Anda di halaman 1dari 5

1) The Concerns Based Adaptation Model (CBAM)

Inti dari model ini adalah menggambarkan, mengidentifikasi beberapa tingkat perhatian atau
kepedulian guru tentang suatu inovasi dan bagaimana guru menggunakan inovasi di dalam
kelas. Model ini merupakan hasil riset implementasiinovasi di sekolah dan perguruan tinggi,
yang diselenggarkan oleh Universitas Pusat Penelitian dan Pengembangan Texas. CBAM
mengemukakan dua deminsi untuk menguraikan perubahan yaitu :

1. Stage of Concern about the Inovation (SoC), dengan menguraikan perasaan guru
dalam proses perubahan,
2. Level of Use the Inovation (LoU) dengan menguraikan performen guru dalam
menggunakan sebuah program baru. Model ini dikembangkan oleh Hall dan Louck
(1978).

The Concerns Based Adaptation Model (CBAM)


Inti dari model ini adalah menggambarkan, mengidentifikasi beberapa tingkat perhatian
atau kepedulian guru tentang suatu inovasi dan bagaimana guru menggunakan inovasi di
dalam kelas. Model ini merupakan hasil riset implementasiinovasi di sekolah dan perguruan
tinggi, yang diselenggarkan oleh Universitas Pusat Penelitian dan Pengembangan Texas.
Model-model Implementasi Kurikulum

Implementasi kurikulum merupakan suatu penerapan konsep, ide, program, atau

tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai aktivitas baru, sehingga

terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Memahami

model-model Implementasi kurikulum memungkinkan para pekerja kurikulum untuk

mengidentifikasi kesulitan dalam implementasi dan untuk mengembangkan strategi untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Menurut Miller dan Seller (1985: 249), paling tidak

ada tiga model implementasl kurikulum yang akomodatif terhadap persoalan yang muncul di

lapangan.

Model-model implementasi kurikulum secara konseptual menurut Miller & Seller

dapat disebutkan sebagai berikut: “Concer-Based Adoption Models (CBAM), The Inovations

Profile Models, dan Trust Opening Realization Independence (TORI) Model”. Ketiga model

tersebut berkaitan dengan pandangan bahwa implementasi kurikulum pada dasarnya


mengandung sesuatu yang baru atau memiliki dimensi inovasi, terutama dibandingkan

dengan kurikulum yang pernah ada. Lebih jelasnya akan dijelaskan berikut ini:

1. Concer-Based Adoption Model (CBAM)

Dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun 1978. Model implementasi

kurikulum ini mengidentifikasi berbagai tingkatan perhatian guru terhadap suatu

pembaharuan dan bagaimana guru mengadakan pembaharuan di dalam kelas. Walaupun

bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang kurikulum dan para guru

mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut juga transaction models.

Bagaimana menggunakan pandangan individu sebagai pendekatan dalam sistem

persekolahan. Semua perubahan dimulai dengan individu, dan melalui perilaku perubahan

mereka, institusi juga berubah. Perubahan terjadi ketika perhatian individu diberitahukan.

Semua pribadi berubah, dan individu "membeli saham kongsi" perubahan yang mereka harus

mempunyai kepemilikan kedua-duanya, yaitu perhatian dan proses. Lagipula, mereka harus

memandang bahwa hasil dari implementasi mempunyai suatu dampak pribadi atas

profesionalisme hidup mereka. Sebab perubahan mulai dengan individu dan melibatkan

individu sepanjang; seluruh proses perubahan, orang harus menyadari bahwa perubahan

adalah suatu proses lambat; dan memerlukan waktu untuk mewujudkannya; individu

memerlukan waktu untuk belajar ketrampilan baru, merumuskan attitudes baru

a. The Concerns Based Adaptation Model (CBAM)


Concer-Based Adoption Model dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun
1978. Inti dari model ini adalah menggambarkan, mengidentifikasi beberapa tingkat perhatian
atau kepedulian guru tentang suatu inovasi dan bagaimana guru menggunakan inovasi di
dalam kelas. Walaupun bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang
kurikulum dan para guru mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut
juga transaction models.
Asumsi CBAM : Perubahan adalah suatu proses; perubahan bukan merupakan suatu
kejadian yang terjadi ketika program baru diberikan kepada para guru; Proses perubahan
merupakan pengalaman pribadi; dan Implementasi kurikulum yang sukses adalah terjadinya
perubahan dalam praktik (pembelajaran) di kelas yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Model kurikulum berdasarkan implementasi kurikulum antara lain adalah Concern
Based Adoption Model (CBAM), Innovation Profiles Model, dan TORI model.
Concern Based Adoption Model (CBAM)
1. Konsep dan pandangan yang mendasarinya
Concern Based Adoption Model (CBAM) merupakan hasil penelitian tentang
implementasi inovasi di sekolah dan college. CBAM menunjukkan adanya dua dimensi
perubahan, yaitu 1) tingkat kepedulian tentang inovasi (SoC), yang menggambarkan perasaan
guru terhadap perubahan, dan 2) tingkat pelaksanaan inovasi (LoU), yaitu penampilan guru
dalam melaksanakan program baru. Dalam model CBAM ini implementasi diartikan sebagai
proses penetapan pemakaian inovasi.
CBAM merupakan model implementasi kurikulum yang berdasarkan model
orientasi posisi transaksi. Asumsi dasar CBAM adalah sebagai berikut : 1) perubahan adalah
proses bukan kejadian, yang muncul ketika program baru disampaikan kepada guru, 2) proses
perubahan merupakan pengalaman individual; hasil dari keberhasilan implementasi adalah
perubahan yang terjadi di kelas yang dilakukan masing-masing guru, 3) individu-individu
yang ada dalam suatu lembaga harus berubah sebelum lembaga itu berubah, serta 4)
perubahan dipandang sebagai proses pertumbuhan yang tumbuh secara bertahap, mulai dari
tumbuhnya pengetahuan (tentang inovasi), menggunakan keterampilan, dan mengembangkan
perasaan terhadap inovasi.
2. Penggunaan Concern Based Adoption Model (CBAM)
Model CBAM cocok digunakan untuk semua mata pelajaran, atau untuk bidang-
bidang baru sebagai suatu inovasi, dan dapat digunakan pada pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi.
3. Prosedur model CBAM
Langkah-langkah model CBAM adalah sebagai berikut :
a. Stages of Concern (Soc)
Ketika guru dihadapkan dengan perubahan akan terjadi bermacam reaksi. Ekspresi
perasaan dan pikiran ini disebut dengan “concern” (kepedulian). Concern ini tergantung pada
kepribadian, pengetahuan dan pengalaman individu, dan inilah yang menyebabkan terjadinya
reaksi yang berbeda terhadap perubahan.
Dengan adanya concern yang berbeda tersebut, mengakibatkan para guru akan
menggunakan pendekatan yang berbeda pula. Terdapat tipe dan level concern, yaitu 0)
awarenes, 1) information, 3) personal, 3) management, 4) consequence, 5) collaboration, dan
6) refokusing.
Dalam implementasi inovasi, level concern dapat dikelompokkan dalam 4 tingkatan,
yaitu 1) level 0-1, disebut Unrelated concern, 2) level 2 : personal concern, 3) level 3 : task
related concern; dan 4) level 4 –6 : impact related concern.
b. Level of Use (LoU)
Level of use (LoU) berfokus pada apa yang nyata-nyata dilakukan guru dengan
program baru yang ditawarkan. Ada 8 tingkatan Level of Use (Lou), yaitu :
1) Level 0 : Non use, dimana user (pengguna inovasi) hanya memiliki sedikit pengetahuan atau
bahkan belum tahu sama sekali tentang inovasi.
2) Level 1 : Orientation, user telah atau sedang memperoleh informasi dan atau menyelidiki
tentang inovasi.
3) Level 2 : Preparation, persiapan awal.
4) Level 3 : Mechanical Use, user lebih banyak memfokuskan pada upaya jangka pendek.
5) Level 4a : Routine, melakukan inovasi dengan stabil, sedikit perubahan dilakukan selama
berlangsungnya inovasi. Sedikit persiapan atau pemikiran diberikan untuk pengembangan
inovasi.
6) Level 4b : Refinement
7) Level 5 : Integration, user memadukan upayanya sendiri dalam inovasi dengan teman
sejawatnya untuk memberikan pengaruh secara kolektif kepada klien.
8) Level 6 : Renewal, user menilai kembali kualitas inovasi, memikirkan adanya modifikasi
atau alternatif lain, menguji pengembangan baru di lapangan, dan mengembangkan tujuan
baru.
Concer-Based Adoption Model (CBAM)

Dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun 1978. Model implementasi

kurikulum ini mengidentifikasi berbagai tingkatan perhatian guru terhadap suatu

pembaharuan dan bagaimana guru mengadakan pembaharuan di dalam kelas. Walaupun

bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang kurikulum dan para guru

mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut juga transaction models.

Bagaimana menggunakan pandangan individu sebagai pendekatan dalam sistem

persekolahan. Semua perubahan dimulai dengan individu, dan melalui perilaku perubahan
mereka, institusi juga berubah. Perubahan terjadi ketika perhatian individu diberitahukan.

Semua pribadi berubah, dan individu "membeli saham kongsi" perubahan yang mereka harus

mempunyai kepemilikan kedua-duanya, yaitu perhatian dan proses. Lagipula, mereka harus

memandang bahwa hasil dari implementasi mempunyai suatu dampak pribadi atas

profesionalisme hidup mereka. Sebab perubahan mulai dengan individu dan melibatkan

individu sepanjang; seluruh proses perubahan, orang harus menyadari bahwa perubahan

adalah suatu proses lambat; dan memerlukan waktu untuk mewujudkannya; individu

memerlukan waktu untuk belajar ketrampilan baru, merumuskan attitudes baru.

Anda mungkin juga menyukai