Laporan Supervisi Januari-Maret 2016
Laporan Supervisi Januari-Maret 2016
DINAS KESEHATAN
Jalan Mawar No. 1 Pangkajene Telp. (0410) 21012 90611
I. PELAKSANA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Baring , dalam tahun 21015 terdapat angka kesakitan malaria sebesar 5 orang dan
semuanya di periksa sediaan darahnya, 2 orang positif falsiparum dan 2 orang mix infeksi falsiparum
dan vivax.
2. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Yang Umum.
3. Laporan bulanan malaria dikirim tepat waktu tiap bulan dan diarsipkan pada folder terpisah.
4. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
5. Bahan Laboratorium /RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
6. Kasus Positif Malaria yang ditemukan di Puskesmas Sabutung tidak di Follow Up tidak ada
tenaga mikroskopis.
7. Belum pernah ditemukan Kasus Malaria Berat di Puskesmas Baring.
8. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan ( LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
9. Kegiatan promosi Kesehatan tentang malaria sudah dilakukan mengggunakan media berupa
poster, lembar balik maupun leaflet malaria.
10. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
VI. MASALAH DAN RENCANA TINDAK LANJUT
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Baring. adalah :
2. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap.
3. Kasus Positif Malaria yang sudah di Follow.
4. Kurangnya respon petugas di desa (pustu, bidan) mengenai program P2 malaria
b. Rencana Tindak Lanjut
1. Meminimalkan/mengurangi beban kerja Pengelola Malaria.
2. Diharapkan kepada Dokter Poli untuk mengirimkan semua kasus demam untuk diperiksa
sediaan darahnya.
3. Pengelola malaria melakukan analisadata setiap bulannya dan divisualisasikan dalam
grafik, peta dan lainnya.
4. Segera diadakan Kartu Perderita Malaria.
5. Segera dilakukan pengadaan Poster, Lembar Balik dan Leaflet Malaria.
6. Pengelola Malaria menyusun rencana kerja tahunan dalam pemberantasan Malaria.
7. Puskesmas tetap mengintensifkan sosialisasi P2 malaria di tingkat pustu pada pertemuan
bulanan Puskesmas.
Pelaksana,
I. PELAKSANA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Segeri, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 8 orang diperiksa Sediaan
Darahnya, 1 orang menunjukkan hasil positif malaria vivax ..
2. Pengelola Malaria banyak sekali tugas rangkap seperti , perawat shif, bendahara JKN dan
Promkes
3. Sebagian besar data malaria yang ada di Puskesmas Segeri hanya berupa laporan bulanan
hanya disajikan dalam bentuk grafik,belum ada peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Yang Umum.
5. Laporan bulanan malaria dikirim tepat waktu tiap bulan dan disimpan dalam folder terpisah.
6. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
7. Bahan Laboratorium/RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
8. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan (LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
9. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Segeri adalah :
1. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap , Bendahara JKN dan adanya ship
setiap waktu
2. Data malaria belum dianalisa dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
3. Kartu Penderita Malaria tidak tersedia di Puskesmas.
4. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria, karena tidak ada tempat
perindukan vector.
Pelaksana,
I. PELAKSANA
Nama : Arifai D, SKM
NIP : 19630925 198803 1 014
Pangkat / Golongan : Penata Tk. I , / III d
Jabatan : Kepala Seksi P2 Dinas Kesehatan Kab. Pangkep
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Padang Lampe, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 4 orang, dan
semuanya diperiksa SD nya, dan semuanya positif , terdapat yang positif Plasmodium. Palsifarum 3
orang. Dan 1 orang positif vivax.
TOTAL : 59,4 %.
2. Pengelola Malaria tidak hanya mengerjakan laporan malaria tapi juga shif jaga, laporan
program SP2TP.
3. Sebagian besar data malaria yang ada di Puskesmas Padang Lampe hanya berupa laporan
bulanan hanya disajikan dalam bentuk grafik, belum berbentuk peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Malaria.
5. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
6. Bahan RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
7. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan ( LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
8. Kegiatan promosi Kesehatan tentang malaria sudah dilakukan bersama dengan program lain
berupa poster, lembar balik maupun leaflet malaria.
9. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Padang Lampe adalah :
1. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap.
2. Di Puskesmas Padang Lampe belum memeriksa Sediaan Darah pada semua kasus
Demam, karena dokter poli tidak memberikan rujukan pemeriksaan darah
3. Data malaria belum dianalisa dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tidak tersedia di Puskesmas.
5. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria
6. Kurangnya koordinasi anatar petugas di desa (pustu, bidan) pengelola program P2 malaria
di puskesmas.
Arifai D,SKM
Nip. 19630925 198803 1 014
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
Jalan Mawar No. 1 Pangkajene Telp. (0410) 21012 90611
I. PELAKSANA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Ma’rang , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 5 orang, dan semuanya
diperiksa SD nya, 3 orang menunjukkan hasil positif Plasmodium Vivax. Tahun 2013 angka
kesakitan malaria sebanyak 39 orang, semuanya diperiksa SD nya. Dari 39 orang yang diperiksa SD
nya 4 orang positif malaria plasmodium Palsifarum dan 9 orang Plamodium Vivax.
2. Pengelola Malaria tidak hanya mengerjakan laporan malaria tapi juga laporan program lain,
seperti laporan, Jampersal , BOK , dan SP2TP.
3. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas.
4. Laporan bulanan malaria dikirim tepat waktu tiap bulan dan diarsipkan pada folder terpisah.
5. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
6. Bahan Laboratorium masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
7. Kasus Positif Malaria yang ditemukan di Puskesmas selalu di Follow Up
8. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan ( LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
9. Kegiatan promosi Kesehatan tentang malaria sudah dilakukan walaupun menggunakan media
berupa poster, lembar balik maupun leaflet malaria.
10. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Ma’rang adalah :
1. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap.
2. Di Puskesmas Ma’rang belum memeriksa Sediaan Darah secara mikroskopis karena tidak
ada petugas, Dokter polik jarang berada di tempat dan tidak semua yang demam tidak
diresepkan untuk diperiksa .
3. Data malaria belum dianalisa dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas.
5. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria
b. Rencana Tindak Lanjut
1. Meminimalkan/mengurangi beban kerja Pengelola Malaria.
2. Diharapkan kepada Dokter Poli untuk mengirimkan semua kasus demam untuk diperiksa
sediaan darahnya.
3. Pengelola malaria melakukan analisa data setiap bulannya dan divisualisasikan dalam
grafik, peta dan lainnya.
4. Dilakukan Follow Up Pengobatan dan survey Kontak terhadap Kasus Positif Malaria
bersama tenaga Mikroskopis.
5. Segera diadakan Kartu Perderita Malaria.
6. Pengelola Malaria menyusun rencana kerja tahunan dalam pemberantasan Malaria.
7. Puskesmas tetap mengintensifkan sosialisasi P2 malaria di tingkat pustu pada pertemuan
bulanan Puskesmas.
Pangkajene, 02 Maret 2016
Pelaksana,
Arifai. D, SKM
NIP. 19630925 198803 1 014
PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
DINAS KESEHATAN
Jalan Mawar No. 1 Pangkajene Telp. (0410) 21012 90611
I. PELAKSANA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Taraweang, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 2 orang, dan semuanya
diperiksa SD nya. Dari 1positif falsiparum dan vivax. ( Mix infeksi )
2. Pengelola Malaria banyak sekali tugas rangkap seperti , SP2TP.Bencana dan belum PNS
3. Sebagian besar data malaria yang ada di Puskesmas Taraweang hanya berupa laporan bulanan
hanya disajikan dalam bentuk grafik,belum ada peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Yang Umum.
5. Laporan bulanan malaria dikirim tepat waktu tiap bulan dan disimpan dalam folder terpisah.
6. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
7. Bahan Laboratorium/RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
8. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan (LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
9. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Taraweang adalah :
a. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap dan bukan PNS.
b. Data malaria belum dianalisa dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
c. Kasus Positif Malaria di Follow UP .dan umumnya pendatang.
d. Tersedia Poster, Lembar Balik dan Leaflet Malaria di Puskesmas Taraweang
e. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria
b. Rencana Tindak Lanjut
1. Meminimalkan/mengurangi beban kerja Pengelola Malaria.
2. Diharapkan kepada Dokter Poli/Petugas Polik untuk mengirimkan semua kasus demam
untuk diperiksa sediaan darahnya.
3. Pengelola malaria melakukan analisa data setiap bulannya dan divisualisasikan dalam
grafik, peta dan lainnya.
4. Dilakukan Follow Up Pengobatan dan survey Kontak terhadap Kasus Positif Malaria
walaupun mereka pendatang.
5. Pengelola Malaria menyusun rencana kerja tahunan dalam pemberantasan Malaria.
6. Puskesmas tetap mengintensifkan sosialisasi P2 malaria di tingkat pustu pada pertemuan
bulanan Puskesmas.
Pelaksana,
I. PELAKSANA
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Mandalle, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 14 orang, dan semuanya
diperiksa SD nya, 4 orang positif malaria jenis plasmodium Vivax. Dan 1 orang positif falsiparum.
2. Pengelola Malaria banyak sekali tugas rangkap seperti , SP2TP.Rabies dan Promkes
3. Sebagian besar data malaria yang ada di Puskesmas Mandalle hanya berupa laporan bulanan
hanya disajikan dalam bentuk grafik,belum ada peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Yang Umum.
5. Laporan bulanan malaria dikirim tepat waktu tiap bulan dan disimpan dalam folder terpisah.
6. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
7. Bahan Laboratorium/RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
8. Tersedia Kelambu Berinsektisida,dan dibagikan dengan baik.dan tidak ada program
pemberantasan Vektor.
9. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan (LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
10. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
VI. MASALAH DAN RENCANA TINDAK LANJUT
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Mandalle adalah :
1. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap.
2. Data malaria belum dianalisa dalam , peta atau lainnya.
3. Tersedia Poster, Lembar Balik dan Leaflet Malaria di Puskesmas Mandalle
4. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria
5. Kurangnya respon petugas di desa (pustu, bidan) mengenai program P2 malaria
Pelaksana,
I. PELAKSANA
Nama : Abdul Halim, SKM. M.Kes
NIP : 19750702 200003 1 005
Pangkat / Golongan : Penata Tk. I, / III d
Jabatan : Pengelola Malaria /ME Dinas Kesehatan Kab. Pangkep
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82 orang
positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang positif
Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix.
Di Puskesmas Sailus, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 37 orang, dan semuanya
diperiksa SD nya, 20 orang menunjukkan hasil positif Plasmodium Palsifarum
TOTAL : 63,4 %
TOTAL : 63,4 %.
2. Pengelola Malaria tidak hanya mengerjakan laporan malaria tapi juga shif jaga, laporan
program SP2TP.
3. Sebagian besar data malaria yang ada di Puskesmas Sailus hanya berupa laporan bulanan hanya
disajikan dalam bentuk grafik, belum berbentuk peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Malaria.
5. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
6. Bahan RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
7. Kasus Positif Malaria yang ditemukan di Puskesmas Sailus tidak pernah di Follow Up karena
kebanyak penemuan dengann RDT.
8. Tersedia Kelambu Berinsektisida, Kelambu didistribusikan dan dicatat dengan baik .
9. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan ( LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
10. Kegiatan promosi Kesehatan tentang malaria sudah dilakukan bersama dengan program lain
berupa poster, lembar balik maupun leaflet malaria.
11. Survey kontak setiap adanya penderita malaria ditemukan
IV. MASALAH DAN RENCANA TINDAK LANJUT
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Sailus adalah :
1. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap.
2. Di Puskesmas Sailus belum memeriksa Sediaan Darah secara mikroskopis karena tidak
ada petugas ( jarang ada di tempat ), Dokter tidak ada dan tidak semua yang demam
tidak diresepkan untuk diperiksa oleh paramedis .
3. Data malaria belum dianalisa dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
4. Kasus Positif Malaria tidak pernah di Follow UP karena hanya menggunakan RDT.
5. Kartu Penderita Malaria tidak tersedia di Puskesmas.
6. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria
b. Rencana Tindak Lanjut
1. Meminimalkan/mengurangi beban kerja Pengelola Malaria.
2. Diharapkan kepada Paramedis Poli untuk mengirimkan semua kasus demam untuk
diperiksa sediaan darahnya.
3. Pengelola malaria melakukan analisa data setiap bulannya dan divisualisasikan dalam
grafik, peta dan lainnya.
4. Dilakukan Follow Up Pengobatan dan survey Kontak terhadap Kasus Positif Malaria dan
segera penempatan tenaga Mikroskopis.
5. Segera diadakan Kartu Perderita Malaria.
6. Pengelola Malaria menyusun rencana kerja tahunan dalam pemberantasan Malaria.
7. Puskesmas tetap mengintensifkan sosialisasi P2 malaria di tingkat pustu pada pertemuan
bulanan Puskesmas.
I. PELAKSANA
Nama : Abdul Halim, SKM, M.Kes
NIP : 19750702 200003 1 005
Pangkat / Golongan : Penata Tk. I , / III d
Jabatan : Pengelola Malaria /ME Dinas Kesehatan Kab. Pangkep
II. LATAR BELAKANG
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Data tahun 2009 diketahui sekitar 80 % Kabupaten/Kota
termasuk endemis, dimana 45 % penduduk berdomisili di daerah yang berisiko tertular malaria.
Untuk menyelamatkan bayi, balita dan ibu hamil dari bahaya malaria dilakukan integrasi program
dalam pendistribusian kelambu LLINs sekaligus mendorong peningkatan cakupan imunisasi dan
layanan ibu hamil guna menurunkan angka kesakitan, kematian bayi, balita dan ibu dari penyakit
malaria serta Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Hal ini seiring dengan dalam
upaya tujuan pembangunan milenium (Milenium Development Goals/MDGs) terutama goals 4,5 dan
6 perlu dilaksanakan kegiatan terpadu pengendalian malaria, imunisasi dan pelayanan ibu hamil.
Adapun kegiatan keterpaduan dilakukan melalui kegiatan skrining malaria pada ibu hamil dan
pemberian kelambu berinsektisida melalui program pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
program imunisasi. Diharapkan prohram ini dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil, cakupan imunisasi dan penemuan kasus positif malaria serta memberikan pencegahan terhadap
penularan penyakit malaria pada ibu hamil, bayi dan balita.
Di Kabupaten Pangkep , angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 252 orang, 82
orang positif malaria, diantaranya 61 orang positif Plasmodium Falciparum dan 15 orang
positif Plasmodium Vivax sebanyak 6 positif mix
Di Puskesmas Liukang Tangaya, angka kesakitan malaria tahun 2015 sebanyak 95 orang, dan
semuanya diperiksa SD nya, 32 orang menunjukkan hasil positif Plasmodium Palsifarum.
Dari hasil supervisi yang dilaksanakan di Puskesmas Liukang Tangaya dengan bantuan checklist,
maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Rekapan hasil checklist supervisi :
a. Performance Keseluruhan
1. Sarana Penunjang Program Malaria sebesar 44,4 % .
2. Penatalaksanaan Kasus Malaria sebesar 90,9 %.
3. Penatalaksanaan Malaria Berat sebesar 57,1 %.
4. Rujukan Kasus Malaria Berat sebesar 60 %.
5. Pengelolaan Logistik Kelambu Berinsektisidasebesar 100 %.
6. Pemberantasan Vektor sebesar 25 %.
7. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemberantasan Malariasebesar 0 %.
8. Manajemen Program Malaria sebesar 75 %.
9. Promosi Kesehatan 100 %.
10. Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB Malaria sebesar 0 %.
11. Pencatatan dan Pelaporan sebesar 100 %.
TOTAL : 61 %
b. Performance Petugas Malaria
1. Sarana Penunjang Program Malaria sebesar 85,7 %
2. Pengelolaan Logistik Kelambu Berinsektisidasebesar 100 %.
3. Pemberantasan Vektor sebesar 50 %.
4. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemberantasan Malariasebesar 0 %.
5. Manajemen Program Malaria sebesar 75 %.
6. Promosi Kesehatan 100 %.
7. Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB Malaria sebesar 0 %.
8. Pencatatan dan Pelaporan sebesar 100 %.
TOTAL : 56,3 %.
2. Pengelola Malaria bukan PNS, tidak hanya mengerjakan laporan malaria tapi juga shif jaga,
laporan program Hiperbarik.
3. Sebagian besar data malaria yang ada di Puskesmas Liukang Tangaya hanya berupa laporan
bulanan yang tidak difisualisasikan / disajikan dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
4. Kartu Penderita Malaria tidak tersedia di Puskesmas sehingga pasien malaria dicatat pada Kartu
Penderita Yang Umum.
5. Laporan bulanan malaria dikirim tepat waktu tiap bulan namun karena kondisi geografis
sehingga laporan kadang tidak tpat waktu dan diarsipkan pada folder terpisah.
6. OAM (ACT dan lainya) masih tersedia dalam jumlah cukup dan di simpan di Gudang
Obat/Apotik.
7. Bahan RDT masih tersedia “CUKUP” di Puskesmas
8. Kasus Positif Malaria yang ditemukan di Puskesmas Liukang Tangaya tidak pernah di Follow
Up karena umumnya hanya menggunakan RDT, tidak ada petugas Mikroskopis.
9. Tahun 2016 tersedia Kelambu Berinsektisida, dan dicatat dengan baik dan Pemberantasan
Vektor dilakukan oleh Dinas Kesehatan..
10. Pertemuan Rutin lintas sector terkait bukan pertemuan khusus malaria tapi dilakukan setiap
bulan ( LOKA KARYA MINI PUSKESMAS ).
11. Kegiatan promosi Kesehatan tentang malaria sudah dilakukan bersama dengan program lain
berupa poster, lembar balik maupun leaflet malaria.
12. Untuk penemuan penderita hanya menunggu pasien di Puskesmas sementara kemungkinan ada
banyak kasus di masyarakat yang tidak terlaporkan, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan
dan kesadaran masyarakat.
a. Masalah
Beberapa masalah program malaria di Puskesmas Liukang Tangaya adalah :
1. Pengelola Malaria masih memiliki Tugas Rangkap.
2. Di Puskesmas Liukang Tangaya belum memeriksa Sediaan Darah secara mikroskopis
karena tidak ada petugas, Dokter polik jarang berada di tempat dan tidak semua yang
demam tidak diresepkan untuk diperiksa .
3. Data malaria belum dianalisa dalam bentuk grafik, peta atau lainnya.
4. Kasus Positif Malaria tidak pernah di Follow UP karena hanya menggunakan RDT.
5. Kartu Penderita Malaria tidak tersedia di Puskesmas.
6. Tidak dibuat rencana kerja tahunan dalam pemberantasan malaria.
b. Rencana Tindak Lanjut
1. Meminimalkan/mengurangi beban kerja Pengelola Malaria.
2. Pengelola malaria melakukan analisa data setiap bulannya dan divisualisasikan dalam
grafik, peta dan lainnya.
3. Dilakukan Follow Up Pengobatan dan survey Kontak terhadap Kasus Positif Malaria dan
segera penempatan tenaga Mikroskopis.
4. Pengelola Malaria menyusun rencana kerja tahunan dalam pemberantasan Malaria.
5. Puskesmas tetap mengintensifkan sosialisasi P2 malaria di tingkat pustu pada pertemuan
bulanan Puskesmas.