Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH K3

TOKSIKOLOGI LIMBAH INDUSTRI

PT. BUMI MENARA INTERNUSA

Di susun oleh :

MUKHAMAD AKBAR SATRIO WIBOWO

40040117060048

Dosen Pengampu :

FAHMI A, ST, M.Eng

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK KIMIA

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2017
BAB 1
1.1.Pendahuluan
1.1.1. Profil dan Sejarah Berdirinya Perusahaan

Udang merupakan salah satu hasil laut Indonesia yang memiliki nilai gizi tinggi
dan dapat dijadikan produk ekspor andalan ke berbagai negara. Namun, kelemahan udang
adalah mudah mengalami pembusukan, sehingga untuk memanfaatkan udang dan
menjadikannya produk yang berkualitas diperlukan industri pengolahan udang yang
mampu mengolah dan menyajikannya secara baik. Dengan mengandalkan teknologi
pembekuan makanan, PT BMI (Bumi Menara Internusa) didirikan untuk menjadi salah
satu industri pengolahan udang di Indonesia.

PT BMI didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 1989 dengan


mempeke rjakan 100 karyawan saja. Produk utarnanya adalah block frozen Black Tiger
Headless, PND, dan PUD untuk pasar Jepang. Produk jadi yang dihasilkan sebanyak 500
todtahun.

Pada tahun 1992, PT BMI mengembangkan produk seperti : Sushi Ebi (untuk
Jepang), Cooked PDT0 (untuk Eropa dm Amerika Serikat). Jumlah karyawannya
meningkat menjadi 500 orang. Produk jadi yang dihasilkan menjadi 1200 todtahun. PT
BMI juga membuka pabrik kedua di Dampit, Malang Selatan dengan 100 karyawan
untuk mendukung pabrik Surabaya dalam memproses nun-added value product seperti
udang Headless Block Frozen. Non-added value product adalah produk udang beku yang
tidak mengalami proses tambahan seperti breaded atau cooked.

Pada tahun 1997, produk-produk yang dihasilkan PT BMI telah mencakup


breaded shrimp dan dimsum. Produk jadi yang dihasilkan semakin meningkat menjadi
2500 todtahun. Jurnlah karyawan dari kedua pabrik adalah 1200 orang.
Pada tahun 2002, produk jadi yang dihasilkan oleh kedua pabrik PT BMI
mencapai 6000 tonltahun. Bisnis berkembang rata-rata sebesar 20% dalam 5 tahun
terakhir. Produk White Vannamei sukses diperkenalkan di pasaran.

Jumlah karyawan di PT BMI Surabaya sebanyak 2250 orang, sedangkan di PT


BMI Dampit sebanyak 1500 orang. PT BMI juga telah membuka pabrik di Medan,
Sumatera Utara pada bulan Agustus 2002 dengan 350 karyawan dengan rnenggunakan
nama PT Bancar Makmur Indah. Pabrik baru ini dibangun untuk rnembantu menjaga
suplai udang black tiger. Produk utarnanya adalah Black Tiger Head On, Head Less, dan
PND. Produk jadi yang dihasilkan oleh pabrik ini adalah sebanyak 1200 tonltahun.
Pada tahun 2006 ini, karyawan PT BMI Surabaya telah mencapai + 4500 orang
1.1.2. Toksikan yang di hasilkan (Limbah)

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah
senyawa kaustik (menimbulkan iritasi/ rangsangan) dan dapat merusak
kesehatan.Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan
batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8
jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur
sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika
terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus
disertai surat izin (www.wikipedia.org, 14 Februari 2008).

Amoniak merupakan gas bertekanan tinggi dan bersifat racun, akspiksian, korosif, dan
mudah terbakar. Gas tersebut harus disimpan dalam silinder bertekanan dengan keadaan
terlindung, bebas panas, dan goncangan, terikat kuat serta bebas dari kebocoran kran
(Imamkhasani. 1991: 67).

Amonia sangat berbahaya, jika terhirup dapat merusak saluran pernapasan terutama
saluran pernapasan bagian atas. Saluran pernapasan yang terangsang amoniak akan
membengkak, hingga pernapasan terganggu karena penyempitan saluran pernapasan itu.
Lebih parah lagi, saluran lendir yang terangsang akan mengeluarkan sekret (cairan getah)
sehingga pernapasan pun terhambat,dan korban akan mengalami sesak napas. Bila tidak
segera ditolong korban akan pingsan. Lebih jauh, bila jaringan yang terangsang mengalami
kerusakan, akan terjadi pendarahan di sepanjang saluran pernapasan dan darah akan keluar
bersama batuk.

Bila amoniak mencapai paru-paru dapat mengakibatkan bronkhopneumonia (radang pada


salah satu bagian paru). Bila selaput lendir (mukosa) rusak dapat mengakibatkan penyakit
menahun sebab pada selaput ini terdapat sel-sel pertahanan tubuh, khususnya bagi jaringan
paru-paru.

1.2.Rumusan Masalah
 Apa yang terjadi pada PT. Bumi Menara Internusa ?

1.3. Tujuan

 Mengetahui kronologi terjadinya keracunan akibat limbah B3 pada PT. Bumi


Menara Internusa dan penanganannya
BAB 2
2.1. Analisa Kasus

a. Kronologis

Di sebuah pabrik pengolahan udang milik PT. Bina Menara Internusa terjadi keracunan
gas amoniak. Kejadian ini diduga akibat adanya kebocoran gas amonik pada sebuah
tabung intercooler di pabrik tersebut dan mengeluarkan gas amoniak. Penyebab
kebocoran ini diduga akibat adanya tekanan tinggi dalam tabung intercooler. Jumlah
korban dalam kejadian ini sebanyak 45 orang, 41 orang karyawan mengeluh menderita
pusing, mual, mata pedas, dan sesak napas. Dua karyawan mengalami keracunan lebih
parah yang mengakibatkan pingsan di tempat.
Salah seorang karyawan mengaku menghirup bau yang tidak sedap sesaat setelah
memasuki halaman pabrik. Tak lama kemudian merasa pusing dan napasnya sesak. Dan
saat itu pula, ia melihat ratusan karyawan berhamburan keluar areal pabrik.

b. Toksikan

Gas amonia yang bocor dari sebuah tabung intercooler di ruang mesin pabrik pengolahan
udang.

c. Tempat dan Waktu Kejadian

Di ruang mesin pengolahan udang PT. Bina Menara Internusa pada hari Rabu, 16
November 2005.

d. Jumlah Korban

45 karyawan yang bekerja di pabrik tersebut.

e. Kerugian; Manusia, Aset, dan Lingkungan

Manusia :

· Para pekerja mengalami keracunan gas amonia yang dapat mengganggu kesehatan,
terutama gangguan saluran pernapasan.

Aset :

· Perusahaan mengalami kerugian, kegiatan produksi terhenti karena adanya kebocoran


amoniak tersebut sehingga mengurangi produktivitas.

· Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk perawatan pekerja yang sakit dan biaya
perbaikan/ penggantian tabung intercooler yang bocor.
Lingkungan :

· Jika tidak segera dikontrol, gas amoniak tersebut dapat menyebar ke lingkungan
penduduk.

f. Pengendalian yang telah dilakukan

Dalam artikel tersebut tidak disampaikan adanya pengendalian yang dilakukan setelah
adanya keracunan tersebut. Akan tetapi, perusahaan menyatakan sudah menerapakan
sistem kesehatan dan keselamatan kerja walaupun dalam prakteknya, perusahaan tersebut
tidak menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan kerja sesuai prosedur. Hal ini
terbukti dari adanya kejadian kebocoran tabung intercooler sebanyak 4 kali.

2.2. Pengelolaan Limbah Sesuai Prosedur


2.3. Saran

 Perusahaan harus menerapakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja sesuai


dengan prosedur.

 ·Melakukan perawatan berkala pada setiap mesin-mesin yang dipergunakan


dalam produksi di perusahaan tersebut.

 Sebaiknya segera dipasang tanda/ rambu bahaya agar orang yang belum terkena
gas beracun tersebut dapat menghindar dan waspada.

 Gas amoniak merupakan gas bertekanan jadi harus disimpan dalam keadaan
berdiri dan diikat dengan kuat untuk mencegah terjadinya guncangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dorinsfedericomahora.blogspot.co.id/2009/05/toksikologi-industri.html

https://jujubandung.wordpress.com/2012/08/20/pengolahan-limbah-padat/

http://repository.wima.ac.id/2638/2/Bab%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai