Gangguan Sistem Pernafasan Makalah PDF
Gangguan Sistem Pernafasan Makalah PDF
PENDAHULUAN
1
Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka
masih kurang. Buktinya masih banyak masyarakat terutama kaum pria yang
masih saja merokok, meskipun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa
dampaknya bagi tubuh, terutama pada pernapasan akan buruk, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menyatakan “berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi merokok di
Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15
tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif”. Anwar
(detikHealth, 2016) melansir alasan kenapa orang masih tak percaya bahwa
rokok itu berbahaya, “pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah Thabrany mengatakan
ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab kematian perokok dari
penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker yang dianggap
dipicu karena faktor lain”.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan bisa
menjadi faktor terbesar masyarakat menderita berbagai penyakit, termasuk
gangguan pernapasan. Masyarakat bisa memulainya dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungannya dan memeriksakan kesehatan tubuhnya secara
rutin kepada lembaga kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit untuk
mengetahui apakah ada penyakit atau gangguan pada sistem pernapasannya,
dengan begitu masyarakat dapat mengantisipasi sebelum benar-benar
menderita gangguan sistem pernapasan. Seperti yang dikatakan oleh banyak
orang, lebih baik mencegah daripada mengobati.
2
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pernapasan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1 Sistem Pernapasan
“Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas” (Wikipedia, 2016). Rab (2010:29)
menyatakan bahwa fungsi pernapasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu
pertukaran gas dan pengaturan keseimbangan asam basa. Menurut Sloane
(dalam Widyastuti, 1994:266) memberikan penjelasan tentang fungsi
pernapasan sebagai berikut.
Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon
dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.
Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan
benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:13) meyebutkan
bahwa sistem pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan
trakhea. Sedangkan untuk sistem pernapasan bagian bawah, menurut
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:21) terdiri dari bronkhus,
bronkhiolus, dan alveolus.
Macam pernapasan menurut Putri (2009) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada
https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/
Gambar 2.1 Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada
4
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut
https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/
Gambar 2.2 Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di
dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
5
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b1/Pharyngitis.jpg/800px-Pharyngitis.jpg
Gambar 2.3 Faringitis
http://dokita.co/blog/apa-itu-laringitis/
Gambar 2.4 Laringitis
6
laringitis yaitu laringitis akut dan laringitis kronis yang dijelaskan sebagai
berikut:
- Laringitis akut hanya berlangsung beberapa hari sedangkan laringitis
kronis dapat bertahan hingga lebih dari 3 minggu.
- Laringitis akut sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas akut dan
hampir semuanya sembuh dengan cepat. Sedangkan laringitis kronik
lebih umum terjadi saat musim dingin dan sering terjadi setelah flu biasa
atau influenza.
https://www.seedoc.co/is-there-a-link-between-sinusitis-and-rhinitis/
Gambar 2.5 Sinusitis
7
http://www.internetbillboards.net/wp-content/uploads/allergies.jpg
Gambar 2.6 Rhinitis
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Pos_strep.JPG/200px-Pos_strep.JPG
Gambar 2.7 Radang amandel (Tonsilitis)
8
Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu pneumonia,
tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.
erk
https://medlineplus.gov/ency/images/ency/fullsize/19680.jpg
Gambar 2.8 Pneumonia
9
di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa
pada tahun 2012.
http://obatbronkitis.com/
Gambar 2.10 Bronkitis
http://apotek45.com/obat-tradisional-abses-paru-ekstrak-alami/
Gambar 2.11 Abses paru
d. Abses paru, abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim
paru yang berisi pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, abses merupakan kumpulan pus (nanah) yang terletak dalam
satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu
proses infeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi, abses
paru merupakan keadaan dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-paru.
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia
10
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menjelaskan
tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai
berikut :
a. Faringitis
Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus, bakteri,
dan virus.
b. Laringitis
Etiologi laringitis antara lain : virus, bakteri, perluasan infeksi rhinitis.
Selain itu, laringitis dapat juga disebabkan oleh:
- Suhu udara yang dingin
- Perubahan temperatur tiba-tiba.
- Pemajanan terhadap debu.
- Bahan kimia
- Asap/uap
- Penggunaan pita suara berlebihan
- Merokok berlebihan
c. Sinusitis
Etiologi sinusitis antara lain : streptokokus pneumoniae, stapilokokus
aureus, haemofilus influenza, infeksi gigi, dan komplikasi rhinitis.
d. Rinitis
Etiologi rinitis :
Infeksi saluran pernapasan atas
Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso,
kokain, dan anti hipertensi.
Benda asing yang masuk ke dalam hidung.
Deformitas struktural
Neoplasma dan massa
e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar
Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup A.
Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.
11
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94—138)
menjelaskan tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan
atas sebagai berikut :
a. Pneumonia
Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan
protozoa.
b. Tuberkulosis Paru (TBC)
TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang. Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih
tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
c. Bronkitis
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis, yaitu:
rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan
faktor keturunan dan status sosial.
d. Abses Paru
Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat
nekrosi bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan klebsiela
oneumoniae. Bakteri juga dapat timbul sebagai hasil pembususkan emboli.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Sistem pernapasan adalah sistem di dalam tubuh manusia
yang mengatur masuknya gas oksigen (O2) dari atmosfer dan keluarnya
gas karbo dioksida (CO2) dari dalam tubuh.
2. Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan,
penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis,
sinusitis, dan tonsilitis. Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah,
menurut Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu
pneumonia, tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.
3. Faktor penyebab gangguan sistem pernapasan bisa dari
bakteri, virus, jamur, kuman, kebiasaan hidup, maupun lingkungan.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini:
1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan untuk
mengurangi mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti merokok.
Dengan begitu dapat mengurangi resiko terkena penyakit/gangguan
pernapasan.
2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga
anak dari lingkungan sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di
jalanan yang dominan dengan asap kendaraan bermotor dengan memakai
masker.
3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di
lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.
13
DAFTAR RUJUKAN
14