarahkan menuju
kebijakan politik yang sadar lingkungan (ecological politic). Hal ini penting karena
kerusakan alam yang sedemikian parah perlu pendekatan yang komprehensif. Mulai
dari agama, ekonomi, politik, budaya, dan sosial bersatu padu menangani krisis
ekologis ini. Bagi para pelanggar diberika sanksi yang tegas.
DAFTAR PUSTAKA
http://alamendah.org/2011/01/05/luas-hutan-indonesia-di-tiap-provinsi/
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/fiqih-lingkungan/
http://basecamppetualang.blogspot.com/2013/03/papua-benteng-terakhir-hutan-
tropis_11.html
http://klosetide.wordpress.com/2011/01/16/mengembalikan-potensi-hutan-negeri/
http://lisasuroso.wordpress.com/2007/12/04/hutan-hilang-bencana-datang/65/
http://ridhanu.wordpress.com/2010/08/02/foto-terbaru-hutan-tropis-indonesia/
http://syafieh.blogspot.com/2013/03/islam-dan-kelestarian-lingkungan-
studi.html#ixzz3DD9wTcc8
http://www.greenpeace.org/seasia/id/Global/seasia/report/2010/4/hutan-tropis-
indonesia-krisi-iklim.pdf
http://www.mongabay.co.id/2012/08/30/deforestasi-melambat-tapi-hutan-tropis-
sumatera-kini-telanjur-musnah/
http://www.wwf.or.id/?10741/Deforestasi