Jbptitbpp GDL Asnirichma 27056 3 2007ta 2 PDF
Jbptitbpp GDL Asnirichma 27056 3 2007ta 2 PDF
TEORI DASAR
Bijih besi dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya adalah golongan oksida,
sulfida, dan hidroksida. Golongan oksida meliputi hematit dan magnetit
sedangkan untuk golongan sulfida seperti pirit, kalkopirit, arsenopirit, dan pirotit.
Limonit dan goetit termasuk ke dalam golongan hidroksida.
Limonit atau bijih besi lumpur (bog iron ore) dengan rumus kimia Fe2O3.nH2O
merupakan kumpulan mineral yang dihasilkan dari proses oksidasi dan hidrasi
mineral besi primer. Limonit ini dapat berupa stalaktit yang berwarna coklat karat
Hematite merupakan mineral besi golongan oksida dengan rumus kimia Fe2O3.
Hematit biasanya berbentuk tipis dan pipih. Mineral ini memiliki permukaan yang
dapat berubah warna jika sinar datang dari berbagai arah (iridescent). Hematit
berwarna kemerahan atau merah tua, abu-abu gelap, dan hitam. Mineral ini
memiliki tingkat kekerasan 5,5-6,5 dan massa jenisnya 4,2 sampai 5,25. Hematit
memiliki sistem kristal rhombohedral formasi raksasa (massive formation)
berbentuk kelopak mawar (iron rose).
Seringkali warna batuan dari mineralnya merah dan coklat kemerahan, bersifat
opaque dengan kilap metalik. Hematit memiliki goresan merah cerry gelap yang
mudah untuk dibedakan antara hematit, magnetit, dan ilmenit. Hematit akan larut
jika mineral ini dipanaskan dengan asam hidroklorik. Mineral ini terbentuk dari
Magnetit atau lodestone (magnet alam) berwarna hitam dan tidak tembus cahaya
dengan rumus kimia Fe3O4. Mineral ini memiliki susunan kristal sistem isometrik
berupa oktahedron dan dodecahedron. Selain itu, mineral ini memiliki massa jenis
5,18 dan tingkat kekerasan 5,5 – 6,5. Mineral ini memiliki sifat fisik berupa kilap
logam, ferromagnetik dan goresan berwarna hitam. Magnetit akan larut perlahan
dengan asam hidroklorik. Magnetit juga mengandung titanium atau chromium.
Daerah deposit magnetit yaitu berada di Norwegia, Romania, Rusia, dan Afrika
Selatan (Mottana,1977).
Ilmenit merupakan mineral golongan oksida dengan rumus kimia FeTiO3. Mineral
ini memiliki sistem kristal heksagonal dan tingkat kekerasan 5–6. Mineral ini juga
tidak tembus cahaya dan memiliki kilap sub-logam. Mineral ini berwarna hitam
atau coklat gelap dengan goresan berwarna hitam sampai coklat kemerahan.
Ilmenit akan larut berbentuk bubuk jika terkonsentrasi dengan asam hidroklorik.
Jika dipanaskan mineral ini cenderung bersifat magnetik dan kurang magnetik
dalam kondisi dingin. Karakteristik fisik bervariasi tergantung dengan jumlah
magnesium dalam solid solution. Ilmenit membentuk solid solution dengan
geikelite MgTiO3. Pada lingkungan batuan plutonik ilmenit terbentuk sebagai
produk segregasi temperatur tinggi yang juga terjadi di daerah pegmatites dan
nepheline syenittes. Daerah konsentrasi terbesar ilmenit terletak pada pasir
terutama pada pasir laut atau batuan metamorphik seperti pada klorit. Kristal
ilmenit besar ditemukan di daerah diorit di Kragero (Norwegia) sementara kristal
berukuran kecil bersinar dan berbentuk menarik ditemukan di Novara (Italia) dan
kawasan St.Gotthard (Swiss). Kristal ilmenite berukuran 2,5 cm (1 inch)
ditemukan di kota Orange dan Warwick (NewYork). Deposit terbesar di
Norwegia, India, Brasil, Kanada, Florida, dan Rusia. Ilmenite merupakan bijih
utama dari titanium (Mottana,1977).
Bijih besi yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga golongan
diantaranya (Alam, 2007) :
Kominusi adalah usaha pengecilan ukuran bijih hasil proses penambangan agar
dapat diproses lebih lanjut. Proses ini terdiri dari dua tahapan yaitu peremukan
(crushing) dan penggerusan (grinding) bijih (Kelly dan Spottiswood,1982).
Proses selanjutnya adalah proses peremukan tahap kedua, dimana reduksi ukuran
dilakukan dari 25 mm hingga mencapai 3 mm. Alat untuk proses ini antara lain
cone crusher, roll crusher, dan impact crusher (Gaudin,1939).
Dari kelima jenis alat di atas, ball mill lebih sering digunakan pada proses
kominusi akhir hingga diperoleh ukuran partikel yang halus. Hal ini disebabkan
media penggerus yang berbentuk bola memiliki luas permukaan persatuan berat
yang lebih besar daripada media batang pada rod mill.
Ada beberapa faktor penentuan penggerusan dengan cara basah atau dengan cara
kering (Kelly dan Spottiswood, 1982), yaitu :
Analisis hasil ayakan berupa fraksi sampel yang lolos dari bidang ayakan terhadap
sampel yang diayak. Analisis tersebut diberikan dalam bentuk basis kumulatif dari
setiap persentase sampel yang tidak lolos pada masing-masing screen.
Ukuran ayakan sudah tertentu dan biasanya dinyatakan dalam satuan mesh. Mesh
adalah satuan untuk menyatakan banyaknya lubang ayakan dalam satu inchi
panjang linier. Misalnya ukuran ayakan 100 mesh, artinya terdapat 100 lubang
ayakan dalam satu inchi panjang linier. Konversi ukuran mesh–µm pada ayakan
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
2.2.3 Konsentrasi
Tahap konsentrasi adalah tahap pemisahan yang didasarkan pada sifat-sifat fisik
dari mineral yang akan dipisahkan. Makin besar perbedaan sifat fisiknya akan
semakin baik hasil konsentrasinya.
1. Sorting, pemisahan yang didasarkan pada perbedaan sifat optik (warna dan
kilap) dari mineral yang akan pisahkan.
2. Konsentrasi gravitasi (gravity concentration), didasarkan pada perbedaan
berat jenis dari mineral yang akan dipisahkan.
3. Pemisahan magnetik (magnetic separation), didasarkan pada perbedaan
sifat magnet dari mineral yang akan dipisahkan.
4. Pemisahan elektrostatik (electrostatic separation), didasarkan pada sifat
konduktivitas listrik dari mineral yang akan dipisahkan dan
5. Flotasi (flotation), didasarkan pada sifat permukaan mineral.
4.g.d ( D p − D f )
Vt = (2-1)
3.Q.D f
2. Untuk partikel berukuran halus (diameter partikel lebih kecil dari 50 µm)
dengan menggunakan persamaan Stokes, yaitu:
g .d 2 ( D p − D f )
Vt = (2-2)
18µ
Berdasarkan sifat gerak medianya, konsentrasi gravitasi dapat dibagi menjadi tiga
macam (Kelly dan Spottiswood, 1982), yaitu :
1. Pemisahan dalam media yang relatif tenang, contohnya adalah sink and
float separation atau heavy media separation.
2. Pemisahan dalam media yang bergerak horizontal/miring, contohnya
adalah pemisahan pada meja goyang dan humprey spiral dan
3. Pemisahan dalam media yang bergerak vertikal, contohnya adalah jigging.
Proses konsentrasi metode tabling merupakan salah satu proses konsentrasi tertua.
Proses ini sudah digunakan sejak abad ke-19. Alat yang digunakan adalah meja
goyang. Meja goyang merupakan alat konsentrasi mineral yang memanfaatkan
a. Head motion
Head motion tertutup merupakan komponen utama atau dasar dari meja
goyang. Seperangkat head motion yang terdiri dari beberapa bagian antara
lain kedua pitman yang terbuat dari besi tempa, toggle yang terbuat dari
besi cor, dan roller bearing yang dilindungi oleh minyak pelumas yang
mengendalikan gaya gesek tertentu (Wills,1981). Bagian bagian alat dari
head motion ditunjukkan pada Gambar 2.14
c. Pengatur kemiringan
Kemiringan dek memegang peranan penting dalam operasi meja
goyang yang berkisar 1o-6o. Kemiringan dek dapat diatur dengan
memutar kran sekrup di bagian bawah dek. Konektor yang terpasang
miring merupakan penghubung antara dek dan kran sekrup. Besi
penumpu terdapat dibagian atas dari konektor yang berfungsi
menumpu dek. Bila kran sekrup diputar ke kanan besi penumpu akan
bergerak mendorong konektor sehingga kemiringan dek bertambah
(Outokumpu,2007).
d Dek (meja)
Dek merupakan alas meja berbahan koefisien gesek tinggi tempat
terjadinya proses tabling dan stratifikasi mineral yang terbuat dari
kayu, linoleum, karet, dan plastik dengan riffle yang tersusun di
atasnya (Wills, 1981).
e. Riffle
Riffle berperan penting dalam peningkatan kapasitas di operasi meja
goyang. Riffle adalah suatu media sejenis tanggul yang ditempelkan di
atas dek dengan pola tertentu. Tipe riffle bermacam-macam sesuai
penggunaan masing-masing proses tabling. Biasanya riflle terbuat dari
kayu mahoni atau dari jenis kayu keras di atas permukaan dek yang
terlapisi linoleum. Riffle biasanya memiliki ketebalan ½ inch dan lebar
¼ inch (Gaudin,1939). Riffle berfungsi untuk menahan partikel-
partikel berat agar tidak ikut terbawa aliran air pencuci dengan
membentuk arus eddy yang akan membantu proses konsentrasi mineral
umpan dan membentuk aliran turbulen yang mengakibatkan terjadinya
efek stratifikasi. Hubungan riffle dengan ukuran partikel dijelaskan
bahwa jika tinggi riffle terlalu rendah (bila dibandingkan terhadap
diameter partikel), maka partikel akan mudah terbawa laju aliran air
pencuci menuju ke zona tailing. Apabila tinggi riffle sangat tinggi
maka arus eddy tidak mampu mengaduk dan mengangkat partikel yang
berada di lapisan terbawah di daerah antar riffle. Oleh karena itulah,
partikel kasar yang mempunyai diameter besar membutuhkan riffle
yang tinggi sedangkan partikel halus membutuhkan riffle yang
rendah.(Burt,1984).
(b)
(c)
(d)
Gambar 2.17 Tipe riffle pada wilfley table (Taggart,1976)(a)pola standard riffle,
(b)tipe finishing riffle, (c)tipe roughing riffle dan (d) 1623 riffle
g. Kotak umpan (feed box) dan kotak air pencuci (water box)
Kotak umpan (feed box) merupakan kotak yang terletak di ujung kiri
atas dari dek. Kotak ini berfungsi sebagai tempat jatuh umpan dari
feeder ke atas permukaan dek melalui celah-celah pada bagian bawah
dinding kotak umpan yang selanjutnya aliran umpan menuju
permukaan dek.
Pada operasi konsentrasi dengan menggunakan meja goyang, variabel yang dapat
diatur oleh operator adalah variabel operasi. Hakim (1997) menggunakan variabel
operasi laju air pencuci, kadar umpan, berat jenis pulp, laju pengumpanan,
kemiringan meja, dan frekuensi stroke yang memfokuskan variabel panjang
stroke, laju air pencuci, laju pengumpanan, dan kemiringan dek untuk melihat
pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap kadar dan perolehan.
Dh − D
KK = f
(2-3)
Dl − D f
1. Gaya gravitasi. Untuk partikel bulat dengan jari-jari r, maka gaya gravitasi
sepanjang kemiringan adalah:
F1 = m . g .sin α (2-4)
4
F1 = π r3 g (Dp – Df) sin α (2-5)
3
3. Gaya dorong fluida akan menyebabkan partikel dan fluida akan sama-
sama bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga terjadi stratifikasi
secara vertikal (startifikasi diantara riffle) dan stratifikasi horisontal
(stratifikasi melintasi riffle). Di setiap pergerakan partikel dan fluida
terdapat tahanan partikel di dalam fluida merupakan fungsi dari kecepatan
pengendapan partikel relatif lambat dan aliran fluida yang bersifat laminer.
Gaya dorong fluida dengan adanya tahanan fluida adalah jumlah semua
gaya yang terjadi di partikel itu sendiri. Diasumsikan tahanan tersebut
merupakan tahanan stokes maka :
R=6πµrV
Sehingga gaya dorong fluida adalah:
.
(b)
Gambar 2.18 Peran riffle dalam proses pemisahan (a) A adalah pengaruh
riffle terhadap arus eddy; B adalah arus eddy yang terjadi diantara riffle,
(Taggart,1976) (b) proses stratifikasi partikel
akibat adanya arus eddy. (Burt,1984)
m’g
mg
Ff
Gambar 2.19 Gerak jatuh bebas dalam fluida (Hakim,1997)
Saat stroke menuju arah depan, ada gaya yang bergerak melawan arah
maju dek. Gaya yang berlawanan tersebut adalah gaya gesek antar
partikel dengan permukaan meja sehingga akan membentuk kecepatan
antara permukaan bidang dengan fluida. Kecepatan tersebut
mempengaruhi kecepatan fluida tiap kedalaman. Peristiwa ini
mempengaruhi kecepatan setiap partikel yang bergerak ke arah zona
konsentrat. Partikel paling bawah mempunyai kecepatan paling tinggi
sedangkan partikel yang berada pada posisi paling atas mempunyai
kecepatan paling rendah. Setelah keluar dari riffle, stroke berperan
mendorong partikel berat berukuran kecil paling jauh, disusul partikel
berat berukuran besar, kemudian partikel ringan berukuran kecil serta
partikel ringan berukuran besar menempati urutan paling akhir.
Panjang stroke dapat diatur sedangkan frekuensi stroke ada yang dapat
diubah dan ada pula yang dibuat tetap. Frekuensi yang dibuat tetap
tidak memiliki hubungan dengan panjang stroke. Untuk penelitian ini
panjang stroke dibuat tetap, tetapi frekuensi dapat diubah-ubah
(Gaudin,1939).
Sifat aliran fluida dapat ditentukan dari bilangan Reynold (Re). Bila Re
kurang dari 2100 maka aliran fluida bersifat laminer, tetapi bila lebih,
maka aliran bersifat turbulen. Bilangan Reynold dinyatakan dalam
persamaan:
4θ ⋅ D f ⋅ g ⋅ sin α
2
Re = (2-10)
3µ
Pada bidang miring, gaya yang bekerja pada fluida dengan kemiringan
α adalah:
Fa = m . g .sin α (2-11)
Keterangan :
Fa = gaya yang disebabkan pengaruh gravitasi
y = jarak dari dasar bidang laipsan
A = luas bidang lapisan pada fluida
g = percepatan gravitasi
dv
µ⋅A = D f ⋅ A ⋅ (θ − y ) ⋅ g ⋅ sin α
dy
dv D f .g . sin α
= ( θ − y)
dy 2µ
D f .g . sin α
v= (2 θ − y) y (2-14)
2µ
a. Wilfley Table
Wilfley table adalah jenis shaking table yang umum dan banyak
digunakan. Wilfley table mulai diperkenalkan pada tahun 1895-1896,
menandai kemajuan besar dalam bidang pemisahan konsentrasi aliran
film. Kemajuan yang nampak dari wilfley table adalah diperkenalkannya
riffle dan head motion. Riffle memiliki fungsi meningkatkan kapasitas dan
membantu dalam pemisahan mineral kasar. Sementara head motion
memberikan gerakan bolak-balik dek saat proses pemisahan berlangsung
sehingga prosesnya berlangsung secara efektif (Gaudin,1939).
b. Garfield Table
Berbeda dengan wilfley table dalam hal penempatan riffle. Garfield table
memiliki riffle yang panjangnya yang sama dengan panjang dek. Proses
flowing film concentration tidak mengalami perubahan karena tidak
terdapat perubahan permukaan dek. Garfield table banyak digunakan
untuk operasi tabling umpan yang kasar dengan kapasitas bijih yang
dioperasikan lebih besar (Gaudin,1939).
c. Butchart Table
Gambar 2.24 Butchart Table (a) dan (b) full length riffling (c) digonally
terminated riffling (Taggart,1976)
d. Card Table
Perbedaan jenis ini dibandingkan dengan wilfley table terletak pada riffle.
Pada card table riffle yang terpotong masuk ke dalam linolium kemudian
mengarah ke bagian segitiga lebih panjang daripada yang terdapat dalam
linolium dalam bagian segi empat. Head motion pun mempunyai
perbedaan sedikit dengan wilfley table walaupun masih menggunakan
prinsip toggle dan pitman (Gaudin,1939).
f. Plat-O Table
Meja goyang jenis ini mempunyai dua atau lebih bidang permukaan.
Ketinggian riffle dibuat tetap kecuali pada titik dimana permukaan dek
menaik untuk bertemu dengan bidang yang akan dibentuk oleh bagian atas
riffle (Gaudin,1939).