Daftar isi
1. Pendahuluan
7. Tsunami
8. Delta
10.Terumbu Karang
I. Pendahuluan
Laut adalah kumpulan air asin yang berjumlah sangat banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua dan pulau pulau.
Tujuh puluh persen dari permukaan bumi terdiri dari laut dan samudra.
Samudra adalah bagian air asin (water) yang sangat luas dimuka bumi
terletak diantara kontinen.
Geologi kelautan mempelajari ciri ciri sedimen kwarter dan lapisan lapisan
yang berada dibawahnya, struktur struktur geologi proses proses tektonik
serta proses geologi lainnya, selain itu untuk mengetahui bagaimana prospek
terdapatnya sumberdaya migas dan mineral mineral lainnya.
Geologi kelautan dipelajari juga untuk memetakan dasar laut, menganalisis
masalah garis pantai, mengetahui sedimen sedimen dasar laut dan
mempelajari lapisan lapisan batuan yang berada dibawahnya.
2. Departemen.
-. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL)
3. Instansi Daerah.
-. Bapeda Sulewesi Selatan
4. Perguruan Tinggi.
-. Fakultas perikanan IPB.
-. Akademi Maritim Indonesia.
-. Program Study Ilmu Kelautan (pasca sarjana IPB).
-. Pusat Penelitian Kelautan (ITB).
-. Fakultas Teknologi Kelautan ITS.
-. Program stdy Ilmu Kelautan UNDIP.
-. Laboratorium Fisika Bumi dan Laut UNHAS.
-. Laboratorium geologi Laut UNHAS.
-. Pusat Hukum Laut Indonesia (ICLOS UNPAD)
-. Pusat Ilmu Kelautan Universitas Riau.
-. Program Magister Oceanografi dan sains atmosfer ITB.
5. Angkatan Laut
-. Dinas Hidro Oseanografi Angkatan laut
6. Badan Usaha Milik Negara.
-. PT. Tambang Timah.
7. Organisasi Kemasyarakatan
-. Yayasan Samudera Indonesia
8. Organisasi Profesi.
-. Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia
-. Himpunan Ilmu dan Kelautan Indonesia
-. Forum masyarakat kelautan Indonesia.
3. Morfologi Dasar Laut
Bila air laut kita keringkan maka morfologi yang terdapat didasar laut
tersebut sama dengan morfologi yang terdapat didaratan misalnya
pegunungan ,gunung api , ngarai yang terjal, dataran lembah dan parit.
Morfologi tersebut baik secara sendiri sendiri maupun sebagai sistim sangat
berkaitan dengan proses proses geologi pada pembentukan awal sampai
perkembangannya.
Pertanyaannya adalah mengapa dan factor pengontrol apa penyebab
perbedaan morfologi ini. Sebagai contoh mengapa laut jawa sebagai sistim
paparan sunda mempunyai kedalaman dasar laut rata rata hanya 130 m,
sedangkan laut flores dan laut banda sebagai laut tepi atau laut yang
berlokasi didekat kontinen yang pembentukannya menyerupai system
samudera namun dibedakan dengan samudera dari ukuran, kedalaman dan
proses pembentukannya, mempunyai kedalaman lebih dari 5000 m.
Pantai (coastline)
Zona pantai adalah tempat pertemuan yang dinamis antara daratan air dan
udara. Bentuk dan keadaan lokasi selalu berubah sebagai respon terhadap
gangguan manusia dan aktifitas alam gaya gaya selalu mendorong dan
menarik pantai kearah yang bersamaan atau berlawanan arah.
Sebagai hasil dari proses tersebut maka bentuk garis pantai selalu berubah .
pada skala yang besar garis pantai senantiasa berpindah untuk mencapai
keseimbangan dengan gaya gaya yang bekerja terhadapnya.
Pantai juga bergerak sebagai respon terhadap muka air laut walaupun
daratan tetap statis suatu kenaikan muka laut akan memindahkan garis pantai
kearah darat, pemanasan global menyebabkan lapisan es yang mencair,
banjir akan berpengaruh terhadap suplay sedimen baru yang dibawa sungai
sungai dan diendapkan kepantai.
Paparan sunda atau paparan sahul merupakan tepi dari kontinen dengan
kedalaman 130 sampai maksimum 200 m,dengan komposisi granitik ,
sedangkan dasar samudera berkomposisi basaltis dengan densitas rata rata 3.
Pembentukan kerak samudera merupakan mekanisme pemekaran dasar laut
(sea floor spreading), dipematang tengah samudra dengan kedalaman 2500
m dibawah permukaan laut.
Untuk kedalaman pada sistim palung laut atau parit berhubungan dengan
penunjaman (convergence) tentu kejadian geologinya berbeda .
Kedalaman laut rata rata 3800 m , sedangkan ketinggian rata rata daratan
adalah 840 m, volume air laut 300 kali lebih besar dari atmosfir.
Perubahan volume air laut berhububungan dengan terbentuknya zaman es
2 sampai 3 juta tahun yang lalu membuat perbedaan tidak lebih dari 200 m.
Morfologi tepi penunjaman (convergence) umumnya lebih kompleks
dibandingkan dengan morfologi tepi pemisahan (divergence) yang
mempunyai paparan umumnya sempit lereng sangat terjal, terdapatnya
palung dan jarang terdapat continental rise.
Konsep pembentukan laut dan samudera terjadi pada 200 juta tahun yang
lalu yang memisahkan dua kontinen super Gondwana land dan Pangea.
Pada cekungan Pasifik terbentuk parit Auletian di utara, parit Kuril Japan,
Mariana dan Mindanau di bagian barat, parit New hebride, Tonga dan
Kermadec di bagian selataan, parit Amerika tengah Peru dan Chili Pada
bagian barat.
Bagian tertua dari samudera Hindia ditempati oleh cekungan Wharton
diselatan Sumba lebih kurang 150 juta tahun yang lalu.
Kontinen India dan Australia mulai memisah pada 45 juta tahun yang lalu,
Sedangkan kontinen India dan Australia memisahkan diri dari Antartika
kurang lebih 80 juta tahun yang lalu.
Laut dan Samudera adalah bagian dari proses proses geologi yang
mencakup pelapukan pengangkutan dan pengendapan sedimen dari daratan
selanjutnya terjadi pengangkatan yang merupakan bagian dari proses
tektonik.
1. Zona sumatera, berada dibagian barat pantai sumatera mulai dari laut
Andaman diutara aceh sampai selat sunda dicirikan oleh adanya penunjaman
dan adanya palung sepanjang pantai barat Sumatera. Diidentifikasi adanya
migas pada pantai sekitar pulau Nias dan pantai barat Bengkulu.
2. Zona Jawa, berada pada sepanjang selatan Jawa barat sampai dengan
selatan pulau Sumba. Pada sepanjang daerah selatan laut Indonesia ini paling
dalam adalah diselatan pulau Sumba dengan kedalaman lebih dari 6000 m,
akibat penunjaman lempeng samudera Indonesia kepulau Jawa sampai Nusa
tenggara timur.
3. Zona Sumba, merupakan hasil penunjaman transisi Scott plateau
terhadap pojok tenggara lempeng Eurasia dari selatan sumba barat sampai
pulau roti. Pada zona ini sistim palung sunda berangsur angsur mendangkal
kearah timur sampai dengan kedalaman 3000 m.
Data geologi pada tahun 1996 di Indonesia ada potensi cadangan minyak
bumi adalah lebih kurang 90 milyar barel 57 milyar barel terdapat dilaut
dangkal ,sedangkan dilaut dalam terdapat 33 milyar barel.
Energi minyak dan gas bumi terdapat juga pada lereng kontinen perkiraan
cadangan dilepas pantai melampaui cadangan didaratan .
Kontribusi sektor migas yang ada dari lautan Indonesia kurang lebih
35 % dari keseluruhan pendapatan sektor MIGAS Indonesia, bila sumber gas
di laut Natuna dieksploitasi maka diperkirakan Indonesia menjadi produsen
gas terbesar didunia.
Secara geologis mineral mineral penting secara terus menerus dipindahkan
dari berbagai sumber didarat , dan diendapkan kembali didasar laut,erupsi
gunung api, larutan hydrotermal dan erupsi di dasar laut menyebabkan
banyak metal dari bentuk cair berubah menjadi padat.
Timah
Kurang lebih setengah dari konsumsi timah dunia ditambang dileas pantai
Birma, tailan,Malaisia dan Indonesia.
Potensi timah di Indonesia kurang lebih satu juta ton , 70 % nya diproduksi
dari timah lepas pantai, Bangka Belitung, Singkep, Kondur dan Pulau
Karimun.
Produksi timah dilakukan pada daerah dekat pantai dan lapisan lapisan yang
dangkal didasar laut
Kromit
Mineral mineral ini merupakan produk sampingan (by product) dari endapan
placers, sebagai produk sampingan dari endapan timah timah placer di Pulau
Bangka Belitung.
Pasir besi
Pasir besi yang berwarna hitam merupakan mineral mineral magnetit dan
ilmenite sebagian terdapat sampai jauh di lepas pantai yang pernah
ditambang di Cilacap Jampang Kulon dan daerah Jogyakarta. Sumber dari
endapan mineral magnetit dan ilmenite ini adalah batuan volkanik dan
intrusive yang bersifat basa.
Fosforit
Endapan fosforit resen berupa fosfat kalium dalam bentuk nodul atau butiran
ditemukan dilepas pantai dasar laut paparan Sahul antara Timor dan
Australia.
Mangan
Koral