Anda di halaman 1dari 30

Tugas elemen mesin II

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang


Agar supaya dan kendaraan dapat berjalan dengan baik maka diperlukan
adanya perancangan untuk beberapa atau keseluruhan komponen kendaraan tersebut.
Dari salah satu komponen yang penting tersebut adalah perencanaan kopling.
Perencanaan dipilih sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II, yang
merupakan syarat mutlak bagi kelulusan pada mata kuliah ini.
Dalam merencanakan kopling faktor keamanan harus diperhitungkan dan
menjadi bahan yang diutamakan karena apabila faktor diabaikan maka kerugian
material dan korban jiwa sangat banyak. Oleh karena itu maka sangat penting bagi
seorang mahasiswa Teknik
Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana merencanakan
kopling yang aman dan ekonomis. Melalui tugas ini diharapkan kami dapat
merencanakan kopling yang aman dan ekonomis.

I.2. Rumusan Masalah


Merujuk dari data teknis yang diperoleh dari lapangan yaitu spesifikasi dari
kopling kapal , maka dalam penulisan kami sebagai penulis akan meredisain ulang
sistem penyaluran tenaga (kopling) pada kapal dengan sfesifikasi sebagai berikut :
- Daya (kw dalam rpm)* : 750/ 4000 rpm

Dengan data-data yang lainnya direncanakan oleh penulis.

1.3. Pemilihan jenis kopling


Kopling berfungsi sebagai sambungan dua buah poros atau sebagai
sambungan poros dengan elemen mesin yang dengan terus menerus atau kadang-
kadang harus ikut berputar dengan poros tersebut. Elemen mesin seperti itu adalah

1
Tugas elemen mesin II

puli sabuk, puli tali, dan puli rantai, roda gigi serta tromol. Sehubungan dengan
tujuannya terdapat bermacam-macam prinsip kopling yaitu :
1. Jika harus dibuat suatu sambungan mati dipergunakan kopling lekat.
2. Jika kopling harus menghubungkan gerakan poros yang satu terhadap poros
yang lain dalm arah memanjang sebagai akibat perubahan yang diakibatkan
oleh perubahan temperature dalam arah radial sebagai akibat ketidaktelitian
ketika memasang dan sebagainya maka dipasang kopling yang dapat
bergerak atau yang fleksibel.
3. Suatu sambungan yang mengurangi tumbukan lewat akumulasi kerja dan
melalui kerja dan menjadi kalor dan banyak atau sedikit meredam getaran,
dinamakan kopling elastic, kopling ini sekaligus memiliki keuntungan
kopling fleksibel.
4. Apabila sambungan dapat dibuat bekerja kalau sedang berhenti, tetapi dapat
dilepaskan selama sedang bergerak, maka jenis kopling yang digunakan
adalah kopling yang dapat dilepaskan. Kopling ini biasanya disebut kopling
cakar.
5. Apabila sambungan sembarang waktu selama sedang bergerak harus dapat
dihubungkan dan dilepaskan, maka diperguakan yaitu kopling yang dapat
dihubungkan : kopling gesek, kopling hidrolik, atau kopling induksi
elektromagnetik.
6. Untuk pengerjaan yang berat atau pekerjaan yang peka tehadap dipergunakan
kopling agar aman untuk menhindari tumbukan dalam bagian yang peka
dalam perkakas yang digerakkan atau beban terlampau besar dalam mesin
penggerak, motor dan sebagainya. Untuk belakangan ini juga diterpakan
kopling stater.

2
Tugas elemen mesin II

BAB II
TEORI DASAR

2.1. Teori kerja kopling


Apabila pedal kopling di tekan, maka ujung bawah dari pedal kopling
bergerak menarik tuas kebelakang, ujung garpu bagian atas ditarik oleh tuas
sedangkan ujung bawah garpu menekan bantalan tekan. Bantalan tekan menekan jari-
jari penekan dan jari-jari penekan menarik cincin penekan ke belakang dan pegas
kopling turut mendapat tekanan.
Dengan bergeraknya cincin penekan ke belakang akan terdapat ruang yang
bebas di antara roda penerus dan plat kopling dan diantara plat kopling dan cincin
penekan yang berarti pada saat plat kopling tidak terjepit diantara roda penerus dan
cincin penekan oleh karena plat kopling tidak terjepit, maka plat kopling beserta
Asnya diam dan tidak turut berputar. Bagian yang berputar terus adalah roda penerus,
cincin penekan, pegas kopling dan tutup kopling.
Agar supaya As kopling dapat berputar kembali, pegas kopling harus
dilepaskan dari injakan dan melepaskannya harus dilakukan perlahan-lahan. Oleh
karena pedal kopling tidak mendapat tekanan, maka pegas kopling bekerja kembali
menekan cincin penekan, sehingga As kopling terbawa dalam putaran kembali.
Ketika plat kopling terjepit diantara permukaan roda penerus dan cincin penekan,
keadaan asbes tidak dapat melekat dengan baik pada permukaan sehingga tidak dapat
menghasilkan putaran, terbawahnya plat kopling didalam putaran menjadi tidak
sempurna. Untuk itu plat baja yang terdapat asbes dibelah-belah dan berlahanya di
arahkan ke dalam arah yang berlawanan
Akhirnya ketika plat kopling terjepit, seluruh permukaan asbes dapat
mengenai pada seluruh permukaan roda penerus dan cincin penekan. Untuk
memahami pembagian jenis jenis kopling dapat dilihat sebagai berikut :
Kopling terdiri atas :
I). Kopling tetap, terdiri atas :

3
Tugas elemen mesin II

1. Kopling tetap kaku :


A. Kopling Box :
a. Dengan pasak tirus melintang.
b. Dengan sambungan pasak tanam membujur diberi baut pengaman.
c. Dengan ergigi yang sebelah bersatu dengan porosnya.
B. Kopling Jepit
C. Kopling Flens :
a. Flens biasa
b. Dengan cincin Sentris
c. Yang flensnya ditempa dengan poros.
2. Kopling Fleksibel terdiri atas :
A. Kopling Oldham
B. Gear Kopling
C. Universal Kopling
D. Elastis kopling

II). Kopling tidak tetap, teriri atas :


1. Kopling Cakra
2. Kopling Friwil
3. Kopling Kerucut
4. Kopling Gesek (clutch)
Berdasarkan fungsi dari masing masing kopling ini, maka kopling yang
digunakan untuk sebuah mobil adalah kopling gesek (clutch). Fungsi dari suatu
kopling secara umum ialah untuk menhubungkan poros serta meneruskan daya dari
poros penggerek keporos yang digerakkan. Tetapi pada clutch ini kopling dapat
dihubungkan atau dilepaskan dalam keadaan diam atau beoperasi.
Karakteristik dari kopling ini ialah poros-porosnya harus segaris benar, jika
tidak maka efisiensi kopling akan turun dan kopling cepat rusak. Adapun klasifikasi
dari clutch adalah sebagai berikut :

4
Tugas elemen mesin II

1. Menurut Penyambungan
a. Jaw dan toothead
b. Friction
c. Electromagnetic dan fluid and power.
2. Menurut permukaan yang bergerak :
a. Disc
b. Cons
c. Blok
d. Band and Spring
3. Menurut Operasinya :
a. Lever
b. Elektromagnetic
c. Hidroulic.

II.1. Beberapa Pengertian Pokok Gerakan Kopling


Berdasarkan uraian yang dikemukakan atas tenatang pembagian jenis kopling
maka kita dapat mengetahui bahwa kopling yang digunakan pada mobil adalah
kopling tidak tetap :
Ada empat pokok tahapan gerakan kopling gesek yaitu :
Tahap I, Engagement : dimana bidang permkaan kerja dari kopling ditarik bersama-
sama dan ditekan poros yang digerakkan dipercepat sehingga mencapai kecepatan
poros penggerak.
Tahap II, Clutch is engaged : Poros bergerak yang digerakkan berotasi dengan
kecepatan yang sama.
Tahap III, Disengagement : Dalam keadaan ini permukaan kerja clutch akan tertarik
sebagian sehingga putaran dari yang digerakkan akan turun dan akhirnya berhenti.

5
Tugas elemen mesin II

Tahap IV, The clutch is engaged : pada keadaan ini dimana permukaan gesek akan
terpisah oleh suatu clearance dimana poros yang digerakkan tidak berputar lagi,
sedang poros penggerak tetap berputar kontinyu.
Ditinjau dari pokok pokok gerakan kopling gesek, maka yang harus
diperhatikan sewaktu mendesain adalah bentuk dan luas bidang gesek, bahan untuk
bagian bidang gesek dan cara menghubungkan kedua bidang gesek gharus dapat
memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :
a. Mempunyai Koefisien gesek yang besar, akan tetapi cukup keras tidak
mudah cacat dan tahan terhadap keausan.
b. Kuat dan tahan panas.
c. Mempunyai koefisien kalor yang tinggi, agar panas yang ditimbulkan oleh
gesekan dapat segera tersalurkan.

2.2. Rumus – Rumus Yang Digunakan


I. Untuk moment
N
M P  71620 (Kg . cm)
n
M pd  V  M P (Kg . cm)

M fr    M pd

II. Untuk bahan



bol II 
s
bol IIbol II / 1,75

5  M fr
dp  3
bol11

6
Tugas elemen mesin II

III. Untuk kopling


M fr  f  P  rm

M fr
rm  3
Z  f  P  2

IV. Untuk seplain


M fr
g 
rm  f  z  

G1   (Dout 2  Din 2 ) . t .
4

G2   (Dout2 – Din2) . t . 
4

G3   (Dm2 - Dseplain2) .t . 
4
Gtot  G1 + G2 + G3

GP   dp2  L  
4
5  q  L4
Y1 
384EI
G  L3
Y2 
48EI
qL2
M1 
8
GL
M2 
4
M red  M 2 + ( .  M p )2
2

V. Umur Kopling
Q = Fm .k t

7
Tugas elemen mesin II

a  Ak  F fr
Ld 
N fr

N m  N fr
 x 100 %
Nm

Rumus ini berasal dari :


1. Mata kuliah Elemen mesin II oleh Ir. Hj. Zaenab
2. Buku Elemen Mesin karangan Sularso
3. Buku Elemen Mesin karangan V.Dobrovolsky

8
Tugas elemen mesin II

BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN KOPLING

Perencanaan kopling pada mobil truk, sebagai berikut :


1. Daya Maksimum (N)= 750 kw
2. Putaran poros (n)= 4000 rpm
3. Factor keamanan (s)=5 8 (7 direncanakan)
4. Bahan untuk poros = St. 60 (direncanakan) dan beroperasi kering.
5. Jenis kopling =kopling jepit dengan gesekan piringan.
6. Jumlah = satu plat gesek .
7. Bahan plat gesek = asbestos yang dipres.

3.1. Perhitungan Momen


1. Momen puntir pada poros (Mp)
N
M p  71620 (Kg.cm)
n

Dimana : N = Daya (dk) 1 Ps = 0,985 dk


= 1020 x 0,985
= 1004.7 dk
n = Banyaknya putaran
= 4000 rpm
Maka:
1004.7
M p  71620
4000
=17989.15 Kg .cm
Momen puntir yang direncanakan (Mpd)
M pd  V  M p
Dimana V = factor kelebihan beban

9
Tugas elemen mesin II

=16
= 2 (direncanakan)
M pd  217989.15
= 35978.30 Kg.cm
2. Momen Gesek (Mfr)
M fr    M pd (Kg . cm)

Dimana  = factor penyambungan


= 1,2  1,5
= 1,2 (direncanakan)
M fr  1,2 17989.15
= 21586.98 kg.cm

3.2. Pemilihan bahan


Bahan poros yang digunakan dalam perencanaan ini adalah ST.60. ini berarti
bahwa tegangan tariknya adalah :
 = 60 kg/mm2 = 6000 kg/cm2
1. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan ( bol II)

( bol II) =
s
Dimana s = factor keamanan
=58
= 6 (direncanakan )
6000
( bol II) =
6
= 1000 kg / cm2
2. Besarnya tegangan geser yang diizinkan ( bol II)
bol11
( bol II) =
1,75

10
Tugas elemen mesin II

1000

1,75
= 571.43 kg / cm2
3. Diameter poros (dp)

5  M fr
dp  3
bol11
5  21586.98
3
571.43
= 5.74 cm
Berdasarkan normalisasi 161 (1930) maka dp yang direncanakan = 6 cm

3.3. Perhitungan ukuran kopling / plat gesek


Berdasarkan data-data yang dikemukakan diatas (untuk desain poros) dari V.
Dobrovolsky hal. 503 diperoleh data-data sebagai berikut :
f = 0,3 (koefisien gesek)
P = 2  3 kg/cm2 (tekanan)
Top = (150  250)0 C (temperatur operasi)
Dari V. Dobrovolsky halaman 513 diketahui :
rin
= 0.6  0.8
rout
= 0.8 (direncanakan)
b
= 0.2 0.5
rm

= 0.3dipilih
Dimana rin = jari-jari dalam bidang gesek
rout = jari-jari luar bidang gesek
rm = jari-jari rata-rata permukaan plat gesek
= 0,5 (rout + rin)
b = lebar disk

11
Tugas elemen mesin II

1. Momen gesek yang bekerja pada kopling (Mrf)


M fr  f  P  rm

 f  Ps  F fr  rm

Dimana Z = jumlah plat gesek


= 1 ( direncanakan)
b = 0.3 rm
Ps = alat pres
= 2 3
= 2 kg/cm2 ( dipilih )
Ffr = luas permukaan gesek
= 2 .  . rm . b . Z
Tabel 67 ( V. Dobrovolsky), friction material in wide use
Material of Operation Coefficient of Unit pressure Maximum
friction surface condution friction (kg / cm2) operation
temperatur (0C)

Pressed asbestos Dry 0,3 23 150 250

M fr  f  Ps  2  rm  b  z  rm

 f  Ps  2  rm  0,2rm  z  rm

 f  Ps  0,4  z  rm
3

M fr
Jadi rm  3
o,4  Ps  f  z

21586.98
3
0,4  3,14  2  0,3  1
= 30.59 cm

12
Tugas elemen mesin II

Dari perbandingan
b
 0.3
rm

b  0.3rm
= 0.3 x 30.59
= 9.18 cm
rm = 0,5 (rout + 8rout)
= 0,9 rout
30.59
rout =
0,9
= 33.98 cm
rin = 0,8 rout
= 0,8 x 33.98
= 27.19 cm

Jadi :
Dout = 2 x rout
=2 x 33.98
= 67.96 cm
Din = 2 x rin
= 2 x 27.19
= 54.38 cm
Dm = 2 x rm
= 2 x 30.59
= 61.18 cm

13
Tugas elemen mesin II

BAB IV
PERENCANAAN SEPLAIN

4.1. Perencanan Seplain


Seplain merupakan pasak yang dibuat menyatu dengan poros sesuai
dengan lubang alur pasaknya pada naf. Seplain poros berfungsi sebagai key antara
poros dan naf sehingga momen puntir dari cakra dapat dipindahkan atau
ditransfusikan kealur-alur seplain yang mengakibatkan poros tersebut berputar
bersama-sama cakram.
Direncanakan jumlah seplain 10 buah
dari tabel 10, hand book kent formula untuk proporsi seplain
No of W for all fit Permanent fitt To slide underload
Seplain H D h d
10 0,150 D 0.045 D 0.910 D 0.095 D 0.81 D

W = b = lebar seplain
h = tinggi seplain
= 0,095 D
= 0,095 x 7.5
= 0,7125
D = diameter seplain
dp 6
   7.5 cm
0,8 0,8
d = 0.81 D
= 0,81 x 7.5
= 6.075 cm

14
Tugas elemen mesin II

Jadi rata-rata (rm)


Dd
rm 
4
7.5  6.077

4
= 3.39 cm
Diameter rata-rata (Dm)
Dm = 2 . rm
= 2 . 3.39
= 6.78 cm
W for all fitt = 0.150 x 7.5
= 1.13 cm
Bahan seplain dipilih dari St. 50 ( tegangan tarik = 5000 Kg/cm 2) tegangan geser
yang diizinkan (bol II) = 571.43 Kg/cm2) maka tegangan yang terjadi :
M fr
g 
rm  f  z  
Dm
Dimana f  0,8  L 
z
L = panjang seplain
= 3 (direncanakan)
  0,72
6.78
f  0,8  3 
10
= 1.63 cm2

maka
21586.98
g 
3.39  1.63  10  0,72
= 542.59 Kg / cm2

15
Tugas elemen mesin II

g yang terjadi 542.59 Kg / cm2  571.43jadi seplain aman karena


g yang terjadi   bol II

4.2 . Pemeriksaan hasil perhitungan


1. Perhitungan berat kopling (plat dan kampas kopling)
a) Berat kampas (G1)

G1   ( Dout2  Din2) . t.  0
4
Dimana t = tebal asbes
= 0.2  0.5
= 0.5 (direncanakan)
 = berat jenis
= 2.1  2.8 (gram / cm3)
= 2.7 (direncanakan)
Jadi
3.14
G1   ((67.96)2 – (54.38)2) x 0.5 x 2.7
4
= 1760.65 gram
= 1.760 Kg
G1 = kampas 2 sisi
= 2 x 1.760
= 3.52 Kg
b). Berat plat kampas (G2)

G2   (Dout2 – Din2) . t . 
4
Dimana t = tebal asbes
= 0,2 0,5
= 0,5 cm (direncanakan)
 = berat jenis

16
Tugas elemen mesin II

= 7,6  7,9 (besi tempa)


= 7,8 gram / cm2 (direncanakan)
maka :
3,14
G2   ((67.96)2 – (54.38)2) x 0.5 x 7.8
4
= 5086.32 gram
= 5.086 kg
c). Berat plat tengah (G3)

G3   ( Dm 2  Dseplain2 ) . t . 
4
3,14
  ((61.18)2  (7.5)2)x 0.5 x 7.8
4
= 11286.95 gram
= 11.286 kg
d). Berat total kampas
Gtot  G1  G2  G3
= 1.760 + 5.086 + 11.286
= 18.132 kg
e). Berat poros

Gp   dp2  L  
4
Dimana dp = diameter poros
= 5.74 cm
L = panjang poros
= 25 cm (direncanakan)
 ( berat jenis) = 7.8 gram / cm3
3.14
Gp   (5.74) 2  25  7.8
4
= 5043.45 gr = 5.043 kg

17
Tugas elemen mesin II

2. Perhitungan lendutan
a). Lendutan akibat beban poros (Y1)

5  q  L4
Y1 
384EI
Gp 5.043
Dimana q   0.20 kg / cm
L 25
L = panjang poros
= 25 cm
E = Modulus elastisitas
= 2,15 x 106 Kg / cm2
I = momen inersia
  dp4

64
3.14  (5.74) 4

64
= 53.26 cm4
Sehingga :
5  0.20  254
Y1 
384  2.15  106  53.26

= 8.88 x 10-6 cm

18
Tugas elemen mesin II

b) Lendutan akibat berat kampas kopling (Y2)

G  L3
Y2 
48EI
Berat kampas adalah Gtot  G1  G2  G3
= 1.760 + 5.086 + 11.286
= 18.132 kg
18.132  253
Y2 
48  2,15  106  53.26
= 51.5 x 10-6 cm
maka defleksi lendutan total yang terjadi adalah :
Yt  Y1  Y2

= 8.88x10-6 + 51.5 x 10-6


= 60 x 10-6 cm
3. Pemeriksaan terhadap putaran kritis

1
N cr  300
Yt

1
 300 
60  106

= 38729.83 rpm
poros aman terhadap putaran kritis karena putaran kritis lebih besar dari putaran
operasi yaitu ( 38729.83 > 4000 ).

19
Tugas elemen mesin II

4. Perhitungan terhadap putaran momen lentur


a). Momen lentur akibat beban poros (M1)
L

qL2
8

L/2

qL2
M1 
8
0.20x 252

8
= 15.63 Kg .cm
b). Momen lentur akibat kampas (M2 )

GL
4

20
Tugas elemen mesin II

L/2 L/2
GL
M2 
4
18.132  25

4
= 113.33 kg . cm
Jadi momen lentur (M) adalah
M = M1 + M2
= 15.63 + 113.33
= 128.96 Kg . cm
5. Pemeriksaan diameter poros
Mred2 = M12 + ( Mp)2
Dimana Mred = momen reduksi
Mp = Momen puntir yang direncanakan
= 3070,70 kg . cm
 = faktor koreksi
= 0,8 (untuk bahan poros St. 60)
sehingga:

M red  M 2  (  M p ) 2

 (128.96) 2  (0,8  3070,70) 2


= 2459.94 Kg . cm
Diameter koreksi ( d koreksi)

M red
d koreksi  3
0,1  bol111
1
Dimana :  bol III 
s
s = faktor keamanan

21
Tugas elemen mesin II

= 58
= 7 (direncanakan)
1 = 60 kg / mm2
= 6000 kg / cm2
6000
 bol III 
7
= 857,142 Kg / cm2

2459.94
Sehingga : d koreksi  3
0.1  857.142
= 3.06 cm
poros dinyatakan aman karena diameter koreksi lebih kecil dari diameter poros
yaitu ( 3,06 < 4 )

22
Tugas elemen mesin II

BAB V
SUHU, UMUR, DAN EFISIENSI KOPLING

5.1. Suhu Kopling


Suhu kopling terjadi saat bekerja saat gesekan dan sangat berpengaruh terhadap
ketahanan kopling itu sendiri, oleh karena itu perhitungan temperatur kopling
sangat penting untuk mengecek apakah kopling beroperasi pada temperatur operasi
yang diizinkan atau tidak.
1. Perhitungan temperatur operasi
Q = Fm .k t
Sehingga t = Q / Fm . k
Dimana t = kenaikan temperatur
Q = kalor yang timbul akibat gesekan
75
  3600 N fr
427
= 63232 Nfr . kejl / hr
Fm =Ffr= luas bidang gesek
= 2 x rm x b x z
= 2 x 3.14 x 34.59x 9.18x 1
= 1994.13 cm2
= 0.199 m2
k = Faktor perpindahan panas
= 70 Keal/ m2hr 0c
Nfr = Daya yang hilang akibat gesekan
Afr  W
N fr 
75 3600
M fr    t
Dimana Afr 
2
Afr = energi gesek

23
Tugas elemen mesin II

Mp = 17989.15 Kg . cm
= 179.89 Kg. m
 = putaran poros
2  n

60
2  3.14  4000

60
= 418.66 rad / det
t = waktu penyambungan kopling
= 2 detik (direncanakan)
W = kerja kopling perjam
= 17 (direncanakan)
Maka energi gesek adalah :
Mp    t
A fr 
2
179.89  418.66  2

2
= 75312.74 kg.m
75312.74  17
N fr 
75  3600
= 4.74dk
Jadi
632,32  4.74
t 
0.199  70
=215.16 0 C
Temperatur operasi = t + suhu kamar
= 215.16 + 27
= 242.16 0 C

24
Tugas elemen mesin II

Berarti temperatur berada dalam range temperatur yang diizinkan untuk bahan asbestos
yaitu (150  250) 0C
5.2. Umur Kopling

Penentuan umur kopling berguna untuk mengetahui sampai dimana ketahanan


dari kopling tersebut bila telah mencapai umurnya. Umur kopling bergantung dari
pemakaian kopling apakah kontinu atau tidak. Perhitungan umur kopling :
a  Ak  Ffr
Ld  ( jam )
N fr

Dimana Ld = lama pemakaian plat gesek


a = tebal plat gesek
= 0,2 0,5 cm
= 0,3 (direncanakan)
Ak = Kerja yang dihasilkan plat gesek
= 5  8 dk
= 7 (direncanaka)
0,3  7  1994.13
maka Ld 
4.74
= 883.47 jam
banyaknya pemasangan :
Ld  3600
S
( 2  2)

883.47  3600

4
= 795123 kali pemasangan tiap jam
Dimana (2+2) = waktu penyambungan dan pelepasan
Banyaknya penyambungan dan pelepasan tiap jam :
795123
M 
2
= 39756 kali/jam

25
Tugas elemen mesin II

Banyaknya pemeliharaan tiap jam(t0)


M 4
t  (detik/jam)
3600
39756 4

3600
= 441.74 detik/jam
misalkan dalam sehari kopling digunakan selama N = 6 jam maka
pemeliharaannya dalam sehari adalah
P = 6 x 441.74
= 2650.44 kali
Umur kopling :
Ld  3600
L
P
883.47  3600
Ld 
2650.44
= 1200 hari
jadi umur kopling dalam setahun adalah
1200
L
365  1
= 3,28 tahun

5.3. Efisiensi Kopling


Penentuan efisiensi kpling dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan kerja kopling tersebut untuk memindahkan daya maksimum ke bagian
transmisi lainnya.
Nm  N fr
  100%
Nm

( N max  Z )  N (3600  2  Z )
Dimana Nm 
3600

26
Tugas elemen mesin II

M fr  n
dengan N max 
71620

21586 4000

71620

= 1205 dk

(1205 1)  172,375  (3600  2  1)


Nm 
3600

= 172.6 dk

172,6  0,97
jadi   100%
172,6

= 99,43 %

27
Tugas elemen mesin II

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan perencanaan dapat disimpulkan :
I. Perhitungan momen
1. Bahan yang digunakan untuk poros adalah St 60
2. Momen puntir pada poros yang direncanaka Mpd = 35978.30 kg cm
3. Momen gesek Mfr = 21586.98 kg . cm
II. Pemilihan bahan :
1. Besar tegangan tarik yang diizinkan  bol II = 1000 kg/cm2
2. Besar tegangan geser yang diizinkan (bol II ) = 571.43 kg/cm2
3. Diameter poros yang diinginkan ( dp ) = 5.74 cm
III. kopling / plat gesek
1. Diameter rata-rata permukaan plat gesek (Dm) = 61.18 cm
2. Diameter dalam bidang gesek (Din) = 54.38 cm
3. Diameter luar bidang gesek (Dout) = 67.96 cm
4. Berat kopling/plat gesek
- berat kampas (G1) =1.76 kg
- berat plat kampas (G2) = 5.086 kg
- berat plat tengah (G3) = 11.286 kg
- berat total kampas (Gtot) =18.132 kg
5. Temperature operasi kopling Top = 242.16 C
6. Umur kopling = 3,28 tahun
7. Efisiensi kopling (kop) = 99,43 %
IV. Seplain
1. Bahan seplain St 50
2. Diameter seplain (D) = 7.5 cm

28
Tugas elemen mesin II

3. Jari-jari rata-rata (rm) = 3.39 cm


4. Tinggi seplain (h) = 0.7125
5. Tegangan yang terjadi (g) = 542.59 kg/cm2
6. Tegangan yang diizinkan (bol II) = 57143 kg/cm2

6.2. Saran
1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang digunakan untuk
disain poros dan komponen-komponen kopling.
2. Suatu perencanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang didapat dari
hasil perhitungan harus lebih kecil dari pada harga yang diizinkan.

29
Tugas elemen mesin II

DAFTAR PUSTAKA

1. V. Dobrovolsky, Machine Elements, Second Edition, Rusia 1985


1, 13, 15, 16, 21, 31, 33.
2. Bahan Kuliah Elemen Mesin II oleh Ir. Zaenab Ali Rune.
3, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 14, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 34, 35, 36.
3. Kents, Colin Chemical, Mechanical Engineering Handbook in two. Table
10.
9, 10.
4. Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1987, Jakarta,
PT. Pradnya Paramita.

30

Anda mungkin juga menyukai