Anda di halaman 1dari 24

PENCEGAHAN PRIMER PADA MASALAH GANGGUAN SISTEM

PERNAFASAN, KARDIOVASKULAR DAN HEMATOLOGI


DOSEN PEMBIMBING NS.NIA FIDRIANTY D.,M.Kep

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3:

INDRA JAYA
HUSWATUN HASANAH
SITI HALIMAH
WARNIATI

PROGRAM STUDI FAKULTAS ILMU KESEHATAN MATARAM


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM
(STIKES MATARAM)
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Mataram November 2022

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pernapasan?
2. Apa saja gangguan pada sistem pernapasan manusia?
3. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang sistem pernapasan.
2. Untuk mengetahui gangguan pada sistem pernapasan manusia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan
manusia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pernapasan


“Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk
pertukaran gas” (Wikipedia, 2016). Rab (2010:29) menyatakan bahwa fungsi pernapasan dapat
dibagi menjadi 2, yaitu pertukaran gas dan pengaturan keseimbangan asam basa. Menurut
Sloane (dalam Widyastuti, 1994:266) memberikan penjelasan tentang fungsi pernapasan sebagai
berikut.
Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil oksigen (O2) dari atmosfer ke dalam sel-sel
tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO 2) yang dihasilkan sel-sel tubuh
kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratorik juga berfungsi dalam produksi wicara dan
berperan dalam keseimbangan asam basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan
pengaturan hormonal tekanan darah.
Manurung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:13) meyebutkan bahwa sistem
pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan trakhea. Sedangkan untuk sistem
pernapasan bagian bawah, menurut Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:21) terdiri
dari bronkhus, bronkhiolus, dan alveolus.
Macam pernapasan menurut Putri (2009) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada

4
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga
dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada
tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk
ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi
kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b. Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut.
1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada
membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di
luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi
semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.
Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

2.2 Gangguan Sistem Pernapasan Manusia


Penyakit/gangguan pernapasan manusia bermacam-macam. Manurung, Suratun,
Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menyebutkan, penyakit infeksi pada saluran pernapasan
atas yaitu faringitis, laringitis, sinusitis, rhinitis, dan tonsilitis.

5
a. Faringitis, faringitis adalah peradangan yang terjadi pada faring. “Faringitis (bahasa Latin:
pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu
kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok” (Wikipedia, 2016).
Menurut wikipedia, terdapat dua jenis radang tenggorokan, yaitu akut dan kronis yang
dijelaskan sebagai berikut:
- Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan
kadang disertai demam dan batuk.
- Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorok.

b. Laringitis, laringitis adalah peradangan membran mukosa yang melapisi laring dan disertai
edema pita suara. “Laringitis adalah inflamasi laring. Hal tersebut merupakan suatu kondisi
medis yang ditandai dengan peradangan pada laring (pita suara), yang menyebabkan suara
sesak dan hilagnya suara” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, ada dua tipe laringitis
yaitu laringitis akut dan laringitis kronis yang dijelaskan sebagai berikut:
- Laringitis akut hanya berlangsung beberapa hari sedangkan laringitis kronis dapat bertahan
hingga lebih dari 3 minggu.
- Laringitis akut sering terjadi setelah infeksi saluran napas atas akut dan hampir semuanya
sembuh dengan cepat. Sedangkan laringitis kronik lebih umum terjadi saat musim dingin
dan sering terjadi setelah flu biasa atau influenza.

6
c. Sinusitis, sinusitis adalah peradangan pada membran mukosa sinus. “Sinusitis adalah
peradangan, atau pembengkakan, dari jaringan yang melapisi sinus. Biasanya sinus berisi
udara, tetapi ketika sinus tersumbat dan berisi cairan, kuman (bakteri, virus, dan jamur) dapat
berkembang dan menyebabkan infeksi” (Wikipedia, 2016). Menurut wikipedia, sinusitis
dibagi atas berbagai jenis sebagai berikut:
1. Sinusitis akut: Sebuah kondisi mendadak seperti gejala seperti pilek, hidung tersumbat dan
nyeri wajah yang tidak hilang setelah 10 sampai 14 hari. Sinusitis akut biasanya
berlangsung 4 minggu atau kurang.
2. Sinusitis subakut: Sebuah peradangan yang berlangsung 4 sampai 8 minggu.
3. Sinusitis kronis: Suatu kondisi yang ditandai dengan gejala radang sinus
yang berlangsung 8 minggu atau lebih.
4. Sinusitis berulang: Beberapa serangan dalam setahun.

d. Rhinitis, rhinitis adalah suatu inflamasi yang timbul pada membran mukosa hidung. “Rhinitis
adalah peradangan dan iritasi yang terjadi di membran mukosa di dalam hidung” (Alodokter,
2016). Menurut alodokter, rhinitis secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis
alergi dan rhinitis nonalergi yang dijelaskan sebagai berikut:
- Rhinitis alergi atau yang disebut juga hay fever disebabkan oleh alergi terhadap unsur
seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk sari.

7
- Rhinitis nonalergi tidak disebabkan oleh alergi tapi kondisi seperti infeksi virus dan
bakteri
e. Tonsilitis dan abses peritonsilar

 Tonsilitas adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. “Radang amandel (bahasa Inggris:
tonsillitis) adalah infeksi pada amandel yang kadang mengakibatkan sakit tenggorokan dan
demam” (Wikipedia, 2016).
 Abses peritonsilar adalah infeksi yang terjadi di atas tonsil dalam jaringan pilar anterior
dan palatum mole. “Abses Peritonsiler adalah penimbunan nanah di daerah sekitar tonsil
(amandel). Abses peritonsiler merupakan komplikasi dari tonsilitis” (Doktersehat, 2016).
Untuk penyakit infeksi saluran pernapasan bawah, menurut Manurung, Suratun,
Krisanty, dan Ekarini (2009:93—138) yaitu pneumonia, tuberkulosis paru, bronkhitis, dan abses
paru.

a. Pneumonia, pneumonia adalah proses peradangan pada parenkim paru-paru, yang biasanya
dihubungkan dengan meningkatnya cairan pada alveoli. “Radang paru-paru atau pneumonia
adalah kondisi inflamasi pada paru, utamanya memengaruhi kantung-kantung udara
mikroskopik yang dikenal sebagai alveolus” (Wikipedia, 2016). Menurut alodokter, pada
pengidap pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan
dalam paru-paru akan membengkak dan dipenuhi cairan.

b.

8
c. Tuberkulosis Paru (TBC), Tuberkulosis (TBC) paru adalah suatu penyakit infeksi yang
menyerang paru-paru. Menurut alodokter, Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan
singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar
kedua di dunia. Indonesia sendiri termasuk lima besar negara dengan jumlah pengidap TB
terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah pengidap yang mencapai 305.000 jiwa pada tahun
2012.

d. Bronkitis, bronkitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. “Bronkitis adalah
suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronkus) (saluran udara di dalam paru-paru)”
(Wikipedia, 2016). Selain itu, wikipedia juga menyebutkan bahwa bronkitis biasanya bersifat
ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki
penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.

e. Abses paru, abses paru adalah suatu lesi nekrotik setempat pada parenkim paru yang berisi
pus (nanah). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, abses merupakan
kumpulan pus (nanah) yang terletak dalam satu kantung yang terbentuk dalam jaringan yang
disebabkan oleh suatu proses infeksi oleh bakteri, parasit atau benda asing lainnya. Jadi, abses
paru merupakan keadaan dimana terdapat pus (nanah) di dalam paru-paru.
2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Gangguan Pernapasan Manusia

9
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:71—83) menjelaskan tentang penyebab
suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai berikut :
a. Faringitis
Faringitis disebabkan oleh streptokokus hemolitik, stafilokokus, bakteri, dan virus.
b. Laringitis
Etiologi laringitis antara lain : virus, bakteri, perluasan infeksi rhinitis. Selain itu, laringitis
dapat juga disebabkan oleh:
- Suhu udara yang dingin
- Perubahan temperatur tiba-tiba.
- Pemajanan terhadap debu.
- Bahan kimia
- Asap/uap
- Penggunaan pita suara berlebihan
- Merokok berlebihan
c. Sinusitis
Etiologi sinusitis antara lain : streptokokus pneumoniae, stapilokokus aureus, haemofilus
influenza, infeksi gigi, dan komplikasi rhinitis.
d. Rinitis
Etiologi rinitis :
 Infeksi saluran pernapasan atas
 Penggunaan dekongestan secara terus menerus, oral kontrasepso, kokain, dan anti
hipertensi.
 Benda asing yang masuk ke dalam hidung.
 Deformitas struktural
 Neoplasma dan massa
e. Tonsilitis dan Abses Peritonsilar
Etiologi tonsilitis : tonsilitis disebabkan oleh streptokokus grup A.
Etiologi abses peritonsilar : terjadi setelah infeksi tonsilitis.
Marunung, Suratun, Krisanty, dan Ekarini (2009:94—138) menjelaskan tentang penyebab
suatu penyakit/gangguan saluran pernapasan atas sebagai berikut :
a. Pneumonia
Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan protozoa.
b. Tuberkulosis Paru (TBC)
10
TB Paru disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang.
Kuman terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih tahan asam dan tahan terhadap
gangguan kimia dan fisis.
c. Bronkitis
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis, yaitu: rokok, infeksi, dan
polusi. Selain itu terdapat pula hubungannya dengan faktor keturunan dan status sosial.
d. Abses Paru
e. Timbulnya abses paru sering disebabkan oleh radang paru-paru akibat nekrosi bakteri, seperti
kuman stapilokokus aureus dan klebsiela oneumoniae. Bakteri juga dapat timbul sebagai hasil
pembususkan emboli.

11
Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah dan
pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan
tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah
meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran
darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.
A. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan. Dalam
sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut Angioblast.
Angioblast ini timbul dari :
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung
mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap
katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan
membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi
jantung primordial. Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam
embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem
kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta.
B. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler
Anatomi Jantun

12
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-
II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS –V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat
aorta, batang nadi paru, pembuluh
balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di
sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang
terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan
jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat
pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu:
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi
kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus dekstra
dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan kolumna
vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma. Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak
mudah berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari
samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung
sehingga jantung tidak mudah berpindah.
Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
1. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah
2. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun batas jantung menurun
sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
3. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah jantung
ke atas
4. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh.

Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:


a) Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong
pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang
13
korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan
serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini
terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium
tidak mengganggu jantung.
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
i. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria
ii. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
iii. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik(
atrium dan ventrikel).
a) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali
aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Bagian- bagian dari jantung:
a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan
pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh
atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.
Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu:
a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas
dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel
14
sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
Tepi jantung( margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava
superior sampai ke apeks kordis
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah
muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Alur permukaan jantung:
a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula
sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara
vena cava inferior menuju apeks kordis.
Ruang-ruang jantung
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
a) Vena cava superior
b) Vena cava inferior
c) Sinus koronarius
d) Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri

Metabolisme Otot Jantung


Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia
untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak
dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan
glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan
oksigen.

15
Pengaruh Ion Pada Jantung
1. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan
jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung
berkontraksi spastis.
3. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.

Elektrofisiologi Sel Otot jantung


Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan permeabilitas membrane
sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang
disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi
potensial yaitu:
1. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian
luar bermuatan positif.
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan
akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel
menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak
lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak
mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.

TEKANAN DARAH
Selisih diastolic dan sistolik disebut pulse pressure. Misalnya tekanan sistolik 120
mmHg dan diastolic 80 mmHg maka tekanan nadi sama denga 40 mmHg. Tekanan
darah tidak selalu sesuai karena salah satu factor yang mempengaruhinya adalah
keadaan kesehatan dan aktivitas.
Pusat pengawasan dan pengaturan perubahan tekanan darah yaitu:
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju pusat
16
vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor aortadan karotis
dari korteks serebri.
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang
berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons tekanan,
vasodilatasi, dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan
penurunan tekanan darah arteri dan sebaliknya kolaps paru menimbulkan
vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya renninangiotensin,
vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin, adenosine, kalsium,
magnesium, hydrogen dan kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan
kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam
sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan komposisi
kimia plasma darah dan mengandung sejumlah besar limfosit yang mengalir
sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke dalam aliran darah.
Cairan limfatik
Konsentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan dari jaringan
perifer mendekati nilai rata-rata atau pekat.
Pembuluh limfatik berfungsi sebagai:
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah
2. Mengankut limfosit dan kelenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari usus ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibody

hematologi

A.    Definisi
17
            Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

B.     Komposisi Darah


            Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler (bagian padat
darah).

C.     Plasma Darah (Bagian Cair Darah)


            Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta mempengaruhi
sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki warana kekuning-kuningan yang
didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya
berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.

            Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-
sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

            Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

1.      Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik


2.      Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
3.      Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
            Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa plasma darah terdiri atas
serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning.
Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh bakteri atau benda asing yang
masuk ke dalam tubuh kita.

D.    Korpuskuler (Bagian Padat Darah)


            Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:

1.      Sel Darah Merah (Eritrosit)


            Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa Yunani yaitu, erythos
yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang
mengandung hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan
darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat
18
darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah.
Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena
strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet
seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga
banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini
disebut animea, yang biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit,
dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

            Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf  atau berbentuk piringan pipih seperti
donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm,
eritrosit termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah
sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara
normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap satu
milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel
darah merah per milimeter kubiknya sebanyak 4,5 juta.

            Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses dimana eritrosit diproduksi
dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel
kecil di dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos
akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari hemoglobin yang kemudian
diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum
merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik. Produksi
dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan
para atlet dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan
sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1%
dari semua darah yang beredar.

2.      Sel Darah Putih (Leukosit)


            Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah. Namun jumlah sel darah
putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat
6.000-9.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus).
Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.
Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).

19
            Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap
(ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah.

            Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:

a.       Leukosit Bergranula (Granulosit)


Ø  Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%. Plasmanya bersifat netral, inti
selnya banyak dengan bentuk yang bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil
bertugas untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri
dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri
berkembang biak serta menghancurkannya
Ø  Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya sekitar 5%. Eosinofil akan
bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam.
Itulah sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil memiliki
granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat
kimia, dan membuang sisa-sisa sel yang rusak. 
Ø  Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya
bersikap basa, itulah sebabnya apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru.
Sel darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat kimia anti
penggumpalan yang disebut heparin.
b.      Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
Ø  Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya hampir bundar dan terdapat dua
macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit.
Limfosit tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
Ø  Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan berbentuk bulat atau bulat panjang.
Diproduksi oleh jaringan limfa dan bersifat fagosit.

            Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam tubuh, maka tubuh
akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat
antibodi melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati
kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang
lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi
belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.

            Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
20
1)      Sel Fagosit
            Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan (fagositosis). Fagosit
terdiri dari dua macam:

a)      Neutrofil, terdapat dalam darah


b)      Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh
2)      Sel Limfosit
            Limfosit terdiri dari:

a)      T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di dasar leher)
b)      B Limfosit (B Sel)
            Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Seringkali virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput
lendir agar terhindar dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut
akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat penghalang terbentuknya
virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah terjadinya serangan virus.

3.      Keping Darah (Trombosit)


            Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran yang paling kecil,
bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah
yang terdapat pada tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000
butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan apabila
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun
demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembekuan darah.

            Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi kasar. Jika trombosit
menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan
menyebabkan keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase
dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh dapat mengubah
protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau
benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga
darah tidak keluar lagi

E.     Fungsi Darah

21
            Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang padat (sel darah). Bagian –
bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah
sebagai berikut:

1.      Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen, zat-zat sisa metabolisme,
hormon, dan air.
2.      Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh yang aktif ke organ tubuh
yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3.      Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh sel darah putih.
4.      Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

F.      Gangguan pada Sistem Peredaran Darah


            Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah manusia. Di
bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :

1.      Anemia
            Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel
darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat, seperti akibat
kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah
merah.

            Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap
satu bulan sekali perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi.
Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan
pencegahannya adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi,
misalnya bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.

2.      Leukemia
            Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel
menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga
melakukan transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang
22
cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup
tinggi.

3.      Hemofilia
            Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat diturunkan
pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena
darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit dilakukan,
karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja
mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya
sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun
sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum
laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.

BAB III
PENUTUP

DAFTAR RUJUKAN

Alodokter. Pneumonia, (Daring), (http://www.alodokter.com/pneumonia), diakses pada 24 Oktober


2016.
Alodokter. Rhinitis, (Daring), (http://www.alodokter.com/rhinitis), diakses pada
alodokter.com/tuberkulos
Bahaya Merokok, (Daring), (http://www.depkes.go.id/article/view/1528/ lindungi-generasi-muda-
dari-bahaya-merokok.html), diakses pada 3 Oktober 2016.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (Daring), (http://www.depkes.go.id/ index.php?
txtKeyword=abses&act=search-by-map&pgnumber=0&
charindex=A&strucid=1280&fullcontent=1&C-ALL=1), diakses pada 25 Oktober 2016.
Doktersehat. Penyakit Abses Peritonsiler, (Daring), (http://doktersehat.com/ penyakit-abses-
peritonsiler/), diakses pada 24 Oktober 2016.
23
Marunung, S., Suratun, Krisanty, P. & Ekarini, N. L. P. 2009. Gangguan Sistem Pernafasan Akibat
Infeksi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Putri, A. 2011. Macam Pernapasan, (Daring), (https://agustinaputri001.wordpress .com/pernapasan-
pada-manusia/materi/jenis-pernafasan/), diakses pada 3 Oktober 2016.
Rab, T. 2010. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: CV Trans Info Media.
Sloane, E. 1994. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Terjemahan oleh Widyastuti, P. 1995. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Wikipedia. Bronkitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis), diakses pada 25 Oktober
2016.
Wikipedia. Farigitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Faringitis), diakses pada 24 Oktober
2016.
Wikipedia. Laringitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Laringitis), diakses pada 24 Oktober
2016.
Wikipedia. Radang Amandel, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Radang_ amandel), diakses
pada 24 Oktober 2016)
Wikipedia. Radang Paru-paru, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Radang_ paru-paru), diakses
pada 24 Oktober 2016.
Wikipedia. Sinusitis, (Daring), (https://id.wikipedia.org/wiki/Sinusitis), diakses pada 24 Oktober
2016.
Wikipedia. Sistem Pernapasan, (Daring), (https://id.wikipedia.org/ wiki/ Sistem _pernapasan),
diakses pada 1 Oktober 2016.

24

Anda mungkin juga menyukai