Anda di halaman 1dari 6

BAB

3
IKATAN KRISTAL

Zat padat berdasarkan susunan atomnya dapat diklasifikasikan atas kristal dan
amorf. Sebuah kristal mempunyai susunan atom yang teratur sehingga dapat berbentuk
kubus, tetragonal atau bentuk lainnya. Pada umumnya suatu kristal terdiri dari lebih dari
satu atom sehingga merupakan zat atau benda yang lebih stabil dibandingkan dengan atom-
atom penyusunnya. Kestabilan kristal disebabkan adanya gaya-gaya ikat antar atom.
Gaya ikat antar atom dapat dijelaskan melalui konsep energi. Sehingga nilai dari
gaya ini sebanding dengan besarnya energi ikat kristal yang lazim didefinisikan sebagi
energi yang diperlukan untuk memisahkan atom-atomnya. Lima macam ikatan kristal yang
akan dibahas pada bab ini, yaitu: ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan van der
Waals, dan ikatan hirogen.

3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal

Ikatan Ionik
Pada ikatan ionik, sebuah atom memberikan atau menerima satu atau beberapa
elektron dari atom lain sehingga atom-atom itu masing-masing menjadi ion. Ion-ion ini
akan mengikat satu sama lain dengan gaya elektrostatik atau gaya Coloumb. Dua jenis
struktur dalam kristal ionik, yaitu NaCl dengan struktur fcc dan CsCl dengan struktur bcc.

Gambar 3.1 Ikatan ionik NaCl dan CsCl


29

Pada molekul NaCl, ion Na mengikat diri pada ion Cl. Bagaimana atom Na dapat
menjadi Na+ dan atom Cl menjadi ion Cl- dalam kristal garam dapur? Setiap atom
cenderung ingin memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia yang sangat stabil, yaitu
dengan kulit luar tertutup atau sub kulit penuh. Maka atom 11Na dan 17Cl yang mempunyai
konfigurasi elektron:
11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1

17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

akan memperoleh struktur gas mulia dengan jalan berikut. Na harus melepaskan sebuah
elektron pada kulit terluar dan menjadi ion Na+ , sedangkan Cl memerlukan sebuah
elektron pada kulit terluar dan menjadi ion Cl-. Sehingga Na+ dan Cl- saling mengikat
secara ionik. Disini terjadi penyerahan total elektron dari atom yang satu ke atom yang
lain. Dan ikatan cukup kuat sehingga mempunyai titk lebur yang tinggi. Interaksi ioniknya
dibahas dalam sub bab tersendiri diakhir bab ini.

Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi pada kristal Ge, Si, Sn dan intan. Disini tidak ada pihak yang
menyerahkan elekron, yang ada adalah saling bertukar atau meminjamkan elektron. Dalam
kristal germanium, silicon, timah dan intan setiap atomnya memiliki 4 tetangga terdekat
yang secara bersama-sama membentuk limas bersisi empat beraturan (tetrahedron
beraturan). Kristal intan tersusun atas atom-atom karbon C yang ingin memperoleh struktur
seperti gas mulia Ne. Oleh karena itu C memerlukan 4 elektron lagi di kulit terluarnya.
Kekurangan elektron tersebut dipenuhi dengan menggunakan bersama 4 elektron dari 4
karbon yang lain. Kristal dengan jenis ikatan ini menjadi sangat kuat sehingga mempunyai
titik lebur tinggi.

Gambar 3.2 Ikatan kovalen


30

Ikatan Logam
Atom-atom logam mempunyai sedikit elektron pada kulit terluar yang mudah
melepaskan diri dan bergerak bebas. Elektron-elektron yang bergerak bebas ini
berkelakuan seperti kabut bermuatan negatip. Interaksi elektrostatik antara ion-ion positip
logam dengan muatan negatip gas elektron inilah yang menyebabkan logam tersebut
terikat. Ikatan semacam ini disebut ikatan logam.
Gerak bebas elektron di dalam logam mengakibatkan hantaran listrik atau hantaran
panas yang sangat baik, sedemikian sehingga daya hantar listrik atau daya hantar panas
dalam logam sangat bergantung pada kemampuan elektron berpindah diantara susunan
atom pada kristal. Berbeda dengan ikatan ionik atau kovalen yang terikat pada atom-atom
pasangannya.

: atom

: elektron

Gambar 3.3 Ikatan logam

Ikatan Van der walls


Ikatan Van der Walls merupakan ikatan antara atom-atom dengan gaya Van der
Walls. Ikatannya amat lemah, sehingga dapat diputuskan pada suhu rendah. Ikatan ini
terjadi pada gas mulia yang mempunyai kulit terluar penuh, sehingga tidak dapat mengikat
secara ionik atau kovalen. Tetapi ternyata gas mulia dapat dicairkan pada suhu yang amat
rendah. Ini membuktikan bahwa pada gas mulia masih terdapat gaya tarik menarik antara
atom-atomnya. Gaya apakah ini?
Gaya Van der Walls antara dua molekul yang berjarak r, berbanding lurus dengan
2
1/r . Ini berarti bahwa gaya akan mengecil dengan cepat jika jaraknya bertambah. Ikatan
Van der Walls disebabkan adanya aksi dan reaksi dwi kutub (dipol) atom atau molekul.
Ikatan tersebut dapat terjadi pada molekul berkutub (polar) yang memiliki momen dwi
kutub listrik permanen atau dapat pula terjadi pada molekul yang bukan merupakan dwi
kutub permanen. Mekanismenya dapat dijelaskan sebagai berikut.
31

(a) (b)

Gambar 3.4 Ikatan Van der Walls molekul polar (a) molekul polar
(b) molekul polar saling tarik menarik

(a) (b)

Gambar 3.5 Ikatan Van der Walls molekul polar dan molekul bukan polar
(a) molekul polar dan molekul bukan polar
(b) molekul polar menarik molekul yang terkutubkan

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.6 Ikatan Van der Walls molekul bukan polar


(a) dan (b) fluktuasi distribusi muatan pada molekul yang
berdekatan
(c) dan (d) molekul yang terkutubkan saling tarik menarik

Pada umumnya molekul-molekul yang bukan polar merupakan dwi kutub


permanen elektronnya sendiri bergerak terus menerus sehingga pada suatu saat bagian
molekul itu memiliki kelebihan elektron. Jika beberapa molekul yang tidak terkutub saling
berdekatan, distribusi muatan akan berfluktuasi sehingga cenderung untuk bergeser
32

bersamaan. Molekul-molekul yang mula-mula tidak berkutub pada suatu saat dapat
menjadi berkutub karena berdekatan dan akhirnya saling tarik menarik.

Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan antara atom hidrogen dengan atom yang sangat
elektronegatip. Jika hidrogen diikat oleh atom O yang sangat elektronegatip, maka akan
terbentuk dwi kutub yang kuat. Ikatan hidrogen ini sejenis dengan ikatan Van der Walls
yang kekuatannya lebih besar dari ikatan Van der Walls tetapi lebih kecil dari ikatan ionik
atau ikatan kovalen.
Pada umummnya ikatan hidrogen terjadi pada senyawa yang berisi atom yang
sangat elektronegatip (N, O dan F) menjadi senyawa H2O, HF dan sebagainya. Walaupun
molekulnya netral tetapi ternyata mempunyai ujung negatip dan ujung positip. Sebagai
contoh adalah molekul HF yang mempunyai pasangan elektron tidak terbagi sama pada
ujung H dan ujung F. Ujung F lebih bersifat negatip karena F merupakan unsur yang
sangat elektronegatip. Perbedaan keelektronegatipan antara F dan H adalah cukup besar
sehingga atom H dalam molekul HF merupakan kutub positip dan F kutub negatip. Kutup
positip HF yang satu tarik menarik dengan kutub negatip molekul HF yang lain dengan
gaya elektrostatik

-

F

+
H H +
H -

- F F
+

Gambar 3.7 Ikatan hidrogen molekul HF

3.2 Teori Born-Madelung tentang Ikatan Ionik

Di dalam kristal ionik, titik-titik kekisi terisi oleh ion positip dan ion negatip
dengan distribusi muatan yang dianggap sebagai bola-bola keras. Dapat dipastikan bahwa
antara muatan-muatan tersebut terdapat interaksi. Born-Madelung merumuskan interaksi
antar ion sebagai berikut:
33

B e2
U  n  (3.1)
r 4 o r
dengan: B = tetapan zat, e = muatan ion,  = tetapan Madelung, dan rij = jarak antara ion
ke-i dan ke-j. Suku pertama persamaan (3.1) merupakan energi potensial gaya tolak-
menolak yang ditimbulkan aksi prinsip larangan, sedangkan suku kedua adalah energi
potensial kristal ionik berasal dari energi potensial listrik ion.

Anda mungkin juga menyukai