Anda di halaman 1dari 286

Batalkan Kapan Saja.

1
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi R 
abbil’
alamin selalu kita
panjatkan
kehadirat Illahi
Rabbiyang telah
memberi nikmat
islam, iman dan
ihsan. Sehingga
pada
akhirnya penulis 
mampu menyele
saikan tugas mak
alah ini. Adapun j
udul penulisan
makalah ini
adalah

Kepemimpinan
perempuan
menurut
perspektif islam
”.
 Shalawat teriring
salam senantiasa
penulis haturkan
keharibaan
NabiMuhammad
SAW yang telah
menggulung
tikar-tikar
kekafiran dan
untuk penggantin
ya beliau telah
menebarkan panj
i-panji islam di
muka bumi
ini.Penulis
menyadari
bahwa penulisan
makalah ini
masih jauh
darisempurna,
untuk itu penulis
mohon kritik dan
saran yang
membangun
demikesempurna
an penulisan di
masa yang akan
datang. Semoga
apa yang
telah penulis laku
kan diridhoi Allah 
Swt,ya dan bagi
pembaca
umumnya.Tanger
ang, 19
Desember
2021(Maulana)

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
 ...........................
............................
............................
...................... 1D
aftar isi ...............
............................
............................
............................
............ 2Bab I Pe
ndahuluan ..........
............................
............................
............................
..... 3I.
 
Pendahuluan ......
............................
............................
............................
. 3II.
 
Tinjauan Umum
Mengenai
Kepemimpinan .......
..................................
........... 3
 Bab II Pembahas
an .......................
............................
............................
................... 4A.
 
Kepemimpinan
Menurut Islam ...
............................
............................
........ 4B.
 
Prinsip Dasar Kep
emimpinan .........
............................
............................
..... 5C.
 
Hakekat kepemi
mpinan ...............
............................
............................
......... 7D.
 
Sumber Hukum K
epemimpinan Dal
am Islam .............
............................
.. 10E.
 
Pemimpin Wanit
a Menurut Kaca
mata Islam ..........
............................
....... 10F.
 
Sudut Pandang P
ara Ulama ...........
............................
............................
..... 14Bab III Pen
utup ....................
............................
............................
.......................... 
15I.
 
Kesimpulan .........
............................
............................
............................
... 15II.
 
Saran ..................
............................
............................
............................
..... 16Daftar Pust
aka ......................
............................
............................
..........................
17
 

BAB I
PENDAHULUAN
I.
PendahuluanKon
sep
kepemimpinan
dalam Islam
sebenarnya
memiliki dasar
yang sangat
kuatdan kokoh.Ia
dibangun tidak
saja oleh nilai-
nilai
transendental,
namun
telahdipraktekka
n sejak berabad-
abad yang lalu
oleh Nabi
Muhammad
SAW,
paraShahabat
dan Al-
Khulafa’ Al
-Rosyidin. Pijakan
kuat yang
bersumber dari
Al-Q
ur’an dan
Assunnah serta
dengan bukti
empiriknya telah
menempatkan
konsepkepemim
pinan Islam
sebagai salah
satu model
kepemimpinan
yang diakui
dandikagumi
oleh dunia
internasional. Na
mun dalam perke
mbangannya, apli
kasi kepemimpin
an Islam saat ini t
erlihatsemakin
jauh dari harapan
masyarakat.Para
tokohnya terlihat
dengan
mudahkehilanga
n kendali atas
terjadinya siklus
konflik yang terus
terjadi.
Harapanmasyara
kat (baca: umat)
akan munculnya
seorang tokoh
muslim yang
mampu
dan bisa diterima 
oleh semua lapis
an dalam mewuj
udkan Negara ya
ng terhormat,kua
t dan sejahtera
nampaknya
masih harus
melalui
jalan yang
panjang.II.
Tinjauan Umum
Mengenai
KepemimpinanSe
cara etimologi
kepemimpinan
berarti Khilafah,
Imamah, Imaroh,
yangmempunyai
makna daya
memimpin atau
kualitas seorang
pemimpin atau
tindakandalam m
emimpin. Sedang
kan secara
terminologinya a
dalah suatu kema
mpuanuntuk
mengajak orang
lain agar
mencapai tujuan-
tujuan tertentu
yang
telahditetapkan.
Tugas dan
tanggungjawab
seorang
pemimpin adalah
menggerakkanda
n mengarahkan,
menuntun,
memberi
motivasi serta
mendorong
orang
yangdipimpin
untuk berbuat
sesuatu guna
mencapai tujuan,
sedangkan tugas
dantanggungjaw
ab yang dipimpin
adalah
mengambil peran
aktif dalam
mensukseskan pe
kerjaan yang
dibebankannya t
anpa adanya kes
atuan komando y
ang
didasarkanatas
satu perencanaa
n dan kebijakan
yang jelas.
 
4
BAB
IIPEMBAHASAN
A.
 
Kepemimpinan
Menurut
IslamDalam
pandangan Islam
kepemimpinantid
ak jauh berbeda
dengan
modelkepemimpi
nan pada
umumnya,
karena prinsip-
prinsip dan
sistem-sistem
yangdigunakan
terdapat
beberapa
kesamaan.Kepem
impinan dalam
Islam pertamakal
i dicontohkan
oleh Rasulullah
SAW,
kepemimpinan
Rasulullah tidak
bisadipisahkan
dengan fungsi
kehadirannya
sebagai
pemimpin
spiritual
danmasyarakat.
Prinsip dasar
kepemimpinan
beliau adalah
keteladanan.
Dalamkepemimpi
nannya
mengutamakan
uswatun hasanah
pemberian
contoh
kepada para saha
batnya yang dipi
mpin. Rasulullah 
memang
mempunyai kepri
badianyang
sangat agung, hal
ini seperti yang
digambarkan
dalam al-Qur'an:
Artinya: “Dan
Sesungguhnya
engkau
Muhammad
benar 
-benar berada
dalam
akhlak yang
agung”. (Q. S. al
-Qalam: 4)Dari
ayat di atas
menunjukkan
bahwa
Rasullullah
memang
mempunyaikeleb
ihan yaitu berupa
akhlak yang
mulia, sehingga
dalam hal
memimpin
danmemberikan
teladan memang
tidak lagi
diragukan.Kepem
impinan
Rasullullahmema
ng tidak dapat
ditiru
sepenuhnya,
namun
setidaknya
sebagai umat
Islamharus
berusaha
meneladani
kepemimpinan-
Nya.kepemimpin
an adalahsetiap
tindakan yang
dilakukan oleh
individu
untukmengkoord
inasi dan
memberi arah
kepada individu
atau kelompok
lain
yangtergabung
dalam wadah
tertentu untuk
mencapai suatu
tujuan yang
telahditetapkan
sebelumnya.
 
5
B.
 
Prinsip Dasar
KepemimpinanIm
pian dan harapan
besar umat
terhadap
pemimpin,
mengantarkan be
tapa penting dan 
berartinya peran 
seorang pemimpi
n dalam mendesa
in sebuahmasyar
akat, bangsa dan
negara. Sejarah
membuktikan,
kejayaan dan
keemasansebuah
bangsa sangat
ditentukan oleh
kualitas dan
kapasitas para
pemimpinnya.Se
baliknya sebuah
bangsa yang
sebelumnya
besar dan
beradab
hancurdan
tak berarti
karena
kerakusan,
keserakahan dan
buruknya
sikap mental par
a pemimpinnya.
Suatu contoh,
hancurnya
Daulah Umayyah
dan Daulah
Abbasiyah,lebih
disebabkan oleh
karena penerus
tahta mahkota
kekhalifahan
berada ditangan-
tangan pemimpin
yang lemah dan
tak bermoral.
  Hubbuddunnya
 (cintadunia)
lebih ketara dan
lebih lekat
dibanding
dengan
hubbul-akhirah
 (cintaakhirat).Pri
nsip-prinsip
kepemimpinan
dalam Islam
adalah sebagai
berikut:
  Pertama
,
hikmah
, ajaklah manusia
ke jalan Tuhan-
mu dengan
hikmahdan
nasehat yang
baik lagi
bijaksana (QS. al-
Nahl:125).
  Kedua
,
qudwah
, kepemimpinan
menjadi efektif
apabila dilakukan
tidakhanya
dengan nasihat
tapi juga dengan
ketauladanan yan
g baik dan
bijaksana (QS.al-
Ahdzab:21).
Pepatah
mengatakan,
satu
ketauladanan
yang baik lebih
utama dariseribu
satu nasehat.
Memang kesan
dari sebuah
keteladanan
lebih melekat
danmembekas
dibanding hanya
sekedar nasehat
seorang
pemimpin.
  Ketiga
,
musyawarah
diskusi
, adalah suatu
bentuk pelibatan
seluruhkompone
n masyarakat
secara
proporsional
dalam
keikutsertaan
dalam pengambil
an
sebuah keputusa
n atau
kebijaksanaan (Q
S.
Ali Imran:159, QS
. As-Syura:38).
Dengan
musyawarah
diskusi dan
bertukar pikiran,
maka tidak
adasuatu
permasalahan
yang tak dapat
diselesaikan.
Tentu dengan
prinsip-prinsip
bilhikmah
wamauidhatil
khasanah
 yang harus
dipegang teguh
oleh
setiapkomponen
pemerintah atau
imamah.
  Keempat 
,
adil 
, tidak memihak
pada salah satu
pihak. Pemimpin
yang berdiri pada 
semua kelompok 
dan golongan, (Q
S.al-
 Nisa’:58&135, Q
S. al
-Maidah:8)
Dalam
memimpin
pegangannya
hanya pada
kebenaran,
  shirathalmustaq
im
(jalan yang lurus).
Timbangan
dan ukurannya b
ersumber pada al
-
Qur’an dan al
-Hadits. Kecintaa
nnya hanya karen
a Allah dan kebe
ncian pun
 

6
hanya karena
Allah. Hukum
menjadi kuat
tidak hanya saat
berhadapan
denganorang
lemah, tapi juga
menjadi kuat
saat berhadap-
hadapan dengan
orang kuat.
  Kelima
,
kelembutan hati
dan saling
mendoakan
. Kesuksesan
dankeberhasilan
Rasulallah dan
para sahabat
dalam memimpin
umat, lebih
banyakdidukung
oleh faktor
performa pribadi
Rasul dan para
sahabat yang
lembuthatinya,
halus
perangainya dan
santun
perkataannya.
Maka Allah
SWTmenempatk
an Muhammad
Rasulallah
sebagai rujukan
dalam
pembinaan
mental
dan moral
sebagaimana
firmannya,
”Laqad kana
lakum fi
i Rasulillahi
uswatun
hasanah”
(Sungguh ada
pada diri Rasul
suri tauladan
yang baik), (QS.
al
-Ahdzab:21 dan
al-Qalam:10).
  Keenam,
 dari prinsip
dasar
kepemimpinan
Islami adalah
kebebasanberfiki
r, kreativitas dan
berijtihad 
. Sungguh amat
luar biasa,
sepeninggalRasul
allah para
sahabat dapat
menunjukkan diri
sebagai sosok
pemimpin
yangmandiri,
kuat, kreatif dan
fleksibel.Kelembu
tan pribadi Abu
Bakar (khalifah
ke-1) tak
menjadikan
dirinyamenjadi
sosok pemimpin
yang lemah,
malah sebaliknya
ia menjadi
pemimpinyang
kuat dan
tangguh. Tak
gentar
menghadapi
musuh-musuh
Islam.
Ketegasan beliau 
dibuktikan
dengan kesunggu
han
memerangi para 
pemberontak, na
bi palsudan kaum
yang tak mau
membayar
zakat.Kebalikann
ya ketegaran
Khalifah Umar
bin Khattab
(khalifah ke-
2)akhirnya
menjadi sosok
yang lembut,
sederhana dan
bersahaja.
Sekalipun
iaseorang
khalifah dan
menyandang
gelar
amirul mu’minin
, tak
menjadikankehid
upan diri dan
keluarganya beru
bah drastis,
bergelimang hart
a dan tahta atau
menampilkan diri
sebagai sosok
pembesar yang
suka ”
  petentang-
petenteng 
” dan
 pamer
kekuasaan.Yang
terjadi justru
sebaliknya, Umar
bin Khattab lebih
menampakkandir
i sebagai sosok ya
ng
low profil high
produc
. Tak salah
kiranya bila
banyakrakyatnya
dan pejabat
negara lain yang
terkecoh dengan
penampilan
fisiknya dantak
mengira bahwa
yang berdiri
dihadapannya
adalah seorang
khalifah
yangdisegani dan
dicintai
rakyatnya.Dua
sosok pemimpin
penerus
Rasulallah yang
berbeda karakter
tersebut,disaat
sama-sama diberi
amanah untuk
memimpin umat
dan mengelola
roda
 

7
 pemerintahan
yang tampak adal
ah
sosok pemimpin 
yang banyak
dipengaruhi dand
iwarnai oleh
nilai-nilai al-
Qur’an dan al
-Hadits.
Tidak sebagai pe
mimpin yangdipe
ngaruhi dan
dikuasai
oleh karakter pri
badi dan hawa
nafsu.
  Ketujuh
,
  sinergis  memba
ngun  kebersama
an
.
Mengoptimalkan
sumberdaya
insani yang ada.
Hebatnya
Rasulullah salah
satunya adalah
kemampuan beli
au
dalam mensinerg
ikan
dan membangun
kekuatan dan
potensi yang
dimilikiumatnya.
Para sahabat
dioptimalkan
keberadaannya.
Keberbedaan
potensi
yangdimiliki
sahabat dan
umat
dikembangkan
sedemikian rupa,
sehingga
menjadi pribadi-
pribadi yang
tangguh baik
mental maupun
spritualnya.Berba
gai misi
kenegaraan
dipercayakan
Rasulallah
kepada para
sahabatnyaseper
ti misi
ke Habasyah,
Yaman, Persia
dan Rumawi. Mu
ncullah sosok-
sosoksahabat
seperti Abu Dzar
Al-
Ghifari, Mu’adz
bin Jabal, Salman
al
-Farisi dan
Amr bin Ash. Dal
am usia yang rela
tif muda, mereka 
sudah memimpin 
berbagaiekspedis
i kenegaraan dan
berbagai
pertempuran
penting.C.
 
Hakekat
KepemimpinanH
akikat
kepemimpinan
dalam
pandangan Islam
yang secara garis
besar dalamlima
lingkup.1.
Tangung Jawab,
Bukan
KeistimewaanKe
tika seseorang
diangkat atau
ditunjuk untuk
memimpin suatu
lembaga
atauinstitusi,
maka ia
sebenarnya
mengemban
tanggung jawab
yang besar
sebagaiseorang
pemimpin yang
harus mampu
mempertanggun
gjawabkannya,.B
ukanhanya
dihadapan
manusia tapi juga
dihadapan Allah
SWT. Oleh
karena
itu, jabatan dala
m semua level at
au tingkatan buk
anlah suatu keisti
mewaan sehingg
aseorang
pemimpin atau
pejabat tidak
boleh merasa
menjadi manusia
yangistimewa
sehingga ia
merasa harus
diistimewakan
dan ia sangat
marah bila
oranglain tidak
mengistimewaka
n dirinya.2.
Pengorbanan,
Bukan
FasilitasMenjadi
pemimpin atau
pejabat bukanlah
untuk menikmati
kemewahan
ataukesenangan
hidup dengan
berbagai fasilitas
duniawi yang
menyenangkan,
tapi
 
8
 justru ia harus m
au berkorban dan 
menunjukkan pe
ngorbanan, apala
gi ketikamasyara
kat yang
dipimpinnya
berada dalam
kondisi sulit dan
sangat
sulit.Karenanya
dalam suatu
riwayat
diceritakan
bahwa Umar bin
Abdul Aziz
sebelummenjadi
khalifah
menghabiskan
dana untuk
membeli pakaian
yang harganya
400dirham, tapi
ketika ia menjadi
khalifah ia hanya
membeli pakaian
yang harganya10
dirham, hal ini ia
lakukan karena
kehidupan yang
sederhana tidak
hanya
harusdihimbau,
tapi harus
dicontohkan
langsung kepada
masyarakatnya.3.
Kerja Keras,
Bukan
Santai.Para
pemimpin
mendapat
tanggung jawab
yang besar untuk
menghadapi
danmengatasi
berbagai
persoalan yang
menghantui
masyarakat yang
dipimpinnyauntu
k selanjutnya
mengarahkan
kehidupan
masyarakat
untuk bisa
menjalanikehidu
pan yang baik
dan benar serta
mencapai
kemajuan dan
kesejahteraan.Un
tuk itu, para
pemimpin
dituntut bekerja
keras dengan
penuh
kesungguhan
danoptimisme.Se
bagai cerminan,
saat menghadapi
krisis ekonomi,
Khalifah Umar
bin
Khattabmembagi
kan sembako
(bahan pangan)
kepada
rakyatnya.
Meskipun sore
hari iasudah
menerima
laporan tentang
pembagian yang
merata, pada
malam hari,
saatmasyarakat
sudah mulai
tidur, Umar
mengecek
langsung dengan
mendatangiloron
g-lorong
kampung, Umar
mendapati masih
ada rakyatnya
yang masak
batusekedar
untuk memberi
harapan kepada
anaknya yang
menangis karena
lapar
akankemungkina
n mendapatkan
makanan.
Meskipun malam
sudah semakin
larut,Umar
pulang ke
rumahnya dan
ternyata ia
memanggul
sendiri satu
karung
bahanmakanan
untuk diberikan
kepada rakyatnya
yang belum
memperolehnya.
4. Kewenangan
Melayani, Bukan
Sewenang-
WenangPemimpi
n adalah pelayan
bagi orang yang
dipimpinnya,
karena itu
menjadi pemimpi
n atau pejabat be
rarti mendapatka
n kewenangan ya
ng besar untuk bi
samelayani
masyarakat
dengan
pelayanan yang
lebih baik dari
pemimpinsebelu
mnya, Rasulullah
Saw bersabda:
Pemimpin suatu
kaum adalah
pelayanmereka
(HR. Abu Na'im)
 

9
Oleh karena itu,
setiap pemimpin
harus memiliki
visi dan misi
pelayanan
terhadaporang-
orang yang
dipimpinnya
guna
meningkatkan
kesejahteraan
hidup, ini berarti
tidak ada
keinginan
sedikitpun untuk
menzalimi rakyat
nya apalagi
menjualrakyat,
berbicara atas
nama rakyat atau
kepentingan
rakyat padahal
sebenarnyauntuk
kepentingan diri,
keluarga atau
golongannya. Bila
pemimpin seperti
initerdapat
dalam kehidupan
kita, maka ini
adalah
pengkhianat yang
paling besar,
Rasulullah Saw b
ersabda: Khianat 
yang paling besar 
adalah bila seora
ng penguasa
memperdagangk
an rakyatnya (HR.
Thabrani).5.
Keteladanan dan
Kepeloporan,
Bukan
PengekorDalam
segala bentuk
kebaikan,
seorang
pemimpin
seharusnya
menjadi
teladandan
pelopor, bukan
malah menjadi
pengekor yang
tidak memiliki
sikap
terhadapnilai-
nilai kebenaran
dan kebaikan.
Ketika seorang
pemimpin
menyerukankejuj
uran kepada
rakyat yang
dipimpinnya,
maka ia telah
menunjukkan
kejujuranitu.
Ketika ia
menyerukan
hidup sederhana
dalam soal
materi, maka ia
tunjukkankesede
rhanaan bukan
malah
kemewahan.
Masyarakat
sangat menuntut
adanya pemimpi
n yang
bisa menjadi
pelopor dan
teladan dalam
kebaikan dan
kebenaran.Sebag
ai seorang
pemimpin,
Rasulullah Saw
tunjukkan
keteladanan
dankepeloporan
dalam banyak
peristiwa. Ketika
Rasulullah Saw
membangun
masjid Nabawi di 
Madinah bersam
a para sahabatny
a, beliau tidak ha
nya menyuruh da
nmengatur atau
tunjuk sana
tunjuk sini, tapi
beliau turun
langsung
mengerjakanhal-
hal yang bersifat
teknis sekalipun.
Beliau membawa
batu bata dari
tempatnyake
lokasi
pembangunan
sehingga ketika
para sahabat
yang lebih muda
dari beliausudah
mulai lelah dan
beristirahat,
Rasul masih terus
saja
membawanya
meskipunia juga
nampak lelah.
Karena itu
seorang sahabat
bermaksud
mengambil
batuyang dibawa
oleh nabi agar ia
yang
membawanya,
tapi nabi justeru
menyatakan:"kal
au kamu mau
membawa batu
bata, disana
masih banyak
batu yang
bisaengkau
bawa, yang ini
biar tetap aku
yang
membawanya".
Karenanya
parasahabat
tetap dan terus
bersemangat
dalam proses
penyelesaian
pembangunanma
sjid Nabawi.
Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis

Batalkan Kapan Saja.

 
10
D.
 
Sumber Hukum
Kepemimpinan
Dalam
IslamKepemimpi
nan dalam islam
adalah
kepemimpinan
yang
berdasarkanKitab
ullah dan Sunnah
Rasulullah saw,
oleh karena itu
sosok pemimpin
yangdisyariatkan
adalah pemimpin
yang beriman
sehingga hukum-
hukum allah
SWTdapat
ditegakkan dan
diterapkan.
Hukum-hukum
Allah harus
ditegakkan
agarkeadilan dan
kebenaran dapat
terjamah oleh
orang-orang yang
tertindas
danterdzalimi
baik itu dari
kalangan muslim
maupun non
muslim karena
padahakekatnya
islam itu adalah
rahmat bagi
seluruh alam.E.
 
Pemimpin
Wanita Menurut
Kacamata
IslamEmansipasi
wanita adalah
prospek
pelepasan diri
wanita dari
kedudukansosial
ekonomi yang
rendah, serta
pengekangan
hukum yang
membatasikemu
ngkinan untuk
berkembang dan
maju. Dalam
Bahasa Arab,
istilah ini dikenal
dengan
tahrir al-marah.
Tuntutan
persamaan hak
(emansipasi)
tidak ada didalam
islam. Islam tidak
pernah
mempertentangk
an hak pria dan
wanita.Islamsang
at memuliakan
wanita. Al-
Qur’an dan
sunnah
memberikan
perhatian
 yangsangat
besar serta
kedudukan yang
terhormat
kepada wanita,
baik dia
sebagaianak,
istri, ibu, saudara
maupun peran
yang lainnya.
Begitu
pentingnya hal
ini,Allah SWT
mewahyukan
sebuah surat
dalam Al-
Qur’an kepada
Nabi Muhammad
SAW yaitu surat
An-Nisa
’ yang sebagian
besar ayat dalam
surat ini
membicarakan
persoalan yang
berhubungan
dengan
kedudukan,
peranan
dan perlindungan
hukum terhadap
hak-hak
wanita.Dalam
bidang
kepemimpinan,
islam bertolak
dari status
manusia
sebagaikhalifah
di muka bumi.
Akhir surat Al-
Ahzab
mempertegas
kekhalifahan
manusiaini di
muka bumi
sebagai
pengemban
amanat Allah
SWT untuk
mengolah,memel
ihara, serta
mengembangkan
bumi. Inilah
tugas pokok
manusia-tidak be
rbeda antara per
empuan dengan l
aki-laki. Di dalam 
hukum islam dise
but jugataqlidiyy
ah, yang
menjelaskan
setiap orang
adalah mukallaf
(penerima
amanat).Mengen
ai status
kekhalifahan
tadi, Rasulullah
SAW
menegaskan
bahwasemua
manusia adalah
pemimpin.Islam
mengangkat
derajat manusia
danmemberikan
kepercayaan
yang tinggi
karena setiap
manusia secara
fungisional
 

11
dan sosial adalah
pemimpin. Di
antara masalah
yang kerap
terjadi
bahan perbincan
gan seputar keset
araan antara kau
m laki-laki dan pe
rempuan ini yaitu
masalah
“kepemimpinan”.
Islam
menegaskan
bahwa
kepemimpinan
ada di
tangankaum pria.
Q.S An-Nisa ayat
34:

kaum laki-laki
adalah pemimpin
kaum wanita,
karena Allah
telah
melebihkan  seba
gian  mereka  ata
s  sebagian  yang 
lain,  dan  karena 
mereka  menafka
hkan
  sebagian dari
kekeyaan
mereka.”
 Dalam hal ini
perkataan
“qawwamum”
 bukan berarti
penguasa
ataumajikan,
tetapi dalam
pengertian
bahwa suami
adalah kepala
keluarga.
Sedangkan pere
mpuan adalah pe
mimpin rumah ta
ngga.Ini jika kita 
berbicara tentan
gkepemimpinan
di dalam lembaga
perkawinan.Nam
un jika berbicara
tentangkepemim
pinan dalam
dunia politik,
maka
kepemimpinan
perempuan
biasanya halyang
sering di
persoalkan
bahkan di tolak
pada beberapa
kalangan.
Sebagaiseorang
muslim sudah
selayaknya
menjadikan islam
sebagai cara
pandangmengha
dapi dan
menyelesaikan
segala persoalan.
Dimana cara
pandang
islammengharusk
an untuk
menjadikan dalil
 – 
 
dalil syara’
sebagai sandaran
atau acuan
dalam
menyelesaikan
segala persoalan,
termasuk
persoalan
kepemimpinan
wanita.Pengkajia
n yang
mendalam
terhadap
khazanah islam,
akan
ditemukan bahw
a para ulama muj
tahid empat maz
hab telah bersep
akat mengangkat 
kepalanegara
seorang wanita
adalah haram.
Imam Al-
Qurthubi dalam
tafsir Al-
Jami’liahkamil
Qur’an,mengatak
an:
 
“Khalifah (kepala
negara) haruslah
seorang laki
-laki dan para
fuqoha
telahbersepakat
bahwa wanita
tidak boleh
menjadi Imam
(khalifah/kepala
negara).”
 
Di dalam Al-
Qur’an terdapat
ayat yang
mewajibkan kita
taat kepada
 pemimpin(kepal
a negara), Q.S
An-
 Nisa’ ayat 59
yang artinya:
 
“Hai orang – 
  orang yang
beriman taatilah
Allah dan
taatilah Rasul-
Nya dan ulil
amri di antara
kamu.”
 Dalam ayat ini
terdapat perintah
untuk taat
kepada
pemimpin
denganmenggun
akan lafaz
ulil amri
. Berdasarkan
kaidah bahasa
Arab maka bisa di
 

12
 pahami bahwa p
erintah untuk taa
t kepada pemimp
in yang
di maksud dalam 
ayattersebut
adalah pemimpin
laki
 – 
 laki. Sebab
apabila
pemimpin wanita
makaseharusnya
menggunakan
lafaz
Uulatul Amri.
Didalam islam,
tidak ada
pemisahan
antara agama
dan negara,
agama dan
politikatau
agama dan
kepemimpinan,
semuanya satu
kesatuan. Karena
hidup kita ini
diatur oleh
agama dari hal
yang paling kecil
sampai pada hal
yang terbesar.
Hidupadalah
tingkah laku, dan
tingkah laku di
batasi oleh
norma agama
termasuktingkah
laku dalam
berpolitik.Berikut
ini sedikit
penjelasan
seputar
ketentuan
pemimpin
wanita:1.
 
Tidak ada Nabi
dan Rasul
wanita Nabi dan
Rasul adalah
refleksi dari
pemimpin, baik
dalam skala
besar
maupundalam
skala kecil, dan
suka atau tidak
suka, mereka
adalah contoh,
pedomanatau
acuan bagi
manusia
lainnya.Beberapa
firman Allah SWT
yang
menjelaskan
tentang ini:
“Dan kalau Kami
bermaksud
menjadikan Rasul
itu dari golongan
malaikat,
tentulah Kami
jadikan dia
berupa laki-
laki”.(Qs. Al
-
an’am 6:9)
 
“Kami tidak
mengutus kamu,
melainkan orang
laki
-laki yang kami
berikanwahyu
kepadanya di
antara pe
nduduk suatu
negeri”.(Qs.
Yusuf 12:109)
 
“Kami tiada
mengutus rasul
-rasul sebelum
kamu, melainkan
beberapa
oranglaki-
laki yang kami
beri wahyu
kepada mereka.”
(Qs. Al
-
Anbiyaa’ 21:7)
 2.
 
Imam dalam
sholat tidak
boleh wanita,
kecuali
makmumnya
juga
wanita(berda
srkan Imam
Hanafi, Imam
Syafi’i, Imam
Hambali
danJa’fari/Imam
miah)
 3.
 
Laki-laki sudah di
tetapkan sebagai
pemimpin
wanita.Di
jelaskan pada
Qs.An-
 Nisaa’ ayat 34:
 
“kaum laki
-
laki itu adalah
pemimpin bagi
kaum wanita.”
 
 

13
Ayat ini memang
konteksnya
berbicara seputar
rumah tangga,
akan tetapisecara
logikanya,
seorang kepala
rumah tangga
saja haruslah
laki-laki, apa
lagiseorang
kepala negara
yang notabene
sebagai kepala
atau pemimpin
dari banyak
kepala keluarga
lain, maka tidak
lain dia haruslah
laki-laki.
“Dan an
ak laki-
laki tidaklah
sama dengan
anak wanita”
 (Qs. Ali Imron
3:36)4.
 
HadistMusnad
Ahmad 19603:
Abu Bakrah
berkata;Nabi
Muhammad SAW
telah
 bersabda: “Siapa
kah yang memim
pin urusan pendu
duk Persi? Merek
amenjawab ;
“seorang
wanita”. Beliau
bersabda: “ tidak
akan beruntung
kaum
yang
menyerahkan
urusannya
kepada mereka.”
 Hadist di atas
memang di
ucapkan oleh
Rasul ketika
menanggapi
kabar
di pilihnya seoran
g wanita, puteri A
nusyirwan dari P
ersi, menjadi pe
mimpin.Akan
tetapi coba
perhatikan
konteks sabda
tersebut tidak
menyebut
bahwaucapan
tersebut hanya
berlaku bagi
kerajaan Persi,
namun suatu
gambaranumum
tentang tidak
layaknya wanita
dijadikan
pemimpin dalam
suatu bangsa.5.
 
Wanita
mengalami haid,
hamil,
melahirkan dan
menyusuiAllah
SWT berfirman:
“dan
 perempuan-
perempuan yang
tidak haid lagi
(monopause) di
antara perempua
n-perempuanmu 
jika kamu ragu-
ragu (tentang ma
sa iddahnya),mak
a masa iddah
mereka adalah
tiga bulan; dan
begitu (pula)
perempuan- pere
mpuan yang tida
k haid. Dan pere
mpuan-
perempuan hamil
, waktu iddahmer
eka ialah sampai
mereka
melahirkan
kandungannya.
Dan barang
siapayang
bertaqwa kepada
Allah, niscaya
Allah menjadikan
baginya
kemudahan
dalam
urusannya.” (QS.
Ath Tholaq : 4)
 Jika datang
waktu seperti ini,
maka dimana
tanggungjawab
wanita
sebagai pemimpi
n?Untuk
memimpin suatu
organisasi atau
kenegaraan,
orang harus
benar- benar tota
l, baik dalam wak
tu, pikiran maupu
n resiko dan tang
gungjawabnya ba
hkan terkadang h
arus rela disibukk
an oleh aktifitasn
ya, menghadiri ra
pat di
 

14
 berbagai
kesempatan, mel
akukan
perjalanan dinas 
dan seterusnya
yang tentu sajasu
lit di lakukan oleh
seorang wanita,
karena ia juga
harus melayani
suami dananak-
anaknya sebagai
tugas utamanya.
“Bagi para
wanita, mereka
punya hak yang
seimbang dengan
kewajibannya
menurut cara
yang benar. Tapi
para suami
memiliki satu
tingkat kelebihan
dari
istrinya.” (Qs. Al
-Baqarah 2:228)
“Setiap kamu
adalah pemimpin
dan setiap kamu
bertanggung
jawab atas
kepemimpinanm
u. Laki-laki
adalah pemimpin
dlm keluarganya,
dan dia
harusmempertan
ggung jawabkan
kepemimpinanny
a itu. Perempuan
adalah
pemimpindlm
rumah suaminya
dan diapun
bertanggung
jawab terhadap
kepemimpinanny
a.”
(Hadist Riwayat
Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu
Daud, Tirmidzi
dari Ibnu
Umar)Dalam
sejarah, Nabi Saw
mengikut
sertakan wanita
dalam
medan perang,
namun mereka
bukan dijadikan
umpan peluru,
tetapi sebagai
prajurit
yang bertugas m
emberikan pertol
ongan bagi mere
ka yg terluka sep
erti dicontohkan
oleh Fatimah Az-
Zahrah puteri
Beliau sendiri,
kemudian wanita
jugamempersiap
kan konsumsi
seperti dilakukan
oleh Aisyah istri
beliau.Bahkan
Khadijah istri
Nabi yang
pertama adalah
seorang saudagar
(pengusaha).Sesu
dah Nabi wafat,
Khalifah Umar,
sahabatnya,
mengangkat
Ummu As-
syifa’
al-Ansyoriah
sebagai
pengawas dan
pengontrol pasar
Madinah (kalau
sekarang
inimungkin bisa
disetarakan
dengan
kedudukan
menteri
ekonomi). Patut
dicatat bahwa tu
gas seorang ment
eri tidak seberat 
dan sebesar tang
gung jawab tugas
kepala negara.
Disisi lain,
menteri tetap
harus
bertanggung
jawab
kepada pemimpi
nnya, yaitu Presid
en (dlm istilah ag
amanya, isteri m
emiliki tanggung j
awab atas
kepemimpinanny
a dalam rumah
tangga suaminya)
.F.
 
Sudut Pandang
Para UlamaUntuk
kekuasaan yang
cakupannya lebih
terbatas, semisal
pemimpin
daerah,keabsaha
n kepemimpinan
wanita masih
menjadi
perdebatan para
ulama.Perbedaan
ini,
dilatarbelakangi
adanya
perbedaan sudut
pandang dalam
menilai
 

15
kepemimpinan
semacam ini,
apakah termasuk
bagian dari
kekuasaan,
persaksian,atauk
ah fatwa.
Imam Ahmad,
Imam Malik, dan
Imam Syafi’i
berpendap
at bahwa wanita
tidak berhak men
jadi pemimpin, m
eski dalam lingku
p yang lebih terb
atas. Sebab, baga
imanapun juga, 
menjadi pemimpi
n, baik dengan ke
kuasaan luas mau
punterbatas,
pada hakikatnya
sama. Yang
membedakan
hanyalah
wilayahkekuasaa
nnya semata.
Padahal,
Rasulullâh jelas-
jelas melarang
seorang
wanitamenjadi
pemimpin.Sedan
gkan Abu Hanifah
berpendapat
bahwa wanita
dapat menjadi
penguasadalam
urusan harta.
Beliau
berpandangan,
ketika wanita
diperbolehkanme
mberikan
kesaksian dalam
urusan harta,
berarti
memberikan
keputusan
dalamwilayah
tersebut juga
sudah
semestinya
diperbolehkan.Ib
n Jarîr al-
Thabariy,
memiliki
pandangan yang
lebih longgar
dalam permasala
han ini. Beliau be
rpendapat bahwa 
wanita dapat me
njadi pemimpind
aerah secara
mutlak dalam
semua hal.
Dalam
pandangan
beliau,
kepemimpinanse
macam ini,
identik dengan
fatwa. Padahal,
Rasulullâh sendiri
merestui
danmelegalkan
seorang wanita
untuk
memberikan
fatwa,
sebagaimana
sabda
yang beliau
sampaikan;
“Ambillah
separuh ajaran
agama kalian dari
Khumayrâ’ ini”.
 Prinsipnya,
menurut beliau,
setiap orang yang
memiliki
kredibilitas
untukmenengahi-
nengahi
pertikaian atau
persengketaan di
antara manusia,
(tanpamemanda
ng jenis kelamin,
entah laki-laki
ataukah
perempuan)
maka
keputusanhukum
nya legal dan
sah-sah saja,
kecuali hal-hal
yang memang
telah
diputuskanoleh
ijmak 
, yaitu masalah
kepemimpinan
besar (al-imamah
al-kubra).
 

16
BAB IIIPENUTUP
I.
 
KesimpulanPada
hakikatnya setiap
manusia adalah
seorang
pemimpin dan
setiap orangakan
dimintai
pertanggungjawa
ban atas
kepemimpinanny
a.
Manusiasebagai
pemimpin
minimal harus
mampu
memimpin
dirinya
sendiri.Dalam
pandangan Islam
kepemimpinantid
ak jauh berbeda
dengan
modelkepemimpi
nan pada
umumnya,
karena prinsip-
prinsip dan
sistem-
sistemyang
digunakan
terdapat
beberapa
kesamaan. Kepe
mimpinan dalam
Islam pertama ka
li dicontohkan ol
eh Rasulullah SA
W, kepemimpina
nRasulullah tidak
bisa dipisahkan
dengan fungsi
kehadirannya
sebagai pemimpi
n spiritual dan m
asyarakat. Prinsip 
dasar kepemimpi
nan beliauadalah
keteladanan.
Dalam
kepemimpinanny
a mengutamakan
uswatunhasanah
pemberian
contoh kepada
para sahabatnya
yang
dipimpin.Islam
tidak pernah
mempertentangk
an hak pria dan
wanita.Islam
sangatmemuliaka
n wanita. Al-
Qur’an dan
sunnah
memberikan
perhatian yang
sangat besar
serta kedudukan
yang terhormat
kepada wanita,
baik diasebagai
anak, istri, ibu,
saudara maupun
peran yang
lainnya.kepemim
pinan adalah
sebuah amanah
yang harus
diemban dengan
sebaik- baiknya, 
dengan penuh ta
nggung jawab, pr
ofesional dankeik
hlasan.Sebagai
konsekuensinya
pemimpin harus
mempunyai
sifatamanah,
profesional dan
juga memiliki
sifat
tanggung jawab.
Kepemimpinan b
ukan kesewenan
g-wenangan untu
k bertindak,tetap
i kewenangan
melayani untuk
mengayomi dan
berbuat seadil-
adilnya.Kepemim
pinan adalah
keteladanan dan
kepeloporan
dalam bertindak 
yang seadil-
adilnya. Kepemi
mpinan semacam 
ini hanya akanmu
ncul jika dilandasi
dengan
semangat
amanah,
keikhlasan dan
nilai-
nilaikeadilan.
 
17
II.
 
SaranJika kita
menjadi seorang
pemimpin, maka
jadilah seorang
pemimpin
yangtegas, jujur,
adil, sabar, serta
bertanggung
jawab atas apa
yang
anda pimpin. Seo
rang pemimpin y
ang muslim harus 
bisa memiliki sika
p dansifat
kepemimpinan
seperti Nabi
Muhammad
SAW. Yaitu Sidiq,
Tabligh,Amanah,
Fathonah.
Seorang
pemimpin itu
harus bisa seperti
air yangmampu
menghidupi
seluruh umat
manusia, seperti
api yang
mampumemberi
kan manfaat bagi 
umat manusia,se
perti tanah yang 
mampumemberi
kan pijakan bagi
umat manusia,
seperti pohon
yang
mampumemberi
kan kesejukan
bagi
umat manusia,se
perti udara
yang mampume
mberikan
kehidupan bagi
umat manusia,
dan seperti
matahari
yangmampu
memberikan
cahaya
kehidupan bagi
umat manusia.
 

18
DAFTAR
PUSTAKA
Islam, Info Blogs.
2013,
 
  Kepemimpinan
Wanita Menurut
Pandangan  Isla
m,diakses
dari:  http://sand
al.heck.in/kepem
impinan-wanita-
menurut-  panda
ngan-is.xhtml  .   
Hidayah,
Nurlaela.
2012,  Kematian
Umar Bin
Khattab,  diakses
dari:nurlaelahida
yah.files.wordpre
ss.com/2012/11/
makalah-agama-
2.docx
 

Anda mungkin juga menyukai