Anda di halaman 1dari 2

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DAN KEBIJAKANNYA

1. Politik Luar Negeri Bebas Aktif

Dengan berlandaskan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 alinea 4, politik luar negeri bebas
aktif berarti Indonesia tidak memihak blok manapun dan Indonesia aktif dalam ikut serta
mewujudkan perdamaian dunia. Tujuan pokok politik luar negeri Indonesia antara lain sebagai
berikut:

a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga kedaulatan negara


b. Perdamaian internasional. Karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun untuk kesejahteraan rakyat.
c. Persaudaraan antara semua bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul dalam
Pancasila.

Untuk mencapai tujuan itu, Republik Indonesia melaksanakan politik luar negeri dengan cara:

a. politik damai dan ikut serta membina perdamaian dunia.


b. Bersahabat dengan semua bangsa atas dasar saling menghargai dan tidak mencampuri
urusan dalam negeri masing-masing.
c. Memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional untuk menyusun
perdamaian yang abadi.
d. Melalui PBB, berusaha mencapai kemerdekaan bagi bangsa yang masih belum merdeka.

5. Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Orde Baru

Pada masa awal Orde Baru, masa pemerintahan presiden Soeharto, Indonesia lebih
memfokuskan kepada pembangunan sektor ekonomi. Presiden Soeharto mengambil beberapa
langkah kebijakan politik luar negeri yaitu membangun hubungan yang baik dengan pihak-pihak
Barat dan “good neighbourhood policy” melalui Association South East Asian Nation (ASEAN).

Tujuan utama politik luar negeri Soeharto pada masa Orde Baru yaitu untuk memobilisasi
sumber daya internasional demi membantu rehabilitasi ekonomi negara dan pembangunan, serta
untuk menjamin lingkungan regional yang aman yang memudahkan Indonesia untuk berkonsentrasi
pada agenda domestiknya.

Beberapa sikap Indonesia dalam melaksanakan politik luar negerinya antara lain
menghentikan konfrontasi dengan Malaysia. Konfrontasi tersebut diakhiri dengan penandatanganan
Perjanjian oleh Adam Malik pada tanggal 11 Agustus 1966 yang isinya mengakui Malaysia sebagai
suatu negara.

Selain ASEAN, keterlibatan Indonesia dalam kondisi perekonomian global, Indonesia juga
menjadi anggota negara produsen atau penghasil minyak dalam OPEC dan menjadi ketua dalam
pertemuan APEC yaitu organisasi kerjasaa regional di bidang ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.
6. Politik Luar Negeri Indonesia Era Reformasi

Pada masa awal reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden B.J.Habibie , B.J.Habibie
disibukkan dengan usaha memperbaiki citra Indonesia di kancah internasional yang sempak terpuruk
sebagai dampak krisis ekonomi diakhir era Orde Baru. Presiden B.J.Habibie berhasil menarik simpati
dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk mencairkan program bantuan untuk
mengatasi krisis ekonomi.

Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Wahid melakukan


kunjungan kenegaraan ke luar negeri dengan tujuan untuk mengangkat isu-isu domestik termasuk
isu Timor-Timur dan soal integritas teritorial Indonesia seperti kasus Aceh, Papua dan isu pertikaian
ekonomi.

Pada era pemerintahan Megawati, Presiden Megawati lebih memperhatikan dan


mempertimbangkan peran DPR dalam penentuan kebijakan luar negeri dan diplomasi seperti
diamanatkan dalam UUD 1945.

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik investasi
asing dengan menjalin berbagai kerjasama dengan banyak negara pada masa pemerintahannya.
Berbagai inisiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang sedang bermasalah. Indonesia
tidak pandang bulu bergaul dengan negara manapun sejauh memberikan manfaat terhadap
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai