Nomor : 967/Pid.Sus/2016/PN.SEMU.FH.UMSU.MDN
Di
Nomor : 967/Pid.Sus/2016/PN.SEMU.FH.UMSU.MDN
Di
Kebangsaan : Indonesia.-------------------------------------------------
Agama : Islam.------------------------------------------------------
Pekerjaan : Wiraswasta.----------------------------------------------
Dengan hormat,
I. PENDAHULUAN
Assalaamu’alaikum.wr.wb
Dalam hal ini baik Pihak Kepolisian Daerah Semu Fh Umsu Sumatera Utara
maupun Kejaksaan Negeri Semu Fh Umsu Medan ketika merilis berita Tindak
Pidana Perdagangan Orang dengan terdakwa M. SUTAN ARFAIZ RITONGA
Alias FAIZ menggunakan “Stereotying” (prasangka subjektif) dan “labelling”
(pemberian cap) kepada terdakwa.---------------------------------------------------------
Izinkan kami kembali mengutip ayat Al qur’an Surat Annisa Ayat 58 yang
berbunyi:---------------------------------------------------------------------------------------
Artinya :
“Tuduhan adalah suatu surat atau acte yang memuat suatu perumusan
dari tindak pidana yang dituduhkan, yang sementara dapat disimpulkan
dari surat-surat pemeriksaan pendahuluan yang merupakan dasar bagi
Hakim untuk melakukan pemeriksaan, yang bila ternyata cukup terbukti
terdakwa dapat dijatuhi hukuman.” (halaman 75).------------------------------
“Ia harus merupakan dasar yang lengkap dan jelas bagi Hakim dalam
memeriksa dan menilai perbuatan yang dituduhkan.” (halaman 97).--------
surat akte,----------------------------------------------------------------------
yang memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada
terdakwa,-----------------------------------------------------------------------
perumusan mana ditarik dan disimpulkan dari hasil pemeriksaan
penyidikan dihubungkan dengan rumusan pasal tindak pidana yang
dilanggar dan didakwakan pada terdakwa,-------------------------------
dan surat dakwaan tersebutlah yang menjadi dasar pemeriksaaan
bagi hakim dalam sidang pengadilan.------------------------------------
Atau surat dakwaan adalah surat atau akte yang memuat rumusan tindak
pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang disimpulkan dan ditarik
dari hasil pemeriksaan penyidikan, dan merupakan dasar serta landasan
bagi hakim dalam pemeriksaan di muka sidang pengadilan.” (halaman
414 s.d. 415). ---------------------------------------------------------------------------
“Surat Dakwaan adalah suatu surat atau akte (dalam bahasa Belanda acte
van verwijzing) yang memuat perbuatan atau fakta-fakta yang terjadi,
uraian mana akan menggambarkan atau menjelaskan unsur-unsur yuridis
dari pasal-pasal tindak pidana (delik) yang dilanggar”.------------------------
Berdasarkan uraian pendapat para Ahli tersebut di atas, surat dakwaan yang
memuat rumusan tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa yang
disimpulkan dari hasil penyidikan dan satu-satunya dasar serta landasan bagi
hakim dalam melakukan pemeriksaan di muka persidangan.-----------------------
B. DASAR HUKUM DAN PEDOMAN PERUMUSAN SURAT DAKWAAN
Ayat (2) : “Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal
dan ditandatangani serta berisi:--------------------------------------------------------
Sehubungan dengan Pasal 143 ayat (2), (3) KUHAP, beberapa Ahli, Arrest
Hoge Raad dan Putusan-Putusan Mahkamah Agung R.I. menyatakan, antara
lain:------------------------------------------------------------------------------------------
- Juga menyebutkan dengan terang saat atau waktu dan tempat tindak
pidana dilakukan (tempus delicti dan locus delicti).” (halaman 422 s.d.
423).--------------------------------------------------------------------------------
Dari uraian di atas, maka suatu surat dakwaan haruslah cermat, jelas dan
lengkap. Apabila suatu surat dakwaan tidak cermat, tidak jelas dan tidak
lengkap, maka surat dakwaan tersebut adalah batal demi hukum.------------------
Syarat-syaratnya adalah:-----------------------------------------------------------
Bahwa dalam perkara yang kita hadapi saat ini, poin kedua eksepsi
yang akan kami ajukan selaku TIM PENASIHAT HUKUM terdakwa M.
SUTAN ARFAIZ Alias FAIZ adalah eksepsi atas dilakukannya pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana terdapat pasa Pasal 56 ayat (1) KUHAP oleh
penyidik kepolisian dalam perkara ini, yang lebih dikenal dengan
“Pelanggaran Miranda Rule” dalam proses peradilan, dengan alasan sebagai
berikut :------------------------------------------------------------------------------------
Fakta hukum menunjukkan ternyata penyidik Polri dalam perkara ini telah
melalaikan kewajibannya dalam menunjuk penasihat hukum bagi
tersangka / terdakwa.----------------------------------------------------------------
3. Bahwa Pasal 56 ayat (1) KUHAP sebagai ketentuan yang bernilai HAM
telah diangkat menjadi salah satu patokan MIRANDA RULE atau
MIRANDA PRINCIPLE, yang menegaskan apabila pemeriksaan
penyidikan, penuntutan, atau persidangan, tersangkat atau terdakwa tidak
didampingi penasihat hukum, maka sesuai dengan MIRANDA RULE,
pemeriksaan adalah tidak syah atau batal demi hukum (null and void).-----
Bahwa, mengingat Miranda Rule yang diatur dalam Pasal 56 ayat (1)
KUHAP bersifat imperative, maka mengabaikan ketentuan ini mengakibatkan
Surat Dakwaan Sdr. PENUNTUT UMUM Tidak Dapat Diterima serta
mengakibatkan “hasil penyidikan tidak syah atau illegal”. Hal mana,
pendirian dan penerapan yang seperti ini telah dikukuhkan dalam salah satu
Putusan Peradilan Mahkamah Agung RI, yaitu Putusan MARI Nomor : 1565
K / Pid/1991 tanggal 16 September 1993, dalam kasus ini proses pemeriksaan
penyidikan melanggar ketentuan Pasal 56 ayat (1) KUHAP yaitu penyidikan
berlanjut terhadap tersangka tanpa didampingi TIM PENASIHAT
HUKUM.---------------------------------------------------------------------------------
Bahwa atas dasar hal-hal yang kami sampaikan diatas selaku TIM
PENASIHAT HUKUM terdakwa, dapatlah kiranya disimpulkan bahwa
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dari penyidik Polri dalam perkara ini
terhadap terdakwa M. SUTAN ARFAIZ Alias FAIZ Bin BINSAR
HALOMOAN RITONGA adalah illegal karena proses penyidikan tanpa
didampingi penasihat hukum, dan oleh karenanya Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum terhadap diri terdakwa yang dibuat atas dasar BAP tesebut
adalah cacat hukum.--------------------------------------------------------------------
V. PERMOHONAN
MEMOHON
MEMUTUSKAN
PRIMAIR
SUBSIDIAIR