Anda di halaman 1dari 5

Training Worship Leader

Session 1

A.Tentang Worship Leader


Seorang Worship Leader (WL) bukan hanya sekedar berperan sebagai pemimpin
pujian dalam sebuah ibadah atau komsel, namun lebih daripada itu. Seorang Worship
Leader seharusnya berperan sebagai penyembah yang benar (taken of role to be a true
worshiper) yang senantiasa hidup di dalam doa (Yoh. 4:23), serta berpegang teguh pada
kebenaran firman Allah setiap hari (Fil. 2:13-15).
Seorang Worship Leader bukan hanya cakap memimpin pujian dan penyembahan
atau memiliki suara yang bagus, tetapi harus menjadi seorang pribadi penyembah yang
dipanggil dan diurapi oleh Allah untuk melayani dalam sebuah ibadah atau mengaplikasikan
pujian dan penyembahan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka yang terpanggil untuk
mengambil bagian dalam pujian dan penyembahan ini, bukan hanya mereka yang pandai
bermain musik atau bernyanyi, namun mereka yang telah menyerahkan diri
sepenuhnya dan setia untuk melayani dalam bidang pujian dan penyembahan (Mzm. 57:8-10,
Mzm. 108:2-4).
Seorang Worship Leader bertanggung jawab kepada Tuhan dan Gereja-Nya dalam
rangka melaksanakan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan serta sebagai wujud ucapan
syukur atas setiap anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, sesuai dengan talenta dan
kapasitas rohani masing-masing.

B. Persiapan Awal Memimpin Pujian dan Penyembahan


Persiapan awal merupakan bagian yang sangat penting bagi seorang Worship
Leader (Pemimpin Pujian), sebab hal ini akan mempengaruhi keberhasilan kita pada saat
memimpin pujian dan penyembahan dalam sebuah ibadah gerejawi. Adapun persiapan awal
tersebut meliputi 2 (dua) hal sebagai berikut:
Persiapan Diri
Sebelum mengawali pelayanan pujian dan penyembahan, seorang Worship
Leader hendaknya mempersiapkan diri dengan baik, dengan cara membangun hubungan
pribadi yang erat bersama Tuhan melalui kehidupan doa yang benar untuk memohon
pengampunan dosa, penyertaan dan hikmat dari Tuhan (Ams. 24:3, Kol. 3:23). Mengapa
harus demikian? Karena tanpa penyertaan dan hikmat dari Tuhan, maka pelayanan kita akan
menjadi kacau dan sia-sia (Mzm. 127:1) serta Tuhan tidak berkenan dengan pelayanan pujian
dan penyembahan kita (Kej. 4:4-5, Hos. 4:6).
Persiapan doa ini bisa dilakukan secara pribadi maupun dalam kelompok doa yang telah
diagendakan oleh gereja. Betapa pentingnya mengawali setiap pelayanan dengan doa,
sehingga pelayanan pujian dan penyembahan yang kita lakukan menyenangkan hati Tuhan
serta menggerakkan Roh Kudus untuk melawat setiap jemaat yang hadir dalam ibadah (Rom.
12:1, Kis. 2:1-4).
Jika hal ini terjadi, maka pemulihan dan mujizat yang datangnya dari Tuhan akan
dinyatakan dalam ibadah, khususnya pada saat pujian dan penyembahan dinaikkan dengan
benar di hadapan Tuhan oleh Worship Leader dan jemaat (Yos. 6:20, Kis. 12:11-12).
Persiapan Teknis
Setelah melakukan persiapan diri dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan persiapan secara teknis. Seorang Worship Leader yang baik hendaknya
mempersiapkan beberapa hal teknis agar mampu memimpin pujian dan penyembahan dengan
tertib dan mendatangkan sukacita bersama dalam ibadah. Berikut ini merupakan langkah-
langkah yang penting untuk dilakukan seorang Worship Leader sebelum memulai pelayanan
pujian dan penyembahan.

I.Penguasaan Lagu
A. Bagian-bagian Lagu dan Tanda
Intro adalah awal dari sebuah lagu yang merupakan pengantar lagu tersebut. Intro
juga berfungsi memberikan waktu untuk penyanyi dan pendengar mempersiapkan diri
sebelum lagu benar-benar dimainkan. Biasanya musik pengisi intro bisa berupa musik
instrumental. (Tanda Jari telunjuk)
Verse Bisa disebut juga bait. Verse adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu
masuk ke bagian Chorus. Sebuah lagu yang baik bahkan memiliki Verse yang kuat secara
melodik dan harmonik yang tidak kalah dengan bagian reff-nya. Bagian Verse bukan
merupakan bagian yang klimaks pada lagu. Hanya berupa pengantar dan berisi kalimat-
kalimat pembuka. Kebanyakan detail lagu berada di bagian Verse yang menceritakan lebih
banyak ketimbang bagian Reff/Chorus. (Tanda Jari Telunjuk)
Bridge adalah sebuah bagian lagu yang bukan merupakan Bait atau Reff. Bridge ini
biasanya dipakai untuk menjembatani antara bagian-bagian lagu. misalnya menjembatani
antara Reff dengan Bait, atau Reff dengan Reff (Modulasi/Naik) Brigde biasanya memiliki
nada irama atau instrumen yang berbeda dengan Reff/Bait, bisa lebih lambat/lebih cepat.
Brigde biasanya memiliki pesan yang memperkuat sebuah lagu. (Tanda 3 jari)
Chorus/Reff berisi pesan inti dari sebuah lagu. Biasanya terletak setelah Bait dan
Bridge. Chorus/Reff biasanya hanya terdiri dari beberapa kalimat singkat yang diulang untuk
memperkuat pesan inti dari lagu tersebut. (Tanda 2 jari)
Interlude biasanya diwarnai dengan instrumen musik saja tanpa syair lagu. Di dalam
interlude, worship leader memberi kesempatan imam musik untuk memuji Tuhan, tidak
jarang interlude digunakan juga sebagai flowing dalam penyembahan.
Coda adalah kalimat akhir dari lagu yang biasanya diulang sebanyak 3 kali untuk
menandakan nyanyian telah selesai. (Tanda 3 jari tengah sampai kelingking).

Kunyanyi Haleluya Kuasa-Mu terlebih Besar


Bait
Bapa ku datang Hanya Kau Tuhan penolongku
menyembah-Mu di sini Yang selalu setia bersamaku
Ku percaya Kau Kasih-Mu yang sanggup mengubah
kehidupanku
ada bagiku Sungguh ku berserah, sungguh ku
percaya
Brige
Tak usah ku takut sebab Kau sertaku Kuasa-Mu terlebih besar
Tak usah ku bimbang Kau di dalamku Tuhanku terlebih besar
Tak usah ku cemas Kau penghiburku Tak pernah terlambat janji-Mu ya
Tuhan
Saat ku lemah Kau kuatku Menolong hidupku (Pulihkan
hidupku)
Reff
Kunyanyi Haleluya 2x Ku percaya Kau bekerja
Sungguh Kau hebat Mendatangkan kebaikan dihdipku
Ajaib perkasa perbuatan-Mu Ku percaya Kau bekerja
Dihidupku (Coda) Mendatangkan kebaikan..mendatangkan
kebaikan

B. Menentukan Tema Pujian


Mengapa Worship Leader harus menentukan tema dalam Pujian? Tema dalam Pujian
ibarat sebuah tujuan yang harus dicapai oleh Worship Leader dan Team di dalam ibadah.
Tema yang jelas akan menuntun Worship Leader dan Team berjalan bersama-sama kepada
tujuan tersebut, ibarat mendayung di satu kapal dengan satu tujuan. Sebaliknya jika tidak ada
tema/tujuan yang ditentukan maka Worship Leader, Singer dan Imam musik ibarat berjalan
dengan tujuan masing-masing dengan arah yang berbeda-berbeda pula.
Tema dalam pujian akan sangat membantu dalam beberapa hal. Pertama, Tema dalam
pujian akan memudahkan Worship Leader dan Team memahami arah dan tujuan dalam
pujian penyembahan ketika dinaikkan. Kedua, Tema dalam pujian akan memudahkan
worship leader dan team dalam menentukan lagu mana yang akan dipilih. Ketiga, Tema
dalam pujian akan memudahkan worship leader dan team dalam membuat narasi.
Macam-macam tema lagu:
1. Iman : Aku percaya Tuhanku ajaib, Aku diberkati, Tiap langkahku
2. Peperangan : Kumenang-kumenang, Dalam nama Yesus, Allah bangkit
3. Sukacita : Terima sukacita surga, Bila Roh Allah ada didalamku
4. Pengagungan : Sbab Kau besar, Layak dipuji disembah, Sbab Kau layak
5. Ucapan syukur: Datanglah kebaitnya, Tuhan Yesus baik, Bersyukurlah kepada Tuhan

Lalu bagaimana cara menentukan Tema?


1. Visi Misi Gereja Lokal
Visi Misi GAB Sion: Ulangan 28:13 “Tuhan akan mengangkat engkau menjadi
kepala dan bukan ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau
mendengar perintah TUHAN, Allahmu, yang akan kusampaikan pada hari ini
kulakukan dengan setia.” – Kaitkan kepada tema Pujian
2. Pujian yang merhema menjelang persiapan
3. Disesuaikan dengan Tema firman Tuhan.

Blue Print pemilihan Lagu


Tema: Yesus Penolongku (Diambil dari tema Kotbah) => Iman
Lagu:
1. Tuhan Kupercaya (Symphony Worship) = Mengajak jemaat percaya Tuhan sanggup
menolong
2. Hanya di dalam nama-Nya = Mengajak jemaat percaya kuasa nama-Nya sanggup
menolong
3. Dengan-Mu Tuhan = Mengajak jemaat teguh berjalan bersama Tuhan
4. Kupercaya janji-Mu ajaib = Mengajak jemaat percaya dan berserah kepada Janji
firman Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai