Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENGENALAN ALAT UKUR

AMPEREMETER

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengenalan Alat Ukur
Dosen : Adam Malik, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM
PUJI PRATAMA 1162070056
RENTIN HILMI HISANAH 1162070058
SANI SAFITRI 1162070063
WIDIASTUTI LEDGERIANA MUGIRI 1162070074

KELOMPOK 6
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2016

24
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus dan cahaya
ilmu berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang indah.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah pengenalan alat ukur. Dalam menyusun makalah ini tentunya tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi, namun kami sadari bahwa kelancaran dalam menyusun
makalah ini tidak lain karena kerja sama dari kelompok kami, sehingga segala sesuatu
hambatan bisa teratasi, dan dengan mengucapkan syukur alhamdulillah penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun makalah ini tentu memahami bahwa penulisan makalah ini jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran saya sambut dengan tangan terbuka
dan senang hati untuk upaya perbaikan penulisan saya selanjutnya. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Bandung, 01 November 2016

Tim Penulis

24
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 4
A. Latar Belakang………………………………………………. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 5
C. Tujuan……………………………………………………….. 5
BAB II KERANGKA TEORITIS…………………………………………… 6
A. Karakteristik Alat…………………………………………... 6
1. Definisi dan Fungsi Bagian Amperemeter……………... 6
2. Sejarah Amperemeter…………………………………… 7
3. Bagian dan Fungsi Setiap Bagian Amperemeter……….. 8
B. Konsep Dasar Fisika yang Melandasi Amperemeter………. 10
C. Cara Menggunakan, Merawat dan Memelihara Amperemeter 14
BAB III APLIKASI TEKNOLOGI TERBARU YANG BERKAITAN
DENGAN AMPEREMETER……………………………………… 18
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………… 23
A. Kesimpulan……………………………………………………. 23
B. Saran………………………………………………………... 24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 25

24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali manusia melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan hal kelistrikan. Banyak sekali istilah-
istilah dalam kelistrikan tersebut seperti kuat arus, tegangan listrik, dan
hambatan listrik. Dari semua istilah-istilah tersebut hendaknya kita
mengetahui instrumem-instrumen dari istilah tersebut.
Kali ini penulis akan membahas tentang instrumen dari kuat aus
listrik yaitu yang dikenal dengan nama amperemeter. Amperemeter
tersebut dibedakan menjadi dua yaitu amperemeter analog dan
ampremeter digital. Dalam makalah ini penulis akan lebih memfokuskan
ke pembahasan tentang amperemeter analog.
Tentu saja jika kita ingin mengetahui berapa besar kuat arus yang
mengalir pada suatu aliran listrik, lebih baik jika kita lebih mengenal
amperemeter analog. Seperti apa bagian dan fungsi dari amperemeter
analog, bagaimana prinsip kerja fisika yang digunakan, bagaimana cara
kita menggunakannya, bagimana cara membaca hasil pengukurannya dan
bagaiman cara pengkalibrasian dari amperemeter tersebut. Maka dari itu
penulis menyusun makalah ini agar tercapai semua tujuan dari makalah
ini.

B. Rumusan Masalah

24
1. Apa saja karakteristik Amperemeter?
2. Apa konsep dasar fisika yang melandasi prinsip kerja Amperemeter?
3. Bagaimana cara menggunakan, merawat dan memelihara Amperemeter?
4. Apa saja aplikasi teknologi terbaru yang berkaitan dengan
Amperemeter ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik Amperemeter.
2. Untuk mengetahui konsep dasar fisika yang melandasi prinsip kerja
Amperemeter.
3. Untuk mengetahui cara menggunakan, merawat dan memelihara
Amperemeter.
4. Untuk mengetahui aplikasi teknologi terbaru yang berkaitan dengan
Amperemeter.

24
BAB II
KERANGKA TEORITIS

A. Karakteristik Alat
1. Definisi dan Fungsi Amperemeter
Amperemeter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengukur arus listrik. Untuk menggunakan alat ini adalah dengan cara
memutuskan aliran pada sirkuit dan menyelipkan amperemeter pada
tempat yang telah terputus tadi.
Amperemeter menurut jenisnya mempunyai dua jenis yaitu
amapremeter analog dan juga amperemeter digital. Amperemeter
analog adalah amperemeter yang hasil pengukurannya ditunjukkan
oleh pergerakan jarum pada skala. Cara memperoleh arus yang
mengalir adalah dengan membandingkan angka yang ditunjukkan
skala terhadap jumlah maksimum skala dari range yang digunakan.
Satuan yang dipakai untuk menyatakan hasil pengukuran amperemeter
adalah amper (A).Sedangkan Amperemeter digital merupakan jenis
amperemeter yang cara penggunaanya cukup sederhana. Pada
amperemeter digital kita sudah tidak perlu lagi melakukan
penghitungan, cukup dengan melihat angka hasil pengukuran yang
akan tertera pada layar LCD. Hal ini disebabkan adanya sebuah alat
yang akan mengkonfersikan hasil nilai pengukuran ke dalam layar 7
segmen yang langsung dapat dinilai hasil pengukuranya tanpa harus
menghitungnya.
Amperemeter adalah alat yang umumnya dipakai oleh teknisi
elektronik dalam alat multitester listrik yang disebut avometer
gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Ampermeter dapat dibuat atas susunan mikro amperemeter dan shunt

24
yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil,
sedangkan untuk arus yang besar ditambahan dengan hambatan shunt.
Fungsi amperemeter untuk mengukur besarnya kuat arus listrik
yang mengalir melalui suatu komponen listrik, misalnya resistor.
Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan
elemen listrik. Selain itu, menggunakan amperemeter
memungkinkan bagi kita untuk mengetahui besarnya arus yang
terpakai oleh beban listrik serta memudahkan kita mengetahui besar
sekring yang aman untuk beban listrik. Amperemeter juga banyak
dimanfaatkan pada bengkel-bengkel mobil, seperti untuk mengukur
arus dinamo isi/alternator, mengukur macam-macam beban listrik
serta mencari sumber arus bocor yang mengakibatkan aki sering tekor.
2. Sejarah Amperemeter
Andre-Marie Ampere adalah seorang ilmuwan Prancis serba
bisa yang menjadi salah satu pelopor di bidang listrik dinamis
(elektrodinamika). Beliau dilahirkan di Polemieux-au-Mont-d’Or,
dekat kota Lyon pada 20 Januari 1775 dan meninggal dunia pada
tanggal 10 Juni 1836 pada umur 61 tahun.
Namanya diabadikan sebagai satuan kuat arus listrik untuk
menghormati jasa-jasanya. Ampere adalah orang pertama yang
mengembangkan alat untuk mengukur besaran-besaran listrik. Selain
itu, beliau juga orang pertama yang mengamati bahwa dua
batang konduktor yang diletakkan 3 berdampingan dan keduanya
mengalirkan arus listrik searah akan saling tarik-menarik sedangkan
jika berlawanan arah akan saling tolak-menolak.
Tahun 1820 Oersted, ahli fisika Denmark, menemukan bahwa
jarum kompas beranjak bila di taruh di dekat kawat (penghantar,
konduktor) yang berarus listrik. Ampère sadar betapa penting

24
penemuan Oersted itu. Ia segera mengadakan eksperimen. Dari
eksperimennya ia menemukan bahwa kumparan bersifat sebagai
magnet batang, bahwa besi lunak dalam kumparan berubah jadi
magnet dan kumparan yang berisi batang besi lunak jadi magnet yang
kuat, bahwa dua penghantar yang berdekatan yang beraliran arus
listrik saling mengeluarkan gaya.
Akhirnya Ampère menemukan hukum matematika untuk
menghitung gaya tersebut. Hukum ini kemudian terkenal dengan nama
hukum elektrodinamika, yang menjadi dasar teori elektro magnet
ciptaan Maxwell (1865). Ampère membuat alat untuk mengukur arus
listrik, yang kemudian berkembang jadi galvanometer. Ia menyarankan
telegraf elektromagnet 26 kabel dan komunator (saklar putar).
Komunator ini pertama kali dipakai pada generator listrik Pixii (1832).
Ampère juga memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan dalam
bidang statistik, kimia, kristalografi, mekanika, dan optika.
3. Komponen Penyusun Amperemeter dan Fungsinya
Pada amperemeter analog memiliki bagian-bagian seperti
berikut: Probe Jarum Penunjuk Skala

Ground

Cermin Pemantul

Kalibrator

Gambar 1.
Amperemeter Analog

24
1. Jarum Penunjuk Skala
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving
coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang
masuk dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi
penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan
berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur.
2. Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu
probe juga digunakan untuk menentukan kutub positif amperemeter.
3. Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala
pada angka nol (0) dengan tepat, segaris dengan jarum penunjuk
skala.
4. Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.
5. Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan
untuk ketepatan pembacaan skala.
Sedangkan pada amperemeter digital memiliki bagian-bagian
Probe Positif
seperti berikut ini :
Probe Negatif

Batas Ukur
Selector power

Display
Gambar 2.
Amperemeter Digital
1. Selector power

24
Berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan amperemeter.
2. Probe positif dan probe negatif
Berfungsi untuk menentukan kutub positif dan kutub negatif.
3. Batas ukur
Berfungsi untuk menentukan batas maksimum pada
pengukuran arus.
4. Display
Berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran.
B. Konsep Dasar Fisika yang Melandasi Amperemeter
`Amperemeter bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik
(Gaya Lorentz). Ketika arus mengalir melalui kumparan yang
dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan
jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan
besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian
sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.
Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk
akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang
dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L.
Gerakan dasar pada amperemeter analog pada arus searah (DC)
adalah galvanometer PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah
gerakan dasar yang kecil dan ringan, maka alat ini hanya dapat
mengalirkan arus yang kecil. Apabila akan digunakan ke dalam arus
yang besar, maka arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang
disebut sebagai shunt. Tahanan shunt dapat dtentukan dengan
menerapkan analisa rangkaian konvensionalnya.

Penurunan tahanan shunt parallel terhadap amperemeter dapat


dituliskan sebagai berikut :

24
VShunt = VAlat ukur
Atau

IS. RS = Im. Rm RS = Im. Rm


.

IS

Karena
IS = I - I m
Maka :

.RS = Im. Rm
I -Im
Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang
memiliki temperatur konstan dan ditempatkan di dalam instrumen atau
sebuah shunt luar (mangan atau konstanta) yang memiliki tahanan
yang sangat rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari lempengan-
lempengan bahan resistip yang disusun berjarak sama dan masing-
masing ujungnya dilas ke sebuah batang tembaga. Bahan ini memiliki
koefisien temperatur yang sangat rendah dan memberikan efek
termolistik yang kecil terhadap tembaga karena shunt ini biasa
digunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.
Amperemeter mempunyai hambatan dalam yang sangat kecil.
Amperemeter memiliki batas ukur yang berbeda-beda yaitu dalam
Ampere (A), mili Ampere (mA), ataupun dalam mikroampere (ɥA)

24
Batas ukur dari ampermeter sendiri masih dapat diperbesar
dengan menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dapat dipilih
dengan menggunakan sakelar rangkuman (range swicth). Alat ini
sendiri disebuut sebagai amperemeter rangkuman ganda (multirange
ammeter). Alat ini mempunyai sakelar yang memiliki posisi ganda dari
jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before-break),
sehingga alat pencatat tidak akan rusak.

Gambar 3. Galvanometer
Seperti diketahui sebelumnya, prinsip kerja dari galvanometer
adalah dengan mengukur gaya yang bekerja pada medan magnet dan
kuparan berarus. Galvanometer sendri merupakan sebuah alat yang
menggunakan alat yang menggunakan medan magnet untuk
mendeteksi besar arus yang mengalir. Konstruksi dari galvanometer
sederhana sekali yaitu berupa kumparan yang terhubung dengan
sebuah jarum penunjuk yang diletakkan diantara dua kutub magnet
permanen.

24
Cara kerja dari kumparan galvanometer tersebut terjadi ketika
ada sejumlah arus yang mengalir melalui kumparan tersebut, maka
akan terjadi gaya tolak kumparan terhadap magnet. Karena kumparan
tadi dapat bergerak maka kumparan tersebut akan menyimpang.
Penyimpangan ini akan sesuai dengan besarnya arus yang mengalir
pada kumparan tersebut.Besarnya simpangan dapat terlihat dari
simpangan jarum. Untuk mengembalikan posisi jarum ke posisi
semula maka dipasang sebuah pegas.
Karakteristik yang harus diperhatikan dalam galvanometer
dalam pemakaian yang lebih komplek antara lain torsi, kerapan fluks
dalam senjang udara, luas efektif dari kumparan, jumlah lilitan dan
lain-lain. Catatan penting dalam penggunaan galvanometer adalah arus
maksimum yang mampu dilewatkan oleh galvanometer biasanya
sangat kecil dalam orde miliAmpere (mA). arus maksimum yang
mampu dilewatkan oleh galvanometer dapat dilihat melalui simpangan
jarum. Namun apabila arus yang akan dilewatkan terlalu besar maka
galvanometer akan rusak.
Jadi, galvanometer dapat digunakan langsung untuk mengukur
kuat arus searah yang kecil. Maka semakin besar arus yang melewati
kumparan semakin besar semakin besar simpangan yang terjadi pada
galvanometer.
Pada amperemeter digital prinsip kerja sama dengan
amperemeter analog akan tetapi pada amperemeter terdapat sistem
ADC (Analog to digital convertion) yang mampu memunculkan hasil
pengukuran dalam bentuk digital pada display.

24
C. Cara Menggunakan, Merawat dan Memelihara Amperemeter
1. Prosedur Penggunaan Amperemeter
Prosedur pengukuran pada amperemeter antara lain sebagai berikut:
1. Kalibrasi terlebih dahulu ampermeter
2. Memasang bentuk seri ampermeter dengan hambatan
3. Memasang kabel negative (berwarna hitam) di ground ampermeter,
dan kabel positif (berwarna merah) pada probe amperemeter.
4. Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan
posisi jarum penunjuk skala.
5. Setelah dihubungkan dengan kabel negative dan kebel positif maka
jarum amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka jarum
penunjuk skala akan menunjukkan angka tertentu.
6. Sedangkan pada amperemeter digital hasil pengukurannya
langsung tertera pada display.
Pengkalibrasian amperemeter dilakukan oleh pabriknya namun
kita dapat menyesuaikan skala amperemeter apakah baik untuk
digunakan yaitu menyamakan dengan kala yang menjadi acuan yaitu
dengan melakukan pengenolan cara yang dilakukan dalam
pengenolan amperemeter ini adalah dengan memutar knop atau
kalibrator yang terdapat pada amperemeter. Pastikan bahwa jarum
penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol pada skala.
Setelah dihubungkan dengan kabel negative dan kebel positif
maka jarum amperemeter akan menunjukkan angka tertentu, maka
jarum penunjuk skala akan menunjukkan angka tertentu.
Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala
amperemeter adalah dengan memperhatikan jarum penunjuk skala.
Jarum penunjuk skala akan menujuk pada skala yang terletak pada
papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana

24
bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum
penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam
membaca. Namun berbeda dengan amperemeter digital.
Amperemeter digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai
yang tertera pada layar tanpa kita harus menghitungnya.
Rumus membaca hasil pengukuran pada amperemeter analog :

Nilai yang terukur = Nilai pembacaan X Range


Skala penuh
Contoh pengukuran pada amperemeter analog :
Jika pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 100. saat jarum
amperemeter menunjukkan angka 50, dengan probe 5A maka:
Berarti, kuat arus yang
.50 X 5A = 2,5 A mengalir hanya 2,5A.

100
2. Perawatan Amperemeter
Tindakan yang harus diperhatikan bila menggunakan
ampermeter adalah:
1. Jangan sekali-kali menghubungkan ampermeter ke sumber
tegangan. Karena tahanannya yang rendah dia akan mengalirkan
arus yang tinggi sehingga merusak alat tersebut. Sebuah
ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban yang
mampu membatasi arus.
2. Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan
defleksi yang berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk.
3. Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, mula-mula
gunakan rangkuman yang tertinggi; kemudian turunkan sampai
diperoleh defleksi yang sesungguhnya. Untuk memperbesar

24
ketelitian pengukuran, gunakan rangkuman yang menghasilkan
pembacaan terdekat ke skala penuh.
Tujuan utama perawatan yaitu memperpanjang masa pakai alat,
menjamin alat selalu siap digunakan secara optimal untuk
mendukung kegiatan praktikum, dan menjamin keselamatan alat
dan penggunanya.
3. Cara memperbaiki Amperemeter
Dilihat dari gejalanya :
a. Meter tidak menunjuk
1. Cek probenya (test lead) apakah masih normal ?, gunakan
ohmmeter, jika ada yang putus maka harus disambung atau
ganti dengan yang baru.
2. Cek apakah meter menggunakan fuse ?, jika menggunakan
fuse cek apakah fuse masih normal ?.
3. Cek rangkaian :
a. Cek moving coilnya, apakah masih normal ?, jika tidak
maka periksa rangkaiannya.
b. Cek resistansi shunt apakah masih normal ?, jika sudah
tidak normal maka ganti dengan harga resistansi yang
sama.
c. Cek hubungan/sambungan pada saklar putar (rotary
switch) apakah dalam kondisi normal ?, Jika renggang
maka kencangkan kembali.
b. Penunjukkan tidak normal
1. Cek posisi jarum pada koreksi indikator nol (indicator zero
corrector), jika normal maka cek rangkaian.
2. Cek probenya (test lead) apakah masih normal ?, gunakan
ohmmeter, jika ada yang putus maka harus disambung atau
ganti dengan yang baru.
3. Cek resistansi shunt apakah masih normal ?, jika tidak normal
maka ganti resistansi shunt dengan resistansi yan sama

24
dengan yang aslinya. Jika normal maka bandingkan dengan
ampermeter normal, jika terjadi kesalahan maka nilai
resistansi dalam meter (kumparan) harus diganti.
4. Cek moving coil apakah masih normal ?, jika tidak normal
maka harus diganti. Jika masih normal, maka cek pegas jarum
penunjuknya.
5. Cek pegas jarum penunjuk putar kiri dan putar kanan apakah
masih normal ?, jika tidak maka harus diganti.
c. Amperemeter tidak mau kembali ke posisi nol setelah
menunjuk
Jika terjadi kondisi seperti ini maka kerusakan pada
bagian pegas pembalik putar kiri yang tidak normal. Maka
harus diganti.

BAB III
APLIKASI TEKNOLOGI TERBARU YANG BERKAITAN
DENGAN AMPEREMETER

1. Tang Ampere/Clamp Ampere


a. Pengertian tang ampere/clamp ampere

24
Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut
dengan Clamp Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri
arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya
(Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan
terminal listriknya. Dengan demikian, kita tidak perlu
mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur, cukup dengan
ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang akan diukur.
Pada umumnya, Tang Ampere (Clamp Meter) terdapat
dua rahang penjepit, Clamp Meter juga memiliki dua probe
yang dapat digunakan untuk mengukur Resistansi, Tegangan
AC, Tegangan DC dan bahkan ada model tertentu yang dapat
mengukur Frekuensi, Arus Listrik DC, Kapasitansi dan Suhu.
b. Cara menggunakan tang ampere/clamp ampere
Cara menggunakan Tang Ampere atau Clamp Meter ini
sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan menjepitkan rahang
penjepitnya ke kabel listrik yang diinginkan. Berikut ini adalah
langkah-langkah selengkapnya untuk Mengukur Arus Listrik
AC atau Ampere AC dengan menggunakan Clamp Meter (Tang
Ampere).
1. Putar atau setting Saklar Clamp Meter ke posisi Ampere
Meter (biasanya tertulis huruf A dengan gelombang
sinus diatasnya).
2. Tekan Trigger untuk membuka rahang Penjepit Clamp
Meter atau Tang Ampere.
3. Jepitkan Rahang penjepit ke kabel Konduktor yang
dialiri arus listrik AC (Kabel Listrik berada di tengah-
tengah rahang penjepit) kemudian lepaskan Trigger
Clamp. Catatan : Jika kabel listrik tersebut belum

24
dialiri listrik, hubungkan kabel tersebut atau ON-kan
perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
4. Baca Nilai Ampere yang tertera di layar Clamp Meter
(Tang Ampere).
c. Prinsip kerja tang ampere/clamp ampere

Gambar 4. Prinsip kerja


tang ampere

Pada

dasarnya, Tang Ampere (Clamp Meter) menggunakan prinsip


induksi Magnetik untuk menghasilkan pengukuran non-kontak
terhadap arus listrik AC. Arus Listrik yang mengalir di kabel
konduktor akan menghasilkan Medan Magnet. Seperti yang
diketahui bahwa, arus AC adalah arus dengan polaritas yang
bolak-balik, hal ini akan menyebabkan fluktuasi dinamis dalam
medan magnet yang sebanding dengan aliran arus listriknya.

24
Sebuah Transformator yang terdapat di dalam Clamp
Meter/Tang Ampere akan merasakan fluktuasi magnet tersebut
dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai Ampere
(arus listrik) sehingga kita dapat membacanya di layar Clamp
Meter. Cara Pengukuran dengan teknologi ini sangat
mempermudahkan kita dalam mengukur arus listrik AC
terutama pada arus listrik AC yang tinggi.
2. Moving Iron Meter
1. Pengertian Moving Iron Meter
Moving-Iron Meter banyak juga yang menyebut dengan
moving-iron movements. Moving-Iron Meter ini merupakan
salah satu teknik yang paling umum, sering dipakai untuk
pengukuran ac, baik untuk mengukur arus ac terutama pada
kendaraan mobil . Dengan mengubah skala kalibrasi
pengukuran, Instrumen ini dapat juga digunakan untuk
mengukur arus dan tegangan DC.

Gambar
5.Moving Iron Meter

2. Prinsip kerja Moving Iron Meter

24
Ilustrasi Moving-Iron meter bergerak berdasarkan pada
prinsip gaya tolak elektromagnetik antara masing-masing kutub
(kutub yang sama). Arus akan mengalir melalui koil, sehingga
menghasilkan medan magnet yang sebanding dengan kekuatan
arus. Dalam prinsip ini terdiri atas dua buah vane yang terbuat
dari besi lunak (iron vane) yang dihubungkan ke sebuah jarum
penunjuk (pointer). Kedua susunan ring besi ini terdiri atas ring
besi yang tetap (fixed) dan yang bergerak (moveable vane),
iron vane yang bergerak inilah yang melekat ke jarum
penunjuk (pointer). Medan magnetik kemudian tercipta oleh
arus listrik yang mengalir melewati kedua vane, merubahnya
menjadi dua buah magnet dengan kutub (polaritas) yang sama
tanpa menghiraukan arah arus yang menuju ke kumparan
(koil). Saat koil telah teraliri listrik dan menjadikan kedua vane
tersebut menjadi magnet dengan polaritas yang sama sehingga
akan saling tolak-menolak dan menggerakan jarum penunjuk
(pointer) yang terintegrasi dengan vane yang dapat bergerak.
Gerakan ini memberikan gaya yang berlawanan dengan spring.
Spring ini berfungsi untuk mengembalikan posisi jarum
penunjuk (pointer ) kearah semula sebelum diberi aliran listrik.
Jauhnya jarum penunjuk bergerak melawan kekuatan spring
tergantung dari besarnya kekuatan medan magnet. Selanjutnya
kekuatan medan magnet itu tergantung pada besarnya aliran
arus listrik. Jadi makin besar aliran arus listrik yang mengalir
makin jauh pula Vane /pointer bergerak.

3. Penggunaan Moving Iron Meter

24
Alat ini biasanya terdapat pada mesin kendaraan
misalnya mobil dan berfungsi untuk mengukur arus listrik ,
apalagi pada mobil berbahan bakar listrik, alat ini sangat
berperan untuk mngetahui arus listrik yang mengalir pada
kendaraan tersebut.

BAB IV

24
PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Amperemeter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk


mengukur arus listrik. Amperemeter menurut jenisnya
mempunyai dua jenis yaitu amperemeter analog dan juga
amperemeter digital. Amperemeter diciptakan oleh Andre
Marie Ampere. Komponen penyusun amperemeter analog
yaitu jarum penunujuk skala, probe, ground, kalibrator, dan
cermin pemantul. Komponen penyusun amperemeter digital
yaitu selector power, probe positif dan probe negatif, batas
ukur, dan display.
2. Prinsip kerja amperemeter mengikuti cara kerja galvanometer
dengan menggunakan konsep gaya Lorentz atau gaya magnetis.
3. Cara menghitung hasil pengukuran pada amperemeter analog
menggunakan rumus berikut ini .

Nilai yang terukur = Nilai pembacaan X Range

Skala penuh

Perawatan dan perbaikan amperemeter bertujuan untuk


menambah masa pakai alat.
4. Contoh aplikasi alat terbaru yang berkaitan dengan
amperemeter adalah tang ampere dan moving iron meter.

b. Saran

24
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak
kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih
minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikan ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

24
 Surya, Yohanes.2010. Listrik dan Magnet.Tangerang : PT Kandel

 Production, Semut .Amperemeter.21 Oktober 2016.


http://semutitempro.blogspot.co.id/2011/03/amperemeter.html

 Kulilampu. Sejarah Amperemeter.29 Oktober


2016.https://kulilampu.wordpress.com/2009/09/04/andre-marie-
ampere-penemu- elektromagnet/

 Rifwan, Refri.Cara penggunaan amperemeter,voltmeter, ohmmeter,


dan multimeter.30 Oktober
2016.http://postingasalasalan.blogspot.co.id/2012/07/ara-
penggunaan-amperemeter-voltmeter.html

 Pengertian dan fungsi amperemeter,voltmeter,dan ohmmeter.01


November 2016.
http://komputerizam.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-dan-
fungsi-amperemeter.html

 Cara menggunakan Tang Ampere(Clamp Ampere) dan prinsip


kerjanya.01 November 2016. http://teknikelektronika.com/cara-
menggunakan-tang-ampere-clamp-meter-prinsip-kerja/

 Moving Iron Instrument.01 November


2016.http://www.electrical4u.com/moving-iron-instrument/

24

Anda mungkin juga menyukai