Anda di halaman 1dari 4

1.

VITAMIN B12 (SIANOKOBALAMIN)


Mekanisme Kerja
Vitamin B12 penting untuk pertumbuhan, reproduksi sel, hematopoiesis dan sintesis
nucleoprotein dan myelin. Vitamin b12 berperan dalam pembentukan sel darah merah
melalui aktivasi koenzim asam folat.
Data Farmakokinetik
Absorpsi vitamin B12 tergantung pada adanya factor instrinsik dan kalsium yang cukup.
Secara umum, absorpsi vitamin B12 tidak mencukupi pada keadaan malabsorbsi dan pada
anemia pernisiosa ( kecuali factor intrinsik diberikan secara bersamaan).
Indikasi
- Defisiensi vitamin B12 karena sindrom malabsorpsi seperti yang terlihat pada anemia
pernisiosa.
- Peningkatan kebutuhan vitamin B12 seperti pada saat kehamilan, tirotoksikosis,
anemia hemolitik, pendarahan, dan penyakit hati dan ginjal.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap kobal, vitamin B12 atau komponen-komponen pada produk
Peringatan
- Pemberian parenteral dipilih untuk anemia pernisiosa. Hindari rute pemberian IV
- Defisiensi vitamin B12 yang dibiarkan selama >3 bulan dapat menyebabkan lesi
degenerative permanen pada tulang belakang.
- Hipokalemia dan kematian mendadak dapat terjadi pada anemia megaloblastik parah
yang diobati secara intens.
Efek Samping
Pemberian vitamin B12 secara parenteral dapat menyebabkan edema pulmonary, gagal
jantung kongestiv, thrombosis vascular perife, rasa gatal, shock anafilaftik, perasaan
bengkak pada seluruh tubuh, diare ringan, atropi sarap optic
Interaksi obat
- Asam aminosalisilat: menurunkan kerja terapeutik dan biologi vitamin B12.
- Kloramfenikol: menurunkan efek hematologic vitamin B12 padapasien dengan anemia
pernisiosa.
- Kolkisin, alcohol : asupan kolkisin dan alcohol berlebih (>2 minggu) dapat
menyebabkan malabsorbsi vitamin B12.
Sediaan Beredar
Sianaokobalamin (generic) tablet 50 mcg (B); cairan injeksi 500 mcg/mL, 1000
mcg/mL(K); Etacobalamin (Errita) cairan injeksi 100 mcg/mL (K); vitamin B12 cap FM
(Fimedco) tablet 25 mcg (B)

2. ASAM FOLAT
Mekanisme Kerja
Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan pemeliharaan eritropoiesis
normal. Asam folat menstimulasi produksi sel darah merah, sel darah putih dan platelet
pada anemia megaloblastik
Data farmakokinetik
Asam folat yang berasal dari makanan harus mengalami hidrolisis, reduksi dan metilasi
pada saluran pencernaan sebelum diabsorbsi. Perubahan asam folat menjadi bentuk
aktifnya, tetrahidrofolat memerlukan vitamin B12 . asam folat terdapat di plasma sekitar
15 hingga 30 menit setelah pemberian secara oral., kadar puncak biasanya dicapai dalam 1
jam. Setelah pemberian secara IV, asam folat secara cepat dibersihkan dari plasma.
Sebagian besar produkmetabolitnya muncul di urin setelah 6 jam, ekskresi lengkap dicapai
dalam 24 jam.
Indikasi
Anemia megaloblastik yang disebabakan defisiensi asam folat
Kontraindikasi
Pengobatan anemia pernisiosa dana anemia megaloblastik lainyya dimana vitamin B12
tidak cukup (tidak efektif).
Peringatan
- Jangan diberikan secara tuggal untuk anemia pernisiosa adison dan penyakit defisiensi
vitamin B12 lainnya karena dapat menimbulkan degenerasi majemuk dari medulla
spinalis.
- Jangan digunakan untuk penyakit ganas kecuali anemia megaloblastik karena defisensi
folat merupakan komplikasi penting.
Efek samping
Asam folat relative tidak toksik terhadap manusia. Efek samping yang umum terjadi adalah
perubahan pola tidur , sulit berkonsentrasi, iritabilita, aktivitas berlebih, depresi mental,
anoreksia, mual-mual, distensi abdominal, dan flatulensi.

Interaksi obat
- Asam aminosalisilat : penurunan kadar folat serum dapat terjadi selama
penggunaan konkuren
- Kontrasepsi oral : kontrasepsi oral dapat mempengaruhi metabolisme folat
dan menyebabkan kekurangan folat, tetapi efeknya ringan dan tidak menyebabkan
anemia atau perubahan megaloblastik.
- Dihydrofolate reductase inhibitor : defisiens dihydrofolate reductase yang disebabkan
pemberian antagonis asam folat dapat mempengaruhi penggunaan asam folat.
- Sulfasalazine : terjadi tanda-tanda defisiensi folat
- Fenitoin : menurunkan kadar folat serum

Sediaan beredar
Folic acid (Generik) tablet 1 mg, 5 mg (B)
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Terapi non farmakologi yang utama dari anemia adalah transfusi sel darah merah. Selain
itu menelan makanan yang kaya akan zat besi, asam folat, atau vitamin B12 sangat
dianjurkan.

Nonpharmacologic Therapy
The primary nonpharmacologic treatment of anemia is transfusion
of RBCs. Safety concerns, cost, and the limited availability of
this therapy support efforts to establish the “optimum” threshold
for administering RBC transfusions. A Cochrane review concluded
it is appropriate to use “restrictive transfusion triggers in
patients free of serious cardiac disease.” The authors concluded a
reasonable “trigger for transfusion” for patients without significant
cardiovascular disease is 7.0 g/dL (70 g/L or 4.34 mmol/L). 12
The Transfusion Requirements In Critical Care trial reported no
significant differences in in-hospital mortality between patients
randomly assigned to maintain Hgb levels of 7.0 to 9.0 g/dL (70–
90 g/L or 4.34–5.59 mmol/L) and 10.0 to 12.0 g/dL (100–120 g/L
or 6.21–7.45 mmol/L).13 Typically, only patients with acute
symptoms (ie, dyspnea, chest pain) and Hgb concentrations in
the range of 7.0 to 9.0 g/dL (70–90 g/L or 4.34–5.59 mmol/L)
require blood transfusions.
Anemia can be attributed to diets poor in iron, folic acid, or
vitamin B12. However, in the United States, nutrient-poor diets
rarely cause anemia. Therefore, ingesting a diet that is rich in
iron, folic acid, or vitamin B12 should be encouraged, but is rarely
the sole modality of treatment. Food sources of iron, folic acid,
and vitamin B12

Anda mungkin juga menyukai