Bab 1 MANFAAT PENELITIAN PDF
Bab 1 MANFAAT PENELITIAN PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global
Initiatif for Asthma (GINA) pada tahun 2012 dinyatakan bahwa perkiraan jumlah
penderita asma seluruh dunia adalah tiga ratus juta orang, dengan jumlah
kematian yang terus meningkat hingga 180.000 orang per tahun (GINA,2012).
Data WHO juga menunjukkan data yang serupa bahwa prevalensi asma terus
meningkat dalam tiga puluh tahun terakhir terutama di negara maju. Hampir
separuh dari seluruh pasien asma pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan
Penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian
225.000 orang meninggal karena asma (Dinkes Jogja, 2011). Menurut hasil Riset
asma yang ditemukan sebesar 3,58% (Zara, 2011). Jumlah kunjungan penderita
asma di seluruh rumah sakit dan puskesmas di Kota Padang sebanyak 12.456 kali
1
2
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas yang bersifat reversible
rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan
Pada umumnya penderita asma akan mengeluhkan gejala batuk, sesak napas,
rasa tertekan di dada dan mengi. Pada beberapa keadaan batuk mungkin
merupakan satu-satunya gejala. Gejala asma sering terjadi pada malam hari dan
saat udara dingin, biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa tertekan di
dada, disertai dengan sesak napas (dyspnea) dan mengi. Batuk yang dialami pada
awalnya susah, tetapi segera menjadi kuat. Karakteristik batuk pada penderita
asma adalah berupa batuk kering, paroksismal, iritatif, dan non produktif,
kemudian menghasilkan sputum yang berbusa, jernih dan kental. Jalan napas yang
tersumbat menyebabkan sesak napas, sehingga ekspirasi selalu lebih sulit dan
panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien untuk duduk tegak dan
penderita asma kelelahan saat bernapas ketika serangan atau ketika beraktivitas
Tingkat gejala asma yang dialami oleh penderita asma telah diklasifikasikan
menjadi empat jenis yaitu: 1) intermiten merupakan jenis asma yang terjadi
bulanan dengan gejala kurang dari satu kali seminggu, tidak menimbulkan gejala
3
di luar serangan dan biasanya terjadi dalam waktu singkat. 2) Persisten ringan
yang serangannya terjadi mingguan dengan gejala lebih dari satu kali seminggu
tetapi kurang dari satu kali sehari, yang dapat mengganggu aktivitas dan tidur.
3) Persisten sedang dengan gejala yang muncul setiap hari dan membutuhkan
bronkodilator setiap hari. 4) Persisten berat yang terjadi secara kontinyu, gejala
terus menerus, sering kambuh dan aktivitas fisik terbatas (GINA, 2012).
kerja dan kualitas hidup (GINA, 2012). Pada penderita asma eksaserbasi akut
dapat saja terjadi sewaktu-waktu, yang berlangsung dalam beberapa menit hingga
hitungan jam. Semakin sering serangan asma terjadi maka akibatnya akan
sekolah, pemilihan pekerjaan yang dapat dilakukan, aktivitas fisik dan aspek
Tujuan perawatan asma adalah untuk menjaga agar asma tetap terkontrol
yang ditandai dengan penurunan gejala asma yang dirasakan atau bahkan tidak
sama sekali, sehingga penderita dapat melakukan aktivitas tanpa terganggu oleh
menghindari alergen pencetus asma, konsultasi asma dengan tim medis secara
teratur, hidup sehat dengan asupan nutrisi yang memadai, dan menghindari stres.
timbul serta mengurangi keparahan gejala asma yang dialami ketika terjadi
melatih cara bernapas yang benar, melenturkan dan memperkuat otot pernapasan,
bertujuan melatih penderita untuk dapat mengatur pernapasan pada saat terasa
Salah satu bentuk terapi pernapasan yang dapat diberikan kepada pasien asma
adalah latihan Pursed Lips Breathing (PLB). PLB merupakan suatu teknik
secara sempurna kemudian menggantikannya dengan udara baru dan segar. PLB
menjaga saluran udara terbuka untuk waktu yang cukup lama sehingga dapat
Lips Breathing.net).
sehingga pernapasan menjadi lebih efisien. Penderita asma menjadi lebih tenang,
tidak kelelahan saat bernapas ketika kondisi krisis atau ketika beraktivitas
(Fregonezi dkk., 2004). Teknik pernapasan ini dapat mencegah kolaps unit paru
terhadap dispsnea dan pernapasan yang panik (Bruner & Sudard, 2002).
pernapasan pada pasien asma. Menurut Visser (2011) bahwa PLB dapat
lebih efisien. Tekanan positif intrabronkial mencegah kolaps pada bronki saat
ekspirasi sehingga gejala asma seperti sesak napas, batuk, mengi dan rasa tertekan
meneliti efektivitas latihan PLB dan tiup balon terhadap peningkatan Arus Puncak
Ekspirasi (APE) pada pasien asma bronkial rawat inap di RSUD Banyumas
dengan metode penelitian quasi eksperimen, desain two group pre post test
design. APE merupakan nilai kekuatan aliran udara maksimal paru untuk menilai
6
ada dan berat obstruksi pada pasien asma. Responden diberi perlakuan untuk
melakukan PLB dan tiup balon 4 kali sehari masing-masing 10 menit selama 4
hari. Dengan hasil sesudah perlakuan PLB dapat meningkatkan APE rata-rata
sebesar 26,20 l/min serta mengubah tingkatan asma 6 dari 19 pasien yang
menderita asma berat menjadi asma sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa
PLB efektif untuk memperbaiki tingkat obstruksi pernapasan pada pasien asma
penambahan PLB pada intervensi jet nebulizer dan postural drainage terhadap
penurunan frekuensi serangan pada penderita asma bronkial. Penelitian ini bersifat
quasi eksperimental. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 14 orang pasien
asma dimana 7 pasien diberi intervensi PLB dan 7 pasien lagi sebagai kontrol.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan efek yang sangat
signifikan terhadap pemberian penambahan PLB pada intervensi jet nebulizer dan
bronkial.
menurunkan gejala asma yaitu penelitian Spahija (1996) mengenai efek pursed
lips breathing pada subjek sehat yang menunjukkan bahwa PLB dapat
meningkatkan energi yang lebih potensial untuk inspirasi, yang dapat terjadi
secara pasif sebagai hasil dari potensial energi dari dinding dada pada akhir
ekpirasi. Berdasarkan studi lieratur yang dilakukan Fregonezi. dkk (2004) PLB
juga dapat meningkatkan volume tidal baik tanpa obstruksi maupun saat serangan
(1987) bahwa tahanan pada saat ekpirasi dalam PLB dapat mengurangi kolaps
pada jalan napas sehingga terjadi peningkatan kekuatan otot pernapasan dan
pertukaran gas alveolar menjadi lebih baik. Hal ini didukung oleh penelitian
Nield. dkk (2007) yang meneliti mengenai kemanjuran PLB menyatakan bahwa
secara berkelanjutan dari waktu ke waktu, dengan kekuatan otot inspirasi yang
lebih besar dapat mengurangi kesulitan setiap bernapas dan mengurangi upaya
Salah satu pusat kesehatan masyarakat yang ada di Kota Padang adalah
Puskesmas Pauh. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
penyakit asma terbanyak yaitu 1060 kunjungan pada tahun 2013, dengan rata-rata
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19-21 Maret 2013, melalui
ini belum pernah menerapkan teknik pernapasan PLB pada pasien asma. Tindakan
8
menyatakan bahwa pasien asma yang berkunjung akan diberikan obat asma untuk
10 hari, pada umumnya pasien akan kembali berobat ke puskesmas setelah 10 hari
dengan keluhan asma yang sama. Pasien akan di rujuk ke rumah sakit apabila
harus menggunakan obat asma inhalasi, rata-rata pasien yang dirujuk setiap
Pada saat studi pendahuluan juga dilakukan wawancara kepada 7 pasien asma
yang berkunjung ke Puskesmas Pauh yang terdiri dari 3 perempuan dan 4 laki-laki
hasil nilai skor minimal 3 dan maksimal 9, serta rata-rata nilai skor 6,5. Hal
tersebut menunjukkan bahwa skor gejala asma klien berada pada rentang yang
cukup tinggi, sehingga pasien harus berulang kali ke puskesmas untuk berobat.
farmakologis, untuk dapat mengurangi gejala asma pada pasien di wilayah kerja
Puskesmas Pauh. Responden yang dipilih pada penelitian ini adalah pasien asma
persisten ringan dan sedang karena keterbatasan waktu penelitian. Hal inilah yang
latihan Pursed Lips Breathing (PLB) terhadap penurunan gejala asma pada pasien
asma persisten ringan dan sedang di wilayah kerja Puskesmas Pauh Padang.”
9
B. Rumusan Masalah
tahun 2012 jumlah penderita asma yang ditemukan sebesar 3,58% (Zara, 2011).
Jumlah kunjungan penderita asma di seluruh rumah sakit dan puskesmas pada
tahun 2013 adalah 12.456 kali dan Puskesmas Pauh merupakan puskesmas
(GINA, 2012). Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan pengontrolan
penurunan gejala asma pada pasien asma persisten ringan dan sedang di Wilayah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pursed Lips Breathing (PLB) terhadap penurunan gejala asma pada pasien
asma persisten ringan dan sedang di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Padang.
10
2. Tujuan Khusus
Breathing (PLB).
Breathing (PLB).
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Pasien
asma serta dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.