GEOMETRI NETRAL
Ilmuwan besar matematika ini
lahir pada bulan April 1777, di
Brunswick, Daerah duke
Brunswick (sekarang Negara
Jerman). Gauss tumbuh
didalam keluarga yang agak
sederhana, bukan kaya maupun
terdidik. Gauss mulai sekolah
dasar saat usia tujuh tahun,
saat itulah kecerdasannya
ditemukan hampir dengan
seketika.
Aksioma 6.1
Aksioma 6.3
AB BA
Aksioma 6.4
Jika [ABC] dan [A’B’C’] dan AB A’B’ dan BC B’C’,
maka AC A’C’.
Aksioma 6.5
Jika ABC dan A’B’C’ adalah dua segitiga dengan BC
B’C’, CA C’A’. AB A’B’, sedang D dan D’ adalah
dua titik berikutnya sedemikian, hingga [BCD] dan
[B’C’D’] dan BD B’D’, maka AD A’D’.
Dari aksioma-aksioma ini dapat diturunkan,
bahwa kongruensi suatu relasi ekuivalensi. Aksioma
5.2 menunjukkan dipenuhinya sifat transitif. Dari
aksioma 5.1 dan 5.3 dapat diturunkan, bahwa sifat
refleksif dan simetrik juga dipenuhi.
Jika kita perhatikan aksioma 5.4, tampak adanya
penjumlahan segmen garis yang menjadi dasar untuk
teori panjang.
D D1
C C1
A B A1 B1
Diskusi
Buktikan: Jika AB CD maka CD AB
Definisi 6.1
Suatu sudut siku-siku ialah suatu sudut yang
kongruen dengan pelurusnya (suplemennya); besarnya
suatu sudut siku-siku sama dengan ½ .
Definisi 6.2
Lingkaran dengan pusat O dan jari-jari r ialah tempat
kedudukan titik P sedemikian hingga OP = r.
Suatu titik Q yang memenuhi Q > r dikatakan ada
di luar lingkaran. Suatu titik yang tidak pada dan tidak
di luar lingkaran, dikatakan ada di dalam lingkaran.
Kegagalan dalam usaha membuktikan postulat
kesejajaran Euclides telah memberikan suatu isyarat
Bukti :
Misalkan E titik tengah BC, dan F dipilih pada AE
sedemikian hingga AE = EF dan E terletak antara A
dan F. Maka BEA CEF dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama.
Kita tunjukan AFC adalah A1B1C1 yang kita cari.
Dengan memberikan nama sudut-sudutnya seperti
pada gambar, kita tahu bahwa :
2 = 2’ , 3 = 3’ dan
A+B+C=1+2+3+4
= 1 + 2’ + 3’ + 4
= CAF + AFC + FCA
Untuk melengkapi bukti, perhatikan A = 1 +
2 yang berakibat A = 1 + 2’
Pada persamaan tersebut, salah satu dari ruas
kanan, 1 atau 2’ harus kurang atau sama
dengan setengah dari suku di ruas kiri yaitu A.
Jika 1 < 12 A namakan A sebagai A1 ; jika tidak,
namakan F sebagai A1 kemudian namakan dua titik
Contoh 6.1
Misalkan = 1 dan A = 250 maka dalam ABC
didapatkan A + B + C = 180o dan A = 25o.
Menurut lemma ada A1B1C1 sedemikian hingga
A1 + B1 + C1 = 181o dan A1 < 25o / 2. Dengan
cara yang sama :
Ada A2B2C2 sedemikian hingga A2 + B2 +
C2 = 181o dan A2 < 25o / 4. Untuk menunjukkan
Teorema 6.2.
Jika ada sebuah persegipanjang, maka akan ada juga
sebuah persegipanjang dengan salah satu sisinya lebih
panjang dari pada ruas garis tertentu.
Dengan kata lain, jika ada persegipanjang ABCD
dan ruas garis XY. Maka ada persegipanjang yang satu
sisinya lebih panjang dari pada XY.
B C C2 C3 Cn
A D D2 D3 Dn
X Y
Bukti :
Kita gunakan ABCD sebagai “kotak pembangun”
(building block), untuk melukis persegipanjang
yang kita inginkan. Lukis segi empat D 2C2CD yang
Teorema akibat.
Jika ada sebuah persegipanjang, maka ada sebuah
persegipanjang yang dua sisinya yang berdekatan
panjangnya masing-masing lebih panjang dari dua
segmen tertentu. G H
W
Geometri Netral / 171
Dengan kata lain. Jika ada persegipanjang
ABCD dan segmen garis XY dan ZW diberikan. Maka
ada persegipanjang PQRS sedemikian hingga PQ > XY
dan PS > ZW.
Bukti :
Sesuai dengan Teorema 6.2. Ada persegipanjang
ABEF dengan AF > XY. Dengan melukis
persegipanjang yang kongruen dengan
persegipanjang ABEF berulang-ulang dan
menempatkan di atasnya, kita dapat melukis AFHG
dengan AG > ZW. Karena AF > XY, maka AFHG
merupakan persegipanjang PQRS yang
dimaksudkan pada teorema akibat di atas.
Teorema 6.3.
Jika ada sebuah persegipanjang, maka ada
persegipanjang dengan panjang dua sisi yang
berdekatan masing-masing sama dengan XY dan ZW.
S R’ R
W
R*
S’
Z P Q’ Q
X Y
Bukti :
Cara kita membuktikan seperti apa yang dilakukan
penjahit. Dengan menggunakan teorema akibat
terdahulu, maka kita memiliki persegipanjang
Teorema 6.4.
Jika ada sebuah persegipanjang, maka setiap segitiga
siku-siku mempunyai jumlah sudut 180.
A
A’ D’
Bukti : q
p
Geometri Netral / 173
B C B’ C’
Prosedur pembuktiannya adalah dengan cara
menunjukkan bahwa :
1) Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari
sebuah segitiga yang dibentuk dengan cara
membelah persegipanjang pada diagonalnya.
2) Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 180.
Misalkan ABC siku-siku di B. menurut Teorema
5.3, ada persegipanjang ABCD dengan AB = AB
dan BC = BC. Hubungkan A dan C.
Maka ABC ABC, dengan demikian ABC
dan ABC mempunyai jumlah sudut yang sama.
Misalkan : p adalah jumlah sudut ABC dan
q adalah jumlah sudut ADC
Maka :
p + q = 4.90 = 360, ………………………...
(1)
Kita tunjukkan bahwa p = 180.
Menurut Teorema 5.1, p = 180 atau p < 180.
Andaikan p < 180. Dari persamaan (1) diperoleh q
> 180 (bertentangan dengan teorema 1). Jadi p =
180.
Teorema 6.5.
Jika ada sebuah persegipanjang, maka setiap segitiga
memiliki jumlah sudut 180.
B
Bukti :
1
2
1 2
174 / Geometri Netral
A D C
Sekarang ABC dapat dipotong menjadi dua
segitiga siku-siku dengan menarik salah satu garis
tinggi. Masing-masing segitiga ini mempunyai
jumlah sudut 180 (Teorema 4). Oleh karena itu,
sifat tersebut berlaku juga untuk sebarang ABC.
Ini merupakan hasil yang agak menyolok.
Adanya satu persegipanjang yang kecil dengan satu
sisi yang sangat kecil sekali yang menempati bagian
daerah terpencil menjamin bahwa setiap segitiga
yang mungkin (yang dapat dipikirkan) mempunyai
jumlah sudut 180. Karena hal ini merupaka ciri
khusus geometri Euclides, kita berusaha
mengatakan bahwa jika dalam geometri itu menjadi
geometri Euclides. Pernyataan ini benar, tetapi
masih belum sepenuhnya ditunjukkan alasannya.
Karena, untuk menggolongkan suatu geometri
sebagai geometri Euclides, kita harus menunjukkan
bahwa geometri tersebut memenuhi postulat
kesejajaran Euclides. Hal ini akan dibahas pada bab
berikutnya.
Teorema 6.5
Jika ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut 180,
maka akan ada sebuah persegipanjang.
p q
A D C
Bukti :
Misalkan ABC mempunyai jumlah sudut 180,
pertama kita tunjukkan bahwa ada segitiga siku-siku
dengan jumlah sudut 180. Potong ABC menjadi dua
segitiga siku-siku yang masing-masing mempunyai
jumlah sudut p dan q, dengan menarik garis tinggi
tertentu, misalnya AD, maka : p + q = 2.90 + 180 =
360.
Kita tunjukkan p = 180. Menurut teorema 6.1, p 180.
Jika p < 180 , q > 180 bertentangan dengan Teorema
6.1. Jadi ada segitiga siku-siku, misalnya ABD
dengan sudut siku-siku di D, yang mempunyai jumlah
sudut 180.
Sekarang kita mengambil dua segitiga siku-siku,
kedua segitiga tersebut kita tempelkan bersama untuk
membentuk persegipanjang.
E A
1’
2
2’
1
B D
176 / Geometri Netral
Lukis BAE ABD dengan E berlainan pihak
dengan D dari sisi AB, dan BE bersesuaian dengan AD.
Karena jumlah sudut ABD adalah 180, maka :
1 + 2 = 90
karena
1 = 1, 2 = 2
maka kita peroleh :
1 + 2 = 90 , dan 1 + 2 = 90
Tetapi
1 + 2 = EBD, dan
1 + 2 = EAD.
Jadi
EAD = EBD = 90
Berarti ADBE persegipanjang.
LATIHAN 6
Bagian A
1. Buktikan : Dua segitiga adalah kongruen jika dua
sudut dan sisi di hadapan salah satu sudut dari dua
segitiga yang bersesuaian adalah sama.
Kunci Soal No 8
Pada segiempat ABCD diketahui B = C = 900,
buktikan bahwa AB>DC jika hanya jika D > A.
Bagian B
1. Buktikan : garis yang tegak lurus ke garis yang
menghubungkan titik-titik tengah dua sisi segitiga
dari ujung-ujung sisi ketiga membentuk segiempat
Saccheri. Lebih jelasnya, jika M, N adalah titik-titik
tengah sisi AB dan AC dari segitiga ABC dan BP
MN di P, CQ MN di Q maka BPQC adalah
segiempat Saccheri. B
A N C
Bagian C
1. Buktikan : Jika dalam geometri netral ada
segiempat Saccheri yang sisi atasnya sama dengan
sisi alasnya, maka geometri tersebut adalah
geometri Euclides.
2. Buktikan : Jika dalam geometri netral segmen garis
yang menghubungkan titik tengah dua sisi segitiga
Bagian D
1. Buktikan : Jika sisi-sisi yang berhadapan suatu
segiempat sama, maka sudut-sudut yang
berhadapan juga sama.