Anda di halaman 1dari 19

Perkembangan Teori Sel

Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Teori yang
menyatakan tentang sel mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Berikut beberapa teori
tentang sel.

 Marcello Malpighi (1628-1694), seorang ilmuwan dan dokter Italia mempelajari struktur-
struktur tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan. Namanya diabadikan bagi beberapa nama
dalam fisiologi seperti badan Malpighi dan pembuluh Malpighi. Dialah yang dianggap
sebagai 'Bapak Anatomi Mikroskopi'.

 Anthoni van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang ahli mikroskop dari Belanda, mempelajari
struktur seluler tumbuh-tumbuhan dan hewan. Ia disebut sebagai 'Bapak Mikrobiologi'
karena penemuannya tentang mikroskop berlensa tunggal.

 Robert Hooke (1635-1703) dari Inggris mengadakan pengamatan terhadap sel gabus kering
dengan mikroskop didapatkan petak-petak kosong yang kemudian dinamakan sel.

 Nehemiah Grew (1641-1712), seorang dokter dari Inggris mempelajari struktur-struktur


mikroskopis sel tumbuhan.

 Robert Brown (1773-1858) seorang berkebangsaan Scotlandia menemukan nukleus di


dalam sel tumbuhan. Ia mengemukakan konsep yang menyatakan bahwa sel yang
bernukleus merupakan kesatuan dasar semua makhluk hidup yang berarti bahwa inti sel
merupakan bagian terpenting dari sel. Ia juga menemukan gerak protoplasma yang acak
yang dinamakan dengan "Gerak Brown".

 Mathias J. Scleiden (1804-1881) seorang ahli Botani Jerman danTheodor Schwann (1810-
1882) mempelajari struktur-struktur mikroskopis dari berbagai tumbuhan dan hewan.
Mereka menemukan struktur yang sama dari sayatan tubuh hewan maupun tumbuhan yang
semuanya terstruktur dari sel. Maka muncul teori yang menyatakan bahwa sel merupakan
unit struktural terkecil makhluk hidup.

 Johannes Purkinje (1787-1869) seorang berkebangsaan Cekoslowakia berpendapat bahwa


isi suatu sel adalah protoplasma. Protoplasma merupakan bahan embrional dari sel yang
berupa gelatin yang dia namakan dengan sarcode.

 Felix Durjadin (1815-1887) berpendapat bahwa sel terdiri dari cairan yang
disebut protoplasma.

 Rudolf Virchow (1821-1902) seorang berkebangsaan Jerman berpendapat bahwa omnis


cellula ex cellulae (sel berasal dari sel sebelumnya).

 Max Schultze (1825-1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik


kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Sehingga lahirlah teori
bahwa sel merupakan unit fungsional kehidupan.
 Edmund B. Wilson (1856-1939) seorang ahli sitologi dari Amerika berpendapat bahwa sel
merupakan unit kehidupan terkecil, dalam bukunya yang berjudul "The Cell in Development
and Heredity".

 Thomas Hunt Morgen (1933) menemukan peran kromosom dalam sifat-sifat keturunan.

 Hans Krebs (1953) seorang ahli biokimia Jerman yang menemukan bahwa glukosa secara
perlahan dipecah di dalam mitokondria sel dengan suatu siklus yang dinamakan 'siklus
Krebs.

 Walter Flemming dan Eduard Strasburger mengamati pembelahan-pembelahan sel


sehubungan dengan proses reproduksi sel sehingga muncul teori sel yang menyatakan
bahwa sel sebagai unit reproduksi makhluk hidup.

Dari teori-teori sel tersebut dapat kita simpulkan bahwa:

1. Sel merupakan unit struktural makhluk hidup

2. Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup

3. Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup

4. Sel merupakan unit hereditas

Catatan:

Sel sebagai unit struktural bermakna bahwa sel merupakan penyusun mendasar bagi tubuh makhluk
hidup.

Sel sebagai unit fungsional bermakna bahwa sel melakukan suatu fungsi atau kegiatan proses hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

 PENGERTIAN DAN KONSEP TENTANG SEL


Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel. Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel disusun oleh molekul-molekul
utama kehidupan yaitu karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat.

1. Karbohidrat
Karbohidrat sangat vital untuk proses fisiologi di dalam sel makhluk hidup.
Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi :

– Karbohidrat sederhana sebagai sumber energi di dalam sel

– Karbohidrat rantai panjang sebagai cadangan energi

– Karbohidrat rantai panjang sebagai komponen struktural organel


dan bagian sel lainnya.

Karbohidrat terdiri dari unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H),
rumus molekul karbohidrat adalah Cn(H2O)n. Pada tumbuhan karbohidrat di
bentuk oleh sel-sel berhijau daun (kloroplas yang mengandung klorofil)
melalui proses fotosintesis. Karbohidrat digolongkan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
1. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat sederhana yang namanya ditentukan
oleh jumlah atom C pada molekulnya. Contoh monosakarida adalah triosa,
pentosa, dan heksosa.

1. Disakarida (Cn(H2O)n-1)
Disakarida adalah karbohidrat yang jika dihidrolisis akan menghasilkan dua
molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Contohnya adalah
sukrosa (gula tebu) yang terdapat pada sel batang tebu dan laktosa (gula
susu) yang terdapat pada kelenjar susu (kelenjar mamae).

1. Polisakarida
Polisakarida memilki rumus molekul (C6H10O5)n. Ada dua macam
polisakarida, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Homopolisakarida dibentuk oleh monosakarida yang sama, sedangkan
heteropolisakarida di bangun oleh berbagai macam-macam monosakarida,
nitrogen amino, dan sulfur.

Contoh homopolisakarida

1) Amilum (zat pati), merupakan hasil fotosintesis.

2) Glikogen, terdapat pada sel-sel hati dan sel-sel otot

3) Inulin, terdapat pada sel akar tumbuhan tertentu sebagai cadangan


makanan.

4) Lignin, terdapat pada sel xilem.

5) Selulosa, terdapat pada dinding sel tumbuhan tingkat tinggi dan


berfungsi sebagai pelindung sel.

Contoh heteropolisakarida

1) Kitin, terdapat pada kulit Arthropoda, misalnya jangkrik dan kumbang

2) Heparin, terdapat di dalam sel hati, sel paru-paru, dan sel dinding
arteri sebagai zat antikoagulasi.

2. Lemak (Lipid)
Lemak dibangun oleh gliserol dan asam lemak. Lemak mempunyai sifat
tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik, sepeti eter,
kloroform, dan alkohol. Pada sel makhluk hidup, lemak berfungsi antara
lain sebagai komponen membran plasma, hormon dan vitamin.

3. Protein
Protein merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pada sel hidup,
protein mempunyai dua peran utama, yaitu peran katalitik dan mekanik.
Peran katalitik ditunjukkan oleh enzim, sedangkan peran analitik
ditunjukkan oleh protein otot.

Berdasarkan komposisi kimianya, protein digolongkan menjadi dua, yaitu


protein sederhana dan protein gabungan.
1. Protein Sederhana
Jika protein sederhana dihidrolisis, hanya akan menghasilkan asam amino.
Contohnya adalah protein albumin dan glubulin.

1. Protein Gabungan
Jika protein gabungan dihidrolisis, akan menghasilkan asam amino dan
senyawa lain. Contohnya adalah sebagai berikut :

1) Glikoprotein, mengandung protein dan karbohidrat

2) Nukleoprotein, mengandung protein dan asam nukleat

3) Lipoprotein, mengandung protein dan lipid

4) Kromoprotein, mengandung protein dan bahan zat warna


(hemoglobin dan hemosianin).

4. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan materi inti sel. Ada dua macam nukleat, yaitu
asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA). Fungsi asam
nukleat adalah untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi
genetik.

Asam nukleat merupakan polimer nukleotida. Hidrolisis nukleotida akan


menghasilkan :

1. Fosfat (P)
2. Gula pentosa, yaitu ribosa dan deoksiribosa
3. Basa netrogen (basa organik)

 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL


1. Struktur sel prokariotik dan eukariotik
Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke, Ilmuwan Inggris,
pada tahun 1665 yang berarti ruangan kosong. Ia meneliti sayatan gabus
di bawah mikroskop yang terdiri atas ruangan-ruangan yang dibatasi oleh
dinding. Hal tersebut benar karena sel-sel gabus merupakan sel-sel yang
telah mati sehingga di dalam sel tersebut kosong, tidak berisi.
Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin meneliti
beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga sel yang
penyusunnya disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan
perubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max Schultze (1825-
1874), seorang anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar
fisik kehidupan.

Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman, meneliti


secara cermat dan intensif sel-sel hewan; dan Mathias Schleiden (1804
1881), pakar botani Jerman meneliti sel-sel tumbuhan. Berdasarkan hasil
pengamatannya, kedua peneliti tersebut mengemukakan bahwa baik tubuh
hewan maupun tubuh tumbuhan terdiri atas sel-sel.

Perkembangan pengetahuan tentang sel tidak terlepas dari perkembangan


ilmu di bidang lainnya. Dengan teknik pewarnaan secara histokimia dan
penggunakan mikroskop elektron, terungkap bahwa di dalam sitoplasma,
terdapat berbagai macam organel (organ kecil).

Semua sel mempunyai sifat-sifat dasar secara umum. Semua sel dibatasi
oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat bahan semicair yang
dinamakan sitosol yang mengandung organel-organel. Semua sel
mengandung kromosom, yang membawa gen-gen (DNA, asam nukleat
deoksiribosa). Semua sel mengandung ribosom yang merupakan organel
kecil yang berfungsi membentuk protein menurut instruksi dari gen.

Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam, yaitu: sel
prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel prokariotik, materi inti (DNA)
terdapat dalam nukleoid yang tidak dibatasi oleh membran inti. Contoh sel
prokariotik ialah bakteri, dan gangang biru yang termasuk Monera.
Sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan
materi inti (DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma.
Sel eukariotik dijumpai pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista.

Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat nukleoid


(DNA) tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosom (lihat Gambar 2.1 Di
sebelah luar dari membran plasma terdapat dinding sel yang disusun oleh
peptidoglikan (kompleks gula dan protein). Pada sebagian bakteri sel
tersebut dibungkus oleh kapsul (disusun oleh gula). Bakteri mempunyai
alat gerak berupa flagel. Pada permukaan sel bakteri terdapat pili yang
dapat digunakan untuk menempel pada substratnya. Pada bakteri
fotosintetik dan ganggang hijau biru terdapat klorofil yang tersebar dalam
sitoplasma, tanpa membran yang membatasinya dengan bagian sel
lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang mempunyai klorofil tetapi tidak dalam
kloroplas (plastid yang berwarna hijau). Sel prokariotik mempunyai ukuran
yang jauh lebih kecil (kurang lebih sepersepuluhnya) dari sel eukariotik.

Gambar 2.1 Sel bakteri prokariotik (Campbell et al, 2006).

Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain membran
plasma yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga terdapat
sistem membran dalam (internal) yang membatasi organel- organel di
bagian dalam sel dengan sitoplasma (lihat Gambar 2.2). Nukleus (inti)
dibatasi oleh membran inti sehingga bahan-bahan yang ada di dalamnya
terpisah dari sitoplasma. Vakuola terpisah dari sitoplasma karena dibatasi
oleh membran (tonoplas). Demikian juga pada organel bermembran
lainnya, yang terpisah satu sama lain sehingga masing-masing organel
menyelenggarakan reaksi-reaksi kimia secara terpisah. Dengan kata lain,
sel eukariotik telah mengalami kompartementasi, terbagi dalam beberapa
ruang.

Sel Tumbuhan Sel Hewan

Secara ringkas, perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dilihat
pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik.

Struktur Prokariotik Eukariot

Membran Nukleus – +

Membran Plastida – +

Nukleus – +

Plastida – +/-

Mitokondria – +
Badan Golgi – +

DNA + +

RNA + +

Histon – +

Pigmen + +

Keterangan: (+) memiliki, (-) tidak memiliki

Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke dalam dua


kelompok, yaitu sel somatik dan sel reproduktif. Sel somatik merupakan
sel-sel penyusun tubuh, dengan jumlah kromosom 2n (diploid). Dalam
proses pertumbuhan makhluk hidup multiseluler sel somatic mengalami
proses pembelahan mitosis. Sel reproduktif berfungsi untuk perbanyakan
makhluk hidup secara seksual. Sel ini dibentuk melalui proses meiosis
sehingga mempunyai jumlah kromosom n (haploid).

Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel yang
hidup dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma. Bagian
mati berupa dinding sel dan isi vakuola.

Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel
eukariotik, sedangkan pada mikroorganisme ada yang eukariotik misalnya
protozoa, protista, dan fungi. Ada pula yang bersifat prokariotik misalnya
pada bakteri dan ganggang biru.

2. Bagian sel dan organel sel


Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional penyusun makhluk
hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi
dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu.

Adapun fungsi dari bagian-bagian penyusun sel adalah sebagai berikut:


1. Membran plasma
Membran sel atau membran plasma merupakan bagian sel yang paling
luar yang membatasi isi sel dan sekitarnya. Membran ini tersusun dari dua
lapisan yang terdiri dari fosfolipid dan protein (lipoprotein). Membran sel
bersifat semipermeabel atau selektif permeabel, yang berfungsi mengatur
masuk dan keluarnya zat dari sel.

1. Nukleus (Inti sel)


Inti sel eukariotik memiliki membran inti. Susunan molekul membran inti
sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu berupa lipoprotein. Pori
pada membran inti memungkinkan hubungan antara nukleoplasma dan
sitoplasma.

Di dalam inti terdapat :

1) Nukleolus (anak inti), berfungsi menyintesis berbagai macam molekul


RNA (ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Ribosom
penting bagi sintesis protein dalam sel.

2) Nukleoplasma (cairan inti), merupakan zat yang tersusun dari protein.

3) Butiran kromatin yang terdapat pada nukleoplasma, tampak jelas


pada saat sel tidak membelah, butiran kromatin menebal menjadi struktur
seperti benang yang disebut kromosom. Kromosom mengandung DNA
(asam deoksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan informasi genetik
melalui sintesis protein.

1. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang terdapat di dalam sel, kecuali di
dalam inti dan organel sel. Sitoplasma bersifat koloid, yang tidak padat dan
tidak cair. Sitoplasma terdiri atas air yang didalamnya terlarut banyak
molekul kecil,ion dan protein. Ukuran partikel terlarut adalah 0,001-0,1
mikron, dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat mengalami
perubahan dari fase sol ke gel atau sebaliknya. Fase sol jika konsentrasi
air tinggi dan gel jika konsentrasi air rendah. Organel-organel yang
terdapat dalam sitoplasma antara lain:

1. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum Endoplasma (RE) merupakan perluasan membran yang saling
berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung
didalam sitoplasma. Saluran-saluran tersebut berfungsi membantu gerakan
substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya. Dalam sel
terdapat dua tipe RE yaitu RE kasar dan RE halus.

Gambar 2.4 Retikulum Endoplasma

A) Retikulum Endoplasma Kasar (REK)

Disebut REK karena dipermukaannya diselubungi oleh ribosom sehingga


tanpak seperti helaian panjang kertas pasir. Ribosom adalah tempat
sintesis protein. Protein yang disintesis pada ribosomyang melekat pada
RE biasanya ditujukan untuk luar sel. Fungsi Rek adalah mendukung
sintesis protein yang menyalurkan bahan genetik antara inti sel dengan
sitoplasma.

Gambar 2.7. Nukleus dan Retikulum Endoplasma kasar (Campbell, et al


2006)

B) Retikulum Endoplasma Halus (REH)

REH tidak ditempeli ribosom sehingga permukaanya halus. REH memiliki


enzim-enzim pada permukaannya yang berfungsi untuk sintesis lipid,
glikogen, dan persenyawaan steroid sperti kolesterol, gliserida, dan
hormon.

2. Aparatus Golgi (Badan Golgi)


Badan golgi adalah sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi
membran. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik. Setiap sel
hewan memiliki 10 sampai 20 badan golgi, sedangkan sel tumbuhan
memiliki beberapa ratus badan golgi.

Fungsi Badan Golgi antara lain:

a) Membentuk kantong-kantong (vesikula) untuk sekresi, terutama pada


sel-sel kelenjar.

b) Membentuk membran plasma.

c) Membentuk dinding sel tumbuhan.

d) Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk


memecah dinding sel telur dan pembentukan lisososm.
3. Ribosom
Ribosom berupa organel kecil bergaris tengah 17-20 mikron yang tersusun
oleh RNA ribosom dan protein. Ribosom terdapat bebas di sitoplasma atau
melekat pada REK. Tiap ribosom terdiri dari 2 subunit yang berbeda
ukuran. Dua subunit ini saling berhubungan dalam suatu ikatan yang di
stabilkan oleh ion magnesium.

Ribosom berfungsi umtuk sintesis protein. Pada waktu sintesis protein,


ribosom mengelompok membentuk poliribosom (polisom)

4. Lisosom
Lisosom merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal yang
digunakan sel untuk mencerna makro molekul. Lisosom berperan dalam
pencernaan intrasel, misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom
juga berperan dalam autofagus. Sebgai contoh, pada waktu kecebong
berubah menjadi katak, ekornya secara bertahap diserap. Sel-sel ekornya
yang kaya akan lisosom, mati dan hasil penghancurannnya digunakan
untuk pertumbuhan sel-sel baru yang berkembang. Lisosom terutama di
temukan pada sel hewan.

5. Peroksisom dan Glioksisom (Badan Mikro)


Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase
mengkatalisis perombakan hidrogen proksida (H2O2). Hindrogen Proksida
merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan sel.
Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat.

Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan


aleuron biji padi-padian. Aleuron merupakan bntuk dari protein atau kristal
yang terdapat dalam vakula. Glioksisom sering ditemukan di jaringan
penyimpanan lemak dari biji yang berkecambah. Glioksisom mengandung
enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut
menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.

6. Mitokondria
Mitkondria adalah organel penghasil energi sel. Mitokondria mempunyai
dua lapisan membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran
luar memiliki permukaan halus, sedangkan membran dalam berlekuk-
lekuk. Pelekukan ini disebut krista. Sel-sel yang aktif atau memiliki
metabolisme tinggi, misalnya sel otot jantung, mitokondrianya banyak
mengandung krista. Membran dalam membagi mitokondria menjadi dua
ruang, yaitu ruang intermembran dan matriks mitokondria.
Gambar 2.5. Mitokondria (Campbell, et al 2006)

A) Ruang intermembran

Ruang intermembran merupakan ruangan diantara membran luar dan


membran dalam.

B) Matriks mitokondria

Matriks mitokondria merupakan ruang yang diselubungi oleh membran


dalam.

7. Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Ada tiga
macam plastida, yaitu kromoplas, leukoplas, dan kloroplas.

– Kromoplas adalah plastida berwarna karena mengandung pigmen


selain klorofil

– Leukoplas yaitu plastida yang berwarna putih dan berfungsi untuk


menyimpan amilum (amiloplas), minyak (elaioplas), dan protein
(aleuroplas).

– Kloroplas yaitu plastida yang mengandung klorofil.

Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran dalam


melingkupibmatriks yang dinamakan stroma. Membran dalam ini terlipat
perpasangan yang disebut lamela. Secara berkala, lamela ini membesar
sehingga terbentuk gelembung pipih terbungkus membran yang
dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin.
Tumpukan tilakoid dinamakan granum.

Gambar 2.6. Kloroplas (Campbell, et al 2003)

8. Vakuola (rongga sel)


Vakuola adalah organel sitoplasma yang berisi cairan yang dibatasi oleh
suatu membran atau selaput yang disebut tonoplas. Vakuola terbentuk
oleh pelipatan ke dalam dari membran sel. Sel tumbuhan muda berisi
banyak vakuola kecil. Akan tetapi, dengan semakin matangnya usia sel,
akan terbentuk vakuola yang semakin membesar.
Vakuola berisi antara lain :

a) Asam organik

b) Asam amino

c) Glukosa

d) Gas

e) Garam-garam kristal

f) Alkaloid

9. Sentriol
Sentriol merupakan hasil perkembangan sentrosom, yaitu pusat sel,
daerah sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol berupa kumpulan
mikrotubulus yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara
mitosis atau miosis. Dari sentriol memancar benang-benang gelendong
pembelahan sehingga kromosom akan terjerat pada benang tersebut.
Melalui benang gelendong inilah nantinya tiap-tiap kromosom berjalan
menuju kutub masing-masing.

1. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda
yaitu mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara.

A) Mikrofilamen atau filamen aktin

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis,
terdiri dari protein yang disebut aktin.

B) Mikrotubul

Mikrotubul adalah rantai protein yang berbentuk spiral dan spiral ini
membentuk tabung berlubang. Mikrotubul tersusun atas bola-bola molekul
yang disebut tubulin. Diameter mikrotubul lebih kurang 25 monomer.
Mikrotubul merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
C) Filamen antara (serabut antara)

Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang
saling melilit. Disebut serabut antara karena berukuran di antara ukuran
mikrotubul dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut
fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel
kulit tersusun oleh protein keratin.

Fungsi sitoskeleton adalah sebagai berikut :

(1) Memberi kekuatan mekanik pada sel

(2) Menjadi kerangka sel

(3) Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian lain

1. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel muda, dinding sel
tersusun dari zat pektin. Pada sel dewasa, dinding sel terbentuk dari bahan
selulosa yang bersifat kaku sehingga bentuk sel tumbuhan cenderung
tetap.

Pada dinding sel terdapat bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang
disebut noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan plasma sel satu dengan
sel yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran
plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.

Noktah pada batang pinus Plasmodesmata

3. Transpor melalui Membran Sel


Membran sel atau membran plasma terletak disebelah luar sitoplasma.
Didalam sitoplasma terdapat bagian-bagian yang disebut organel. Semua
organel dibatasi oleh membran. Membran yang membatasi organel
mempunyai struktur molekul yang sama dengan membran sel, yaitu terdiri
atas molekul lemak dan protein.
Protein yang tersumbul diantara dua lapis fosfolipid disebut protein
ekstrinsik (perifer). Protein yang tenggelam diantara dua lapis fosfolipid
disebut protein intrinsik (integral). Protein ekstrinsik bersifat hidrofilik (suka
air), sedangkan protein intrinsik bersifat hidrofobik (menolak air). Karena
susunan membran sel yang demikian , maka membran sel bersifat
semipermeabel atau selektif permeabel. Artinya, membran sel hanya dapat
dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut didalamnya. Membran sel
berfungsi mengatur materi atau tranformasi dari dan keluar sel.
Tranformasi melalui membran sel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
tranfor pasif dan transfor aktif.

1. Transfor Pasif
Transfor pasif adalah tranfor yang tidak memerlukan energi. Transfor ini
berlangsung akibat adanya perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.
Transfor pasif terdiri dari difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

1) Difusi

Difusi adalah perpindahan zat (gas, padat, atau cair) dengan atau tanpa
melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang
konsentrasinya rendah sehingga konsentrasi zat menjadi sama. Misalnya
pada hewan bersel satu, O2 diambil dari lingkungan hanya deangan cara
difusi.
2) Osmosis

Tekanan osmotik dapat dikatakan sebagai tekanan yang diperlukan untuk


mencegah pelarut (air) bergerak melalui membran semipermeabel.

3) Difusi terbantu (Facillitated Difussion)

Difusi terbantu adalah difusi yang memerlukan bantuan protein, misalnya


enzim. Contoh bakteri Escherichia coli jika dipindahkan ke medium yang
mengandung laktosa, maka metabolismenya menurun. Salah satu
sebabnya adalah membran selnya tidak dapat dilalaui laktosa
(impermeabel).

1. Tansfor aktif
Transfor aktif adalah tranfor yang memerlukan energi. Energi yang
digunakan di dalam sel adalah ATP (adenosin trifosfat) yaitu energi kimia
tinggi yang berasal dari hasil respirasi sel. Transfor aktif berfungsi
memelihara keseimbangan di dalam sel. Contoh sitoplasma sel darah
merah manusia mempunyai kadar ion kalium 30 kali lebih besar dari pada
cairan ekstrasel, yaitu plasma darah. Di lain pihak, kadar ion natrium
plasma darah 11 kali lebih besar dari pada sel darah merah. Untuk itu,
perlu pengangkutan ion kalium da ion natrium.

Transfor aktif melalui membran sel dapat berupa endositosis dan


eksositosis.

1) Endositosis

Endositosis adalah peristiwa pembentukan kantong membran sel saat


larutan atau partikel di transfer ke dalam sel. Endositosis antara lain
pinositosis dan fagositosis.

1. Pinositosis
Tahapan proses pinositosis adalah sebagai berikut. Mula-mula, zat pemicu
menemprl pada reseptor khusus membran sel. Kemudian terjadi lekukan
(invaginasi) dari membran sel membentuk gelembung/ kantong atau
saluran pinositosik. Di dalam sel, gelembung dapat pecah menjadi
gelembung lebih kecil atau bergabung menjadi gelembung yang lebih
besar.

1. Fagositosis
Proses fagositosis sama dengan pinositosis, tetapi terjadi pada benda
padat yang berukuran lebih besar. Fagositosi terjadi misalnya saat rotifera,
Ciliata, atau organisme mikroskopik lain ditelan oleh amoeba. Amoeba
memangsa paramecium dengan cara menangkapnya dengan kaki semu
(pseudopodium), kemudian mengurungnya dalam vakuola (fagosom).
Selama fagositosis, mangsa menjadi tak berdaya karena sekresi enzim
pencerna dari sel pemangsa (fagositik).

2) Eksositosis

Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Pada sel-sel yang


megeluarkan protein dalam juamlah besar, protein tersebut mula-mula
berkumpul di dalam sebuah kantong yang dilapisi membran dalam
kompleks Golgi. Kantong kemudian bergerak ke permukaan sel dan
mengosongkan isinya keluar.
BAB III
KESIMPULAN

1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:

Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665)


dengan meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari
ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding disebut sel. Pada tahun 1839,
seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menemukan isi penyusun dalam
rongga sel disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan
perubahan nama sarcode menjadi protoplasma. Theodore Schwann (1801-
1881), seorang pakar zoologi Jerman dan Mathias Schleiden (1804-1881),
pakar botani Jerman mengemukakan bahwa tubuh hewan dan tumbuhan
terdiri atas sel-sel. Robert Brown (1831), seorang biolog Skotlandia
menemukan inti (nukleus). Max Schultze (1825-1874), seorang pakar
anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
Rudolf Virchow mengatakan sel berasal dari sel Omnis Cellula Cellula.

Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan keadaan


inti sel (sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan kromosom
dan fungsinya (sel somatik dan reproduktif), berdasarkan sifatnya (bagian
hidup dan bagian yang mati).

Sel tumbuhan terdiri atas: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, dan
organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom,
mitokondria, apartus golgi, plastida, vakuola sentral dan nukleus).
Sedangkan sel hewan terdiri atas membran sel, sitoplasma dan organel-
organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom, mitokondria,
lisosom, aparatus golgi, vakuola, dan nukleus).

Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan bentuknya
tetap, terdiri dari dinding sel yang mengandung selulosa, terdapat butir
plastida, dan vakuola sentral yang besar, tidak ada lisosom dan sentriol.
Sedangkan sel hewan bentuknya bervariasi, tidak ada butir plastida,
vakuola kecil, terdapat lisosom dan sentriol.

1. Saran
Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui
struktur dan fungsi organel sel pada mahluk hidup, dan perbedaan antara
sel hewan dan tumbuhan.
Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini
bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang Sel

DAFTAR PUSTAKA
Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah


Menengah Kejuruan (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.

Siregar. Ameilia Z. 2008.Biologi Pertanian, Jilid 1. Direktorat Jenderal


Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.

Gunawan Dkk.2007.Biologi.PT Grasindo,Jakarta.


D.A. Pratiwi Dkk.Biologi.Erlangga
Tinjauan historis

Anda mungkin juga menyukai