Anda di halaman 1dari 5

BEDAH MAYAT FORENSIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


1/4

RSUD
RANTAUPRAPAT
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
DIREKTUR RSUD RANTAUPRAPAT
Standar Prosedur
Operasional
(SPO)
dr. Syafril Rahmadi Maulana Harahap, SpB
PEMBINA TINGKAT I
06/09/2022
NIP. 19650616 200012 1 001
PENGERTIAN Adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter terhadap mayat
yang meliputi pemeriksaan luar dan bedah mayat dengan cara
membuka kepala, leher, dada, perut, panggul atau bagian lain
dengan atau tanpa pemeriksaan penunjang
TUJUAN 1. Menentukan identitas
2. Menentukan jumlah luka, jenis luka, jenis kekerasan/racun
3. Menentukan sebab kematian
KEBIJAKAN 1. Pasal 28 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan
2. Pasal 118 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan
3. Pasal 122 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan
4. Pasal 134 (1)(2)(3) KUHAP
PROSEDUR 1. Mayat yang akan diperiksa oleh dokter harus diperlakukan
dengan baik dan penuh penghormatan
2. Setiap mayat yang akan diperiksa harus sudah diberi gelang
identitas (laki-laki abu-abu, wanita pink)
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan, harus dicek terlebih dahulu
tentang kebenaran SpV, identitas korban, jenis pemeriksaan
yang diminta
4. Sebelum bedah mayat forensik dilakukan dokter forensik harus
menjelaskan terlebih dahulu kepada pihak keluarga terdekat atau
orang yang dikuasakan untuk itu tentang maksud dan tujuan
penyidik meminta dilakukan otopsi.
5. Tindakan bedah mayat forensik dapat dilakukan dalam waktu
satu sampai dua kali 24 jam sesuai kepentingan penyidik dan
peraturan perundang-undangan Pasal 134 (1, 2, 3) KUHAP
6. Apabila keluarga korban menolak tindakan bedah mayat forensik,
maka setelah diberikan penjelasan, DPJP menyarankan pihak
keluarga korban untuk menghadap penyidik yang bersangkutan
7. Apabila pihak keluarga korban tetap menolak dan akan
membawa pulang mayat tanpa prosedur, maka keluarga korban
membuat pernyataan penolakan tindakan bedah mayat forensik
yang dibuat dalam format untuk itu.
8. Keluarga korban dapat meminta penundaan pemeriksaan bedah
mayat untuk alasan pengurusan surat pencabutan dari penyidik
atau sedang menunggu keluarga atau keraguan atas identitas
korban.
BEDAH MAYAT FORENSIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


2/4

RSUD
RANTAUPRAPAT
PROSEDUR 9. Penundaan pemeriksaan bedah mayat harus dibuat dalam
format khusus untuk itu
10. Dokter forensic dapat melakukan pemeriksaan luar terlebih
dahulu atas izin keluarga korban
11. Mayat yang ditunda pemeriksaannya dapat dititipkan di kamar
otopsi atau di ruang transit atau kamar pendingin sesuai
ketentuan
12. Bedah mayat forensik harus dilakukan sedini mungkin
13. Penundaan pemeriksaan bedah mayat lebih dari 2x24 jam harus
sepengetahuan/izin penyidik dan atau dokter forensik
14. Bedah mayat forensik harus dilakukan secara lengkap
15. Bedah mayat forensik harus dilakukan oleh dokter spesialis
forensic dengan dibantu oleh teknisi
16. Hasil pemeriksaan bedah mayat forensik harus dicatat dalam
laporan obduksi dan ditanda tangani oleh dokter forensik
A. Persiapan sebelum autopsy
1. Mengecek apakah surat-surat yang berkaitan dengan autopsy
yang akan dilakukan telah lengkap
2. Mengecek apakah mayat yang akan diautopsy benar-benar
adalah mayat yang dimaksudkan dalam surat yang
bersangkutan
3. Mengumpulkan keterangan yang berhubungan dengan
terjadinya kematian selengkap mungkin
4. Mengecek apakah alat-alat yang diperlukan telah tersedia
5. Lakukan tindakan pencegahan universal dengan
menggunakan alat pelindung diri lengkap.
B. Peralatan untuk Autopsi
1. Pisau Kulit dan Organ
2. Gunting
3. Pinsit bergerigi
4. Gergaji
5. Botol kecil yang berisi airan formalin 10% untuk keperluan
pengambilan jaringan sampel histopatologi
6. Peralatan tulis dan fotografi
C. PEMBEDAHAN MAYAT
1) Mayat yang akan dibedah diletakkan terlentang dengan
bagian bahu ditinggikan (diganjal) dengan sepotong balok
kecil. Dengan demikian, kepala akan berada dalam
keadaan fleksi maksimal dan daerah leher tampak jelas.
2) Insisi kulit dilakukan mengikuti garis pertengahan badan
mulai di bawah dagu, diteruskan ke arah umbilikus dan
melingkari umbi-likus di sisi kiri dan seterusnya kembali
mengikuti garis pertengahan badan sampai di daerah
simfisis pubis.
3) Pada daerah leher, insisi hanya mencapai kedalaman setebal
kulit saja. Pada daerah dada, insisi kulit sampai kedalaman
mencapai permukaan depan tulang dada (sternum) sedangkan
mulai di daerah epigastrium, sampai menembus ke dalam rongga
perut.
BEDAH MAYAT FORENSIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


3/4

RSUD
RANTAUPRAPAT
PROSEDUR
4) Rongga dada dibuka dengan jalan mengiris rawan-rawan iga
pada tempat setengah sampai satu sentimeter medial dari
batas rawan tulang masing-masing iga.
5) Perhatikan pertama-tama letak paru terhadap kandung
jantung. Biasanya dengan mencatat bagian kandung jantung
yang tampak antara kedua tepi paru-paru.»Kandung jantung
yang tampak hanya 1 jari di antara paru-paru menunjukkan
keadaan pengembangan paru yang beriebih (pada edema
paru atau emfisema paru)
6) Kandung jantung dibuka dengan melakukan pengguntingan
pada dinding depan mengikuu bentuk huruf Y terbalik. Perhatikan
apakah rongga kandung jantung terisi oleh cairan atau darah.
Periksa pula akan adanya luka baik pada kandung jantung
maupun pada permukaan depan jantung sendiri.
7) Alat-alat leher akan dike-luarkan bersama-sama dengan alat
rongga dada,sedangkan usus halus mulai dari jejunum sampai
rectum dilepaskan tersendiri dan kemudian alat dalam rongga
perut dikeluarkan bersama alat dalam rongga panggul
8) Usus-usus dilepaskan dengan pertama-tama melakukan dua
ikatan pada awal jejunum, dekat dengan tempat
menembusnya duodenum dari arah retropentoneal.
9) Pada daerah kolon transversum, lepaskan perlekatan antara
kolon dan lambung. Mesokolon kembali diiris di sebelah lateral
dan kolon descendens dengan memisahkarmya juga dari
limpa dan ginjal kiri/ Kolon sigmoid dapat dilepaskan dari
dinding rongga perut dengan memotong mesocolon di
bagian belakangnya
10) lepaskan alat rongga perut dan panggul,pengirisan dimulai
dengan memotong diafragma dekat pada insersinya pada
dinding rongga badan.
11) Pemeriksaan pada kepala dimulai dengan membuat irisan
pada \ kulit kepala, dimulai pada prosesus mastoideus,
melingkan kepala ke I arah puncak kepala (vertex) dan
berakhir pada prosesus mastoideus sisi lain.
12) Setelah atap tengkorak dilepaskan, pertama-tama lakukan
penauinan terhadap bau yang keluar sebab pada beberapa
jenis keracunan, dapat tercium bau yang khas.
13) Otak dikeluarkan dengan pertama-tama memasukkan dua
jari tangan km di garis peitengahan daerah frontal, antara baga
otak dan tulang tengkorak.
14) Setelah otak dikeluarkan, duramater yang melekat pada dtntm
tengKorak harus dilepaskan dari dasamya, agar dapat
diperhatjkan adanya kelainan pada dasar tengkorak.
BEDAH MAYAT FORENSIK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


4/4

RSUD
RANTAUPRAPAT
PROSEDUR D. Pemeriksaan terhadap organ/jaringan harus dilakukan :
1. Lidah
2. Tonsil
3. Kelenjar gondok
4. Kerongkongan (oesophagus)
5. Batang tenggorok {trachea)
6. tulang lidah (os hyoid), rawan gondok {cartilago
thyroidea) dan rawan cincin (cartilago cricoidea)
7. Arteria carotis interna
8. Kelenjar kacangan (Thymus)
9. Paru-paru.
10. Jantung
11. Aorta thoracalis
12. Aorta obdomibalis
13. Anak ginjal (glandula suprarenalis)
14. Ginjal ureter dan kandung kencing
15. Hati dan kandung empedu
16. Limpa dan kelenjar getah bening
17. Lambung, usus halus dan usus besar
18. Kelenjar liur perut (pancreas)
19. Otak besar, otk kecil dan batang otak
20. Alat kelamin dalam (genitalia interna)
21. Timbang dan catatlah berat masing-masing alat organ

F. Perawatan Mayat setelah Autopsy


1. Setelah autopsi selesai, semua organ tubuh dimasukkan
kembali ke dalam rongga tubuh.
2. Lidah dikembalikan ke dalam rongga mulut sedangkan
jaringan otak dikembalikan ke dalam rongga tengkorak
3. Jahitkan kembali tulang dada dan iga yang dilepaskan
pada saat membuka rongga dada
4. Bekas sayatan pada kulit dijahit dengan rapi
menggunakan benang yang kuat
5. Atap tengkorak diletakkan kembali pada tempatnya
dan sasi dengan menjahit otot temporalis, baru kemudian
kulit kepala it dengan rapi
6. Setelah selesai pemeriksaan, mayat dibersihkan
terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada pihak
keluarga korban

UNIT TERKAIT Instalasi Pemulasaran jenazah dan ambulans

Anda mungkin juga menyukai