Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam tubuh manusia terdapat banyak organ-organ dimana organ-
organ tersebut membentuk suatu sistem yang mengatur fungsi-fungsi tertentu,
seperti sistem pencernaan, sistem endokrin, sistem sirkulasi, sistem
pernapasan, dan sitem lainnya. Sistem pernapasan merupakan salah satu
sistem yang terpenting, karena bernapas merupakan suatu tanda bahwa
makhluk hidup tersebut hidup. Dengan bernapas, tubuh manusia akan
menghasilkan energi yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pernapasan antara lain
hidung, faring, laring, esofagus, trakhea, bronkus, bronkeolus, dan alveolus.
Apabila salah satu organ terganggu, maka sistem pernapasannya pun akan
terganggu, karena organ-organ tersebut merupakan satu kesatuan dalam
sistem pernapasan.
Banyak faktor yang dapat mengganggu sistem pernapasan pada
manusia, seperti faktor keturunan/genetik maupun faktor lingkungan. Faktor
keturunan merupakan faktor yang diturunkan dari keluarga itu sendiri, misal
sepasang suami istri melahirkan seorang anak yang memiliki penyakit asma,
ternyata ayahnya memiliki riwayat penyakit asma dan itu diturunkan kepada
anaknya.
Sedangkan faktor lingkungan bisa dari mana saja, seperti lingkungan
kantor, sekolah, jalan raya, rumah, dan lain-lain. Contoh di lingkungan jalan
raya, jalan raya identik dengan banyaknya kendaran bermotor yang asap
knalpotya mengandung gas karbon monoksida dan asap tersebut jika terhirup
setiap harinya dapat menyebabkan gangguan pada paru-paru. Debu-debu
yang bertebaran juga dapat mengganggu pernapasan seseorang, khususnya
bagi orang yang mempunyai alergi terhadap debu. Selain itu, asap rokok juga
dapat menyebabkan gangguan pernapasan, baik bagi perokok aktif maupun
perokok pasif.

1
Kesadaran manusia akan pentingnya menjaga kesehatan tubuh mereka
masih kurang. Buktinya masih banyak masyarakat terutama kaum pria yang
masih saja merokok, meskipun sebenarnya mereka sudah tahu bahwa
dampaknya bagi tubuh, terutama pada pernapasan akan buruk, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menyatakan “berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi merokok di
Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk berumur >15
tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan 5,6 persen
wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif”. Anwar
(detikHealth, 2016) melansir alasan kenapa orang masih tak percaya bahwa
rokok itu berbahaya, “pakar kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Profesor Hasbullah Thabrany mengatakan
ini karena masyarakat masih banyak melihat penyebab kematian perokok dari
penyebab terdekatnya saja seperti sakit jantung atau kanker yang dianggap
dipicu karena faktor lain”.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan bisa
menjadi faktor terbesar masyarakat menderita berbagai penyakit, termasuk
gangguan pernapasan. Masyarakat bisa memulainya dengan selalu menjaga
kebersihan lingkungannya dan memeriksakan kesehatan tubuhnya secara
rutin kepada lembaga kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit untuk
mengetahui apakah ada penyakit atau gangguan pada sistem pernapasannya,
dengan begitu masyarakat dapat mengantisipasi sebelum benar-benar
menderita gangguan sistem pernapasan. Seperti yang dikatakan oleh banyak
orang, lebih baik mencegah daripada mengobati.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?
2. Apa saja gangguan pada sistem pernapasan manusia?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang sistem pernapasan.
2. Untuk mengetahui gangguan pada sistem pernapasan manusia.

2
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pernapasan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

3
2.1 Sistem Pernapasan
“Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang
digunakan untuk pertukaran gas” (Wikipedia, 2016). Rab (2010:29)
menyatakan bahwa fungsi pernapasan dapat dibagi menjadi 2, yaitu
pertukaran gas dan pengaturan keseimbangan asam basa. Menurut Sloane
(dalam Widyastuti, 1994:266) memberikan penjelasan tentang fungsi
pernapasan sebagai berikut.
Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari
atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon
dioksida (CO2) yang dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer.
Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan
benda asing, dan pengaturan hormonal tekanan darah.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:13) meyebutkan
bahwa sistem pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan
trakhea. Sedangkan untuk sistem pernapasan bagian bawah, menurut
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:21) terdiri dari bronkhus,
bronkhiolus, dan alveolus.
Macam pernapasan menurut Putri (2009) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada

https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/
Gambar 2.1 Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang
rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada

4
menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang
kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan
di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut

https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/
Gambar 2.2 Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga
rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi
lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot
diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di
dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia


Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan,
penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis,
sinusitis, rhinitis, dan tonsilitis.

5
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b1/Pharyngitis.jpg/800px-Pharyngitis.jpg
Gambar 2.3 Faringitis

a. Faringitis, faringitis adalah peradangan yang terjadi pada faring.


“Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorok atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang
juga disebut sebagai radang tenggorok” (Wikipedia, 2016). Menurut
wikipedia, terdapat dua jenis radang tenggorokan, yaitu akut dan kronis
yang dijelaskan sebagai berikut:
- Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
- Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu
yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada
sesuatu yang mengganjal di tenggorok.

http://dokita.co/blog/apa-itu-laringitis/
Gambar 2.4 Laringitis

b. Laringitis, laringitis adalah peradangan membran mukosa yang melapisi


laring dan disertai edema pita suara. “Laringitis adalah inflamasi laring.
Hal tersebut merupakan suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan pada laring (pita suara), yang menyebabkan suara sesak dan
hilagnya suara” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, ada dua tipe

6
laringitis yaitu laringitis akut dan laringitis kronis yang dijelaskan sebagai
berikut:
- Laringitis akut hanya berlangsung beberapa hari sedangkan laringitis
kronis dapat bertahan hingga lebih dari 3 minggu.
- Laringitis akut sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas akut dan
hampir semuanya sembuh dengan cepat. Sedangkan laringitis kronik
lebih umum terjadi saat musim dingin dan sering terjadi setelah flu biasa
atau influenza.

https://www.seedoc.co/is-there-a-link-between-sinusitis-and-rhinitis/
Gambar 2.5 Sinusitis

c. Sinusitis, sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus.


“Sinusitis adalah peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang
melapisi sinus. Biasanya sinus berisi udara, tetapi ketika sinus tersumbat
dan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat berkembang dan
menyebabkan infeksi” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, sinusitis
dibagi atas berbagai jenis sebagai berikut:
1. Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala
seperti pilek, hidung tersumbat dan nyeri wajah yang tidak hilang
setelah 10 sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya berlangsung 4
minggu atau kurang.
2. Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4
sampai 8 minggu.
3. Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus
yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4. Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun.

7
http://www.internetbillboards.net/wp-content/uploads/allergies.jpg
Gambar 2.6 Rhinitis

d. Rhinitis, rhinitis adalah suatu inflamasi yang timbul pada membran


mukosa hidung. “Rhinitis adalah peradangan dan iritasi yang terjadi di
membran mukosa di dalam hidung” (Alodokter, 2016). Menurut alodokter,
rhinitis secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi
dan rhinitis nonalergi yang dijelaskan sebagai berikut:
- Rhinitis alergi atau yang disebut juga hay fever disebabkan oleh alergi
terhadap unsur seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk
sari.
- Rhinitis nonalergi tidak disebabkan oleh alergi tapi kondisi seperti
infeksi virus dan bakteri
e. Tonsilitis dan abses peritonsilar

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Pos_strep.JPG/200px-Pos_strep.JPG
Gambar 2.7 Radang amandel (Tonsilitis)

 Tonsilitas adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. “Radang


amandel (bahasa Inggris: tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang
kadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan demam” (Wikipedia,
2016).
 Abses peritonsilar adalah infeksi yang terjadi di atas tonsil dalam
jaringan pilar anterior dan palatum mole. “Abses Peritonsiler adalah
penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil (amandel). Abses peritonsiler
merupakan komplikasi dari tonsilitis” (Doktersehat, 2016).

8
Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu pneumonia,
tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.

erk

https://medlineplus.gov/ency/images/ency/fullsize/19680.jpg
Gambar 2.8 Pneumonia

a. Pneumonia, pneumonia adalah proses peradangan pada parenkim paru-


paru, yang biasanya dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada
alveoli. “Radang paru-paru atau pneumonia adalah kondisi inflamasi pada
paru, utamanya memengaruhi kantung-kantung udara mikroskopik yang
dikenal sebagai alveolus” (Wikipedia, 2016). Menurut alodokter, pada
pengidap pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung
saluran pernapasan dalam paru-paru akan membengkak dan dipenuhi
cairan.

Gambar 2.9 Tuberkulosis


b. Tuberkulosis Paru (TBC), Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit
infeksi yang menyerang paru-paru. Menurut alodokter, Tuberkulosis (TB)
yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular
yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia. Indonesia
sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB terbanyak

9
di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa
pada tahun 2012.

http://obatbronkitis.com/
Gambar 2.10 Bronkitis

c. Bronkitis, bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus.


“Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus)
(saluran udara di dalam paru-paru)” (Wikipedia, 2016). Selain itu,
wikipedia juga menyebutkan bahwa bronkitis biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang
memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit
paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

http://apotek45.com/obat-tradisional-abses-paru-ekstrak-alami/
Gambar 2.11 Abses paru

d. Abses paru, abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim
paru yang berisi pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, abses merupakan kumpulan pus (nanah) yang terletak dalam
satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh suatu
proses infeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi, abses
paru merupakan keadaan dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-paru.
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia

10
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menjelaskan
tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai
berikut :
a. Faringitis
Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus, bakteri,
dan virus.
b. Laringitis
Etiologi laringitis antara lain : virus, bakteri, perluasan infeksi rhinitis.
Selain itu, laringitis dapat juga disebabkan oleh:
- Suhu udara yang dingin
- Perubahan temperatur tiba-tiba.
- Pemajanan terhadap debu.
- Bahan kimia
- Asap/uap
- Penggunaan pita suara berlebihan
- Merokok berlebihan
c. Sinusitis
Etiologi sinusitis antara lain : streptokokus pneumoniae, stapilokokus
aureus, haemofilus influenza, infeksi gigi, dan komplikasi rhinitis.
d. Rinitis
Etiologi rinitis :
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso,
kokain, dan anti hipertensi.
 Benda asing yang masuk ke dalam hidung.
 Deformitas struktural
 Neoplasma dan massa
e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar
Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup A.
Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.

11
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94—138)
menjelaskan tentang penyebab suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan
atas sebagai berikut :
a. Pneumonia
Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan
protozoa.
b. Tuberkulosis Paru (TBC)
TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang. Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih
tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.
c. Bronkitis
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis, yaitu:
rokok, infeksi, dan polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan
faktor keturunan dan status sosial.
d. Abses Paru
Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat
nekrosi bakteri, seperti kuman stapilokokus aureus dan klebsiela
oneumoniae. Bakteri juga dapat timbul sebagai hasil pembususkan emboli.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Sistem pernapasan adalah sistem di dalam tubuh manusia
yang mengatur masuknya gas oksigen (O2) dari atmosfer dan keluarnya
gas karbo dioksida (CO2) dari dalam tubuh.
2. Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan,
penyakit infeksi pada saluran pernapasan atas yaitu faringitis, laringitis,
sinusitis, dan tonsilitis. Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah,
menurut Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu
pneumonia, tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses paru.
3. Faktor penyebab gangguan sistem pernapasan bisa dari
bakteri, virus, jamur, kuman, kebiasaan hidup, maupun lingkungan.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diperoleh saran-saran berikut ini:
1. Bagi orang tua atau dewasa, terutama laki-laki, mulai dibiasakan untuk
mengurangi mengonsumsi rokok, lebih baik lagi jika berhenti merokok.
Dengan begitu dapat mengurangi resiko terkena penyakit/gangguan
pernapasan.
2. Bagi orang tua yang sudah mempunyai anak, diharapkan dapat menjaga
anak dari lingkungan sekitar. Misalnya, di ruangan yang berdebu dan di
jalanan yang dominan dengan asap kendaraan bermotor dengan memakai
masker.
3. Bagi setiap individu, dibiasakan selalu menjaga kebersihan di
lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.

13
DAFTAR RUJUKAN

Alodokter. Pneumonia, (Daring), (http://www.alodokter.com/pneumonia), diakses


pada 24 Oktober 2016.
Alodokter. Rhinitis, (Daring), (http://www.alodokter.com/rhinitis), diakses pada
24 Oktober 2016.
Alodokter. Tuberkulosis, (Daring), (http://www.alodokter.com/tuberkulosis),
diakses pada 25 Oktober 2016.
Anwar, F. 2016. Alasan Kenapa Masih Ada Orang yang tak Percaya Rokok
Berbahaya, (Daring), (http://health.detik.com/read/2016/10/02/120248/33
11461/763/alasan-kenapa-masih-ada-orang-yang-tak-percaya-rokok-
berbahaya), diakses pada 2 Oktober 2016.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Lindungi Generasi Muda dari
Bahaya Merokok, (Daring), (http://www.depkes.go.id/article/view/1528/
lindungi-generasi-muda-dari-bahaya-merokok.html), diakses pada 3
Oktober 2016.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (Daring), (http://www.depkes.go.id/
index.php?txtKeyword=abses&act=search-by-map&pgnumber=0&
charindex=A&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1), diakses pada 25
Oktober 2016.
Doktersehat. Penyakit Abses Peritonsiler, (Daring), (http://doktersehat.com/
penyakit-abses-peritonsiler/), diakses pada 24 Oktober 2016.
Marunung, S., Suratun, Krisanty, P. & Ekarini, N. L. P. 2009. Gangguan Sistem
Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Putri, A. 2011. Macam Pernapasan, (Daring),
(https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-pada-
manusia/materi/jenis-pernafasan/), diakses pada 3 Oktober 2016.
Rab, T. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: CV Trans Info Media.
Sloane, E. 1994. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Terjemahan oleh
Widyastuti, P. 1995. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Wikipedia. Bronkitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis), diakses
pada 25 Oktober 2016.
Wikipedia. Farigitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Faringitis), diakses
pada 24 Oktober 2016.
Wikipedia. Laringitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Laringitis), diakses
pada 24 Oktober 2016.
Wikipedia. Radang Amandel, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Radang_
amandel), diakses pada 24 Oktober 2016)
Wikipedia. Radang Paru-paru, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Radang_
paru-paru), diakses pada 24 Oktober 2016.
Wikipedia. Sinusitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Sinusitis), diakses
pada 24 Oktober 2016.
Wikipedia. Sistem Pernapasan, (Daring), (https://id.wikipedia.org/ wiki/ Sistem
_pernapasan), diakses pada 1 Oktober 2016.

14

Anda mungkin juga menyukai