DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................................. 2
DAFTAR TABEL................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 4
1.2 FOKUS PROGRAM ............................................................................................................... 6
1.3 TUJUAN ................................................................................................................................. 7
1.4 MANFAAT ............................................................................................................................. 7
BAB II..................................................................................................................................................... 8
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 8
2.1 PENGERTIAN PEMBERDAYAAN ........................................................................................... 8
2.2 PENGERTIAN KESEHATAN..................................................................................................... 9
2.3 DESA SIAGA ............................................................................................................................. 11
BAB III ................................................................................................................................................. 14
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................................. 14
3.1. DATA MAHASISWA ............................................................................................................... 14
3.2. DESKRIPSI/IDENTITAS SINGKAT OBJEK YANG DI OBSEVASI ................................... 14
3.3. PELAKSANAAN/ WAKTU OBSERVASI .............................................................................. 14
3.4. URAIAN HASIL OBSERVASI/ ANALISISNYA ................................................................... 14
3.5. RANCANGAN PROGRAM PM USULAN ............................................................................. 23
BAB IV ................................................................................................................................................. 24
SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................................. 24
4.1. SIMPULAN ............................................................................................................................... 24
1.2. REKOMENDASI/TINDAK LANJUT ................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 25
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 26
Gambar 6. Produk yang Biasa di Produksi oleh Warga Sugih Waras Barat............................26
Gambar 8. Foto Bersama Bapak Asmanto (Kepala Desa Sugih Waras Induk).......................27
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, perdaya artinya
memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau
mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai
terjemahan dari empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary
mengandung dua pengertian :
a. To give ability or enable to, yang diterjemagkan sebagai member
kecakapan/kemampuan atau memungkinkan
b. Togive power of authority to, yang berarti member kekuasaan.
Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah
baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa factor manusia
memegang peran penting dalam pembangunan.
Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono (1998 :46)
mengemukakan bahwa yang dimaksuh dengan pemberdayaan adalah sebagi berikut :
“membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang kebebasan untuk
bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakantidakanya.”
Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12)
mendevinisikan pemberdayaan sebagai berikut
“ upaya member keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab
perorangan guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi.”
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari “empowerment” nenurut sarjana lain,
pada intinya diartikan sebagai berikut.
“ membentu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan mementukan tindakan
yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki,
antara lain transfer daya dari lingkungan.”
Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan
langkah-langkah pendekatan edukatif. Yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Untuk menuju Desa Siaga perlu dikaji berbagai kegiatan bersumberdaya
masyarakat yang ada dewasa ini seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dana
Sahat, Siap-Antar-Jaga, dan lain-lain sebagai embrio atau titik awal
pengembangan menuju Desa Siaga. Dengan demikian, mengubah desa menjadi
1.3 TUJUAN
1) Untuk mengetahui latar belakang desa Sugihwaras Barat menjadi desa siaga
2) Untuk mengetahui apa saja program yang ada di desa Sugihwaras Barat(desa siaga)
itu
3) Untuk mengetahui keberhasilan dari program yang ada
4) Untuk mengetahui hambatan/kendala dalam menjalankan program di desa siaga
tersebut
5) Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program
yang ada
1.4 MANFAAT
1) Mengetahui latar belakang desa Sugihwaras Barat menjadi desa siaga
2) Mengetahui apa saja program yang ada di desa Sugihwaras Barat(desa siaga) itu
3) Mengetahui keberhasilan dari program yang ada
4) Mengetahui hambatan/kendala dalam menjalankan program di desa siaga tersebut
5) Mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program yang ada
KAJIAN PUSTAKA
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber- yang menjadi kata
“berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, perdaya artinya
memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau
mempunyai daya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia
merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai
terjemahan dari empowerment menurut Merrian Webster dalam Oxford English Dicteonary
mengandung dua pengertian :
c. To give ability or enable to, yang diterjemagkan sebagai member
kecakapan/kemampuan atau memungkinkan
d. Togive power of authority to, yang berarti member kekuasaan.
Dalam konteks pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah
baru melainkan sudah sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa factor manusia
memegang peran penting dalam pembangunan.
Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono (1998 :46)
mengemukakan bahwa yang dimaksuh dengan pemberdayaan adalah sebagi berikut :
“membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan member orang kebebasan untuk
bertanggung jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakantidakanya.”
Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12)
mendevinisikan pemberdayaan sebagai berikut
“ upaya member keberanian dan kesempatan pada individu untuk mengambil tanggung jawab
perorangan guna meningkatkan dan memberikan kontribusi pada tujuan organisasi.”
Pemberdayaan sebagai terjemahan dari “empowerment” nenurut sarjana lain, pada
intinya diartikan sebagai berikut.
“ membentu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan mementukan tindakan
yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan social dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
Menurut WHO (World Health Organization) Kesehatan adalah suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak
mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan
kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan masyarakat yang dianggap
'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil,
dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung
dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi
juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara, dan meningkatkan kesehatan
yang dilakukan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan, dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti Kelurahan atau negeri atau istilah-istilah lain
bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adapt-
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk
mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang
gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, kejadian bencana,
kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong-royong.
Desa Sugih Waras di bagi menjadi 2, yaitu Desa Sugih Waras Induk dan Desa Sugih
Waras Barat. Desa Sugih Waras Barat merupakan pemekaran dari Desa Sugih Waras Induk,
dan disini yang menjadi desa siaga adalah Desa Sugih Waras Barat. Namun dalam hal ini
Ketika ditanyakan tentang perbedaan antara menjadi desa siaga dan non siaga, kepala
desa sugihwaras induk menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikkan antara keduanya,
memang jika memiliki predikat desa siaga mereka disediakan mobil ambulan untuk
memudahkan warganya yang sakit dan ingin dibawa ke rumah sakit, namun di puskesmas
juga sudah tersedia ambulan sehingga masyarakat di desa yang non siaga juga dapat
menggunakan ambulan untuk memudahkan warga yang sakit menuju rumah sakit. Jadi dari
segi fasilitas, pelayanan kesehatan dan sebagainya masih relatif sama. Kegiatan-kegiatan
kesehatan yang ada di desa sugihwaras induk ini juga berjalan baik, seperti bersih-bersih desa
yang diplopori oleh remaja masjid dan karang taruna, senam lansia setiap hari jumat,
pemeriksaan berkala untuk ibu-ibu hamil, serta vogging dan pemberian bubuk abate jika
terjadi kasus DBD yang mulai mengkhawatirkan namun belum berstatus KLB.
Untuk memperjelas tentang desa siaga tersebut dilakukan wawancara kembali mulai
dari kepala desa, sekretaris desa, bidan desa, dan warga di desa sugihwaras barat. Dari
wawancara yang dilakukan kepada Bapak Sampri Husin sebagai sekretaris desa sugihwaras
barat, terlihat jelas komponen-komponen yang ada dalam desa siaga itu.
Desa Sugih Waras Barat adalah desa yang terletak di Kecamatan Rambang,
Kabupaten Muaraenim. Desa Sugih Waras Barat ini di mekarkan pada tahun 2010 sampai
sekarang. Desa ini merupakan salah satu desa siaga yang berada di Kec. Rambang. Desa
siaga sendiri adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah
kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Terbentuknya desa Sugih Waras Barat ini menjadi desa siaga dikarenakan salah
satunya peran dari bidan desa itu sendiri, yaitu Bidan Ari Asmariati dan seluruh pihak desa.
Komponen program dari desa siaga ini berupa pemeriksaan ibu hamil, senam lansia,
penggunaan jamban, sumur bor serta penganalisaan jentik nyamuk Dbd yaitu dengan
pemberian bubuk Abate.
Selain dari program-program tersebut didesa ini sudah banyak di tempel stiker-stiker
yang berkaitan dengan kesehatan dan pentingnya menjaga kesehatan serta sudah ada
ikatan remaja masjid yang dapat membantu dalam memajukan desa. Kegiatan remaja
masjid ini berupa membantu kegiatan islam seperti hari-hari besar islam serta pengurusan
masjid dan membuat lingkungan masjid senantiasa bersih dan sehat.
Untuk dana yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat itu didapatkan dari dana
desa serta dari dana ibu-ibu disana. Misalnya ibu-ibu pengajian, mereka untuk menyediakan
sarana dan prasarana yang dapat membantu pemberdayaan itu melakukan kegiatan
betughun(ck) serta mengumpukan beras untuk membeli peralatan.
Selain dari pemberdayaan bidang kesehatan, desa ini juga melakukan pemberdayaan
bidang lain. Misalnya itu kegiatan karang taruna. Desa ini juga pernah melakukan percobaan
untuk membuat warga tidak terlalu bergantung pada kebun karet yang sekarang harga karet
semakin rendah. Diantaranya itu pernah uji coba ke warga untuk menanam ubi beracun.
Tetapi usaha itu akhirnya gagal dikarenakan harganya yang tidak sesuai dengan modal yang
mereka keluarkan. Bahkan banyak dari mereka tidak memanen sama sekali. Di sini mereka
masih menjual ubi beracun itu dalam keadaan mentahnya. Menurut mereka untuk mengolah
ubi beracun itu sangatlah susah dan butuh proses yang lumayan lama. Aparat desa juga
pernah melakukan studi banding ke desa lembak. Dimana di desa lembak itu sudah ada
pemberdayaan masyarkat berupa industri keplang. Untuk menambahkan penghasilan. Setelah
itu tetap gagal, dikarenakan untuk akses dalam penjualan itu susah. Desa mereka yang jauh
dari jalan raya juga menjadi faktor utama kegagalan pemberdayaan itu.
Kemudian disambung dengan wawancara kepada kepala desa sugihwaras barat yaitu
bapak terkait pemberdayaan yang dilakukan di desa siaga tersebut. Mengingat desa
sugihwaras barat adalah desa muda (hasil pemekaran pada tahun 2010) maka untuk fasilitas
kesehatan ataupun fasilitas umum lainnya desa ini masih kurang dan tertinggal dibandingkan
desa sugihwaras induk.
Aparat desa pun pernah melakukan study banding di salah satu desa yang ada pada
pulau jawa terkait pemberdayaan pada masyarakat. Namun dari hasil study banding terlihat
Segenap perangkat desa tengah mencari solusi pemberdayaan yang dapat membantu
perekonomian masyarakat dan kemajuan desa, beberapa cara yang telah dilakukan adalah:
1. Ternak sapi
Saat ini ternak sapi berjumlah kira-kira 15 ekor. Namun terkendala pada lahan
peternakan, desa sugihwaras memiliki lahan yang terbatas dan kurang mendukung untuk
ternak sapi.
2. Ubi Racun
Masyarakat menanam ubi racun dengan hasil dijual ke pabrik, dari beberapa
masyarakat yang menanam ubi racun banyak yang mengalami kerugian. Hasil penjualan
ubi racun tidak menutupi pengeluaran (besar pasak daripada tiang). Usaha dari
penanaman, pemupukan & perawatan tidak membuahkan hasil. Sedangkan ubi racun
cukup sulit & rumit dalam pengelolaannya menjadi keripik atau makanan lainnya,
masyarakat kewalahan jika harus mengolahnya sendiri untuk dijual sebagai makanan
siap santap disamping pemasaran yang kurang karena berada di desa yang jauh dari jalan
utama.
3. Bibit jagung
Pemberdayaan pada bidang kesehatan juga dilakukan oleh segenap perangkat desa
sugihwaras, seperti pemeriksaan jemantik yang dilaporankan tiap bulan, pembagian bubuk
ABATE, jual WC murah untuk memenuhi kebutuhan jamban masyarakat, dan tindakan
lainnya jika timbul penyakit seperti DBD & malaria di desa sugihwaras barat.
Akan tetapi masalah utama yang di hadapi dalam berdirinya desa siaga adalah kendala
dalam pengumpulan masyarakat. Kalau pun ada itupun kebanyakan hanya perangkat desa,
Hal ini di karenakan masih banyak masyarakat yang berfikir tidak ada hasil yang di dapat
dari mengikuti kegiatan itu. Kecuali jika mereka mendapatkan sesuatu setelah mengikuti
penyuluhan yang di adakan pegawai kesehatan desa setempat seperti “ mendapat hadiah”.
Jadi langkah yang di ambil adalah jika ada hajatan atau pengajian di rumah salah satu warga
maka perangkat desa juga pegawai kesehatan melakukan penyuluhan, walaupun waktunya di
batasi. Tetapi dengan cara itu kemudian masyarakat mulai menyadari pentingnya hidup sehat.
Sekarang program yang masih sangat aktif berjalan di desa itu adalah posyandu
lansia, posyandu balita, pemeriksaan jentik nyamuk ( Jematik ). Saat ini banyak kemajuan
yang sudah di dapat seperti masyarakat yang tidak menggunakan dukun lagi waktu
persalinan. Dan jika sakit langsung datang ke petugas kesehatan karena sudah banyak juga
masyarakat yang memiliki kartu BPJS. Bicara soal penyakit bidan Ira menjelaskan penyakit
yang paling banyak di derita waktu sekarang untuk anak-anak “ISPA” dan lansia “Rematik
dan Hipertensi”.
Dalam hal dana desa siaga di desa sugih waras barat tidak ada bantuan dari
pemerintah, mereka mendapatkannya dari puskesmas dan masyarakat. Seperti 1 warga
menyumbang beras kemudian jika sudah banyak beras itu di jual untuk membeli peralatan
yang di butuhkan, Contohnya saja soundsystem.
Pasti dalam setiap kegiatan ada waktu di mana masyarakat merasa bosan, maka hal
yang di lakukan petugas kesehatan adalah memberi “ Hadiah “, jika ada penyuluhan. Dengan
cara itu di harapkan masyarakat yang datang dapat memberi tahu ke masyarakat lain dan
dapat memicu masyarakat yang tidak datang agar mereka datang lagi, jika ada kegiatan yang
di adakan petugas kesehatan.
Dari rangkuman wawancara diatas disimpulkan untuk desa Sugihwaras ini dalam
pemberdayaan bidang kesehatan sudah cukup baik didukung partisipasi masyarakat yang
lumayan tinggi. Walaupun dalam kegiatan penyuluhan terdapat kendala dalam pengumpulan
masyarakat, namun pemerintah mencari cara lain agar dapat memberi pengetahuan kepada
masyarakat yaitu pada saat ada hajatan atau pengajian di masyarakat. Dalam hal
pemberdayaan bidang lain tidak bisa berjalan dengan baik dikarenakan akses serta
infrastruktur yang tidak memungkinkan. Untuk partisipasi masyarakat di sini sudah bagus
dan kompak. Meskipun sebagian dari bapak-bapaknya itu masih sudah di berdayakan.
Faktor eksternal
Sangat sulit menggerakan bapak-bapaknya karena kebanyakan kesadaran mereka sulit untuk di tumbuhkan
Kendala ekonomi dalam dana untuk melakukan pemberdayaan
Kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah, jadi pola pikir mereka masih sangat kecil
Terbenturnya dikaret dan tidak bisa menghasilkan pendapatan dibidang lain
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Tolak ukur
Program Peningkatan Seluruh warga desa Balai desa Fasilitator 1x 3 Rp. Edukasi Proses :
edukasi dan pengetahuan Sugih Waras Barat Sugihwaras (petugas bulan 500.000,00 dan Edukasi dan
penyuluhan keluarga tentang (khususnya Barat kesehatan yang dimulai penyuluhan penyuluhan
secara berkala hipertensi dan penderita hipertensi) berkompeten bulan mengenai
kepada warga bagaimana dibidangnya) mei 2018 hipertensi.
mengenai mencegah serta dan bidan desa Hasil :
hipertensi dan menanggulangi Penderita
dampak yang penyakit hipertensi hipertensi
dapat sadar dan mau
ditimbulkan berobat secara
bila warga teratur
penderita Terdatanya
hipertensi tidak semua
berobat secara penderita
teratur serta hipertensi
penyampaian sehingga
materi mendapatkan
penyuluhan pengobatan
hipertensi lebih lanjut
melalui video
Komponen program dari desa siaga ini berupa pemeriksaan ibu hamil, senam lansia,
penggunaan jamban, sumur bor serta penganalisaan jentik nyamuk Aedes Aegypty yaitu
dengan pemberian bubuk Abate. Untuk kendala dalam memberdayakan masyarakat yang
lebih baik lagi adalah sebagai berikut : Sangat sulit menggerakan bapak-bapaknya karena
kebanyakan kesadaran mereka sulit untuk di tumbuhkan, kendala ekonomi dalam dana
untuk melakukan pemberdayaan, kebanyakan dari mereka berpendidikan rendah, jadi
pola pikir mereka masih sangat kecil, terbenturnya dikaret dan tidak bisa menghasilkan
pendapatan dibidang lain.
Depkes RI. 200 6. Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes. Jakarta:
Depkes RI.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga, Pusat Promosi
Kesehatan. Jakarta: Depkes RI.
Dr.Frans Salesman SE., M.Kes. dalam Program Desa Siaga di Kabupaten Manggarai di akses
pada 13 Februari 2018 melalui http://p3b.bappenas.go.id/loknas_ruteng/docs/materi/12-
Desa%20Siaga%20%28Manggarai%29.pdf
Dr. Sri Astuti Suparmato., M.Sc. Ph. Dirjen Bina Kesmas Depkes RI. Pengembangan Desa
Siaga dan Pos Kesehatan Desa diakses pada tanggal 13 Februari 2018 melalui
http://www.dinkesjatim.go.id/images/datainfo/200609281012-
MATERI%20DESA%20&%20POSKESDES.pdf
Huraerah, Abu. 2008. Pengorganisasian & Pengambangan Masyarakat : Model & Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora
Muluk, Khairul. 2007. Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah. Malang :
Lembaga Penerbitan dan Dokumentasi FIA-Unibraw.
Ndraha, Riant. 2008. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Suriana, 2009. Analisis keberlanjutan pengelolaan sumber daya laut gugus pulau kaledupa
berbasis partisipasi masyarakat. Thesis Program Magister Ekonomi dan
Manajemen. Bogor: Institut Pertanian Bogor
http://carabuatresep.blogspot.co.id/2017/05/cara-membuat-keripik-kulit-singkong.html?m=1
penanya : bagaimana sih pak terbentuknya desa ini menjadi desa siaga seperti
sekarang ini
penanya : oh iya pak, untuk kegiatan dari desa siaga itu apa saja pak ?
sekdes : nah untuk senam lansia itu dek, diadakan setiap hari jum'at. untuk
pemberian serbuk abate biasanya itu dari pihak puskesmas langsung
datang kerumah warga.
penanya : hmm, untuk pemberian bubuk abate itu berapa kali sistem
pemberiannya itu pak ? apakah tidak dilakukan vogging di desa ini ya
pak ?
sekdes : oh iya, kalau pemberian serbuk abate itu kami memberinya secara
gratis setiap bulan dek itu memang program dari puskesmas disini
dek. tapi kalau vogging itu kami lakukan misal ada kasus DBD.
misalnya nih ada warga yang sakit terus dirujuk kerumah sakit, nah
dari rumah sakit itu kemudian ngasih surat pemberitahuan kalau ada
kasus DBD di desa itu. baru kami melakukan vogging, vogging itu
tidak hanya dilakukan didesa ini tetapi di desa terdekat juga seperti
desa sugihwaras induk.
sekdes : hmm kalo masalah kesadarannya itu alhamdulillah sudah 80% warga
sudah menggunakan jamban. kalo tekniknya itu kami biasanya
memanfaatkan acara-acara sedekahan kan disana ada acara sambutan
perangkat desanya, nah disitulah kami sempatkan untuk menjelaskan
ke msayarakat soalnya kalau mau dikumpulkan susah dek, apalagi
bapak-bapaknya. kalau ibu-ibunya sudah ada kesadaran tersendiri
untuk kumpul, biar apresiasi warga lebih tinggi, kami dukung dengan
penyediaan doorprize jadi ibu-ibunya itu semangat buat datang.
sekdes : nah lansianya itu bagus juga dek, malah semangatnya lebih tinggi
dari yang lebih muda. terus juga mereka itu bahkan ada seragam
tersendiri, jadi kalau pas kegiatan senam lansia itu mereka kompak
pakai baju seragamnya.
penanya : wahh apresiasinya tinggi ya pak meskipun sudah lansia hehe. untuk
sarana dan prasarananya itu pemerintah yang menyediakan atau gimana
pak? pasti kan banyak tuh yang perlu disiapkan terutama kegiatan
senam lansia itu.
sekdes : untuk sarana dan prasarana pertama itu disediakan oleh desa dek, nah
untuk melengkapinya atau memperbaharuinya itu ada kegiatan yang
namanya betughun.
Kepala Desa : kito pernah ngadoi study banding ke jawo terkaet pemberdayaan
masyarakat. Kalau nak di bandingkan dengan kito ni jauh nian. Untuk
palawijanyo mereka gampang, sedangkan dikito ni susah kan? Waktu
itu ado di study banding tu ternak sapi, di kito kan ado sapi, la ado
berapo, 15 atau berapo untuk saat ini. Untuk dikembangkan cak
mereka ni jauh, olehnyo mereka ado ladang, di kito ni katek ladang
katek lahan untuk khusus ternak sapi. Ado berapo puluh ha meka ni
untuk ternak sapi, jadi men cak rumput tu banyak.
Mahasiswa : disini tu ado pak wong yang nanem ubi kan di pingir-pingir jalan itu
kami liat, na cak mano pak untuk ubi itu?
Kepala Desa : iyo, ado masyarakat nanem ubi racun. Sebagian dari mereka banyak
rugi, hargo ubi murah. Biaya yang dikeluarke untuk beli bibit,
ngerawatnyo, panen, itu dak sesuai. Hasilnyo dak nutupi segalonyo
apolagi nak untung, susah nian.
Mahasiswa : ubi racun itu dijual kemano pak, ke pasar atau di tetanggo-tetanggo
terdekat?
Kepala Desa : pabrik, jadi kito bayar uong buat panen, bayar mobil untuk
pendistribusian ke pabrik di lampung, cak pabrik keripik itu lah.
Banyak yang sampe dak panen, dibiarke bae ubi itu.
Mahasiswa : ado dak Pak masyarakat yang biso ngolah ubi racun jadi makanan
atau apo cak itu?
Kepala Desa : sampe sekarang dak ado masyarakat yang ngolah ubi racun, karno
ubi racun ni sulit diolah. Ado nak direndem air garam dulu, banyak
prosesnyo & dak semuo masyarakat biso ngolah ubi racun itu.
Mahasiswa : kalau selain ubi racun apo lagi pak yang ditanem warga sini?
Kepala Desa : untuk sayuran rumah, di masak dewek, idak di jual. Pernah
masyarakat dapet bibit jagung, jadi mereka nyubo nanem
jagung. Sebagian besar dari warga yang nanem jaung tadi
banyak yang dak jadi.
Mahasiswa : maksudnyo dak jadi tadi rugi apo cak mano pak?
Kepala Desa : dak jadi, ado yang mati, kerdir, yo idak menghasilkan. Karno
memang itu tadi, tanah desa sini tu dak cocok kalau untuk
pertanian cak jagung itu contohnyo.
Kepala Desa : iyo. Ado jemantik untuk meriksa jentik-jentik nyamuk. Kalau
ado laporan dari rumah sakit di desa sugih waras barat ini ado
kejadian DBD langsung kito tindak lanjuti. Cak penyemprotan,
pembagian bubuk abate,
Kepala Desa : ado program jual kolset wc murah, biar masyarakat tu terpenuhi
kebutuhan jambannyo. Karno sebagian masyarakat di sini belum
ado jamban pribadi untuk buang air besar.
Mahasiswa : dampaknyo itu cak mno pak ke masyarat program jual wc dengan
hargo murah tadi?
Kepala Desa : alhamdulillah dampaknyo bagus, banyak yang buang air besar tadi
pakai jamban sehat. Tapi memang ado sebagian uong yang susah di
rubah pola pikirnyo. Ado yang bilang “biar murah masih tulah nak
bayar, dak usah lah” kan.
Penanya : yuk, desa siaga yang disini gimana yuk aktif tidak ya?
Penanya : oh, kalau masalah utama yang dihadapi dalam berdirinya desa siaga
ini kira-kira apa ya yuk?
Penanya : jadi, langkah yang seperti apa yuk supaya masyarakat itu mau
berpartisipasi yuk?
Penanya : terus langkah itu emang efektif ya yuk untuk warga disini?
Bidan : Yaa, efektif nggak efektif dek, soalnya cuman disana masyarakat
bisa dikumpulin. Jadi informasinya itu dapet gitu
Penanya : oh, untuk sekarang program apa saja yang masih aktif dilakukan
didesa siaga ini ya yuk?
Bidan : programnya itu kalau yang masih aktif seperti posyandu ibu hamil,
senam lansia, imunisasi sama pemeriksaan rutin jentik jamuk dek
Penanya : dari desa siaga ini ada nggak yuk kemajuan yang dialami
masyarakatnya?
Bidan : ya ada dek, contohnya aja masyarakat disini tidak ada lagi
menggunakan dukun beranak saat bersalin terus kalau sakit
masyarakat langsung datang ke polindes, puskesmas dan rumah sakit.
Bidan : banyak dek, tapi yang sering itu biasanya hipertensi yang lebih
banyak, ispa juga lumayan dek. Yang lainnya lebih ke penyakit
infeksi biasa
Mahasiswa : ado dak nek kegiatan untuk usia lanjut cak olahraga misalnyo?
Nenek : kalau kegiataan untuk lansia cak nenek ini ado senam,
posyandu. sebulan sekali nenek senam bareng-bareng.
Nenek : yo lemak di badan tu, sehat kalau galak olah raga samo makan
Mahasiswa : yuk, disini cak mano ye program-program kalau untuk ibu-ibu hamil?
Ibu Eliana : yo posyandu tulah, ado jugo kunjungan untuk ibu hamil sebulan
sekali.
Mahasiswa : ibu-ibu hamildi sugih waras barat ini galak melok kegiatan-kegiatan
itu yo yuk?
Ibu Eliana : iyolah, banyak yang melok. Rato-rato wong disini melok tulah kalau
ado kegiatan. Ibu-ibunyo rajin
Ibu Eliana : iyo cak itu, ado kalau kesadaran tu. Apolagi kan untuk kesehatan kito
dewek, keselamatan bayi, kalau kito nak nglaherkan itu kan jugo bermanfaat.
Mahasiswa : iyo nian apo yuk perangkat desa tu galak ngumumkan program-
program di tempat wong hajatan?
Ibu Elina: iyo, kalau di sugih waras barat ni ado waktu khusus untuk nyampaikan
pengumuman di acara hajatan.