Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah SWT, pemerintah, dsb) tidak berlaku curang, dan
atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan
adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah SWT,
nabi, pemimpin atau yang lainnya.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah SWT, yaitu terdapat pada
Al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW.
yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin,
baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin lain, termasuk pemimpin
keluarga.
Tanpa adana seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan
menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu Islam
memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat
kepada pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta
kemakmuran.
B. Kompetisi Dalam Kebaikan
Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi
untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun sayang, banyak orang terjebak pada
kompetisi semu yang hanya memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari
suasana robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi usaha-pekerjaan, kompetisi jabatan-
kedudukan dan kompetisi lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda,
tetapi sesungguhnya tiada. Itulah kompetisi yang menipu. Bahkan, hal yang sangat
memilukan ialah tak jarang dalam kompetisi selalu diiringi “suuzan” buruk sangka, bukan
hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah SWT. Lebih merugi lahi jika rasa iri dan
riya ikut bermain dalam kompetisi tersebut.
Lalu, bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang beriman? Allah AWT
telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk
berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya:
Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak bisa di tunda-tunda, melainkan harus
segera dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas, begitu juga kesempatan
berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan. Kematian bisa datang secara tiba-tiba
tanpa diketahui sebabnya.
Kedua, bahwa untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-
menolong. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang membuat kita terdorong untuk
berbuat baik. Tidak sedikit seorang yang tadinya baik menjadi rusak karena lingkungan.
Lingkungan yang saling mendukung kebaikan akan tercipta kebiasaan berbuat baik secara
istiqamah (konsisten).
C. ETOS KERJA
Sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation. Imbalan
dalam konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. Namun,
penekanan kepda akhirat itu lebih penting daripada penekanan kepada dunia (dalam hal ini
materi).
Ayat diatas juga menjelaskan bahwa Allah SWT memeritahkan kita untuk bekerja,
dan Allah SWT pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Umat Islam dianjurkan agar
tidak hanya merasa cukup dengan melakukan “tobat” saja, tetapi harus dibarengi dengan
usaha-usaha untuk melakukan perbuatan terpuji yang lainnya, seperti menunaikan zakat,
membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk mengerjakan
shalat, saling menasehati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih banyak
lagi usaha-usaha lain yang sangat terpuji. Semua itu dilakukan atas dasar taat dan patuh
kepada perintah Allah SWT dan yakin bahwa Allah SWT pasti menyaksikan itu.
Evaluasi
A. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat !
3. Bagaimana pendapatmu jika ada pemimpin yang membuat kebijakan tetapi ia sendiri
tidak menjalankan?
B. Tugas Individu
1. Salinlah kata atau kalimat yang ada pada Q.S an-Nisa/4:59, Q.S. al-Maidah/5:48 dan Q.S
at-Taubah/9:105, kemudian sebutkan hukum bacaannya dan jelaskan alasannya!
C. Tugas Kelompok
1. Buatlah kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik di kelasmu. (Maksimal lima orang
satu kelompok)
2. Cari ayat-ayat lain yang terkait dengan taat aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos
kerja.
Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah SWT yang
ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan
akhirat.
Rasul sebagai utusan Allah SWT memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat
ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat tersebut adalah sifat wajib, sifat
mustahil dan sifat jaiz.
1. Sifat Wajib, artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul jika
tidak memiliki sifat-sifat ini. Yaitu sebagai berikut:
Artinya : “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan tuhanmu kepadamu. Jika tidak
engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-
Nya, dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang kafir”. (Q.S al-Maidah/5:67)
d. Al-Fatanah
Al-Fatanah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara
kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan al-
Hajar al-Aswad (batu hitam) di atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw menengahi dengan cara
semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu. Kemudian, Nabi
meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas
Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw.
2. Sifat Mustahil, adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan
dari sifat wajib, yaitu seperti berikut :
3. Sifat Jaiz, adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-
sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, tidur, sedih, senang,
berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal sebagai mana
makhluk lainnya.
C. Tugas Rasul-Rasul Allah SWT
3. Berilah contoh perilaku yang mencerminkan bahwa seseorang itu beriman kepada rasul
Allah SWT! (minimal 2 contoh perilaku)
4. Mengapa Allah SWT memberi mukjizat kepada para rasul? Sebutkan jenis-jenis mukjizat
yang kamu ketahui!
5. Buatlah contoh perbuatan seorang rasul yang menunjukkan bahwa ia seorang yang as-
Siddiq, al-Amanah, at-Tablig dan al-Fatanah!
B. Tugas Individu
2. Tulislah hadis yang menjelaskan bahwa ibu adalah manusia yang paling pertama untuk
di hormati sebelum seorang bapak/ayah! Berikan alasan menapa ibu menduduki posisi
istimewa!
B. Tugas Individu
2. Sebutkan nama-nama gurumu dari tingkat TK, SD, SMP dan SMK (dikelompokkan dalam
bentuk bagan)!