Anda di halaman 1dari 8

Vitamin D

Vitamin D atau dikenal juga dengan nama Kalsiferol. Merupakan


turunan dari molekul steroid yang merupakan salah satu turunan dari 
kolesterol. Merupakan vitamin yang dapat diproduksi oleh tubuh dengan
bantuan sinar ultraviolet

Vitamin D merupakan salah satu jenis vitamin yang larut dalam lemak.


Secara kimiawi, bentuk aktif dari vitamin D ada 2, yaitu vitamin D2 atau
ergokalsiferol dan vitamin D3 yang disebut kolekalsiferol.
Manfaat Vitamin D
- Mengurangi risiko penyakit jantung
- Menurunkan depresi
- Mendukung penurunan berat badan
- Meningkatkan kesehatan tulang dan gigi
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Membantu proses penyerapan kalsium
- Mengobati dan mencegah rakitis dan osteomalacia
- Mencegah osteoporosis
- Mencegah perburukan gangguan ginjal
- Mengobati gangguan kelenjar paratiroid
Source:
https://jovee.id/vitamin-d/
https://www.alodokter.com/vitamin-d3-ini-manfaat-dan-kegunaannya-bagi-tubuh
Sumber Vitamin D
Sumber vitamin D utama adalah sinar matahari, asupan
makanan, dan juga suplemen
Dosis Vitamin
IU (International Unit) dalam ilmu farmasi merupakan
satuan yang menunjukkan jumlah kandungan suatu
zat. Satuan internasional digunakan untuk mengukur
vitamin, hormon, beberapa obat, vaksin, produk darah,
dan zat aktif biologis serupa.

Ada juga satuan lain yaitu mikrogram. 1 mikrogram


sama dengan 40 IU.

•Vitamin A: 1 IU is the biological equivalent of 0.3 μg 


retinol, or of 0.6 μg beta-carotene
•Vitamin C: 1 IU is 50 μg L-ascorbic acid
•Vitamin D: The biological activity of 40 IU is equal to 1
μg
•Vitamin E: 1 IU is the biological equivalent of about
0.667 mg d-alpha-tocopherol (2/3 mg exactly), or of
0.90 mg of dl-alpha-tocopherol.
•Insulin: 1 IU is equivalent to 0.0347 mg of human
insulin (28.8 IU/mg)
Dosis Vitamin D
Dosis Dewasa Kebutuhan Harian Vitamin D
• Usia 0-12 bulan: 400 IU/hari
• Untuk mencegah defisiensi vitamin D usia 19-70 • Usia 1-70 tahun: 600 IU/hari
tahun: 600 IU per hari • Usia >70 tahun: 800 IU/hari
• Untuk pengobatan dan pencegahan osteoporosis
usia >50 tahun: 800-1000 IU, 1 kali sehari Batas Asupan Vitamin D
• Untuk penderita hipoparatiroid: 50.000-200.000 • Usia 0-6 bulan: 1000 IU/hari
IU, 1 kali sehari • Usia 7-12 bulan:1500 IU/hari
• Usia 1-3 tahun: 2500 IU/hari
• Untuk penderita hipofosfatemia: 10.000-60.000 IU,
1 kali sehari • Usia 4-8 tahun: 3000 IU/hari
• Usia >9 tahun: 4000 IU/hari
• Untuk penderita rakitis: 12.000-500.000 IU, 1 kali
sehari
Dosis Anak-anak
• Untuk penderita hipofosfatemia: 40.000-80.000 IU,
1 kali sehari
• Untuk penderita rakitis: 12.000-500.000 IU, 1 kali
sehari
Vitamin D untuk Covid
Dikutip dari WebMD, kini banyak penelitian yang mengatakan bahwa vitamin D berkemungkinan menentukan
seberapa parah kasus COVID-19 yang diderita seseorang.
• Professor Teknik Biomedis dan Kedokteran dari Northwestern University, Chicago Vadim Backman mengatakan,
"Penelitian-penelitian ini mendukung pemikiran bahwa vitamin D bisa jadi membantu melawan komplikasi
COVID-19."
• Backman sendiri melakukan penelitian, tentang hubungan antara defisiensi vitamin D dengan perbedaan tingkat
kematian di beberapa negara.

Dalam beberapa penelitian terbaru, terdapat indikasi bahwa:


1. Lebih dari 80% dari 200 pasien COVID-19 yang dirawat, memiliki kekurangan vitamin D. Pasien yang tubuhnya
kekurangan vitamin jenis ini juga mempunyai tanda-tanda inflamasi lebih tinggi dalam darah.
Akan tetapi, penelitian tersebut tidak menemukan hubungan antara rendahnya kadar vitamin D dengan keparahan
kasus COVID-19.
2. Beberapa ilmuwan asal Spanyol meneliti bagaimana vitamin D yang diresepkan dokter dapat berimbas pada
pasien COVID-19. Dari 50 orang pasien, hanya satu yang membutuhkan perawatan ICU dan tidak ada satu pun
yang meninggal. Dan di antara 26 pasien yang tidak mendapat resep vitamin tersebut, 13 di antaranya harus
dirawat di ICU dan dua dari mereka meninggal.
3. Sejumlah ilmuwan Amerika Serikat meneliti sampel darah 235 pasien COVID-19 yang dirawat . Pasien yang
punya kandungan vitamin D yang cukup dalam tubuhnya, lebih berkemungkinan kecil untuk tidak sadarkan diri
dan meninggal karena COVID-19. Walau begitu, studi lebih lanjut tentang hal ini juga dibutuhkan.

Source:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5642614/apakah-vitamin-d-bantu-melawan-covid-19-ini-faktanya
Efektivitas Vitamin D untuk COVID-19

• Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan COVID-19. Namun, pemberian suplemen, seperti
vitamin D, dipercaya mampu membantu pengobatan dan mempercepat pemulihan penderita COVID-19, terutama
penderita yang tidak bergejala atau mengalami gejala ringan.

• Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi vitamin D dengan kadar 10–25 mikrogram per hari dapat melindungi tubuh
dari infeksi saluran pernapasan akut. Selain itu, vitamin D untuk COVID-19 juga terbukti dapat menurunkan risiko
terjadinya badai sitokin dan komplikasi lain terkait peradangan.

• Vitamin D pun diketahui bisa menurunkan risiko terjadinya hipoksia dan penurunan kesadaran pada penderita
COVID-19, serta kematian pada penderita yang berusia di atas 40 tahun.
Sebaliknya, kekurangan vitamin D diketahui dapat meningkatkan keparahan penyakit COVID-19, terutama pada
penderita  obesitas dan diabetes.

• Namun, sayangnya, beberapa hasil di atas hanya berdasarkan penelitian dalam skala kecil. Oleh karena itu, masih
dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas vitamin D untuk COVID-19, baik dalam pencegahan
maupun pemulihan.
Source:
https://www.alodokter.com/fakta-vitamin-d-untuk-covid-19

Anda mungkin juga menyukai