Makalah Dekubitus
Makalah Dekubitus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah
menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan
utuh. Intervensi dalam perawatan kulit klien akan menjadi salah satu indikator
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kerusakan integritas kulit
dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun juga dapat
disebabkan karena tertekannya kulit dalam waktu lama yang menyebabkan
iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Mukti, 2005
dalam jurnal “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku
Perawat Dalam Upaya Pencegahan Dekubitus Di Rumah Sakit Cakra Husada
Klaten”, Setiyawan.)
Luka dekubitus merupakan suatu masalah bagi sebagian klien yang
dirawat di rumah sakit atau rumah perawatan lainnya. Mereka memiliki risiko
untuk mengalami terjadinya dekubitus selama perawatan. Penelitian
menunjukkan bahwa prevalensi luka tekan/ dekubitus bervariasi, tetapi secara
umum dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di tatanan perawatan akut (acute care),
15-25% di tatanan perawatan jangka panjang (longterm care), dan 7-12% di
tatanan perawatan rumah (home health care). Ulcus dekubitus dapat menjadi
progresif dan sulit untuk disembuhkan. Komplikasi luka tekan sangat sering
dan mengancam kehidupan. Masalah dekubitus menjadi problem yang cukup
serius. Oleh karena itu perlu pengetahuan cukup tentang dekubitus agar
diagnosis dapat ditegakkan secara dini sehingga penatalaksanaan dapat
dilakukan dengan segera. (dalam Tinjauan Kepustakaan, “Dekubitus,
Bagaimana Mencegahnya” R. Siti Maryam, Jurusan Keperawatan Prodi
Keperawatan Persahabatan Jakarta)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dekubitus?
2. Apa saja etiologi dekubitus?
3. Bagaimana proses terjadinya dekubitus?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dekubitus
Luka dekubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan jaringan
yang mengalami nekrosis dan biasanya terjadi pada permukaan tulang yang
menonjol, sebagai akibat dari tekanan dalam jangka waktu yang lama
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler (Suriadi 2004). Dekubitus adalah
area jaringan nekrosis yang muncul ketika jaringan lunak tertekan antara tulang
yang menonjol dan permukaan eksternal (tempat berbaring) dalam waktu yang
lama (Potter & Perry, 1997).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan pengertian dekubitus
adalah kerusakan kulit dan jaringan dibawahnya sebagai akibat penekanan
yang lama sehingga pembuluh darah terjepit dan jaringan yang berada disekitar
daerah tersebut tidak memperoleh suplai darah, makanan, dan oksigen
sehingga berakibat jaringan tersebut mengalami kematian.(dalam jurnal “Uji
Kepekaan Instrumen Pengkajian Risiko Dekubitus Dalam Mendeteksi Dini
Risiko Kejadian Dekubitus Di Rsis”, Arif Widodo)
B. Etiologi Dekubitus
Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke seluruh
lapisannya. Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka kulit akan mati,
yang dimulai pada lapisan kulit paling atas (epidermis). Penyebab dari
berkurangnya aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika tekanan menyebabkan
terputusnya aliran darah, maka kulit yang mengalami kekurangan oksigen pada
mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka terbuka
(ulkus). Gerakan yang normal akan mengurangi tekanan sehingga darah akan
terus mengalir. Kulit juga memiliki lapisan lemak yang berfungsi sebagai
bantalan pelindung terhadap tekanan dari luar.
Risiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada :
1. Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah,
dipasung).
4
5. Pergesekan ( friction)
Pergesekan terjadi ketika dua permukaan bergerak dengan arah yang
berlawanan. Pergesekan dapat mengakibatkan abrasi dan merusak
permukaan epidermis kulit. Pergesekan bisa terjadi pada saat penggantian
sprei pasien yang tidak berhati-hati.
6. Nutrisi
Hipoalbuminemia, kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya
diidentifikasi sebagai faktor predisposisi untuk terjadinya luka tekan.
Menurut penelitian Guenter (2000) stadium tiga dan empat dari luka tekan
pada orangtua berhubungan dengan penurunan berat badan, rendahnya
kadar albumin, dan intake makanan yang tidak mencukupi.
7. Usia
Pasien yang sudah tua memiliki risiko yang tinggi untuk terkena
luka tekan karena kulit dan jaringan akan berubah seiring dengan penuaan.
Penuaan mengakibatkan kehilangan otot, penurunan kadar serum albumin,
penurunan respon inflamatori, penurunan elastisitas kulit, serta penurunan
kohesi antara epidermis dan dermis. Perubahan ini berkombinasi dengan
faktor penuaan lain akan membuat kulit menjadi berkurang toleransinya
terhadap tekanan, pergesekan, dan tenaga yang merobek.
8. Tekanan arteriolar yang rendah
Tekanan arteriolar yang rendah akan mengurangi toleransi kulit
terhadap tekanan sehingga dengan aplikasi tekanan yang rendah sudah
mampu mengakibatkan jaringan menjadi iskemia. Studi yang dilakukan oleh
Nancy Bergstrom (1992) menemukan bahwa tekanan sistolik dan tekanan
diastolik yang rendah berkontribusi pada perkembangan luka tekan.
9. Stress emosional
Depresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik
juga merupakan faktor risiko untuk perkembangan dari luka tekan.
10. Merokok
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah
dan memiliki efek toksik terhadap endotelium pembuluh darah. Menurut
7
Gambar 1.
Stadium Luka Dekubitus menurut NPUAP (Courtesy of Prof. Hiromi Sanada,
Japan)
F. Pencegahan Dekubitus
Menurut Mukti (2005) intervensi keperawatan yang digunakan untuk
mencegah tejadinya dekubitus terdiri dari tiga kategori, yaitu:
1. Penanganan diri dan perawatan kulit, meliputi:
Pengkajian dan pengamatan resiko tinggi pasien dan area terkena
dekubitus.
Perbaikan keadaan umum penderita
Pemeliharaan dan perawatan kulit
Pencegahan terjadinya luka
Pengaturan posisi
Melakukan massase pada kulit klien
2. Papan/alas tempat tidur yang baik
9
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang gerak.pada
area yang sakit gangguannya misalnya otot perubahan tunas.
b. Sirkulasi
Tanda : hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang
cidera, vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin, pembentukan edema jaringan.
c. Eleminasi
Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase darurat, warna
mungkin hitam kemerahan , bila terjadi, mengidentifiasi kerusakan otot.
d. Makanan/cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah.
e. Neurosensori
Gejala : area kebas/kesemutan
f. Pernapasan
Gejala : menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla, kerusakan
neurology, paralysis abdominal dan otot pernapasan.
g. Integritas ego
Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah.
h. Keamanan
Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan, kontraksi otot
tetanik, sampai dengan syok listrik).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan destruksi mekanis
jaringan sekunder terhadap tekanan, gesekan dan fraksi.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlu diwaspadai terjadinya dekubitus jika ditemui tanda-tanda seperti
kulit tampak kemerahan yang tidak hilang setelah tekanan ditiadakan, pada
keadaan yang lebih lanjut kulit kemerahan di sertai adanya pengelupasan
sedikit. Bila keadaan ini dibiarkan setelah 1 minggu akan terjadi kerusakan
kulit dengan batas yang tegas. Biasanya kerusakan ini bisa mencapai tulang
dan lapisan di bawah kulit. Luka tekan yang tidak ditangani dengan baik dapat
mengakibatkan masa perawatan pasien menjadi panjang dan peningkatan biaya
rumah sakit.
Upaya pencegahan dekubitus meliputi mobilisasi, perawatan kulit,
pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi yang adekuat, penggunaan alat/ sarana
dan penataan lingkungan perawatan serta pendidikan kesehatan.
Perawat yang terlibat di dalam pendidikan kesehatan agar lebih
menyadari bahwa tindakannya dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan klien untuk mencegah terjadinya luka dekubitus akan sangat
mempengaruhi sikap dan perilaku klien tersebut dalam melakukan tindakan-
tindakan untuk mencegah terjadinya luka dekubitus.
Oleh karena itu perawat perlu memahami secara komprehensif tentang
luka dekubitus agar dapat memberikan pencegahan dan intervensi keperawatan
yang tepat untuk klien yang berisiko terkena luka tekan serta meningkatkan
peran aktif klien dan keluarganya untuk dapat melakukan perawatan secara
mandiri.
B. Saran
Perawat perlu belajar lebih banyak dan menggali informasi dari
berbagai sumber, seperti mengikuti seminar, pelatihan dll. Agar dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan sebaik-baiknya dan dapat
mencegah terjadinya dekubitus pada pasien. Perawat perlu lebih sigap dan
cermat dalam melihat tanda-tanda dan gejala dari dekubitus dan bisa
15
menanganinya dengan cepat agar luka dekubitus tidak sampai pada stadium
akhir. Perlu juga memotivasi pasien memberi dorongan memberi edukasi
tentang dekubitus kepada pasien.
16
DAFTAR PUSTAKA
http.search.proquest.comdocview288052317fulltextPDFC111B31D08E74126PQ
4accountid=38628