Makalah Manajemen Konstruksi
Makalah Manajemen Konstruksi
PENDAHULUAN
Banyak orang yang sangat sulit untuk memahami konsep manajemen secara teoritis,
mereka sebenarnya adalah pelaku (manajer) yang menjalankan proses manajemen dalam
kesehariannya, bahkan menjadi pelaku utama. Contohnya saja, banyaknya pelaku bisnis
jasa pelaksana kontruksi di Indonesia tidak memiliki latar belakang pengetahuan di bidang
manajemen. Sebagian mereka memulai usaha bisnis jasa pelaksana kontruksi karena
alasan kesempatan dan peluang usaha semata. Jadi wajar saja bila banyak di antara mereka
perubahan iklim usaha. Jika pelaku bisnis mampu menjalankan usaha dan dapat mencapai
tujuan dan target usaha tanpa latar belakang teori manajemen, itu lebih disebabkan factor
keberuntungan. Sebagaimana ditulis oleh Harold Koontz (1988:9): Executives who attempt
to manage without such management science must trust to luck, intuition, or what they did
in the past.
melaksanakan manajemen tanpa teori dan tanpa pengetahuan yang dibentuk oleh teori itu,
sehingga hasilnya akan sangat bergantung pada nasib, dan hanya mengandalkan naluri,
atau dengan merujuk kepada apa-apa yang telah mereka lakukan di masa lampau. Praktik
bisnis seperti itu cenderung bersifat coba-coba. Padahal, semakin besar suatu proyek,
berarti semakin banyak pula masalah yang harus dihadapi. Apabila tidak ditangani dengan
1
benar , berbagai masalah tersebut akan mengakibatkan dampak berupa kelambatan
sumber daya, persaingan tak sehat di antara para pelaksana, serta kegagalan untuk
Dengan bermula dan bertitik tolak dari permasalah tersebut sebagai masah utama
yang hatus dihadapi pada setiap proyek kontruksi. Maka penulis akan membahas masalah
ini agar pelaksanaan konstruksi dapat berhasil. Dengan memperhatikan tujuan, sasaran dan
teknik-teknik pelaksanaan setiap pekerjaan yang dinyatakan secara jelas dan terinci
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dimunculkan ialah sebagai
berikut :
dikatakan berhasil ?
4. Mengapa manajemen konstruksi itu penting bagi pelaku usaha jasa kontruksi
1.3 Tujuan
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dalam pembuatan makalah ini
adalah :
konstruksi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sangat penting bagi berjalannya sebuah proyek seperti yang dikemukakan oleh
proyek. Dari sini lahirlah bentuk pengelolaan kegiatan yang lebih dinamis dan
ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinasi sumber daya
yang terdiri atas manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan
modern untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal,
4
2.2 Landasan Teori
Memulai praktik manajemen secara konseptual dengan menetapkan terlebih
dahulu tujuan usaha yang akan dicapai (goal setting). Kemudian rencanakan
bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang akan melakukan dan
dalam kapasitas sebagai apa, dengan (sumber daya) apa tujuan itu akan dicapai, dari
mana saja sumber daya itu diperoleh, siapa yang melakukan pengendalian agar apa
yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan setelah tujuan
dicapai untuk apa hasilnya, dan apa sasaran berikutnya. Pertanyaan-pertanyaan itu
memerlukan jawaban yang tidak bias berdiri sendiri, karena merupakan satu
rangkaian aksi yang saling terkait. Jika semua pertanyaan sederhana itu dapat
terjawab dengan cara jelas, normative dan terukur, maka sesungguhnya itu adalah
fungsi yang diurut dalam berbagai format dan hierarki itulah yang menjadi landasan
berbagai teori manajemen yang dibuat oleh para pakar tak ubahnya sebuah proses
tersebut.
mengoordinasikan segala sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Karena sifat tugasnya adalah koordinatif, maka seorang manajer harus
respon cepat dan tepat terhadap sebuah masalah. Termasuk melakukan analisis dan
pemikir mulai dari Henry Fayol (1841-1925) yang disebut juga sebagai “Father of
1961) penulis “The Functions of the Executive”, buku yang paling berpengaruh
fungsional seperti Oey Liang Lee, Sondang P. Siagian dan masih banyak yang lain.
6
2.3 Metode Analitis
Beberapa pembahasan dan data yang telah terangkum atau tercantum disini
7
BAB III
PEMBAHASAN
dapat dicapai dalam kualitas, kuantitas, dan jangka waktu tertentu, melalui
manusia yang ingin dicapai di dunia ini. Tujuan-tujuan yang bersifat sederhana
mungkin bias diraih secara individual. Akan tetapi, jika tujuan-tujuan itu sangat
kompleks, dalam kapasitas besar, melibatkan banyak sumber daya, dan ditujukan
pengalokasian semua sumber daya proyek agar bangunan selesai terlaksana dengan
cara efisien. Dengan demikian manajemen konstruksi berkenaan erat dengan gambar
Kegiatan, dan Rencana Anggaran yang realistis. Jadwal harus dapat mengungkapkan
secara jelas proses perencanaan menurut urutan yang logis sehingga dapat
menunjukkan pada saat-saat mana harus dilakukan pemeriksaan dan evaluasi dalam
Maka dari itu hal-hal yang perlu di manage banyak sekali diantaranya :
a. Biaya
8
b. Jadwal
c. Sumber daya
d. Anggaran
e. Pengalokasian
f. Spesifikasi teknis
g. Dll.
yang panjang, di mana mekanismenya tersusun terdiri dari banyak sekali kegiatan
menunjang dalam rangka mencapai tujuan yang sama. Oleh karena sifat pekerjaan
harus diberlakukan sebagai suatu sistem. Sistem yang dimaksudkan adalah sebagai
Terdiri atas :
- Menyusun TOR
- Tanggapan TOR
- Diskusi Pembahasan
9
Pada tahap awal harus dapat mengungkapkan fakta-fakta keadaan di lokasi
pihak yang terkait. Berpijak pada hasil diskusi tersebut kemudian baru dapat
factor komunikasi dan koordinasi yang tidak lancer semata-mata. Akan tetapi
merupakan keadaan yang lebih parah jika pengabaian akan pentingnya hal
tersebut berpangkal pada wawasan yang sempit tentang arti dan hakekat suatu
b. Tahap Perencanaan
Terdiri atas :
- Sketsa Rencana
- Perancanaan Detail
tahap kegiatan perencanaan tersebut berurutan degan urutan tetap, tidak bias
oleh hasil dari tahap sebelumnya. Sehingga agar didapat hasil keseluruhan yang
adalah untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap hasil yang dicapai
yang cukup penting untuk diperhatikan, dan patut untuk ditampung dikaitkan
c. Tahap Pelelangan
Terdiri atas :
- Persiapan administrasi
- Prakualifikasi
11
- Pelelangan
- Pelulusan
baiknya terlabih dahulu meninjau beberapa hal yang berkaitan dengan latar
sector swasta dibiayai sepenuhnya dengan dana swasta. Sumber dana proyek
semacam itu dikendalikan oleh suatu lembaga public akan tetapi langsung oleh
dua system. Sedangkan pada sector public, karena pekerjaan umum dibiayai
peraturan dan hanya dapat diserahkan kepada Kontraktor yang diyakini benar-
12
dalam menghadapi keadaan darurat, penanggulangan bencana alam, atau
daftar kontarktor yang akan diseleksi menurut paket kontrak pekerjaan, tata
cara serta prosedur pelelangan, dan estimasi biaya wajar terperinci untuk setiap
melalui analisis secara teliti sesuai dengan prosedur berdasarkan pada peraturan
Terdiri atas :
- Persiapan Lapangan
- Pelaksanaan
13
- Pemeliharaan
lelang, dan diawali dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) serta
dan kotor, daya listrik untuk kerja dan penerangan, telepon, merenacanakan
alokasi lahan untuk tempat bekerja, penempatan alat-alat berat, area terbuka
diperlukan seperti izin bangunan, pemakaian jalan raya untuk alat berat,
14
gambar-gambar perencanaan, pembuatan gambar kerja (shop drawings) dan
yang disiapkan secara teratur dalam waktu periodik harian, mingguan, dan
kendala dan hambatan yang dihadapi agar segera dapat diberikan cara
itu, kesempatan diskusi dalam rapat dapat pula dipakai untuk saling
15
dengan demikian akan sekaligus mendorong terwjudnya semangat tim
proyek.
teliti. Apabila seluruh tugas dan pekerjaan sudah dinyatakan untuk dapat
16
3.4 Pentingnya Manajemen Konstruksi Bagi Pelaku Usaha Jasa Kontruksi
Bagi sebagian para pelaku bisnis jasa pelakasana konstruksi, apa yang
dikemukakan oleh pakar manajemen itu patut dijadikan bahan untuk berkontemplasi.
Tujuan sebuah usaha tentu berkaitan erat dengan manajemen. Apabila tujuan telah
mampu dirumuskan, maka satu dari rangkaian fungsi manajemen sudah diwujudkan,
yaitu penetapan tujuan (goal setting). Itu berarti visi (vision), misi (mission) dan
tujuan (objectives) atau biasa disingkat VMO perusahaan telah berhasil dirumuskan.
proyek. Upaya transformasi tersebut harus dikerjakan dalam kerangka waktu dan
Dengan melihat begitu banyak fungsi dan tujuan dari manajemen maka dapat
dikatakan bahwa manajemen konstruksi sangat berperan aktif dan harus berjalan
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipetik dari pembahasan masalah ini, yaitu :
semua sumber daya proyek agar bangunan selesai terlaksana dengan cara
menyeluruh.
d. Begitu banyak fungsi dan tujuan dari manajemen maka dapat dikatakan bahwa
4.2 Saran
Sebagai pelaku bisnis jasa pelaksana kontruksi hendaklah mengetahui dan
unggul. Maka dari itu seorang manager harus mampu memahami pentingnya sebuah
18
pemerintahan. Indonesia butuh seorang manager yang mampu mengatur segalanya
memberikan mutu dan kualitas yang akan dirasakan bersama demi terwujudnya
19
DAFTAR PUSTAKA
Malik, Alfian. 2010. Pengantar Bisnis Jasa Pelaksana Konstruksi. Yogyakarta : Andi.
20