Anda di halaman 1dari 4

PENGENALAN SIFAT KEPEMIMPINAN YANG ISLAMI DENGAN MENELADANI

SIFAT MUHAMMAD AL-FATIH UNTUK ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa seringkali kita menjumpai pemimpin atau
pemerintah yang menyimpang dari tugasnya. Terkhusus di negara Indonesia yang banyak sekali
pemimpin yang tertangkap dan dipidana karena tidak menggunakan kuasanya dengan baik
seperti halnya korupsi. Hal ini menjadikan kita mengalami krisis kepercayaan terhadap
pemerintah yang sudah ada dan yang akan ada. Satu saja pemimpin yang menyeleweng dapat
memberikan dampak yang besar dan korban yang banyak. Seperti halnya rakyat yang akan
menjadi sengsara.

Oknum yang mengalami penyelewengan pun bermacam-macam, mulai dari kepala desa,
pejabat elit, dan perangkat desa. Seperti inikah seorang pemimpin negara? Tindakan yang sangat
tidak layak untuk dilakukan oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang berulang kali memeras dan
menindas rakyat untuk kepentingan pribadinya. Kermana perginya tanggung jawab mereka?
Kemana hilangnya janji jani mereka yang dulu terdengar manis? Seorang pemimpin yang
seharusnya bermoral, jujur, adil, bijaksana serta memberikan tauladan yang baik untuk
rakyatnya. Akan menjadi apa Indonesia kedepannya?

Dalam Islam membentuk pemimpin adalah kewajiban bagi setiap muslim dalam tugasnya
untuk mendekatkan diri kepada Alloh dan realisasi spiritual. Pemimpin dan kepemimpinan
memerlukan pemahaman yang mendalam bagi setiap muslim. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah : 30 :

‫َو ِاۡذ َقاَل َر ُّبَك ِلۡل َم ٰٓلِٕٮَك ِة ِاِّنۡى َج اِع ٌل ِفى اَاۡلۡر ِض َخ ِلۡي َفًةؕ  َقاُلٓۡو ا َاَتۡج َع ُل ِفۡي َها َم ۡن ُّيۡف ِس ُد ِفۡي َها َو َيۡس ِفُك الِّد َم ٓاَۚء َو َنۡح ُن ُنَس ِّبُح ِبَح ۡم ِد َك‬
‫َو ُنَقِّدُس َلـَكؕ‌ َقاَل ِاِّنٓۡى َاۡع َلُم َم ا اَل َتۡع َلُم ۡو َن‬

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Aku hendak menjadikan
khalifah di bumi. Mereka berkata, apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan daras di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu?. Dia berfirman, sungguh
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Ketika Alloh akan menjadikan manusia sebagai
khalifah (pemimpin) di bumi, malaikat sempat mempertanyakan lagi tentang hal itu, hingga
Alloh pun meyakinkan malaikat atas keputusan-Nya.
Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Banyak tugas yang telah Allah SWT berikan untuk manusia, diantaranya untuk
berperilaku tanggung jawab, menjaga alam, bersikap baik dengan makhluk lain dan sebagainya,
tugas ini merupakan tugas mulia yang diberikan Allah hanya kepada manusia. Kepemimpinan ini
dapat dipupuk sejak manusia itu berusia muda atau dapat diartikan dalam masa anak usia dini.
Mengapa demikian? Karena jika tidak seperti itu maka manusia tidak akan terbiasa dan tidak
akan mengerti tugas dia sebagai khalifah yang baik seperti apa.

Seperti kata pepatah “untuk melihat masa depan suatu bangsa, lihatlah keadaan anak
mudanya”. Anak dan pemuda adalah bagian dari masa kini dan hari esok. Mereka merupakan
generasi yang akan meneruskan serta mengambil alih kendali bangsa serta mengambil alih masa
kepemimpinan. Perkembangan yang terjadi pada masa anak usia dini akan mempengaruhi
perkembangan anak selanjutnya. Sehingga ini menjadi pokok penting yang harus sangat
diperhatikan untuk menciptakan generasi pemimpin yang berkualitas. Dalam bidang sains
dikatakan bahwa sel otak dapat diaktifkan dengan mudah namun terbatas oleh waktu. Semakin
lanjut usia seseorang maka sel otak mereka akan cenderung mengalami penurunan. Usia dini
merupakan usia yang tepat untuk kita menanamkan hal-hal penting dalam kehidupannya. Salah
satunya adalah menjadi pemimpin yang baik.

Dengan adanya upaya mengenalkan konsep khalifah (pemimpin) kepada anak usia dini
diharapkan anak dapat menjadi pemimpin atas dirinya sendiri dan mampu menjadi pemimpin
yang baik juga kelak. Dalam Islam terdapat beberapa indikator seorang pemimpin dikatakan
sebagai pemimpin yang berkualitas adalah dia yang berakhlak mulia, kepemimpinan yang
berdasarkan kepada al-Qur’an dan Hadits. Seperti hal yang kita ketahui bahwa jika seseorang
dapat mengenali dan memahami al-Qur’an dan Hadits dengan baik maka akhlak yang akan ada
pada dirinya merupakan cerminan dari apa yang ia pelajari dari al-Qur’an dan Hadits. Oleh
karena itu, untuk menciptakan generasi pemimpin yang baik, pendidik harus menanamkan nilai
nilai al-Qur’an dan Hadits di dalam pembelajarannya setiap hari. Pembiasaan berakhlak al-
Qur’an dan Hadits menjadi bahan yang efektif untuk melatih anak mempunyai pemimpin yang
baik seperti halnya tokoh Muhammad Al-Fatih yang terkenal sebagai pemimpin yang baik dan
dapat menjadi teladan.
Muhammad Al-Fatih merupakan pemimpin yang sedari kecil sudah didik secara intensif
oleh para ulama terkemuka pada zamannya. Ia mempelajari al-Qur’an, hadits, fikih dan ilmu-
ilmu modern. Sifat inilah yang membuatnya sangat menghormati dan memuliakan seorang
ulama. Hingga dia menjadi sultan pada usia yang masih terbilang muda yaitu 22 tahun. Namun,
ini tidak menjadi sebuah kelemahan bagi Muhammad al-Fatih. Dengan berbagai ilmu yang sudah
ia terima dan ia warisi dari ayahnya, Muhammad al-Fatih menjadi pemimpin yang unggul,
hingga keunggulannya masih terdengar sampai saat ini.

Muhammad al-Fatih merupakan seorang sultan yang senantiasa mendekatkan dirinya


kepada Allah dengan banyak beribadah. Muhammad al-Fatih meyakini bahwa perjuangannya
hanya akan berhasil apabila selalu dekat dengan Tuhan. Disebutkan dalam Quran Surat An-Nur
ayat 52 “Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Alloh dan bertakwa
kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang berhasil”. Firman Tuhan ini semakin menguatkan
kepada kita semua bahwa dengan tekun dalam beribadah untuk senantiasa bertakwa kepada
Alloh SWT akan mempermudah kita menuju keberhasilan dan kesuksesan. Pemimpin yang
selalu menjaga ikatannya dengan Allah maka dipastikan bahwa dia akan mendapatkan
keberhasilan, begitu juga sebaliknya, pemimpin yang tidak menjaga ikatannya (menjauh) dengan
Allah maka dia akan menjumpai banyak kegagalan. Bukan hanya keberhasilan yang akan dia
dapat, namun ini juga akan berkaitan dengan mental dia sebagai seorang pemimpin. Dengan
selalu dekat kepada Allah dapat menjadikannya pemimpin yang dapat menggunakan
wewenangnya dengan baik.

Keberhasilan Muhammad al-Fatih yang paling terkenal adalah ketika beliau dapat
memindahkan tuju puluh dua kapal dayung dari Selat Bosphorus ke Teluk Tanduk, hal ini tidak
akan pernah terjadi jika beliau tidak bekerja keras dengan tekad yang kuat memutar pikiran
mencari cara untuk melakukan serangan kepada konstantinopel karena di dalam pikirannya
bahwa konstantinopel akan tertaklukan hanya saja harus dengan cara yang baru yang lebih baik
agar menjadi kenyataan. Keteguhan hati yang telah ditempa dari seorang al-Fatih pasti terkait
dengan do’a dan didikan oleh orang yang selalu mendukungnya yautu ayahnya dan guru yang
membimbingnya. Senantiasa memberikan motivasi dan keyakinan yang padat tentang kekuatan
Allah yang pasti akan menolong orang yang benar dan mau berjuang di jalan-Nya.
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha memberi kemuliaan dan kemenangan bagi
beberapa orang muslim, kedatangan kapal perang itu menimbulkan patah hati dan cercaan.
Sebaliknya bagi orang yang kafir, peristiwa tersebut membawa kesenangan dan kegembiraan.
Yang pasti, seorang hamba hanya bisa merencanakan, dan Allah lah yang menentukan.
Keputusan ada di tangan Allah, ketika telah berserah diri kepada Allah dan telah membaca al-
Qur’an. Semua itu tidak lain adalah seperti rasa kantuk. Kelembutan Allah ta’ala telah terjadi
sehingga muncullah berita-berita gembira yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

Anda mungkin juga menyukai