Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian High Temperature Hidrogen Attack


High Temperature Hydrogen Attack adalah salah satu mekanisme penting pada minya,
gas dan industri petrokimia dimana dapat menyebabkan cacat yang tidak dapat diperbaiki
jika terlambat dideteksi dengan lambat. Sehingga memerlukan perlakukan khusus, dan
metode inspeksi dan preksi untuk mencegah terjadinya korosi (Hamed, 2008).
HTHA biasanya terjadi pada low alloy steels dimana pada temperatur tinggi dan tekanan
hidrogen yang besar berdasarkan reaksi berikut:
H2 + MC → CH4 + M
Hidrogen pada tekanan dan suhu tinggi akan bereaksi dengan Fe (Karbida) dan
memproduksi gasa metana dan Fe. Produksi metana akan terakumulasi sehingga
menginisiasi kerusakan kecil dan pada poin inilah HTHA muncul (Hamed,2008).
Tekanan gas metan adalah fungsi dari temperatur dan tekanan dari H2. Meningkatnya
tekanan dari metana, merupakan proses awal yang akan menyebabkan rusaknya beberapa
bagian(Hamed 2008).

Gambar 1. Fraktur pada specimen akibat HTHA

2. Cara mencegah terjadinya Hydrogen attack


Ada beberapa poin penting untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat hidrogen yaitu
- Material – menyelekasi material yang cocok
- Medium ( Lingkungan) – Hal ini merupakan pengaruh yang besar, sehingga perlunya
menambah inhibitor
- Desain- untuk menghindari cacat dan transisi, dan juga deformasi plastik
3. Kasus Hydrogen attack

Pada kasus ini, menginvestigasi kerusakan pada SA210-A1 yang gagal melalui inspeksi
visual, analisis kimia, inspeksi video broskop, dan pemeriksaan mikroskopik. Unsur kimia dari
alat ini terlah dikonfirmasi memiliki magnetit dari produk korosi. Pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan bukti dekarburisasi (berkurangnya karbon di material) yang dignifikan dengan
adanya celah makro dan mikro.

Kerapuhan pada logam biasa ada dikarenakan hydrogen attack dari internal ataupun
eksternal. Hidrogen dikenalkan ke dalam logam biasanya servis dan kemudian terjadinya reaksi
korosi ataupun saat sedang melakukan proses pembuatan seperti electroplating dan operasi
pengerasan. Kasus ini melakukan penyilidkan yang dilakukan pada dua kegagalan tube pada
tekanan yang tinggi yaitu generasi 2 april 2007. Jenis material yang diselidiki adalah SA210-A1
tube (seamless medium carbon steel boiler tube). Material tersebut sering digunakan untuk untuk
boiler tubes. Boiler tubes memiliki suhu operasi dan yekanan disekitarnya adalah 350ºC dan 165
bar (16,5 Mpa).

Menggunakan 4 metode investigasi seperti yang telah disebutkan diatas berikut


investigasi dari video boroskop :

Gambar 1. Tube 39
Gambar 2. tube 49

Dari investigasi secara visual dapat diperoleh beberapa kegagalan yaitu

1. Pada tube 39 terdapat lubang kecil berdiameter 3mm, sedangkan tube 49 terjadi rupture
yang tebal
2. Tidak ada tanda pembengkakan, atau korosi aktif atau penipisan permukaan luar tabung
3. Permukaan internal kedua tube ditutup oleh scale berwarna coklat tua dan mudah
terkelupas jika dipukul.

Pada investigasi secara kimia, dapat dilihat bahwa scale pada internal adalah besi dari produk
korosi dengan terlihat ada sodium, mangan , potassium klorida dan kromium. Hal tersebut dapat
diperloeh dari prosuksi atom hidrogen yang bereaksi dengan besi.

Pada investigasi secara mikrostruktur dapat dilihat permukaan internal dan scale yang
signifikan dari dekarbunasi dengan terdapat intergranular/interkristal dia area yang cukup luas.
Berikut adalah gambarnya
Gambar 3. Mikrostruktur dari tube 39

Gambar 3. Mikrostruktur dari tube 49


Konesntrasi dari natirum hidroksia dapat mengikis dari layer magenetite (Fe3O4) pada
tube yang diperoleh dengan reaksi berikut:

4NaOh + Fe3O4 → 2NaFeO2 + Na2FeO2 + H2O

Dan hal tersebut sering terjadi ketika kondensat terkontaminasi dengan air laut, sehingga
pH dari air yang terkontaminasi dapat menurunkan asam, dan potensial terjadinya korosi pada
pH rendah. Pada kondisi ni terjadinya kerusakan pada layer (Fe3O4) , kemudian besi tersebut
bereaksi dengan asam klorida dan membentul besi klorida dan atom hidrogen.

Fe + 2HCl → FeCl2 + 2H

Kemudian reaksi antara besik dengan natrium hidroksida memperburuk keadaan dengan
membentuk natrium ferroit dan atom hidrogen.

Fe + 2NaOH → Na2FeO2 + 2H

Jumlah hidrogen yang terus bertambah dan tube yang terus dikenai dengan tekanan yang
tinggi akan membuat hidrogen bereaksi dengan besi karbida dan membentuk metana dan besi.

4H + Fe3C → CH4 + 3Fe

Terus bertambahnya molekul bersamaan dengan tekanan tinggi akan membuat rusaknya
stuktur hal tersebut dapat dilihat pada gambar 3 dan 4. Dapat dilihat bahwa dari mekanisme
hidrogen diatas mengharuskan adanya endapan yang berlebihan pada tabung internal dan
menjadi sumber kontaminan. Fenomena terjadinya kontaminasi ringan dari kondensat dari air
laut melalui kebocoran tabung kondensor dapat dikarenakan karena kurangnya control sebagai
berikut:

1. Kontaminan air laut pada kondensat cenderung tidak dilepas dengan sistem
pengendalian korosi. Kemungkin ini tejadi karena seringnya tidak tersedia sistem
pengendapan yang mengakibatkan terlalu banyak endapan paa sistem air boiler
2. Dilaporkan bahwa ammonia digunakan untuk mengendalikan pH, namun dangat
mudah menguap dan merupakan alkali yang relative lemah pada suhu tinggi.

Tindakan pencegahan yang dapat dilekaukan untuk terjadinya kerusakan adalah sebagai
berikut:

1. Pada operasi siklus termal bertekanan tinggi, unit kondensat harus dioperasikan setiap
saat untuk menghilangkan atau mengurangi pengotor korosif dan kemungkinan garam
terlarut.
2. Inspeksi video boroskop dianjurkan untuk dilakukan secara teratur untuk memantau
kondisi tabung internal dan memerikas kondensor dari segala kebocoran.
3. Pada operasi boiler lebih dari 6,9 Mpa, hal tersebut cukup besar mengalami pH yang
tinggi ataupun rendah. Dapat diingat bahwa penurunan atau kenaikan dari pH dapat
menyebabkan basa dan asam yang tinggi dan berkontak dengan material tube,
sehingga menyebabkan tumbuhnya banyak hidrogen.

Anda mungkin juga menyukai