Makalah Pneumothorax Baru
Makalah Pneumothorax Baru
BAB 1
PENDAHULUAN
yang mempunyai kebiasaan merokok. Pneumonotoraks kanan lebih sering terjadi dan
pada kiri.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi pneumothoraks.
2. Untuk mengetahui penyebab pneumothoraks.
3. Untuk mengetahui patofisiologi pneumothoraks .
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala pneumothoraks.
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan pneumothoraks .
6. Agar mengerti pemeriksaan penunjang pada pasien pneumothoraks .
7. Agar mengetahui komplikasi yang terjadi pada pneumothoraks .
8. Agar mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien pneumothoraks.
1.1 MANFAAT
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB 2
2. Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah KMB 2
3. Sebagai refrensi dan investasi perpustakaan.
Makalah Pneumothoraks|3
BAB 2
PEMBAHASAN
kiri). Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8
pada paru kiri), yang merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainage
postural yang paling efektif untuk pasien tertentu. Bronkus segmental kemudian dibagi
lagi menjadi bronkus subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang
memiliki arteri, limfatik, dan saraf.
Bronkus subsegmental kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus, yang
tidak mempunyai kartilago dalam dindingnya. Patensi bronkiolus seluruhnya
tergantung pada recoil elastik otot polos sekelilinginya dan pada tekanan alveolar.
Brokiolus mengandung kelenjar submukosa, yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk lapisan bagian dalam jalan napas. Bronkus
dan bronkiolus juga dilapisi oleh sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh “rambut”
pendek yang disebut silia. Silia ini menciptakan gerakan menyapu yang konstan yang
berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring.
Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis, yang
tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi
bronkiolus respiratori, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara
konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Sampai pada titik ini, jalan udara konduksi
mengandung sekitar 150 ml udara dalam percabangan trakeobronkial yang tidak ikut
serta dalam pertukaran gas. Ini dikenal sebagai ruang rugi fisiologik. Bronkiolus
respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar kemudian
alveoli. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi dalam alveoli.
Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam
kluster anatara 15 sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka
bersatu untuk membentuk satu lembar, akan menutupi area 70 meter persegi (seukuran
lapangan tennis). Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe I adalah sel
epitel yang membentuk dinding alaveolar. Sel-sel alveolar tipe II, sel-sel yang aktif
secara metabolic, mensekresi surfaktan, suatu fosfolid yang melapisi permukaan dalam
dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing (mis., lender,
bakteri) dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting.
Selama inspirasi, udara mengalir dari lingkungan sekitar ke dalam trakea, bronkus,
bronkiolus, dan alveoli. Selama ekspirasi, gas alveolar menjalani rute yang sama
dengan arah yang berlawanan.
Faktor fisik yang mengatur aliran udara masuk dan keluar paru-paru secara
bersamaan disebut sebagai mekanisme ventilasi dan mencakup varians tekanan udara,
resistensi terhadap aliran udara, dan kompliens paru. Varians tekanan udara, udara
mengalir dari region yang tekanannya tinggi ke region dengan tekanan lebih rendah.
Makalah Pneumothoraks|5
2.2 Pneumotoraks
Makalah Pneumothoraks|6
1. Pengertian
Pneumotoraks adalah pengumpulan udara didalam ruang potensial antara
pleura visceral dan parietal (Arif Mansjoer dkk, 2000).
Pneumotoraks adalah keluarnya udara dari paru yang cidera, ke dalam ruang
pleura sering diakibatkan karena robeknya pleura ( Suzanne C. Smeltzer, 2001).
2. Etiologi
Pneumotoraks dapat diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya :
Makalah Pneumothoraks|7
3. Patofisiologi
a. Patofisologi narasi :
Pneumotoraks dapat disebabkan oleh trauma dada yang dapat mengakibatkan
kebocoran / tusukan / laserasi pleura viseral. Sehingga paru-paru kolaps sebagian /
komplit berhubungan dengan udara / cairan masuk ke dalam ruang pleura. Volume di
ruang pleura menjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan tekanan intra toraks.
Jika peningkatan tekanan intra toraks terjadi, maka distress pernapasan dan gangguan
pertukaran gas dan menimbulkan tekanan pada mediastinum yang dapat mencetuskan
gangguan jantung dan sirkulasi sistemik.
b. Patofisiologi skema :
4. Manifestasi Klinis
a. Sesak napas berat
b. Takipnea, dangkal, menggunakan otot napas tambahan
c. Nyeri dada unilateral, terutama diperberat saat napas dalam dan batuk
d. Pengembangan dada tidak simetris
e. Sianosis
5. Pemeriksaan Fisik
Ada / tidaknya dispnea (jika luas)
Makalah Pneumothoraks|8
6. Pemeriksaan Diagnostik
Analisa gas darah arteri memberikan hasil hipoksemia dan alkalosis respirasi akut
pada sebagian besar pasien, namun hal ini bukanlah masalah yang penting. Pada
pemeriksaan EKG, pneumotoraks primer sebelah kiri dapat menyebabkan aksis QRS
dan gelombang T berubah sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan interprestasi
sebagai infark miokard akut.
Diagnosa didukung oleh garis pleura visceral yang tampak pada pemeriksaan
radiologi konvensional dengan pasien diposisikan terlentang akan memberikan
gambaran siklus kostofrenik radiolusen yang abnormal.
7. Komplikasi
Tension pneumotoraks dapat disebabkan oleh pernapasan mekanis dan hal ini
mungkin mengancam jiwa. Pneumo - mediastinum dan emfisema subkutan dapat
terjadi sebagai komplikasi dari pneumotoraks spontan. Jika pneumo - mediastinum
terdeteksi maka harus dianggap terdapat ruptur esophagus / bronkus.
8. Penatalaksanaan Medis
1. Farmakologi
Terapi oksigen dapat meningkatkan reabsorpsi udara dari ruang pleura.
Drainase sederhana untuk aspirasi udara pleura menggunakan kateter berdiameter
kecil (seperti 16 gauge angio-chateter / kateter drainase yang lebih besar)
Makalah Pneumothoraks|9
Penempatan pipa kecil yang dipasang satu jalur pada katup helmic untuk
memberikan perlindungan terhadap serangan tension pneumotoraks
Obat simptomatis untuk keluhan batuk dan nyeri dada
Pemeriksaan radiologi
Peranan pemeriksaan radiologi antara lain:
1) Kunci diagnosis.
2) Penilaian luasnya pneumotoraks.
3) Evaluasi penyakit-penyakit yang menjadi dasar.
Pada pneumotoraks yang sedang sampai berat foto konvensional (dalam keadaan
inspirasi) dapat menunjukkan adanya daerah yang hiperlusen dengan pleural line di sisi
medialnya; tetapi pada pneumotonaks yang minimal, foto konvensional kadang-kadang
tidak dapat menunjukkan adanya udara dalam rongga pleura; untuk itu diperlukan foto
ekspirasi maksimal, kadang-kadang foto lateral dekubitus. Hinshaw
merekomendasikan membuat foto pada 2 fase inspirasi dan ekspirasi, karena akan
memberikan informasi yang lebih lengkap tentang:
Derajat/luasnya pneumotoraks.
Ada/tidaknya pergeseran mediastinum.
Menunjukkan adanya kista dan perlekatan pleura lebih jelas dari pada foto
konvensional.
3. Diit
Tinggi kalori tinggi protein 2300 kkal + ekstra putih telur 3 x 2 butir / hari.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
M a k a l a h P n e u m o t h o r a k s | 10
A. Pengkajian :
Point yang penting dalam riwayat keperawatan :
1. 20-30 tahun.
2. Alergi terhadap obat, makanan tertentu.
3. Pengobatan terakhir.
4. Pengalaman pembedahan.
5. Riwayat penyakit dahulu.
6. Riwayat penyakit sekarang.
7. Dan Keluhan.
B. Pemeriksaan Fisik :
1. Sistem Pernapasan :
Sesak napas
Nyeri, batuk-batuk.
Terdapat retraksi klavikula/dada.
Pengambangan paru tidak simetris.
Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain.
Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani ,
hematotraks (redup)
Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang
berkurang/menghilang.
Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas.
Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.
2. Sistem Kardiovaskuler
Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk.
Takhikardia, lemah
Pucat, Hb turun /normal.
Hipotensi.
3. Sistem Persyarafan :
Tidak ada kelainan.
M a k a l a h P n e u m o t h o r a k s | 11
4. Sistem Perkemihan.
Tidak ada kelainan.
5. Sistem Pencernaan :
Tidak ada kelainan.
7. Sistem Endokrine :
Terjadi peningkatan metabolisme.
Kelemahan.
9. Spiritual :
Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.
C. Pemeriksaan Diagnostik :
Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara/cairan pada area pleural.
Pa Co2 kadang-kadang menurun.
Pa O2 normal / menurun.
Saturasi O2 menurun (biasanya).
Hb mungkin menurun (kehilangan darah).
Toraksentesis : menyatakan darah/cairan.
D. Diagnosa Keperawatan :
1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru yang
tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
2. Bersihan jalan napas tak efektif b.d peningkatan produksi sekresi kental .
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan
reflek spasme otot sekunder.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan dan
ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik terpasang
bullow drainage.
M a k a l a h P n e u m o t h o r a k s | 12
E. Intevensi Keperawatan :
1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan ekspansi paru yang tidak
maksimal karena trauma.
INTERVENSI RASIONAL
a. Berikan posisi yang nyaman,a. Meningkatkan inspirasi maksimal,
biasanya dnegan peninggian meningkatkan ekpansi paru dan
kepala tempat tidur. Balik ke ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
sisi yang sakit. Dorong klien
untuk duduk sebanyak
mungkin. b.
b. Jelaskan pada klien bahwac. Pengetahuan apa yang diharapkan
tindakan tersebut dilakukan dapat mengurangi ansietas dan
untuk menjamin keamanan. mengembangkan kepatuhan klien
terhadap rencana teraupetik.
c. Jelaskan pada klien tentangd. Pengetahuan apa yang diharapkan
etiologi/faktor pencetus dapat mengembangkan kepatuhan
adanya sesak atau kolaps klien terhadap rencana teraupetik.
paru-paru. e.
d. Ajarkan pasien untuk f. Membantu klien mengalami efek
bernafas dengan fisiologi hipoksia, yang dapat
menggunakan pernapasan dimanifestasikan sebagai
lebih lambat dan dalam. ketakutan/ansietas.
e. Perhatikan alat bullow
drainase berfungsi baik, cek 1) Mempertahankan tekanan
setiap 1 - 2 jam : negatif intrapleural sesuai yang
1) Periksa pengontrol diberikan, yang meningkatkan
penghisap untuk jumlah ekspansi paru optimum/drainase
hisapan yang benar. cairan.
2) Air penampung/botol bertindak
2) Periksa batas cairan pada sebagai pelindung yang
botol penghisap, mencegah udara atmosfir masuk
pertahankan pada batas ke area pleural.
yang ditentukan. 3) gelembung udara selama
ekspirasi menunjukkan lubang
M a k a l a h P n e u m o t h o r a k s | 13
2. Bersihan jalan napas tak efektif b.d peningkatan produksi sekresi kental .
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam jalan napas
lancar/normal
Kriteria hasil :
Px mampu Batuk Efektif.
Tidak ada bunyi nafas tambahan.
Ronchi -
Vokal Fremitus Normal.
Suara paru Resonan.
Klien nyaman.
INTERVENSI RASIONAL
M a k a l a h P n e u m o t h o r a k s | 14
INTERVENSI RASIONAL
a. Ajarkan distraksi dan a. Akan melancarkan peredaran darah,
Relaksasi :Tehnik-tehnik sehingga kebutuhan O2 oleh
untuk menurunkan jaringan akan terpenuhi, sehingga
ketegangan otot rangka, yang akan mengurangi nyerinya.
dapat menurunkan intensitas Mengalihkan perhatian nyerinya ke
nyeri dan juga tingkatkan hal-hal yang menyenangkan.
relaksasi masase.
b. Jelaskan dan bantu klien b. Pendekatan dengan menggunakan
dengan tindakan pereda nyeri relaksasi dan nonfarmakologi
nonfarmakologi dan non lainnya telah menunjukkan
invasif.
M a k a l a h P n e u m o t h o r a k s | 15
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.
Pneumotoraks adalah keluarnya udara dari paru yang cidera, ke dalam ruang
pleura sering diakibatkan karena robeknya pleura ( Suzanne C. Smeltzer, 2001).
Pneumotoraks dapat diklasifikasikan sesuai dengan penyebabnya :
Pneumotoraks Spontan (primer dan sekunder)
Pneumotoraks spontan primer terjadi tanpa disertai penyakit paru yang
mendasarinya, sedangkan pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi
dari penyakit paru yang mendahuluinya.
Tension Pneumotoraks
Disebabkan trauma tajam, infeksi paru, resusitasi kardiopulmoner.