Anda di halaman 1dari 28

KEGAWATDARURATAN PADA PENYAKIT DM :

HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA

Dr. Fadhilah Sudin Sp.PD


RSD Kota Tidore Kepulauan
KOMPLIKASI AKUT DM

LIFE THREATENING METABOLIC DISORDERS


(KEGAWATAN)

HIPERGLIKEMI HIPOGLIKEMI

• Edema cerebri
• Kerusakan SSP
KETOASIDOSIS LAKTOASIDOSIS HIPEROSMOLER

• Kontraktilitas miokard  • Syok hipovolemi


• Cardiac output  • Trombo-emboli
• Tensi 
• Perfusi ke organ2 
• Respons vaskuler thd katekolamin 
• Syok hipovolemi
Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Insulin 

TRIAS

• Hiperglikemi
• Ketosis
• Asidosis
Kriteria Diagnosis KAD
Kadar Glukosa > 250 mg/dl
pH < 7,3
HCO3 < 18
Asidosis metabolic
Anion Gap meningkat > 12
 Poliuri, Polidipsi
 Nausea, Vomitus
 Kulit & Mukosa kering
 Nafas kuszmaul (nafas cepat dan dalam)
 Dehidrasi  syok
 Lemah, Depresi, Kejang
 Kesadaran   koma

Diagnosis laborat
 Hiperglikemi berat
 Glukosuri berat
 Ketonuri berat
 pH darah 
 PO O2 
 Tekanan osmose plasma 
FAKTOR PEMICU KAD
 Terapi insulin yang tidak adekuat
 Kebutuhan insulin yang tidak terpenuhi akibat
infeksi
 Pankreatitis
 Infark myocard
 Stroke
 Obat - obatan
PERBEDAAN KAD & HHS
KRITERIA KAD HHS
TANDA + +
DEHIDRASI
STATUS MENTAL KOMPOS STUPOR/KOMA
MENTIS – KOMA
BAU NAFAS + -
ASETON
PERNAFASAN + -
KUSSMAUL
Data Laboratorium klinik

LABORATORIUM KAD HHS


Glukosa plasma (mg/dl) > 250 > 600
pH < 7.3 > 7.3
HCO3 serum (mEq/L) < 15 > 20
Keton urine  3+  1+
Keton serum (+) pengenceran 1:2 (-) pada pengenceran 1:2
Osmolalitas serum (mOsm/Kg) Bervariasi  330
Natrium serum (mEq/L) 130 – 140 145 – 155
Kalium serum (mEq/L) 5–6 4–5
BUN (mg/dl) 18 - 25 20 - 40

Panduan klinik praktis untuk membedakan KAD & HHS


Dengan pengertian sekitar 30% penderita KAD dapat
Tampil dalam kondisi HHS
 NaCl  Stabil
Isotonik (jaringan ekstra sel)
 Dosis — osmolalitas plasma
( Rumus )
 Dekstrose 5% — glukosa < 200 mg/dl
mencegah hipoglikemi
Fluid s/d ketonemi terkoreksi
overload

• Respiratory distress syndrome


• Oedema cerebri
• Asidosis hiperkloremi
TERAPI CAIRAN
 NaCl Fisiologis
 1 jam I  1-2 Liter
 1 jam II 1 Liter
 1 jam III & IV  0,5 Liter
 1 jam V & VI  0,25 Liter
 Selanjutnya sesuai hitungan kebutuhan
 Hati- hati pada Gagal jantung. Gagal ginjal, Ibu
Hamil, Orang Tua dan Anak - anak
Tujuan terapi
Ketoasidosis

 Menurunkan
glukosa darah

 Membersihkan INSULIN
serum & urine
dari ketoacids

 Koreksi • NaCL isotonik


gangguan keseimbangan • Kalium
cairan & elektrolits • Bikarbonat
• Fosfat
 Menghilangkan
faktor presipitasi
Bolus 0,1 unit/KgBB iv
dosis rendah intravena
0,1 unit / kgBB /jam  meningkatkan
insulin plasma  memenuhi kapasitas
Continous maksimal reseptor insulin
infusion

• Glukosa  (< 200 mg/dl)  dosis  (0,02 – 0,05 U/kgBB/jam)

• Glukosa tidak capai target   0,14 U/kgBB/jam

• Glukosa stabil (200 -300 mg/dl)  1-2 U/jam , disertai dosis koreksi
setiap 6 jam sebelum jadwal makan
 KALIUM • Indikasi Syarat :
K+ < 5.5 mEq/L - tidak gagal ginjal
Kadar K+ Koreksi K+ - Tall T (-)
- Jumlah urin
< 3,0 Drip KCl 50 mEq/6 jam, insulin tunda
adekuat
3,0 – 4,5 Drip KCl 25 mEq/6 jam
4,5 – 5,5 Drip KCl 25 mEq/12 jam
> 5,5 Drip distop

 BIKARBONAT • Indikasi
• pH < 7 (darah arteri)
• HCO3 < 5.0 mEq/L
• K+ > 6.5 mEq/L
• Hipotensi respon ( - )
thd pemb. cairan
• Payah jantung kiri
• Depresi pernafasan
 ANTIBIOTIKA • Indikasi
infeksi akut
 Oksigenasi bila pO2 < 80 mmHg

 Nutrisi sedini mungkin jika tidak ada kontraindikasi

 ANTIKOAGULAN  Perlu diberikan


(mengatasi tromboemboli)

 Tidak perlu
(memperberat perdarahan
gastrointestinal akibat
hypertonicity-induced
gastroparesis
MONITORING
 Kadar glukosa darah tiap jam dengan alat glucometer
pada fase akut
 Elektrolit setiap 6 jam selama 24 jam, selanjutnya
tergantung keadaan
 AGD : bila pH < 7 saat masuk, periksa setiap 6 jam
hingga pH > 7,1, selanjutnya setiap hari sampai stabil
 Kesadaran, tekanan darah, nadi , frekuensi pernapasan,
dan suhu tubuh setiap jam
 Keadaan hidrasi, balans cairan tiap jam sampai stabil
 Waspada terhadap kemungkinan KID
Tatalaksana awal di Fasyankes primer
1. Memastikan jalan nafas lancar dan membantu
pernafasan dengan suplementasi oksigen
2. Memasang akses infus intravena dan melakukan
hidrasi cairan NaCl 0.9 % dengan target TD
sistole > 90 atau produksi urin >0.8 ml/kgbb/jam
3. Memasang kateter urin untuk pemantauan cairan
4. Dapat diberikan insulin rapid acting bolus
intravena sebesar 0,1 unit/kgBB
5. Selalu monitoring: pemeriksaan tanda vital dan
gula darah perjam
Kriteria rujukan
• Penanganan kegawatdaruratan yang diberikan
untuk mempertahankan pasien tidak mengalami
dehidrasi lebih lama. Proses rujukan harus
segera dilakukan untuk mencegah komplikasi
yang lebih lanjut
• Pasien harus dirujuk ke layanan sekunder
(Rumah Sakit) setelah mendapat terapi rehidrasi
cairan
Hipoglikemi
Insulin 

Koma

Diet  OHO 
Keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl,
atau kadar glukosa darah < 80 mg/dl dengan gejala klinis.
Tanda pastinya  Whipple’s Triad
 Tanda dan gejala hipoglikemia
 Kadar glukosa plasma dibawah normal
 Hilang atau berkurangnya gejala
dan tanda dengan pemberian glukosa
Faktor Pencetus Hipoglikemi

1. Kelebihan dosis obat, terutama insulin atau obat


hipoglikemia oral yaitu sulfonilurea.
2. Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun;
gagal ginjal kronik, dan paska persalinan.
3. Asupan makan tidak adekuat: jumlah kalori atau
waktu makan tidak tepat.
4. Kegiatan jasmani berlebihan.
Mekanisme Keseimbangan dan
Konterregulasi Glukosa
 Glukosa merupakan bahan bakar utama metabolisme
di otak
 Otak tidak dapat melakukan sintetis dan penyimpanan
glukosa dalam bentuk glikogen  sehingga bergantung
 Menurunkan kadar glukosa darah
 Kadar glukosa menurun  asupan ke otak berkurang
 kompensasi pemenuhan kebutuhan glukosa dengan
mekanisme konterregulasi Glukosa
Mekanisme Keseimbangan dan
Konterregulasi Glukosa
 Pertahanan Pertama : Penurunan sekresi insulin
 Pertahanan kedua : Glukagon
 Pertahanan ketiga : Epinefrin
 Pertahanan keempat : Growth hormon dan kortisol
 Pertahanan kelima : ingestion
Manifestasi Klinis
• Neuroglikopenic, yaitu perubahan perilaku,
lemas, kejang, dan penurunan kesadaran.
• Neurogenik (autonomic)
• Adrenergic : Palpitasi, tremor, dan cemas
• Cholinergic : Keringat, lapar, dan baal (kurang
sensasi sensoris)
• Keluhan yang umum pada hipoglikemi
berupa pucat dan keringat dingin, kenaikan
frekuensi nadi dan tekanan sistolik.
KENALI HIPOGLIKEMIA
 lapar  Berdebar
 Lemah  Pusing
 Gemetar  Gelisah
 Keringat dingin  Kesadaran 
Etiologi dan Patofisiologi
• Hipoglikemia pada Diabetes
• Hypoglycemia Associated Autonomic Failure
• Hipoglikemia tidak pada Diabetes
• Obat-obatan
• Penyakit Kritis
• Hormon defisiensi
• Non-beta sel tumor
• Hiperinsulin Endogen
Tata laksana di Fasyankes
primer
Stadium permulaan (sadar):
• Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau
sirop/permen atau gula murni (bukan pemanis pengganti
gula atau gula diet/ gula diabetes) dan makanan yang
mengandung karbohidrat.
• Hentikan obat hipoglikemik sementara. Pantau glukosa
darah sewaktu tiap 1-2 jam.
• Pertahankan GD sekitar 200 mg/dL (bila sebelumnya tidak
sadar).
• Cari penyebab hipoglikemia dengan anamnesis baik
auto maupun allo anamnesis.
Tata laksana di Fasyankes
primer
Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga
hipoglikemia):
1. Diberikan larutan dekstrose 40% sebanyak 2 flakon (=80
mL) bolus intra vena.
2. Diberikan cairan dekstrose 10 % per infus 6 jam perkolf.
3. Periksa GDs setiap satu jam setelah pemberian dekstrosa
40%
a. Bila GDs < 80 mg/dL bolus dekstrosa 40 % 80 mL IV
b. Bila GDs <100 mg/dL bolus dekstrosa 40 % 28 mL IV
c. Bila GDs 100 - 200 mg /dL tanpa bolus dekstrosa 40 %.
d. Bila GDs > 200 mg/dL pertimbangan menurunkan
kecepatan drip dekstrosa 10 %.
Tata laksana di Fasyankes
primer
Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga
hipoglikemia):
4. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut,
pemantauan GDs setiap 2 jam, dengan protokol sesuai
diatas, bila GDs >200 mg/dL - pertimbangkan
mengganti infus dengan dekstrosa 8 % atau NaeI 0,9 %.
5. Bila GDs > 100 mg/dL sebanyak 3 kali berturut-turut,
protokol hipoglikemi dihentikan.
Konseling dan Edukasi
• seseorang yang sering mengalami hipoglikemia (terutama
penderita diabetes), hendaknya selalu membawa tablet
glukosa karena efeknya cepat timbul dan memberikan
sejumlah gula yang konsisten.

Kriteria Rujukan
1. Pasien hipoglikemia dengan penurunan kesadaran harus
dirujuk ke layanan sekunder (Rumah sakit) setelah diberikan
dekstrose 40% bolus dan infus dekstrose 10% dengan tetesan 6
jam per kolf.
2. Bila hipoglikemi tidak teratasi setelah 2 jam tahap pertama
protokol penanganan

Anda mungkin juga menyukai