Anda di halaman 1dari 1

Berani Bermimpi

Oleh : Muhamad Zaki Anbari

Sebuah kalimat sederhana namun sangat berat dalam makna. Bermimpi disini bukan berarti
mimpi yang mejadi bunga tidur, melainkan bermakna cita-cita atau impian. Kenapa harus berani
? karena faktanya mayoritas kita, khususnya umat islam Indonesia tidak memiliki impian.

Hal tersebut menjadi masalah yang sangat serius, sebab tanpa impian seseorang cenderung
enggan untuk berusaha, dan lebih memilih pasrah akan keadaan. Maka benarlah sabda Nabi
Muhammad yang mengatakan jika di akhir zaman umat islam seperti buih di lautan, banyak
namun tidak berdaya.

Ironisnya lagi, masyarakat Indonesia kebanyakan enggan menjadi seorang pemimpin. Contoh
sederhana ketika disekolahan, anak-anak lebih memilih bangku dibelakang daripada didepan.
Hal ini terus berlanjut hingga mereka dewasa sehingga tanpa sadar telah menjadi watak yang
sulit diubah. Akibatnya ketika mereka dewasa, tidak ada yang mau didepan menjadi pemimpin.
Maka tidak heran jika tampuk kekuasaan akan diambil oleh umat agama lain.

Maka tidak heran jika dunia ini sekarang dikuasai oleh umat agama lain. Mulai dari sistem
ekonomi, pendidikan, teknologi, dan sebagainya. Bahkan negara-negara yang memiliki hak veto
di PBB tak ada satupun yang berasal dari negara islam atau mayoritas islam. Sungguh miris,
mengingat bahwa umat islam seharusnya menjad khalifah di bumi.

Fakta itulah yang disampaikan oleh Bapak H. Tarmidzi selaku Direktur Eksekutif PPPA Daarul
Qur’an saat mengisi pembinaan peserta BTQ for Leaders di UIN Walisongo Samarang, Sabtu 30
Desember 2017 lalu. Beliau menyampaikan bahwa bermimpi itu wajib, karena sudah diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW. “Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Kekaisaran Romawi
akan runtuh ditangan sebaik-baik pemimpin dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara, itu impian
Rasul, padahal berapa selisih zaman rasul sampai runtuhnya Romawi ? 9 Abad!” ujar Bapak H.
Tarmidzi.

Selain itu, beliau juga berpesan bahwa kita harus memiliki cita-cita menjadi pemimpin, yaitu
pemimpin yang menjadi pemikir, pelopor, dan penggerak masyarakat. Bukan seperti pemimpin
hari ini yang penuh sandiwara dan wacana. Tujuannya hanya satu, yakni mengembalikan
kejayaan Islam sebagai Rahmat untuk seluruh alam.

Darisitu dapat kita ambil pelajaran bahwa Allah SWT pasti akan mengabulkan setiap cita-cita
kita asalkan dibarengi dengan do’a, usaha, dan keyakinan yang kuat. Sesuai dengan firman Allah
dalam Al Qur’an “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. Maka dari itu
beranilah bermimpi, bermimpilah setinggi-tingginya meskipun nampak tak masuk akal, karena
mimpi terlalu luas untuk dibatasi logika, dan terlalu sempit didepan Kuasa Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai