Anda di halaman 1dari 38

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 2
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 4
1.2 FOKUS PROGRAM ............................................................................................................... 6
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................. 7
1.4 MANFAAT ............................................................................................................................. 7
BAB II..................................................................................................................................................... 8
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 8
2.1 PENGERTIAN PEMBERDAYAAN ........................................................................................... 8
2.2 PENGERTIAN KESEHATAN..................................................................................................... 9
2.3 DESA SIAGA ............................................................................................................................. 11
BAB III ................................................................................................................................................. 14
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................................. 14
3.1. DATA MAHASISWA ............................................................................................................... 14
3.2. DESKRIPSI/IDENTITAS SINGKAT OBJEK YANG DI OBSEVASI ................................... 14
3.3. PELAKSANAAN/ WAKTU OBSERVASI .............................................................................. 14
3.4. URAIAN HASIL OBSERVASI/ ANALISISNYA ................................................................... 14
3.5. RANCANGAN PROGRAM PM USULAN ............................................................................. 23
BAB IV ................................................................................................................................................. 24
SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................................. 24
4.1. SIMPULAN ............................................................................................................................... 24
1.2. REKOMENDASI/TINDAK LANJUT ................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 25
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 26

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 1


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bapak Asmanto (Kepala Desa Sughiwaras Induk) ...............................................24

Gambar 2. Bapak Sampri Husin (Sekretaris Desa Sugih Waras Barat)...................................24

Gambar 3. Bapak Alohan Sitompul ( Kepala Desa Sugih Waras Barat).................................25

Gambar 4. Foto Bersama Bapak Kepala Desa Sugih Waras Barat..........................................25

Gambar 5. Bidan Ari Asminarti...............................................................................................26

Gambar 6. Produk yang Biasa di Produksi oleh Warga Sugih Waras Barat............................26

Gambar 7. Foto didepan Plank Desa Siaga Sugih Waras Barat...............................................27

Gambar 8. Foto Bersama Bapak Asmanto (Kepala Desa Sugih Waras Induk).......................27

Gambar 9. Puskesmas Sayang Ibu di Desa Sugihwaras Barat ................................................28

Gambar 10. Ambulan di puskesmas Sugihwaras ....................................................................28

Gambar 11. Warga desa Sugihwaras Barat ............................................................................29

Gambar 12. Kegiatan syukuran oleh warga desa PagarAgung ...............................................29

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 2


DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. .................................................................................................................................19

Tabel 1.2. .................................................................................................................................21

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 3


BAB I

PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, perdaya artinya
memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau
mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai
terjemahan dari empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary
mengandung dua pengertian :
a. To give ability or enable to, yang diterjemagkan sebagai member
kecakapan/kemampuan atau memungkinkan
b. Togive power of authority to, yang berarti member kekuasaan.
Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah
baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa factor manusia
memegang peran penting dalam pembangunan.
Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono (1998 :46)
mengemukakan bahwa yang dimaksuh dengan pemberdayaan adalah sebagi berikut :
“membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang kebebasan untuk
bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakantidakanya.”
Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12)
mendevinisikan pemberdayaan sebagai berikut
“ upaya member keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab
perorangan guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi.”
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari “empowerment” nenurut sarjana lain,
pada intinya diartikan sebagai berikut.
“ membentu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan mementukan tindakan
yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,
antara lain transfer daya dari lingkungan.”

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 4


Sementara Shardlow (1998 : 32) mengatakan pada intinya :
“ pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupunkomunitas berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka”.

Pengertian menurut para ahli:

1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau


tidak beruntung (Ife, 1995).
2. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui
pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).
3. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas
diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984).
4. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parsons, etal., 1994).
5. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diketahui penyebab kematian di Indonesia untuk
semua umur, telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, yaitu
penyebab kematian pada untuk usia > 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah
stroke, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hasil Riskesdas 2007 juga menggambarkan
hubungan penyakit degeneratif seperti sindroma metabolik, stroke, hipertensi, obesitas dan
penyakit jantung dengan status sosial ekonomi masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-
lain).

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 5


Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah, tanpa kesadaran
individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang
akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor
kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Untuk mencapai upaya tersebut Departemen Kesehatan RI menetapkan visi pembangunan
kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”. Strategi yang dikembangkan
adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, berupa
memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh
penduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut dengan Desa
Siaga.
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan secara mandiri. Pada intinya, desa siaga adalah
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk dapat dan
mampu hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui masalah-masalah dan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kesehatannya, baik sebagai individu, keluarga, ataupun sebagai bagian
dari anggota masyarakat.

1.2 FOKUS PROGRAM

 Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan
langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
 Untuk menuju Desa Siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya
masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana
Sahat, Siap-Antar-Jaga, dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal
pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 6


Desa Siaga akan lebih cepat bila di desa tersebut telah ada berbagai Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui latar belakang desa Sugihwaras Barat menjadi desa siaga
2) Untuk mengetahui apa saja program yang ada di desa Sugihwaras Barat(desa siaga)
itu
3) Untuk mengetahui keberhasilan dari program yang ada
4) Untuk mengetahui hambatan/kendala dalam menjalankan program di desa siaga
tersebut
5) Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
yang ada

1.4 MANFAAT
1) Mengetahui latar belakang desa Sugihwaras Barat menjadi desa siaga
2) Mengetahui apa saja program yang ada di desa Sugihwaras Barat(desa siaga) itu
3) Mengetahui keberhasilan dari program yang ada
4) Mengetahui hambatan/kendala dalam menjalankan program di desa siaga tersebut
5) Mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program yang ada

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 7


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN PEMBERDAYAAN

Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, perdaya artinya
memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau
mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai
terjemahan dari empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary
mengandung dua pengertian :
c. To give ability or enable to, yang diterjemagkan sebagai member
kecakapan/kemampuan atau memungkinkan
d. Togive power of authority to, yang berarti member kekuasaan.
Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah
baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa factor manusia
memegang peran penting dalam pembangunan.
Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono (1998 :46)
mengemukakan bahwa yang dimaksuh dengan pemberdayaan adalah sebagi berikut :
“membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang kebebasan untuk
bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakantidakanya.”
Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12)
mendevinisikan pemberdayaan sebagai berikut
“ upaya member keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab
perorangan guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi.”
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari “empowerment” nenurut sarjana lain, pada
intinya diartikan sebagai berikut.
“ membentu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan mementukan tindakan
yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 8


kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain
transfer daya dari lingkungan.”
Sementara Shardlow (1998 : 32) mengatakan pada intinya :
“pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupunkomunitas berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka”.

Pengertian menurut para ahli:


1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau
tidak beruntung (Ife, 1995).
2. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui
pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).
3. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas
diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984).
4. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parsons, etal., 1994).
5. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan
lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka perlukan; dan (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan
keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

2.2 PENGERTIAN KESEHATAN

Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan adalah suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 9


upaya penaggulangan, dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan, dan persalinan.

Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara


sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan
mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya, dan orang lain. Definisi yang
bahkan lebih sederhana diajukan oleh Larry Green, dan para koleganya yang menulis bahwa
pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.

Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak
mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan
kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil,
dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung
dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi
juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

Kesehatan Menurut Undang-Undang:

1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara, dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan, dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 10


2.3 DESA SIAGA

Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-istilah lain
bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adapt-
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang
gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana,
kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.

Tujuan dari dibentuknya Desa Siaga adalah:


1) Mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa.
2) Menyiapsiagakan masyarakat untuk menghadapi masalah-masalah yang berhubungan
dengan kesehatan masyarakat.
3) Memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa Siaga dibedakan


menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Semua individu dan keluarga di desa, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup
sehat, serta perduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.
b) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan keluarga atau
dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti
tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda; kader; serta
petugas kesehatan.
c) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-
undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain, seperti Kepala Desa, Camat, para
pejabat terkait, swasta, para donatur, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kriteria

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 11


Sebuah desa telah menjadi Desa Siaga apabila desa tersebut memiliki sekurang-
kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 12


Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. DATA MAHASISWA


1) Sulastri Handayani ( 10011181621202)
2) Safira Zamrudiani ( 10011381621190)
3) Mirti Julianti ( 10011181621207)
4) Revi Harnita ( 10011181621205)
5) Desi Widiasih ( 1001118162
6) Ulfha Utari ( 10011181621199)
7) Deah Agesti Ambarsari ( 10011381621181)
8) Riska Purwanti ( 10011381621167)

3.2. DESKRIPSI/IDENTITAS SINGKAT OBJEK YANG DI OBSEVASI


Desa Sugihwaras Barat adalah desa yang terletak di Jl.Raya Sugihwaras Kecamata
Rambang, Kabupaten Muaraenim, Provinsi Sumatera Selatan. Desa ini berdekatan dengan
desa Pagar Agung, desa Sumber Rahayu, dan desa Sugihwaras Induk, yang berada ditepian
Daerah Aliran Sungai Rambang. Desa Sugihwaras Barat ini merupakan pemekaran dari desa
sugihwaras induk pada tahun 2010 sampai sekarang, yang merupakan salah satu desa siaga di
Kecamatan Rambang. Mayoritas pekerjaan warga desa Sugihwaras Barat adalah petani karet
dengan penghasilan

3.3. PELAKSANAAN/ WAKTU OBSERVASI


Observasi ini kami lakukan dalam 2 hari yaitu hari sabtu dan hari minggu tepatnya
pada tanggal 27-28 januari 2018. Kami melakukan observasi pertama itu hari sabtu pada sore
hari. Kami mendatangi 2 narasumber yaitu kepala desa Sugihwaras Induk dan sekretaris
Sugihwaras Barat (desa siaga). Pada observasi kedua kami mulai dari pagi hari sampe sore
hari. Kami mendatangi kepala desa Sugihwaras Barat (desa siaga), bidan desa di Sugihwaras
Barat(desa siaga) serta mewawancarai beberapa warga disana terkait desa siaga tersebut.

3.4. URAIAN HASIL OBSERVASI/ ANALISISNYA


DESA SIAGA DI DESA SUGIHWARAS
KECAMATAN RAMBANG KABUPATEN MUARA ENIM

Desa Sugih Waras di bagi menjadi 2, yaitu Desa Sugih Waras Induk dan Desa Sugih
Waras Barat. Desa Sugih Waras Barat merupakan pemekaran dari Desa Sugih Waras Induk,
dan disini yang menjadi desa siaga adalah Desa Sugih Waras Barat. Namun dalam hal ini

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 14


kami akan lebih mempaparkan desa sugihwaras induk itu sendiri (non desa siaga). Desa
Sugih Waras ini dipimpin oleh bapak Asmanto yaitu sebagai kepala desa, dengan desa yang
terdiri dari 6 dusun. Mayoritas masyarakat Desa Sugih Waras Induk adalah bekerja sebagai
penyadap karet, masyarakat mulai melakukan aktifitasnya mulai dari pagi hari sampai jam
10.00 WIB.

Ketika ditanyakan tentang perbedaan antara menjadi desa siaga dan non siaga, kepala
desa sugihwaras induk menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikkan antara keduanya,
memang jika memiliki predikat desa siaga mereka disediakan mobil ambulan untuk
memudahkan warganya yang sakit dan ingin dibawa ke rumah sakit, namun di puskesmas
juga sudah tersedia ambulan sehingga masyarakat di desa yang non siaga juga dapat
menggunakan ambulan untuk memudahkan warga yang sakit menuju rumah sakit. Jadi dari
segi fasilitas, pelayanan kesehatan dan sebagainya masih relatif sama. Kegiatan-kegiatan
kesehatan yang ada di desa sugihwaras induk ini juga berjalan baik, seperti bersih-bersih desa
yang diplopori oleh remaja masjid dan karang taruna, senam lansia setiap hari jumat,
pemeriksaan berkala untuk ibu-ibu hamil, serta vogging dan pemberian bubuk abate jika
terjadi kasus DBD yang mulai mengkhawatirkan namun belum berstatus KLB.

Untuk memperjelas tentang desa siaga tersebut dilakukan wawancara kembali mulai
dari kepala desa, sekretaris desa, bidan desa, dan warga di desa sugihwaras barat. Dari
wawancara yang dilakukan kepada Bapak Sampri Husin sebagai sekretaris desa sugihwaras
barat, terlihat jelas komponen-komponen yang ada dalam desa siaga itu.

Desa Sugih Waras Barat adalah desa yang terletak di Kecamatan Rambang,
Kabupaten Muaraenim. Desa Sugih Waras Barat ini di mekarkan pada tahun 2010 sampai
sekarang. Desa ini merupakan salah satu desa siaga yang berada di Kec. Rambang. Desa
siaga sendiri adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.

Terbentuknya desa Sugih Waras Barat ini menjadi desa siaga dikarenakan salah
satunya peran dari bidan desa itu sendiri, yaitu Bidan Ari Asmariati dan seluruh pihak desa.
Komponen program dari desa siaga ini berupa pemeriksaan ibu hamil, senam lansia,
penggunaan jamban, sumur bor serta penganalisaan jentik nyamuk Dbd yaitu dengan
pemberian bubuk Abate.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 15


 Pada pemeriksaan ibu hamilwarga desa sudah memiliki kesadaran sendiri untuk
memeriksa kondisi kehamilannya. Kebanyakan warga sudah menggunakan akses
kesehatan secara baik.
 Senam lansiadilakukan setiap hari jum’at. Senam lansia ini bertujuan untuk
membuat para lansia senantiasa berolaraga yang dapat menyegarkan tubuh dan
menyehatkan tubuh. Kegiatan ini dilakukan secara rutin pada sore hari. Kenapa di
sore hari ? dikarenakan kebanyakan dari warga desa ini adalah petani karet. Pada pagi
hari mereka kekebun dan siangnya mereka dirumah, baik untuk istirahat maupun
mengerjakan pekerjaan rumah. Maka di sorenya mereka baru ada waktu luang.
 Penggunaan jamban dulu warga desa Sugihwaras Barat ini masih buang kotoran di
sungai dekat desa. Tetapi seiring berjalannya waktu semakin banyak diadakan
penyuluhan akan pentingnya jamban yang sehat kesadaran wargapun mulai tumbuh
menjadi lebih baik. Untuk membuat warga sadar itu bukanlah perkara yang mudah
banyak cara dari pihak desa yang melibatkan tokoh penting serta fasilitator kesehatan.
Dari pihak desa mulai menyediakan jamban yang murah yang dapat terjangkau oleh
masyarakat serta ketika ada pembinaan tentang jamban mereka menarik minat
masyarakat untuk ikut berpartisipasi itu dengan pemberian doorprize. Sekarang
kesadaran warga bisa dibilang sudah sekitar 80 %.
 Air bersih  untuk mengahasilkan sumber air bersih sendiri, aparat desa
mengenalkan sumur bor, yang akan digunakan warga untuk keperluan sehari-hari
 Pemberian bubuk abate dari fasilitator yang langsung terjun kerumah-rumah
masyarakat

Selain dari program-program tersebut didesa ini sudah banyak di tempel stiker-stiker
yang berkaitan dengan kesehatan dan pentingnya menjaga kesehatan serta sudah ada
ikatan remaja masjid yang dapat membantu dalam memajukan desa. Kegiatan remaja
masjid ini berupa membantu kegiatan islam seperti hari-hari besar islam serta pengurusan
masjid dan membuat lingkungan masjid senantiasa bersih dan sehat.

Biasanya aparat warga menggunakan teknik-teknik tertentu untuk menyampaikan


pesan baik untuk mengumpulkan warga maupun upaya promotif dan preventif berupa
mengambil kesempatan saat warga desa lagi kumpul-kumpulmya. Misalnya saat ada
hajatan atau sedekahan. Moment ini diambil karena disanalah warga kebanyakan kumpul
di sela kesibukan menjadi petani karet dikebun.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 16


Untuk kendala dalam memberdayakan masyarakat yang lebih baik lagi adalah sebagai
berikut :

1. Sangat sulit menggerakan bapak-bapaknya karena kebanyakan kesadaran mereka sulit


untuk di tumbuhkan
2. Kendala ekonomi dalam dana untuk melakukan pemberdayaan
3. Kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah, jadi pola pikir mereka masih sangat
kecil
4. Terbenturnya dikaret dan tidak bisa menghasilkan pendapatan dibidang lain

Untuk dana yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat itu didapatkan dari dana
desa serta dari dana ibu-ibu disana. Misalnya ibu-ibu pengajian, mereka untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang dapat membantu pemberdayaan itu melakukan kegiatan
betughun(ck) serta mengumpukan beras untuk membeli peralatan.

Selain dari pemberdayaan bidang kesehatan, desa ini juga melakukan pemberdayaan
bidang lain. Misalnya itu kegiatan karang taruna. Desa ini juga pernah melakukan percobaan
untuk membuat warga tidak terlalu bergantung pada kebun karet yang sekarang harga karet
semakin rendah. Diantaranya itu pernah uji coba ke warga untuk menanam ubi beracun.
Tetapi usaha itu akhirnya gagal dikarenakan harganya yang tidak sesuai dengan modal yang
mereka keluarkan. Bahkan banyak dari mereka tidak memanen sama sekali. Di sini mereka
masih menjual ubi beracun itu dalam keadaan mentahnya. Menurut mereka untuk mengolah
ubi beracun itu sangatlah susah dan butuh proses yang lumayan lama. Aparat desa juga
pernah melakukan studi banding ke desa lembak. Dimana di desa lembak itu sudah ada
pemberdayaan masyarkat berupa industri keplang. Untuk menambahkan penghasilan. Setelah
itu tetap gagal, dikarenakan untuk akses dalam penjualan itu susah. Desa mereka yang jauh
dari jalan raya juga menjadi faktor utama kegagalan pemberdayaan itu.

Kemudian disambung dengan wawancara kepada kepala desa sugihwaras barat yaitu
bapak terkait pemberdayaan yang dilakukan di desa siaga tersebut. Mengingat desa
sugihwaras barat adalah desa muda (hasil pemekaran pada tahun 2010) maka untuk fasilitas
kesehatan ataupun fasilitas umum lainnya desa ini masih kurang dan tertinggal dibandingkan
desa sugihwaras induk.

Aparat desa pun pernah melakukan study banding di salah satu desa yang ada pada
pulau jawa terkait pemberdayaan pada masyarakat. Namun dari hasil study banding terlihat

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 17


sulit untuk diterapkan pada desa sugih waras barat, pada pulau jawa masyarakatnya bercocok
tanam atau bertani sedangkan di desa sugihwaras barat kekurangan lahan & mayoritas
berkebun pada kebun karet saja. Sebagian dari masyarakat ada yang menanam cabe dan
sayur-sayuran tetapi hanya untuk dikonsumsi sendiri bukan untuk dijadikan penghasilan
tambahan dengan kondisi banyak pengeluaran dan cicilan.

Segenap perangkat desa tengah mencari solusi pemberdayaan yang dapat membantu
perekonomian masyarakat dan kemajuan desa, beberapa cara yang telah dilakukan adalah:

1. Ternak sapi

Saat ini ternak sapi berjumlah kira-kira 15 ekor. Namun terkendala pada lahan
peternakan, desa sugihwaras memiliki lahan yang terbatas dan kurang mendukung untuk
ternak sapi.

2. Ubi Racun

Masyarakat menanam ubi racun dengan hasil dijual ke pabrik, dari beberapa
masyarakat yang menanam ubi racun banyak yang mengalami kerugian. Hasil penjualan
ubi racun tidak menutupi pengeluaran (besar pasak daripada tiang). Usaha dari
penanaman, pemupukan & perawatan tidak membuahkan hasil. Sedangkan ubi racun
cukup sulit & rumit dalam pengelolaannya menjadi keripik atau makanan lainnya,
masyarakat kewalahan jika harus mengolahnya sendiri untuk dijual sebagai makanan
siap santap disamping pemasaran yang kurang karena berada di desa yang jauh dari jalan
utama.

3. Bibit jagung

Dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat pernah mendapatkan bibit


jagung, sebagian besar masyarakat yang menanam jangung juga megalami kegagalan
yang dikarenakan tanah pada desa sugihwaras barat tidak mendukung untuk perkebunan
seperti jagung.

Pemberdayaan pada bidang kesehatan juga dilakukan oleh segenap perangkat desa
sugihwaras, seperti pemeriksaan jemantik yang dilaporankan tiap bulan, pembagian bubuk
ABATE, jual WC murah untuk memenuhi kebutuhan jamban masyarakat, dan tindakan
lainnya jika timbul penyakit seperti DBD & malaria di desa sugihwaras barat.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 18


Hasil observasi ini juga dilanjutkan dengan keterangan bidan Ari asminati (salah satu
pelopor berdirinya desa siaga) yang saat itu juga di wawancarai mengenai desa siaga tersebut.
Beliau menyatakan bahwa untuk sekarang desa siaga yang terdapat di desa sugih waras barat
ini masih berjalan dengan aktif.

Akan tetapi masalah utama yang di hadapi dalam berdirinya desa siaga adalah kendala
dalam pengumpulan masyarakat. Kalau pun ada itupun kebanyakan hanya perangkat desa,
Hal ini di karenakan masih banyak masyarakat yang berfikir tidak ada hasil yang di dapat
dari mengikuti kegiatan itu. Kecuali jika mereka mendapatkan sesuatu setelah mengikuti
penyuluhan yang di adakan pegawai kesehatan desa setempat seperti “ mendapat hadiah”.
Jadi langkah yang di ambil adalah jika ada hajatan atau pengajian di rumah salah satu warga
maka perangkat desa juga pegawai kesehatan melakukan penyuluhan, walaupun waktunya di
batasi. Tetapi dengan cara itu kemudian masyarakat mulai menyadari pentingnya hidup sehat.

Sekarang program yang masih sangat aktif berjalan di desa itu adalah posyandu
lansia, posyandu balita, pemeriksaan jentik nyamuk ( Jematik ). Saat ini banyak kemajuan
yang sudah di dapat seperti masyarakat yang tidak menggunakan dukun lagi waktu
persalinan. Dan jika sakit langsung datang ke petugas kesehatan karena sudah banyak juga
masyarakat yang memiliki kartu BPJS. Bicara soal penyakit bidan Ira menjelaskan penyakit
yang paling banyak di derita waktu sekarang untuk anak-anak “ISPA” dan lansia “Rematik
dan Hipertensi”.

Dalam hal dana desa siaga di desa sugih waras barat tidak ada bantuan dari
pemerintah, mereka mendapatkannya dari puskesmas dan masyarakat. Seperti 1 warga
menyumbang beras kemudian jika sudah banyak beras itu di jual untuk membeli peralatan
yang di butuhkan, Contohnya saja soundsystem.

Pasti dalam setiap kegiatan ada waktu di mana masyarakat merasa bosan, maka hal
yang di lakukan petugas kesehatan adalah memberi “ Hadiah “, jika ada penyuluhan. Dengan
cara itu di harapkan masyarakat yang datang dapat memberi tahu ke masyarakat lain dan
dapat memicu masyarakat yang tidak datang agar mereka datang lagi, jika ada kegiatan yang
di adakan petugas kesehatan.

Keterangan-keterangan hasil wawancara tersebut juga didukung dengan kegiatan


kami terjun langsung ke masyarakat. Kami melakukan wawancara kepada beberapa lansia
yang berada di desa tersebut, mereka membenarkan adanya kegiatan khusus lansia yaitu

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 19


posyandu dan senam lansia yang dilakukan satu bulan sekali, mereka banyak mendapat
manfaat dari kegiatan itu salah satunya kesehatan yang semakin baik. Mereka bahkan
mempunyai baju khusus untuk perkumpulan lansia tersebut. Dalam hal ini juga sama dengan
ibu hamil yang membenarkan adanya program rutin posyandu dan kunjungan ibu hamil
setiap satu bulan sekali. Kesadaran mereka untuk melakukan kegiatan tersebut juga sudah
baik, bahkan mereka sangat antusias dalam mengikutinya karena pengetahuan mereka yang
didapat dari penyuluhan baik dari pihak puskesmas maupun pemerintah desa yang biasa
dilakukan saat ada hajatan ataupun pengajian di salah satu rumah warga.

Dari rangkuman wawancara diatas disimpulkan untuk desa Sugihwaras ini dalam
pemberdayaan bidang kesehatan sudah cukup baik didukung partisipasi masyarakat yang
lumayan tinggi. Walaupun dalam kegiatan penyuluhan terdapat kendala dalam pengumpulan
masyarakat, namun pemerintah mencari cara lain agar dapat memberi pengetahuan kepada
masyarakat yaitu pada saat ada hajatan atau pengajian di masyarakat. Dalam hal
pemberdayaan bidang lain tidak bisa berjalan dengan baik dikarenakan akses serta
infrastruktur yang tidak memungkinkan. Untuk partisipasi masyarakat di sini sudah bagus
dan kompak. Meskipun sebagian dari bapak-bapaknya itu masih sudah di berdayakan.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 20


TABEL 1.1. TELAAH PROGRAM DESA SIAGA DI DESA SUGIH WARAS

Program : Desa Siaga

Input Proses Output


 Man : bidan desa, perangkat desa dan  Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan ibu  Short : Peningkatan pengetahuan
seluruh warga desa Sugihwaras Barat
hamil  dilakukan setiap 1 x bulan. warga terkait program yang ada
 Money : Dana dari desa, puskesmas  Pelaksanaan kegiatan senam lansia didesa siaga
dan kegiatan betughun (ck) ibu-ibu
dilakukan setiap hari jum’at.  Medium :
desa
Kegiatan ini dilakukan secara rutin 1) Peningkatan kesadaran warga
 Material :
pada sore hari. Pada pagi hari mereka untuk menjaga kesehatan dan
1. Peralatan senam lansia
2. Sarana dan prasarana kekebun dan siangnya mereka pola hidup sehat
pemeriksaan ibu hamil
dirumah, baik untuk istirahat maupun 2) Peningkatan kesadaran
3. Bubuk abate untuk kegiatan
pemberian bubuk abate mengerjakan pekerjaan rumah. Maka masyarakat untuk
4. Alat vogging
di sorenya mereka baru ada waktu menggunakan jamban sehat
luang. dan air bersih
 Penyuluhan pentingnya penggunaan 3) Peningkatan kesadaran lansia
jamban dulu warga desa untuk senantiasa berolaraga
Sugihwaras Barat ini masih buang secara rutin
kotoran di sungai dekat desa. Tetapi 4) Peningkatan kesadaran ibu
seiring berjalannya waktu semakin hamil untuk memeriksakan
banyak diadakan penyuluhan akan kehamilannya secara rutin

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 21


pentingnya jamban yang sehat  Long :
kesadaran wargapun mulai tumbuh 1) Menurunya angka penyakit
menjadi lebih baik. waktu lansia
 Penyuluhan tentang pentingnya air 2) Menurunnya angka kematian
bersih  untuk menghasilkan sumber ibu(AKI) dan angka
air bersih sendiri, aparat desa kematian bayi (AKB)
mengenalkan sumur bor, yang akan 3) Masyarakat lebih mandiri akan
digunakan warga untuk keperluan hidup sehat dan bersih
sehari-hari
 Pemberian bubuk abate  dari
fasilitator yang langsung terjun
kerumah-rumah masyarakat

Tabel 1. Telaah Program Desa Siaga Di Desa Sugih Waras

Faktor eksternal

 Sangat sulit menggerakan bapak-bapaknya karena kebanyakan kesadaran mereka sulit untuk di tumbuhkan
 Kendala ekonomi dalam dana untuk melakukan pemberdayaan
 Kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah, jadi pola pikir mereka masih sangat kecil
 Terbenturnya dikaret dan tidak bisa menghasilkan pendapatan dibidang lain

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 22


3.5. TABEL 1.2. RANCANGAN PROGRAM PM USULAN

Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur

Program Peningkatan Seluruh warga desa Balai desa Fasilitator 1x 3 Rp. Edukasi Proses :
edukasi dan pengetahuan Sugih Waras Barat Sugihwaras (petugas bulan 500.000,00 dan  Edukasi dan
penyuluhan keluarga tentang (khususnya Barat kesehatan yang dimulai penyuluhan penyuluhan
secara berkala hipertensi dan penderita hipertensi) berkompeten bulan mengenai
kepada warga bagaimana dibidangnya) mei 2018 hipertensi.
mengenai mencegah serta dan bidan desa Hasil :
hipertensi dan menanggulangi  Penderita
dampak yang penyakit hipertensi hipertensi
dapat sadar dan mau
ditimbulkan berobat secara
bila warga teratur
penderita  Terdatanya
hipertensi tidak semua
berobat secara penderita
teratur serta hipertensi
penyampaian sehingga
materi mendapatkan
penyuluhan pengobatan
hipertensi lebih lanjut
melalui video

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 23


BAB IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


4.1. SIMPULAN
Desa Sugih Waras di bagi menjadi 2, yaitu Desa Sugih Waras Induk dan Sugih Waras
Barat. Desa Sugih Waras Barat merupakan pemekaran dari desa sugihwaras induk, dan
disini yang menjadi desa siaga adalah desa sugihwaras barat. Terbentuknya desa
Sugihwaras Barat ini menjadi desa siaga dikarenakan salah satunya peran dari bidan desa
itu sendiri, yaitu Bidan Hary Asmariati dan seluruh pihak desa.

Komponen program dari desa siaga ini berupa pemeriksaan ibu hamil, senam lansia,
penggunaan jamban, sumur bor serta penganalisaan jentik nyamuk Aedes Aegypty yaitu
dengan pemberian bubuk Abate. Untuk kendala dalam memberdayakan masyarakat yang
lebih baik lagi adalah sebagai berikut : Sangat sulit menggerakan bapak-bapaknya karena
kebanyakan kesadaran mereka sulit untuk di tumbuhkan, kendala ekonomi dalam dana
untuk melakukan pemberdayaan, kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah, jadi
pola pikir mereka masih sangat kecil, terbenturnya dikaret dan tidak bisa menghasilkan
pendapatan dibidang lain.

1.2. REKOMENDASI/TINDAK LANJUT


Harapan kami agar program penyululuhan hipertensi di Desa Sugih Waras Barat
ini mendapatkan perhatian dan dukungan dari perangkat desa setempat serta dapat berjalan
berkelanjutan. ,kemudian masyarakat dapat menerapkan perilaku yang telah di ajarkan
dalam penyuluhan walaupun tanpa di awasi secara langsung.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 24


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 200 6. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes. Jakarta:
Depkes RI.

Depkes RI. 2002. Pendekatan Kmasyarakatan. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.

Dr.Frans Salesman SE., M.Kes. dalam Program Desa Siaga di Kabupaten Manggarai di akses
pada 13 Februari 2018 melalui http://p3b.bappenas.go.id/loknas_ruteng/docs/materi/12-
Desa%20Siaga%20%28Manggarai%29.pdf

Dr. Sri Astuti Suparmato., M.Sc. Ph. Dirjen Bina Kesmas Depkes RI. Pengembangan Desa
Siaga dan Pos Kesehatan Desa diakses pada tanggal 13 Februari 2018 melalui
http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200609281012-
MATERI%20DESA%20&%20POSKESDES.pdf

Laksana, Nuring Septyasa. 2013. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa dalam


Program Desa Siaga di Desa Bandung Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Kebijakan dan Manajemen
Publik. Vol. 1. No. 1: 60-61

Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian & Pengambangan Masyarakat : Model & Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora

Muluk, Khairul. 2007. Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah. Malang :
Lembaga Penerbitan dan Dokumentasi FIA-Unibraw.

Ndraha, Riant. 2008. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Suriana, 2009. Analisis keberlanjutan pengelolaan sumber daya laut gugus pulau kaledupa
berbasis partisipasi masyarakat. Thesis Program Magister Ekonomi dan
Manajemen. Bogor: Institut Pertanian Bogor

http://carabuatresep.blogspot.co.id/2017/05/cara-membuat-keripik-kulit-singkong.html?m=1

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 25


LAMPIRAN

Gambar 1. Bapak Asmanto (Kepala Desa Sughiwaras Induk)

Gambar 2. Bapak Sampri Husin (Sekretaris Desa Sugihwaras Barat)

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 26


Gambar 3. Bapak Alohan Sitompul (Kepala Desa Sugih Waras Barat)

Gambar 4. Foto Bersama Bapak (Kepala Desa Sughi Waras Barat)

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 27


Gambar 5. Bidan Ari Asminarti

Gambar 6. Produk Yang Biasa Di Produksi Oleh Warga Sughiwaras Barat

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 28


Gambar 7. Foto Di Depan Plank Desa Siaga Sugih Waras Barat

Gambar 8. Foto Bersama Bapak Asmanto (Kepala Desa Sughiwaras Induk)

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 29


Gambar 9. Puskesmas Sayang Ibu di Desa Sugih Waras

Gambar 10. Ambulan di Puskesmas Sugih Waras

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 30


Gambar 11. Warga Desa Sugih Waras Barat

Gambar 12. Kegiatan syukuran Oleh Warga Desa Pagar Agung

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 31


TRANSKIP HASIL OBSERVASI
1. NARASUMBER SEKDES SUGIHWARAS BARAT

penanya : bagaimana sih pak terbentuknya desa ini menjadi desa siaga seperti
sekarang ini

sekdes : pembentukan desa siaga ini, kami perangkat desa bekerjasama


dengan bidan desa namanya bidan ari asmariati

penanya : oh iya pak, untuk kegiatan dari desa siaga itu apa saja pak ?

sekdes : banyak dek, dari pemeriksaan ibu hamilnya, senam lansia,


penganalisaan jentik nyamuk, sama pemberian serbuk abate. terus
kami disini juga ada program penjualan wc murah supaya warga itu
tidak MCK disungai lagi.

penanya : untuk waktu kegiatannya gimana pak ?

sekdes : nah untuk senam lansia itu dek, diadakan setiap hari jum'at. untuk
pemberian serbuk abate biasanya itu dari pihak puskesmas langsung
datang kerumah warga.

penanya : hmm, untuk pemberian bubuk abate itu berapa kali sistem
pemberiannya itu pak ? apakah tidak dilakukan vogging di desa ini ya
pak ?

sekdes : oh iya, kalau pemberian serbuk abate itu kami memberinya secara
gratis setiap bulan dek itu memang program dari puskesmas disini
dek. tapi kalau vogging itu kami lakukan misal ada kasus DBD.
misalnya nih ada warga yang sakit terus dirujuk kerumah sakit, nah
dari rumah sakit itu kemudian ngasih surat pemberitahuan kalau ada
kasus DBD di desa itu. baru kami melakukan vogging, vogging itu
tidak hanya dilakukan didesa ini tetapi di desa terdekat juga seperti
desa sugihwaras induk.

penanya : oh jadi seperti itu ya pak. terus ee untuk kesadaran masyarakat


dalam penggunaan jambannya gimana pak ? kan susah tuh pak untuk
mengubah kebiasaan masyarakat. apa ada teknik tertentu atau gimana

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 32


pak ?

sekdes : hmm kalo masalah kesadarannya itu alhamdulillah sudah 80% warga
sudah menggunakan jamban. kalo tekniknya itu kami biasanya
memanfaatkan acara-acara sedekahan kan disana ada acara sambutan
perangkat desanya, nah disitulah kami sempatkan untuk menjelaskan
ke msayarakat soalnya kalau mau dikumpulkan susah dek, apalagi
bapak-bapaknya. kalau ibu-ibunya sudah ada kesadaran tersendiri
untuk kumpul, biar apresiasi warga lebih tinggi, kami dukung dengan
penyediaan doorprize jadi ibu-ibunya itu semangat buat datang.

penanya : sudah bagus jadi ya pak untuk kesadaran penggunaan jambannya.


terus untuk senam lansia itu sendiri gimana pak ? atau sama saja cukup
mudah dikumpulinnya gitu?

sekdes : nah lansianya itu bagus juga dek, malah semangatnya lebih tinggi
dari yang lebih muda. terus juga mereka itu bahkan ada seragam
tersendiri, jadi kalau pas kegiatan senam lansia itu mereka kompak
pakai baju seragamnya.

penanya : wahh apresiasinya tinggi ya pak meskipun sudah lansia hehe. untuk
sarana dan prasarananya itu pemerintah yang menyediakan atau gimana
pak? pasti kan banyak tuh yang perlu disiapkan terutama kegiatan
senam lansia itu.

sekdes : untuk sarana dan prasarana pertama itu disediakan oleh desa dek, nah
untuk melengkapinya atau memperbaharuinya itu ada kegiatan yang
namanya betughun.

penanya : oh betughun itu seperti apa pak ?

sekdes : ya betughun itu sistemnya masyarakat mengumpulkan bahan untuk


dijual. misal nih tiap rumah mengumpulkan beras secanting, nanti
setelah semuanya dikumpulkan beras itu dijual, kan menghasilkan uang
tuh, nah dari uang itulah kemudian mereka memberi barang-barang
yang kurang.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 33


2. NARASUMBER KEPALA DESA SUGIHWARAS BARAT ( Bpk Alohan
Situmpul)

Kepala Desa : kito pernah ngadoi study banding ke jawo terkaet pemberdayaan
masyarakat. Kalau nak di bandingkan dengan kito ni jauh nian. Untuk
palawijanyo mereka gampang, sedangkan dikito ni susah kan? Waktu
itu ado di study banding tu ternak sapi, di kito kan ado sapi, la ado
berapo, 15 atau berapo untuk saat ini. Untuk dikembangkan cak
mereka ni jauh, olehnyo mereka ado ladang, di kito ni katek ladang
katek lahan untuk khusus ternak sapi. Ado berapo puluh ha meka ni
untuk ternak sapi, jadi men cak rumput tu banyak.

Mahasiswa : disini tu ado pak wong yang nanem ubi kan di pingir-pingir jalan itu
kami liat, na cak mano pak untuk ubi itu?

Kepala Desa : iyo, ado masyarakat nanem ubi racun. Sebagian dari mereka banyak
rugi, hargo ubi murah. Biaya yang dikeluarke untuk beli bibit,
ngerawatnyo, panen, itu dak sesuai. Hasilnyo dak nutupi segalonyo
apolagi nak untung, susah nian.

Mahasiswa : ubi racun itu dijual kemano pak, ke pasar atau di tetanggo-tetanggo
terdekat?

Kepala Desa : pabrik, jadi kito bayar uong buat panen, bayar mobil untuk
pendistribusian ke pabrik di lampung, cak pabrik keripik itu lah.
Banyak yang sampe dak panen, dibiarke bae ubi itu.

Mahasiswa : ado dak Pak masyarakat yang biso ngolah ubi racun jadi makanan
atau apo cak itu?

Kepala Desa : sampe sekarang dak ado masyarakat yang ngolah ubi racun, karno
ubi racun ni sulit diolah. Ado nak direndem air garam dulu, banyak
prosesnyo & dak semuo masyarakat biso ngolah ubi racun itu.

Mahasiswa : kalau selain ubi racun apo lagi pak yang ditanem warga sini?

Kepala Desa : katek

Mahasiawa : sayuran Pak misalnyo?

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 34


Kepala Desa : ado. Cabe, kangkung, kacang, yo sayuran sehari-hari.

Mahasiswa : itu dijual apo di konsumsi dewek pak?

Kepala Desa : untuk sayuran rumah, di masak dewek, idak di jual. Pernah
masyarakat dapet bibit jagung, jadi mereka nyubo nanem
jagung. Sebagian besar dari warga yang nanem jaung tadi
banyak yang dak jadi.

Mahasiswa : maksudnyo dak jadi tadi rugi apo cak mano pak?

Kepala Desa : dak jadi, ado yang mati, kerdir, yo idak menghasilkan. Karno
memang itu tadi, tanah desa sini tu dak cocok kalau untuk
pertanian cak jagung itu contohnyo.

Mahasiswa : kalau untuk pemberdayaan di bidang kesehatan itu ado jemantik


pak yo?

Kepala Desa : iyo. Ado jemantik untuk meriksa jentik-jentik nyamuk. Kalau
ado laporan dari rumah sakit di desa sugih waras barat ini ado
kejadian DBD langsung kito tindak lanjuti. Cak penyemprotan,
pembagian bubuk abate,

Mahasiswa : kalau selain itu pak?

Kepala Desa : ado program jual kolset wc murah, biar masyarakat tu terpenuhi
kebutuhan jambannyo. Karno sebagian masyarakat di sini belum
ado jamban pribadi untuk buang air besar.

Mahasiswa : dampaknyo itu cak mno pak ke masyarat program jual wc dengan
hargo murah tadi?

Kepala Desa : alhamdulillah dampaknyo bagus, banyak yang buang air besar tadi
pakai jamban sehat. Tapi memang ado sebagian uong yang susah di
rubah pola pikirnyo. Ado yang bilang “biar murah masih tulah nak
bayar, dak usah lah” kan.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 35


3. NARASUMBER BIDAN DESA SUGIHWARAS BARAT (Ari Asminati)

Penanya : yuk, desa siaga yang disini gimana yuk aktif tidak ya?

Bidan : iya dek masih aktif

Penanya : oh, kalau masalah utama yang dihadapi dalam berdirinya desa siaga
ini kira-kira apa ya yuk?

Bidan : ya kalau kendalanya itu biasanya dalam pengumpulan


masyarakatnya yang susah. Kalaupun ada ya paling Cuma perangkat
desa saja dek. Soalnya masyarakat disini masih berfikir kalau tidak
ada hadiah-hadiah gitu tidak mau datang untuk berpartisipasi.

Penanya : jadi, langkah yang seperti apa yuk supaya masyarakat itu mau
berpartisipasi yuk?

Bidan : langkah yang kami ambil itu melalui penyampaian informasi


disalah satu rumah warga yang sedang hajatan. Kan ada sambutan
dari perangkat desa nah disanolah mereka menyampaikan
informasinya walaupun waktu yang diberikan itu singkat dek.

Penanya : terus langkah itu emang efektif ya yuk untuk warga disini?

Bidan : Yaa, efektif nggak efektif dek, soalnya cuman disana masyarakat
bisa dikumpulin. Jadi informasinya itu dapet gitu

Penanya : oh, untuk sekarang program apa saja yang masih aktif dilakukan
didesa siaga ini ya yuk?

Bidan : programnya itu kalau yang masih aktif seperti posyandu ibu hamil,
senam lansia, imunisasi sama pemeriksaan rutin jentik jamuk dek

Penanya : dari desa siaga ini ada nggak yuk kemajuan yang dialami
masyarakatnya?

Bidan : ya ada dek, contohnya aja masyarakat disini tidak ada lagi
menggunakan dukun beranak saat bersalin terus kalau sakit
masyarakat langsung datang ke polindes, puskesmas dan rumah sakit.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 36


Penanya : kalau untuk penyakit yang sering dialami oleh warga disini penyakit
apa ya yuk?

Bidan : banyak dek, tapi yang sering itu biasanya hipertensi yang lebih
banyak, ispa juga lumayan dek. Yang lainnya lebih ke penyakit
infeksi biasa

Penanya : jadi yang sekarang perlu diperhatikan itu ke penyakit hipertensi ya


yuk?

Bidan : iya dek begitulah.

4. NARASUMBER WARGA DESA SUGIHWARAS BARAT (Nenek Rosiba)

Mahasiswa : nek, umur nenek berapo?

Nenek : nenek 68 tahun

Mahasiswa : ado dak nek kegiatan untuk usia lanjut cak olahraga misalnyo?

Nenek : kalau kegiataan untuk lansia cak nenek ini ado senam,
posyandu. sebulan sekali nenek senam bareng-bareng.

Mahasiswa : seru dak nek senam bareng-bareng?

Nenek : lemak, kito kumpul-kumpul. Badan jugo sehat olahraga

Mahasiswa : berarti ado pengaruhnyo yo nek ke kesehatan?

Nenek : yo lemak di badan tu, sehat kalau galak olah raga samo makan

Mahasiswa : berarti nenek melok senam itu sebulan sekali

Nenek : iyo, sebulan sekali senam makai baju seragam samo-samo.

Transkip Wawancara Ibu Hamil

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 37


(Eliana, 30 tahun)

Mahasiswa : yuk, disini cak mano ye program-program kalau untuk ibu-ibu hamil?

Ibu Eliana : yo posyandu tulah, ado jugo kunjungan untuk ibu hamil sebulan
sekali.

Mahasiswa : ibu-ibu hamildi sugih waras barat ini galak melok kegiatan-kegiatan
itu yo yuk?

Ibu Eliana : iyolah, banyak yang melok. Rato-rato wong disini melok tulah kalau
ado kegiatan. Ibu-ibunyo rajin

Mahasiswa : berarti kesadaran bumil disni tinggi yo

Ibu Eliana : iyo cak itu, ado kalau kesadaran tu. Apolagi kan untuk kesehatan kito
dewek, keselamatan bayi, kalau kito nak nglaherkan itu kan jugo bermanfaat.

Mahasiswa : iyo nian apo yuk perangkat desa tu galak ngumumkan program-
program di tempat wong hajatan?

Ibu Elina: iyo, kalau di sugih waras barat ni ado waktu khusus untuk nyampaikan
pengumuman di acara hajatan.

Mahasiswa : apo bae yuk yang diumumkan?

Ibu Elina : ngumumkan kegiatan-kegiatan sering. Yo ngajak kito melok


kegiatan, ngasih arahan lah.

Pengorganisasian dan Pemberdayaan Masyarakat Page 38

Anda mungkin juga menyukai