Anda di halaman 1dari 18

GEOLOGI KELAUTAN

Daftar isi
1. Pendahuluan

2. Lembaga Kelautan Indonesia

3. Morfologi Dasar Laut

4. Geologi Fisik Laut dan Samudera

5. Minyak, Gas dan Mineral Kelautan

6. Struktur Geologi Lautan Indonesia

7. Tsunami

8. Delta

9. Kipas Laut Dalam

10.Terumbu Karang
I. Pendahuluan

Laut dan Samudra

Laut adalah kumpulan air asin yang berjumlah sangat banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua dan pulau pulau.

Tujuh puluh persen dari permukaan bumi terdiri dari laut dan samudra.
Samudra adalah bagian air asin (water) yang sangat luas dimuka bumi
terletak diantara kontinen.

Dikenal lima samudera yaitu atlantik, pasifik, hindia (Indonesia), arktik


(kutub utara) dan antartik (kutub selatan ).

Dibagian bumi selatan mencakup daerah seluas 81%, sedangkan dibagian


utara mencakup 61% perbedaan ini menimbulkan sirkulasi aliran laut dan
pola cuaca antara dua kutub.

Ilmu yang sangat berhubungan dengan geologi kelautan adalah


Oceanografi dan Biologi.

Geologi kelautan mempelajari ciri ciri sedimen kwarter dan lapisan lapisan
yang berada dibawahnya, struktur struktur geologi proses proses tektonik
serta proses geologi lainnya, selain itu untuk mengetahui bagaimana prospek
terdapatnya sumberdaya migas dan mineral mineral lainnya.
Geologi kelautan dipelajari juga untuk memetakan dasar laut, menganalisis
masalah garis pantai, mengetahui sedimen sedimen dasar laut dan
mempelajari lapisan lapisan batuan yang berada dibawahnya.

2. Lembaga Kelautan di Indonesia


Indonesia yang merupakan Negara kepulauan mempunyai banyak lembaga
kelautan yang telah dibentuk untuk meneliti lautan atau samudera Indonesia
guna menunjang keberlanjutan pembangunan kelautan Indonesia
diantaranya yang berkaitan dengan geologi kelautan yaitu:

1. Lembaga Pemerintah non Departemen.

-. Bakosurtanal atau Badan Survey Pemetaan Nasional


-. Direktorat Pengkajian Ilmu Kelautan (BppT).
-. Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya alam (BPPT).
-. Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (BPPT).
-. Laboratorium Pengkajian Teknik Pantai (BPPT).
-. Puslitbang Tekniknologi Minyak dan gas Bumi.
-. Badan Penelitian dan pengembangan geodinamika (LIPI).
-. Pusat oseanologi (LIPI).

2. Departemen.
-. Pusat Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL)
3. Instansi Daerah.
-. Bapeda Sulewesi Selatan
4. Perguruan Tinggi.
-. Fakultas perikanan IPB.
-. Akademi Maritim Indonesia.
-. Program Study Ilmu Kelautan (pasca sarjana IPB).
-. Pusat Penelitian Kelautan (ITB).
-. Fakultas Teknologi Kelautan ITS.
-. Program stdy Ilmu Kelautan UNDIP.
-. Laboratorium Fisika Bumi dan Laut UNHAS.
-. Laboratorium geologi Laut UNHAS.
-. Pusat Hukum Laut Indonesia (ICLOS UNPAD)
-. Pusat Ilmu Kelautan Universitas Riau.
-. Program Magister Oceanografi dan sains atmosfer ITB.
5. Angkatan Laut
-. Dinas Hidro Oseanografi Angkatan laut
6. Badan Usaha Milik Negara.
-. PT. Tambang Timah.
7. Organisasi Kemasyarakatan
-. Yayasan Samudera Indonesia
8. Organisasi Profesi.
-. Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia
-. Himpunan Ilmu dan Kelautan Indonesia
-. Forum masyarakat kelautan Indonesia.
3. Morfologi Dasar Laut

Bila air laut kita keringkan maka morfologi yang terdapat didasar laut
tersebut sama dengan morfologi yang terdapat didaratan misalnya
pegunungan ,gunung api , ngarai yang terjal, dataran lembah dan parit.

Morfologi tersebut baik secara sendiri sendiri maupun sebagai sistim sangat
berkaitan dengan proses proses geologi pada pembentukan awal sampai
perkembangannya.
Pertanyaannya adalah mengapa dan factor pengontrol apa penyebab
perbedaan morfologi ini. Sebagai contoh mengapa laut jawa sebagai sistim
paparan sunda mempunyai kedalaman dasar laut rata rata hanya 130 m,
sedangkan laut flores dan laut banda sebagai laut tepi atau laut yang
berlokasi didekat kontinen yang pembentukannya menyerupai system
samudera namun dibedakan dengan samudera dari ukuran, kedalaman dan
proses pembentukannya, mempunyai kedalaman lebih dari 5000 m.

Kedalaman laut mencerminkan morfologi yang pada hakekatnya sangat


berkaitan dengan proses pembentukan dan perkembangan laut itu
sendiri, untuk sisitem samudera kedalaman dan umur pembentukannya
sangat berhubungan makin tua umur samudera makin dalam dasar lautnya.

Tepi benua didifinisikan sebagai suatu anjungan yang tenggelam


(submerged platform) merupakan kelanjutan kontinen kearah laut yang
dipisahkan dengan laut dalam (7200 m) dari sistim samudera, dalam
hubungan ini tepi kontinen berlokasi antara daratan yang terangkat dan
dataran abisal.
Morfologi tepi benua dari arah kontinen sampai samudera yang termasuk
zona pantai, paparan kontinen atau landas kontinen (continental shelf),
lereng kontinen (continental slope) dan dataran abisal (ocean basin floor).
Kawasan tepi benua merupakan suatu kawasan yang dapat digunakan untuk
menerangkan pembentukan dan perkembangan laut dan samudera.

Pantai (coastline)
Zona pantai adalah tempat pertemuan yang dinamis antara daratan air dan
udara. Bentuk dan keadaan lokasi selalu berubah sebagai respon terhadap
gangguan manusia dan aktifitas alam gaya gaya selalu mendorong dan
menarik pantai kearah yang bersamaan atau berlawanan arah.
Sebagai hasil dari proses tersebut maka bentuk garis pantai selalu berubah .
pada skala yang besar garis pantai senantiasa berpindah untuk mencapai
keseimbangan dengan gaya gaya yang bekerja terhadapnya.

Pantai juga bergerak sebagai respon terhadap muka air laut walaupun
daratan tetap statis suatu kenaikan muka laut akan memindahkan garis pantai
kearah darat, pemanasan global menyebabkan lapisan es yang mencair,
banjir akan berpengaruh terhadap suplay sedimen baru yang dibawa sungai
sungai dan diendapkan kepantai.

Paparan kontinen (continental shelf)


-. kedalaman rata rata 130 m
-. kemiringan satu derajat
-. lebar paparan 1sampai 800 mil
-. luas 7,6 % dari dasar laut
-. Dangkal mudah dieksploitasi
-. Lebar sampai dengan 300 Km
-. Penyebaran pantai sampai batas paparan.

Lereng kontinen (continental slope)


-. kemiringan 3- 45 derajat
-. lebar 10-20 mil
-. Luas 16,3 % dari luas samudera
Tonjolan Kontinen (continental rise)
-. Letak pada dasar lereng kontinen
-. Luas 15,3 % dari luas samudera
-. Jika tonjolan tidak ada akibat endapan sangat kurang

Dasar samudera (ocean floor)


-. luas 75,9 %
-. ada yang mempunyai kedalaman > 600 m
-. morfologi volkanik
-. Adanya rangkaian pemetang tengah samudera

Pematang Tengah Samudra


-. Morfologi yang paling menonjol
-. Dataran abisal
-. Pasifik 6000 m
-. Atlantik 5000 m-
-. Hindia 5500 m
Parit dan Palung Samudera

-. proses proses yang berhubungan dengan busur gunung api

Gambar 1. penampang topografi dasar laut dan bagian-bagiannya (museum


geologi bandung)

4. Geologi Fisik Laut dan Samudera

Paparan sunda atau paparan sahul merupakan tepi dari kontinen dengan
kedalaman 130 sampai maksimum 200 m,dengan komposisi granitik ,
sedangkan dasar samudera berkomposisi basaltis dengan densitas rata rata 3.
Pembentukan kerak samudera merupakan mekanisme pemekaran dasar laut
(sea floor spreading), dipematang tengah samudra dengan kedalaman 2500
m dibawah permukaan laut.

Dengan erupsi magma yang berkomposisi basaltis terendapkan menjauhi


pusat erupsi , sehingga umur dasar laut tersebut dapat diketahui, hubungan
ini menunjukan semakin tua umur samudera semakin dalam samudera
tersebut.

Untuk kedalaman pada sistim palung laut atau parit berhubungan dengan
penunjaman (convergence) tentu kejadian geologinya berbeda .

Kedalaman laut rata rata 3800 m , sedangkan ketinggian rata rata daratan
adalah 840 m, volume air laut 300 kali lebih besar dari atmosfir.
Perubahan volume air laut berhububungan dengan terbentuknya zaman es
2 sampai 3 juta tahun yang lalu membuat perbedaan tidak lebih dari 200 m.
Morfologi tepi penunjaman (convergence) umumnya lebih kompleks
dibandingkan dengan morfologi tepi pemisahan (divergence) yang
mempunyai paparan umumnya sempit lereng sangat terjal, terdapatnya
palung dan jarang terdapat continental rise.

Konsep pembentukan laut dan samudera terjadi pada 200 juta tahun yang
lalu yang memisahkan dua kontinen super Gondwana land dan Pangea.
Pada cekungan Pasifik terbentuk parit Auletian di utara, parit Kuril Japan,
Mariana dan Mindanau di bagian barat, parit New hebride, Tonga dan
Kermadec di bagian selataan, parit Amerika tengah Peru dan Chili Pada
bagian barat.
Bagian tertua dari samudera Hindia ditempati oleh cekungan Wharton
diselatan Sumba lebih kurang 150 juta tahun yang lalu.
Kontinen India dan Australia mulai memisah pada 45 juta tahun yang lalu,
Sedangkan kontinen India dan Australia memisahkan diri dari Antartika
kurang lebih 80 juta tahun yang lalu.

Gambar 2. pemisahan antartika, Australia dan kontinen India

Laut dan Samudera adalah bagian dari proses proses geologi yang
mencakup pelapukan pengangkutan dan pengendapan sedimen dari daratan
selanjutnya terjadi pengangkatan yang merupakan bagian dari proses
tektonik.

5. Geologi Tektonik dan Zona Ekonomi Ekslusif


Kawasan laut Indonesia mempunyai dimensi pengembangan yang lebih
luas dibandingkan daratan, semenjak berlakunya konvensi PBB
mengenai hukum laut tahun 1982 maka wilayah kelautan bertambah
delapan (8) juta kilometer persegi.

Pada abad 20 tepi kontinen (continental margin) banyak digunakan untuk


membagi bagi kawasan laut antara kontinen dengan samudera .

Pembagian ini khusus dilakukan sebagai salah satu kreteria untuk


menentukan tuntutan landas kontinen suatu Negara pantai sebagaimana yang
ditentukan oleh konvensi PBB tentang hukum laut 1982, selain digunakan
untuk pemanfaatan sumberdaya kelautan.

Dari tatanan geologi dan tektoniknya maka Indonesia dapat dipisahkan


menjadi delapan (8) Zona yaitu:

1. Zona sumatera, berada dibagian barat pantai sumatera mulai dari laut
Andaman diutara aceh sampai selat sunda dicirikan oleh adanya penunjaman
dan adanya palung sepanjang pantai barat Sumatera. Diidentifikasi adanya
migas pada pantai sekitar pulau Nias dan pantai barat Bengkulu.

2. Zona Jawa, berada pada sepanjang selatan Jawa barat sampai dengan
selatan pulau Sumba. Pada sepanjang daerah selatan laut Indonesia ini paling
dalam adalah diselatan pulau Sumba dengan kedalaman lebih dari 6000 m,
akibat penunjaman lempeng samudera Indonesia kepulau Jawa sampai Nusa
tenggara timur.
3. Zona Sumba, merupakan hasil penunjaman transisi Scott plateau
terhadap pojok tenggara lempeng Eurasia dari selatan sumba barat sampai
pulau roti. Pada zona ini sistim palung sunda berangsur angsur mendangkal
kearah timur sampai dengan kedalaman 3000 m.

4. Zona Timor – Aru, dicirikan oleh penunjaman aktif yang melibatksn


tepian utara tepian kontinen Australia dengan sistim busur banda, sepanjang
palung Timor dari timor barat sampai pulau Aru, dengan kedalaman 2000 m
sampai 3000 m. pada zona ini termasuk paparan sahul dan ketimurnya
beralih kesistim laut arafura. Migas ditemukan didaerah celah Timor.

5. Zona Irian , merupakan penunjaman antara laut Carolina disamudera


pasifik dengan terhadap utara Irian jaya, sepanjang palung Irian yang
berhadapan langsung dengan Samudera hindia.

6. Zona Halmahera, dicirikan oleh sistim cekungan tepi laut Filipina


barat dengan pulau Halmahera, sepanjang palung Filipina barat.

7. Zona Sulawesi, merupakan penunjaman antara tepi Sulawesi dengan


Sulawesi utara. laut sulawesi sendiri merupakan tepi kontinen Eurasia pada
bagian utara berbatasan dengan Filipina dan pada bagian barat lautnya
berbatasan dengan Malaisia.

8. Zona Natuna, terletak pada bagian utara sistim paparan Sunda


merupakan tepian peregangan (rifted margin) di laut cina selatan , kawasan
ini merupakan cadangan Gas yang sangat besar diperkirakan mencapai 210
triliun kaki cubic.
Lingkungan Bentonis dibagi menjadi:
-. Intertidal (zona pasang naik dan turun)
-. Zona litoral sampai dengan 200 m.
-. Zona batial 200-4000 m.
-. Zona abisal 4000-5000 m
-. Zona hadal > 5000 m

Laut dan samudera merupakan lumbung makanan dan sumberdaya mineral


serta energi.

5. Minyak, Gas dan Mineral Kelautan

Data geologi pada tahun 1996 di Indonesia ada potensi cadangan minyak
bumi adalah lebih kurang 90 milyar barel 57 milyar barel terdapat dilaut
dangkal ,sedangkan dilaut dalam terdapat 33 milyar barel.

Secara geologi persyaratan adanya akumulasi migas ada 5 yaitu:

1. Batuan sumber yang mengandung material organic.


2. Batuan reservoir.
3. Batuan penyekat impermeable.
4. Perangkap untuk terjadinya akumulasi.
5. Adanya sumber panas untuk memasak zat zat organic tsb.

Eksplorasi migas dilepas pantai sama dengan didarat yaitu:


1. Data data geologi
2. Proses geologi tektonik
3. Indikasi cekungan sediment tebal
4. Penentuan pemboran eksplorasi
5. Keekonomian.
6. Pemboran produksi.
Cekungan sedimen untuk akumulasi minyak dan gas bumi yang diperlukan
sangat tebal terdapat didaratan, landas kontinen (continental shelf) sampai
dengan laut dalam.
Kawasan timur Indonesia sebagian besar terdiri dari laut dalam.
Pada tahun 1992 pertamina dan British petroleum dengan menggunakan
airborne laser fluoresensor (ALF) mengindentifikasikan adanya rembesan
migas pada cekungan cekungan Makasar selatan, Flores, Bone dan
Halmahera.

Gambar 3. pengambilan data geofisika dangkal didasar laut


Kawasan laut Timor dan kawasan lepas pantai Kepala burung merupakan
sistim paparan yang umumnya berpotensi sumber minyak dan gas bumi.

Energi minyak dan gas bumi terdapat juga pada lereng kontinen perkiraan
cadangan dilepas pantai melampaui cadangan didaratan .

Kontribusi sektor migas yang ada dari lautan Indonesia kurang lebih
35 % dari keseluruhan pendapatan sektor MIGAS Indonesia, bila sumber gas
di laut Natuna dieksploitasi maka diperkirakan Indonesia menjadi produsen
gas terbesar didunia.
Secara geologis mineral mineral penting secara terus menerus dipindahkan
dari berbagai sumber didarat , dan diendapkan kembali didasar laut,erupsi
gunung api, larutan hydrotermal dan erupsi di dasar laut menyebabkan
banyak metal dari bentuk cair berubah menjadi padat.

Mineral mineral berat cenderung menjadi endapan letakan (placer deposit)


yang dapat dilokalisir dengan bantuan teknik geofisika selanjutnya
ditambang dengan metode pengerukan.

Kebanyakan dasar laut khususnya didaerah tropis ditutupi oleh ooze


gampingan dan Ooze silica. Sumberdaya penting lainnya adalah nodule
mangan, nodule tersebut berukuran mikro sampai dengan yang berukuran
bola tennis, Oksida besi tembaga nikel dan kobalt, chromit, juga terdapat
didasar laut.
Sumberdaya ditepian benua, tertimbun pada sedimen permukaan dan lapisan
lapisan didasar laut.

Proses proses geologi, tektonik dan oceanografi secara bersama sama


mempunyai peranan membentuk dan mengontrol sumberdaya mineral
kelautan .

Hampir dua pertiga laut Indonesia adalah wilayah laut dalam.

Tatanan geologi lautan Indonesia yang kompleks dikontrol oleh proses


proses geodinamika yang juga mengontrol proses mineralisasi daratan ,
mineralisasi didaratan tersebut pada beberapa daerah merupakan sumber
(resourses) hasil rombakan mineral mineral lepas pantai.

Sebaran mineral dilepas pantai secara regional adalah timah


kromit,monazite,zircon,rutil,pasir besi fosforit,mangan dank oral.

Timah

Kurang lebih setengah dari konsumsi timah dunia ditambang dileas pantai
Birma, tailan,Malaisia dan Indonesia.
Potensi timah di Indonesia kurang lebih satu juta ton , 70 % nya diproduksi
dari timah lepas pantai, Bangka Belitung, Singkep, Kondur dan Pulau
Karimun.
Produksi timah dilakukan pada daerah dekat pantai dan lapisan lapisan yang
dangkal didasar laut
Kromit

Letak dan sebaran endapan kromit rombakan (detrital)ditemukan dekat


dengan sumber batuan primernya yaitu batuan ultra basa oleh sebab itu
selalu ditemukan dekat dengan gawir pantai pada singkapan ultrabasa yang
mengandung kromit. Gawir gawir pantai tersebut misalnya terdapat di
sepanjang pantai Kalimantan tenggara,dan Kalimantan timur, Pulau Laut
dan pulau Sebuku. Semenanjung tenggara dan timur laut Sulawesi,
Halmahera dan sekitarnya, pantai utara Irian termasuk pulau pulau weigeo.

Monazit, Zirkon dan Rutil.

Mineral mineral ini merupakan produk sampingan (by product) dari endapan
placers, sebagai produk sampingan dari endapan timah timah placer di Pulau
Bangka Belitung.

Pasir besi

Pasir besi yang berwarna hitam merupakan mineral mineral magnetit dan
ilmenite sebagian terdapat sampai jauh di lepas pantai yang pernah
ditambang di Cilacap Jampang Kulon dan daerah Jogyakarta. Sumber dari
endapan mineral magnetit dan ilmenite ini adalah batuan volkanik dan
intrusive yang bersifat basa.

Fosforit
Endapan fosforit resen berupa fosfat kalium dalam bentuk nodul atau butiran
ditemukan dilepas pantai dasar laut paparan Sahul antara Timor dan
Australia.

Mangan

Mangan berupa nodul ditemukan di laut Banda ,Misol, selatan Lombok,


utara Sula, utara Halmahera, utara Kepala burung dan Utara Manado.

khusus di laut Banda Indikasi kerak mangan ditemukan pada sisitim


punggungan Tampomas dicekungan Banda utara

Koral

Batu gamping dalam bentuk terumbu koral banyak dijumpai diperairan


Indonesia disekeliling pulau Sulawesi, Kalimantan timur, laut Flores dan
laut Banda.

Terbentuknya endapan mineral lepas pantai mempunyai factor factor


pengontrol sbb:

1. Pola aliran sungai


2. Jarak daerah pengendapan yang relative dekat dengan sumber
3. Adanya mineralisasi yang primer di darat.
4. Morfologi lepas pantai yang mendukung.

Anda mungkin juga menyukai