Anda di halaman 1dari 2

Perjalanan Keadilan

Pada zaman dahulu kala , disaat orang beramai-ramai untuk menuntut keadilan. Semua orang
pada awalnya percaya lalu mereka menjadi tidak percaya, tapi semua itu berakhir dengan
adanya seseorang dari partai yang dahulu hanya bekerja sebagai tukang sampah kota.

Tapi, orang itu tidak menyerah dia berusaha untuk menjadi yang terbaik saat dia bekerja ia
belajar, saat memunguti sampah yang ia cari di sekolah. Sampai pada suatu saat ia ketahuan
dan dipanggil guru untuk masuk kelas. Dan di disuruh untuk bersekolah.

Akan tetapi, ia tidak ada uang untuk membayarnya. Tapi kata guru itu :”kamu tidak usah
membayarnya, saya cuman ingin murid yang punya kemauan belajar “. Lalu ia menjawab
:”iya terimakasih, jika pada suatu saat saya sukses. Saya akan membalas semua jasa-jasamu
yang telah kau berikan kepadaku”.

Setelah lulus SD, ia mendapat beasiswa untuk bersekolah di luar negeri. Disana ia terkenal
akan pidatonya, dan kecerdasannya. Seringkali ia menjadi pemimpin diantara orang-orang
yang dipercayai oleh lainya untuk memimpin.

Beragam penghargaan dari segala bidang telah dikoleksinya. Setelah lulus, ia melanjutkan
pendidikannya ke jenjang kuliah Al- azhar saat ia menempuh pendidikan di sekolah tersebut,
kemampuannya semakin berkembang, setelah lulus dari Al-azhar ia kembali ke kotanya,
yang dimana di kota itu dia bekerja menjadi tukang sampah kota.

Setelah ia pulang ke kampung halamannya, keadaan kota berubah total, yang awalnya sepi
menjadi ramai, ia mencari apa penyebab terjadinya peristiwa tersebut, ia berjalan menuju
keramaian, terdengar teriakan :”KAMI DISINI UNTUK MENUNTUT KEADILAN !!!!!!”.

Sekumpulan orang, menghancurkan segala barang yang berada di depan mereka semua,
meraka semua menuju tempat dimana pemimpin yang dulunya mereka hormati, dan
sekarang meraka caci maki, dan akhirnya pemimpin daerah setempat itu meninggal
dikarenakan peristiwa tersebut.

Lalu, ia berkata kepada seseorang diantara ribuan orang yang menuntut keadilan, “ mengapa
hal ini terjadi ?” orang itu mengajak ia ke tempat yang sepi dari keramaian orang-orang.
Setelah sampai , orang tersebut menceritakan peristiwa itu.

“pada waktu itu datang seorang tokoh terkenal dengan teknologinya, ia bernama Train. Ia
menjadi pemimpin di antara pemimpin-pemimpin yang dipilih oleh masyarakat kini. Kami
awalnya percaya kepadanya, setelah sekian lama ia memimpin, banyak perisriwa-peristiwa
yang aneh. Setelah beberapa bulan, pemimpin tersebut ketahuan korupsi oleh kami. Kami
bersatu untuk melawan. Setiap hati kami terot dia dengan berbagai macam cara. Tapi itu
semuanya bisa diatasinya dengan mudahnya. Akhirnya kami beramai-beramai ke tempat
tinggal pemimpin tersebut. Lalu kami bakar rumahnya sehingga pemimpin tersebut
meninggal.”
Lalu ia berterima kasih kepada orang tersebut. Ia langsung pergi ke tempat yang dimana
pemimpin tersebut meninggal. Ternyata beliau adalah gurunya waktu SD yang mengajaknya
untuk belajar di sekolah. Ia tidak sempat membalas budi beliau.

Ia bingung di sisi baiknya beliau telah membantu ia sekolah sampai sukses, dan di sisi
buruknya beliau telah menyengsarakan rakyatnya. Ia merenungkan semua masalah yang ia
alami. Kesuksesannya berawal dari sini.

Pada suatu hari, ia dipanggil untuk menjadi pemimpin partai, dan saat pemilihan walikota, ia
terpilih diantara orang-orang yang terpilih. Saat ia menjadi pemimpin, rakyatnya sejahtera,
dan kebijakan-kebijakannya yang membuat rakyat percaya kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai