Anda di halaman 1dari 13

ACARA II

PEMBUKTIAMN PERSAMAAN NERNST

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

 Tujuan Praktikum : Membuktikan persamaan Nernst pada


System Cu – Zn dan menentukan Tetapan
persamaan Nernst.
 Hari, Tanggal Praktikum : Selasa ,5 April 20011
 Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas
MIPA,Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Elektro kimia dalah cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara energi listrik dan reaksi
kimia. Listrik timbul akibat dari aliaran (gerakan) partikel bermuatan dalam mediumnya yang di sebut
konduktor. Aliran itu terjadi karena terdapat beda potensial diantara dua titik dalam konduktor
tersebut. Alat yang khusus yang dapat membuat intraksi energi kimia (reaksi kimia) dengan energi
listrik disebut sel elektro kimia (Syukri,S. 1999: 513).
Suatu electrode dapat madah dibuat dari salah satu logam biasa. Yang diperlukan adalah
sepotong tipis logam dari suatu larutan dari ion-ionnya. Tetapi membentuk suatu electrode yang
melibatkan unsur berbentuk gas dan ion-ionnya yang lebih sulit. Potensial suatu sel volta
adalah pengukuran gaya dorong dan reaksi redoks dalam pengkuran yang paling cermat. Aliran
electron akan melibatkan terjadinya reaksi pada electrode dan akan sedikit mengubah
kosentrasi larutan-larutan standar (Keenan, 1999 : 33-34).
Esel = E0SEL – (RT/nf ) ln (produk/rektan)
Dari persamaan diatas kita dapat menenetukan suatu tetapan RT/nF Yang dapat
ditentukan dengan membuat kurva hubunan E sel terhadap angka banding konsentrasi zat yang
terlibat dalam reaksi tersebut (Atkins,1999 : 281).
Perubahan energy bebas reksi sel
aA + bB → cC + dD
dinyatakan sebagai
∆G=∆G0 + nRT ln
Perubahan energi bebas reaksi sel aA + bB cC + dD dinyatakan sebagai

C.
sesudah penggantian ∆G = -nFE dan ∆Go = nFEo pada persamaan di atas, didapat

D.
Persamaan tersebut dapat juga ditulis sebagai

E.
Pada 298 K kedua persamaan di atas sering disebut sebagai persamaan nernst (Dogra, 2008).

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat Praktikum
1. Gelas kimia 100 ml
2. Lembaran tembaga dan seng
3. Arus/kabel
4. Voltmeter
5. Pipet tetes

 Bahan Prktikum
1. Larutan ZnSO4
2. Larutan CuSO4
3. Larutan KNO3
4. Kertas saring
5. Tisu
D. SKEMA KERJA

Susunlah alat seperti gambar diatas

ZnSO4 1 M CuSO4 1 M

Dimasukan dalam gelas


Dimasukan dalam gelas
kimia 100 ml
kimia 100 ml

- Buat gulungan kertas saring dan


celupkan dalam KNO3 jenah
- Hubungkan kedua gelas. Kimia
dengan gulungan tersebut (sebagai
jembatan garam

Siapkan electrode Cu dan Zn


- Amplas agar bersih
- Hubungkan kedua elektroda dengan
voltmeter
- Celupkan ke dalam larutan yang
sesuai dan catat nilai voltase /Esel
Hasil
- Bersihkan electrode
- Ulangi dengan kosentrasi Cu2+
Bervariaasi : 0,1, 0,001, dan 0,01

Catat nilai Esel

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan :


Kosentrasi Zn2+ Kosentrasi Cu2+ Esel
1M
1M 1,35
1M
0,1 M 1,40
1M
0,01 M 1,39
1M
0,001 M 1,31

F. ANALISIS DATA

1) Persamaan reaksi

2) Perhitungan

[ ]
[ ]
( )
( )
= log 1
= 0

[ ]
[ ]
( )
( )

[ ]
[ ]
( )
( )

[ ]
[ ]
( )
( )

[ ]
 Membuat grafik hubungn esel dengan [ ]
Esel [ ]
[ ]
1,33 0
1,40 1
1,39 2
1,31 3

[ ]
Membuat grafik hubungn esel dengan [ ]

1.47
GRAFIK
1.43

1.39

1.35

1.31

1.27

1.23
0 1 2 3

Dari grafik diatas dapat ditentukan nilai slope dan intersep :


 Slope berdasarkan teori
 Intersep berdasarklan teori = + 1,10
 Slope berdasakan percobaan
Dik:
y1 = 1,31
y2 = 1,40
x1 = 1
x2 =3

 Itersep berdasarkan percobaan = 1,44

 Persamaan Nernst
Persamaan nernst berdasarkan teori
[ ]
[ ]

[ ]
[ ]
[ ]
[ ]

[ ]
[ ]

Persamaan nernst berdasarkan percobaan


[ ]
[ ]

[ ]
[ ]

[ ]
[ ]

[ ]
[ ]
 Penentuan % Error

 | |
( )

 | |
( ( )

 % Error Esel
| |
( )

| |
( )

| |
( )

| |
( )
G.PEMBAHASAN.

Sel elektrokimia adalah sel yang terdiri dari dua elektroda, yang berupa konduktor logam,
yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion ( yang dapat berupa larutan, cairan, atau
padatan ). Pada percobaan ini GGL sel daniel ditentukan dengan menyusun serangkaianalat
yang menggambarkan sel daniel. Pada rangkaian ini, logam dicelupkan dalam larutan CUSO4,
dan logam seng dicelupkan pada larutan ZnSO4, dimana kedua elektroda dihubungkan dengan
voltmeter, yang berfungsi untuk mengukur perbedaan potensial pada kedua sistem.
Sedangkan kedua larutan dihubungkan dengan jembatan garam yang terbuat dari kertas saring
yang telah dicelupkan dalam larutan KNO3, yang berfungsi sebagai penyetara kation dan
anion dalam larutan.

Logam Zn akan melepaskan elektron dan teroksidasi menjadi Zn2+ dan begabung dalam
larutan ZnSO4, electron yang dilepaskan kemudian mengalir ( beralin ) dari elektroda Zn ke
elektroda CU, sedangkan ion CU2+nya sendiri dari larutan CUSO4 menerima elektron, yang
kemudian ion ini berubah ( tereduksi ) menjadi endapan logam CU. Aliran yang terbentuk
antara logam Zn ( elektrode Zn ) dengan elektrode CU inilah yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya beda potensial antara kedua eletroda, dan menimbulkan aliran listrik,
dan aliran listrik arah arusnya adalah kebalikan dari arah aliran elektron. Perbedaan potensial
ini terukur pada alat pengukur beda potensial yang telah terpasang diantara kedua eletroda (
voltmeter ) sebagai beda potensial yang dilambangkan E. Dan beda potensial yang dihasilkan
akan mencapai titik maksimum ketika tidak ada arus yang mengalir, dan inilah yang
kemudian yang dinamakan GGL atau E sel. Namun lebih sederhana gaya gerak llistrik ( GGL
) sel sering diartikan sebagai nilai limit atau pebedaan potensial pada pengukuran dua
elektroda dengan menggunakan potensialmeter ketika arus listriknya yang dihasilkan
mengalir adalah nol. Perbedaan potensial Yang diamati berfariasi denngan jenis bahan
elektroda dan konsentrasi serta temperatur larutan elektrolit.

Di pasangkan jembatan jembatan garam yang berfungsi sebagai penyetara anion dan
kation dalam sistem ini dikarenakan suatu alasan yaitu pada saat elektron teralir, maka secara
otomatis kation Zn2+makin bertambah, di dalam larutan ZnSO4, sedangkan disebelah terjadi
penurunan jumlah ion ( kation ) Cu2+, karena terus menerus tereduksi menjadi logam CU,
padahal secara normalnya, seharusnya jumlah antara ionnya ( kation ) Zn2+ dan CU2+ adalah
sama, sehingga itulah yang menyebabkan dipasangnya jembatan garam,untuk mengimbangi
jumlah kation Zn2+ dan CU2+ dengan SO42-. Pada larutan ZnSO4 ,akan terdiri oleh anion NO32-
oleh jembatan garam,sesuai dengan jumlah Zn2+ yang makin bertambah,sedangkan pada
CuSO4 yangt semakin kekuragan kation Cu2+,SO42- yang tersisa akan masuk kedalam
jembatan garam untuk menggantikan posisi NO32- yang terlepas dari jembatan
garamnya.Untuk zat terlarut pada kertas saring yang merupakan jembatan garam,dapat pula
kita gunakan NaCl,karena memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai garam.

Nilai E sel merupakan suatu nlai yang sangat ditentukan oleh jenis bahan dan konsentrasi
bahan serta gtemperatur larutan elektrolit,sehingga itulah sebabnya dalam percobaan ini
dilakukan pengamatan E sel terhadap perubahan konsentrasi.Dari percobaan ini kita peroleh
penjelasan bahwa makin besar konsentrasi laritan elektrolit yang digunakan,maka makin besar
beda potensial sel yang dihaislkan.Hal ini dikarenakan makin besar konsentrasi dalam suatu
larutan,maka makin banyak spesi spesi yang dapat mentransfer electron,sehingga beda
potensialnya otomatis makin besar.Adapun perubahan konsentrasi CuSO4 yang digunakan
yaitu 1 M;0,1 M;0,01 M dan 0,001 M.Dan setiap kali larutan CuSO4 ini diganti,maka
jembatan garamnya-pun ikut diganti,hal ini dikarenakan jembatan garam yang tlah
dipakai,artinya telah bereaksi dengan larutn CuSO4,konsentrasi sebelum-nya,begitu pula pada
elektrodanya harus diamplas saat setelah dilakukan pergantian larutan, untuk membersihkan
endapan-endapan yang dihasilkan karena proses ini sangat sensitif sedikit saja pengotor dapat
menimbulkan kesalahan yang besar. Berdasarkan percobaan, di peroleh nilai potensial E sel
yang mennurun ; dimana nilai potensial sel pada konsentrasi Cu2+= 1 M adalah 1,35, pada
konsentrasi 0,1 M = 1,29 V ; pada konsentrasi 0,01 M adalah 1,18 V, dan pada 0,001 M
adalah 0,99 V, sehingga dari grafik yang terbentuk diperoleh intersep dalam percobaan ini
adalah 1,44, sedangkan secara teorik nilai intersep adalah + 1,10, perbedaan ini dapat terjadi
di karenakan beberapa faktor yang entah di senngaja atau tidak, diantaranya dikarenakan
kurang apik ( pandai ) – praktikan dalam membersihkan pengotor-pengotor pada
elektrode,dan mungkin banyak lagi factor yang tidak terduga lainnya.

H. KESIMPULAN.
1. Sel elektrokimia adalah sel yang terdiri dari dua elektroda, yang berupa konduktor
logam.
2. Voltmeter dalam sistem elektrokkimia berfungsi untuk mengukur beda potensial pada
kedua sistem pada aktoda dan onoda.
3. Larutan KNO3 pada jembatan garam mempunyai fungsi menyetarakan anion dan kation
dalam sistem elektrokimia sel cealuani.
4. Elektrode tembaga mengalami reduksi, sedangkan electrode seng mengalami oksidasi.

Aliran elektron akan menyebabkan terjadinya energy listrikyang arah arusnya kebalikan
dari arah arus electron.

Besarnya potensial sel yang diamati berubah-ubah sesuai dengan berubahnya


konsentrasi, suhu ( temperatur ) serta jenis bahan elektroda.

5. Makin besar konsentrasi Cu2+maka akan makin besar pula potensial sel yang dihasilkan.
6. Slope yang diperoleh adalah 1,44 V.
7. Persen eror yang diperoleh adalah 3,2 %
DAFTAR PUSTAKA

Atkins . 1994 . kimia Fisika Jilid I . Jakarta : Erlangga .

Dogra dan Dogra . 1990 . Kimia Fisika dan Soal-Soal : Jakarta . UI Press .

Keenam . dkk . 1984 . Kimia untuk Universitas . Jilid III . Jakarta . Erlangga .

Syukri . 1999 . Kimia Dasar Jilid III . Bandung . ITB .

Anda mungkin juga menyukai