Analisis Disiplin Pegawai Dan Pengaruhnya Terhadap Karya Ilmiah
Analisis Disiplin Pegawai Dan Pengaruhnya Terhadap Karya Ilmiah
XXXXXXXXXX
DISUSUN
NAMA : XXX
N I M : xxx
KENAIKAN PANGKAT
PROVINSI XXXXXXXXXX
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat Rahmat serta Hidayah-nya
penulis dapat menyelesaikan karya Tulis Prestasi Perorangan Pelaksanaan Ujian Kenaikan Pangkat, yang
merupakan salah satu syarat yang harus disusun oleh setiap peserta Karya tulis ini mengambil judul : “Analisis
Disiplin Pegawai dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Kinerja pada Kantor Xxxxxxxxxx”.
Selawat beriring salam tidak lupa juga penulis persembahkan kepangkuan junjungan alam Nabi Besar
Muhammad Saw, beserta keluarga , sahabat dan pengikut sekalian , yang telah berjuang melawan kekafiran
sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup dalam Agama Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunannya penulisan tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik berupa kesempatan,
bimbingan moril maupun dukungan materil. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Keluarga tercinta yang telah memberi cinta kasih, semangat dan dorongan moril.
2. Bapak Xxxxxxxxxx yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Ujian Dinas.
Akhirnya penulis sangat menyadari bahwa penulisan Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini disebabkan karena keterbatasan penulis dan waktu yang tersedia oleh karena itu sangat penulis
harapkan kepada Allah SWT dengan berserah diri sambil memanjatkan do’a semoga Karya Tulis ini bermanfaat
Penulis,
xxxxxx
Nip. 00000000000
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1 Latar Belakang................................................................................. 1
2 Identifikasi Masalah......................................................................... 2
4 Sistematik Pembahasan.................................................................... 3
1 Pengertian Disiplin........................................................................... 4
2 Pengertian Pegawai.......................................................................... 5
3 Kinerja.............................................................................................. 7
4 Organisasi......................................................................................... 9
1 Gambaran Umum........................................................................... 12
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 21
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
Era baru penyelenggaraan pemerintahan daerah telah dimulai dengan diterbitkannya Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Format baru tersebut dimaksudkan untuk menjawab
tuntutan yang sangat kuat terhadap demokrasi pemerintah dan pelaksanaan desentralisasi, sehingga
kewenangan mengurus, mengatur dan memenej rumah tangga daerah diserahkan kepada masyarakat
daerah.
Dengan semakin bersarnya peran masayarakat dalam pembangunan, maka peran aparatur negara
perlu difokuskan sebagai agen pembaharuan melalui pengembangan sistem manajemen kebijaksanaan
publik, sehingga aparatur negara akan berfungsi sebagai motivator dan fasilitator guna tercapainya
Menghadapi masyarakat yang sangat beragam dan dinamis dengan berbagai permasalahan yang
kompleks, sistem birokrasi pemerintahan tidak lagi dapat mempertahankan karakteristiknya yang birokratis,
kaku, lamban, kurang responsive, berorientasi kepada status quo, serta korup. Aparatur pemerintah saat ini
harus mampu mengakomodasi perkembangan aspirasi dan partisipasi masyarakat modern yang dinamis,
kompleks dan beragam. Oleh karena itu sumber daya manusia dengan meningkatkan disiplin kerja bagi
Tidak dapat dipungkiri bahwa disiplin diri sebagai pegawai sangat diperlukan dalam pelaksanaan
tugas pemerintahan dan pembangunan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efesien. Oleh
karena itu pemerintahan pun telah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional yang dimulai dari setiap diri
individu pegawai, yang kemudian pemerintah menjadikannya Peraturan Pemerintah mengenai disiplin
pegwai yang memuat tentang kewajiban, larangan dan sanksi bagi pegawai yang melanggar.
Mengingat peranan disiplin diri sebagai Pegawai Negeri Sipil begitu besar, maka perlu pembinaan terus
menerus agar disiplin dapat ditegakkan mulai dari bagian yang terbawah sampai dengan pimpinan tertinggi
dari suatu badan, kantor atau lembaga. Namun, untuk membangun disiplin diri pada setiap pegawai tidaklah
mudah sehingga perlu strategi yang tepat untuk membangun disiplin pada diri pegawai.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih mendalam faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin kerja pada Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx. Untuk itu
penulis mencoba mengangkat permasalahan diatas dengan mengadakan penelitian ilmiah dengan judul :
“Analisis Disiplin Pegawai dan Pengaruhnya terhadap Tingkat Kinerja pada Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten
Xxxxxxxxxx”
2. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah penulis uraikan didalam latar belakang permasalahan diatas,
maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
a. Bagaimana pengaruh disiplin terhadap pegawai untuk meningkatkan kinerja pegawai Kantor
b. Apa hambatan yang dialami oleh pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja.
a. Memenuhi salah satu tugas peserta yang akan mengikuti Ujian Dinas guna memperoleh Pangkat/Gol.
b. Mengetahui sejauh mana aktualisasi teori anlisis disiplin pegawai dan pengaruhnya terhadap tingkat
4. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan Karya Tulis ini Penulis menggunakan metoda analisis deskriptif dengan
pendekatan teoristis. Dengan karya tulis ini diharapakan akan memperoleh gambaran mengenai masalah
yang terjadi pada isu aktual yang di pilih. Penulis membandingkan antara teori yang ada dengan fakta yang
terjadi pada Kantor Xxxxxxxxxx. Proses penyusunan Karya Tulis ini meliputi pengumpulan data, pengolahan
data dan analisis data, yang disusun dengan uraian sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab IV : Penutup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Disiplin
Menurut Sri Murtini (2004) disiplin adalah taat kepada aturan atau ketentuan yang mengatur atau yang
dapat menjadi acuan atau pedoman bagi seseorang untuk melakukan kewajibannya dan menghindari
laranganannya.
Disiplin merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mencapai kualitas atau keberhasilan
manajemen disamping unsur pemahaman dan kesungguhan. Jika salah satu unsur itu tidak ada akan
menimbulkan dampak kualitas manajemen yang kurang baik. Oleh karena disiplin harus mampu ditanamkan
pada seluruh pegawai, dengan cara : mengenal dirinya sendiri, mendisiplinkan diri, memimpin dengan
keteladanan, menanamkan semangat kemandirian, hindari sikap dan perilaku negatif dan anggapan disiplin
Dilihat dari disiplin tidaknya pegawai dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja aparatur dalam
upaya menyelesaikan tugasnya sehari-hari. Apabila setiap Pegawai selaku unsur aparatur Pemerintah
ataupun sebagai alat abdi masyarakat dapat menjalankan tugas atau kewajibannya secara disiplin maka
pelaksanaan tugas pemerintah atau pembangunan akan berjalan sesuai dengan rencana, Lancar dan
terkendali. Ini berarti bahwa disiplin diri bagi setiap Pegawai dapat berperan sebagai salah satu potensi
Sumber daya Manusia aparatur, yang harus ditingkatkan untuk dapat mencapai tujuan bersama secara
Salah satu aspek kekuatan Sumber Daya Manusia dapat tercermin pada sikap dan prilaku dari
pegawai, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Disiplin dimulai dari diri sendiri, yaitu tidak boleh
menunda-nunda tugas dan kewajibannya, dan memberikan yang terbaik bagi organisasinya.
Davic K dan John W dalam Gering (2003) menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam sifat
yaitu:
1. Disiplin Preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar dan peraturan.
2. Disiplin Koreksif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan
3. Disiplin Progresif adalah tindakan disiplin berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan
maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.
Pengertian Pegawai
A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah
maupun rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu
modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (organisasi).” (A.W Widjaja: 2006)
Selanjutnya A.W. Widjaja mengatakan bahwa, pegawai adalah orang-orang yang dikerjakan dalam suatu
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa pegawai merupakan modal pokok dalam suatu organisasi,
baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dikatakan bahwa pegawai merupakan modal
pokok dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya
tergantung pada pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi
tersebut. Pegawai yang telah memberikan tenaga maupun pikirannya dalam melaksanakan tugas ataupun
pekerjaan, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai balas
Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef (1984) yang mengatakan bahwa, pegawai adalah orang-
orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari
pemerintah atau badan swasta. Selanjutnya Musanef (1984) memberikan definisi pegawai sebagai pekerja
atau worker adalah, Mereka yang secara langsung digerakkan oleh seorang manajer untuk bertindak
sebagai pelaksana yang akan menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya yang
Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta ( 1998 : 723) pegawai adalah orang yang bekerja pada
pemerintah, perusahaan dan sebagainya, sedangkan Drs. Suhadak. MPA ( 2004 : 5) yang dimaksud
dengan pegawai adalah : “ setiap warga Negara yang telah memenuhi syarat yang ditentukan diangkat oleh
pejabat yang diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dari definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pegawai sebagai tenaga kerja atau yang
menyelenggarakan pekerjaan perlu digerakkan sehingga mereka mempunyai keterampilan dan kemampuan
dalam bekerja yang pada akhirnya akan dapat menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk
tercapainya tujuan organisasi. Karena tanpa kemampuan dan keterampilan pegawai sebagai pelaksana
pekerjaan maka alat-alat dalam organisasi tersebut akan merupakan benda mati dan waktu yang
2. Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000) dalam bukunya Manajemen
Sumber Daya Manusia Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut : kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
Pada umumnya, kinerja diberi batasan sebagai kesuk-sesan seseorang di dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Porter dalam Sutrisno (2010) yang menyatakan bahwa kinerja
ki-nerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai de-ngan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan se-cara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun
etika.
Miner dalam Sutrisno (2010), mengatakan bahwa kinerja adalah bagaimana sese-orang diharapkan
dapat berfungsi dan berperilaku sesuai de-ngan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap harap-an
mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti menunjukkan suatu
peran dalam organisasi. Suatu organisasi, baik organisasi pemerin-tah maupun organisasi privat dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh
sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku (actors) dalam upaya mencapai tujuan lem-baga atau
Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat pada
organisasi tersebut. Dalam hal ini sebenarnya terdapat hubungan yang erat an-tara kinerja perorangan
(individual performance) dengan ki-nerja organisasi. Dengan perkataan lain bila kinerja karya-wan baik
maka kemungkinan besar kinerja perusahaan atau organisasi juga baik. Kinerja seorang karyawan akan
baik bila dia mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja keras, diberi gaji sesuai dengan perjanjian,
Irianto dan Sutrisno (2010), mengemukakan kinerja karyawan ada-lah prestasi yang diperoleh
seseorang dalam melakukan tu-gas. Keberhasilan organisasi tergantung pada kinerja para pelaku
organisasi bersangkutan. Oleh karena itu, setiap unit kerja dalam suatu organisasi harus dinilai kinerjanya,
agar kinerja sumber daya manusia yang terdapat dalam unit-unit dalam suatu organisasi tersebut dapat
dinilai secara objektif. Bagaimana cara menilai kinerja sumber daya manusia yang bertanggung jawab
dalam setiap unit kerja? Pada prinsip-nya kinerja unit-unit organisasi baik secara individual mau-pun
kelompok orang yang berada di dalamnya merupakan pencerminan dari kinerja sumber daya manusia
bersangku-tan. Dalam hal ini terdapat tiga kelompok karyawan sesuai dengan fungsinya, yakni kelompok
Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil kerja yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka
kinerja karyawan harus dapat ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai
organisasi.
3. Organisasi
Menurut Drs, Gering Suprayedi, mengartikan organisasi (2004 : 20) merupakan wadah yang berupa
struktur/bagian organisasi tempat berkumpulnya orang/anggota yang melaksanakan tugas dalam mencapai
tujuan organisasi.
Sedangkan Drs. Turgino (2004 : 21) mengatakan organisasi adalah proses penetapan dan pembagian
pekerjaan, tugas dan tanggung jawab serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta wewenang.
Hubungan kerja sehingga memungkinkan orang atau anggota berinteraksi dalam pelaksanaan tugas secara
a. Aspek struktur organisasi yang meliputi pengelompokan orang secara formal dan bagan organisasi.
b. Aspek proses prilaku yang meliputi : komunikasi, pembuatan keputusan, motivasi dan kepemimpinan,
Penataan organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah, perlu diarahkan pada terwajudnya
organisasi yang efesien, efektif dan bertanggung jawab. Dengan demikian pendekatan struktur secara
bertahap dialihkan kepada panduan visi, misi, sasaran, strategi dan program.
YW. Yunidhia mengatakan (2000 : 3) Kepemimpinan adalah hubungan yang erat antara seseorang
dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama yang ditandai dengan tingkah laku yang
Pada hakikatnya setiap orang adalah pemimpin, sekalipun yang dipimpinnya itu sangat kecil jumlahnya,
dan seorang pemimpin harus mampu memberikan bimbingan dan arahan serta wajib untuk memberikan
Tanggung jawab pemimpin tidak hanya terkait dengan urusan-urusan yang bersifat material seperti
pekerjaan, inventaris kantor, dan lain sebagainya. Akan tetapi menyangkut bagaimana memotivasi setiap
bawahannya untuk dapat melaksanakan setiap tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan sesuai
menggerakkan dan mengarahkan prilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu yang timbul dari gabungan
konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Seorang pemimpin harus mempunyai paradigma: bila
anda ingin menghimbau, hendaknya anda bisa dipercaya, bila anda ingin dipercaya, hendaknya anda
trampil dan professional, dan bila anda ingin profesional hendaknya anda mampu bekerja benar.
Hasil yang optimal akan dapat dicapai apabila jika seorang pimpinan mempunyai gaya kepemimpinan
yang sesuai dengan misi dan visi yang telah disepakati, antara lain memberikan keteladanan, doronngan
atau motivasi dan tanggung jawab serta mengajak mengimbau bukan memerintah.
BAB III
PEMBAHASAN
Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx dipimpin oleh satu orang Camat yang secara umum bertugas dalam
penyelenggaraan administrasi dan Keuangan serta pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi lainnya sesuai
Kasi Keistimewaan Xxxxxxxxxx, Kasi Perizinan, Kasi PMG, Kasi Trantip dan Subbag Umum dan Kepegawaian.
Seksi Tata Pemerintahan Bertugas dalam melakukan pengelolaan Urusan Pemerintahan Umum, Mukim dan
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong bertugas dalam melakukan perencanaan pembangunan,
pembinaan gampong, pembinaan Tuha Lapan, penyusunan program perekonomian, produksi, distribusi serta
pemberdayaan mayarakat.
Seksi Ketentraman dan ketertiban Umum bertugas dalam melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban
umum, penegakan peraturan perundang – undangan, idiologi Negara, Kesatuan Bangsa dan Demokrasi.
Seksi Perizinan bertugas dalam melakukan pengelolaan administrasi pemberian Izin Usaha, rekomendasi sesuai
Seksi Keistimewaan Xxxxxxxxxx bertugas dalam melakukan pembinaan pendidikan, Syariat Islam, Adat Istiadat
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian betugas dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran tugas pokok Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten
Xxxxxxxxxx diantaranya melakukan urusan surat menyurat, kearsipan dan penggandaan, melakukan urusan
Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx termasuk menyusun rencana anggaran, melakukan pembukuan serta
Tabel 3.1
Jumlah Pegawai Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx
No.
Bidang
Pangkat
Jumlah Pegawai
(Orang)
1.
Camat
Pembina Tk. I
2.
Sekretaris Camat
Penata Tk.I
3.
Pembina Tk. I
Penata Muda
Pengatur Muda
1
4.
Pengatur Tk. I
Pengatur
Pengatur Muda
5.
Seksi PMG
Penata
Penata Muda
Pengatur
6.
Seksi Tantib
Penata Tk. I
Penata
7.
Seksi Perizinan
Penata
8.
Penata
Pengatur
Pengatur Muda
Total
34
a. Susunan Organisasi
Camat
Sekretaris Camat
Seksi Perizinan
b. Kepegawaian
Pelaksana yang ada di Kantor Xxxxxxxxxx berjumlah 34 (tiga puluh Empat ) orang, dengan komposisi sebagai
berikut :
Tabel 3.3
No
Status Jabatan
Jumlah
1.
34 Orang
Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian Kantor Xxxxxxxxxx, Tahun 2016
Tabel 3.4
No
PENDIDIKAN
JUMLAH
S2
S1
3
D.III
D.I
SLTA
20
SLTP
SD
Jumlah
34
Dari tabel 3.4 di atas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx lebih
banyak Pendidikan SLTA dengan jumlah 20 orang , Pendidikan Strata 2 sebanyak 1 orang, Stara 1 Sebanyak 9
No
Golongan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
18
14
Jumlah
34 Orang
Kemajuan sebuah daerah dapat diukur dari tingkat pencapaian kemakmuran masyarakat. Dengan demikian
pegawai sangat diharapkan dapat bekerja seoptimal mungkin agar kemakmuran masyarakat dalam suatu
daerah dapat terwujud dengan nyata. Optimalisasi kerja secara umum dapat dibedakan dalam 2 (dua) bentuk,
yaitu: kuantitas dan kualitas. Optimalisasi pekerjaan secara kuantitas teraplikasikan antara lain dengan keaktifan
seorang pegawai didalam pekerjaannya. Artinya seorang pegawai mesti mengisi seluruh jam kerjanya secara
disiplin untuk melayani kebutuhan masyarakat sebanyak-banyaknya dengan tidak meninggalkan tugas begitu
Tabel 3.6
Pertanyaan
Ya
Tidak
Persentase (%)
Ya
Tidak
Sewaktu mengerjakan tugas kantor apakah anda sering meninggalkannya begitu saja
5
29
92
Apakah anda mampu mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan anda
32
95
28
85
15
Dapatkah anda menyelesaikan semua tugas yang diperintahkan kepada anda tepat pada waktunya
30
4
90
10
Jika anda menerima tugas yang didelegasikan kepada anda apakah anda merasa keberatan
32
95
Dari tabel diatas untuk pertanyaan “sewaktu mengerjakan tugas kantor apakah anda sering meninggalkannya
begitu saja” didapat jawaban dari responden yaitu 29 orang atau 92% pegawai menjawab mereka tidak pernah
meninggalkan tugas selain waktu jam istirahat sedangkan 5 orang pegawai atau 8% menjawab bahwa mereka
sering meninggalkan tugas kantor dikarenakan mereka harus menjemput anak-anak mereka pulang sekolah dan
ada urusan lain. Dari jawaban diatas terdapat kedisiplinan kerja yang sudah baik.
Akan halnya optimalisasi pekerjaan secara kualitas adalah meningkatkan kemampuan kerja, baik kemampuan
intelektual maupun spiritual. Kemampuan ini dapat diasah melalui jenjang pendidikan, kursus, pelatiahan,
penataran serta pengarahan dari atasan sehingga seorang pegawai mempunyai jiwa profesionalisme yang
tinggi, sehingga mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal ini terdapat 32 pegawai atau
Kedisiplinan pegawai adalah kebutuhan mutlak setiap lembaga baik swasta atau negara. Apabila hal tersebut
kurang diperhatikan, maka dapat dipastikan lembaga tersebut tidak bisa mencapai tujuan dengan baik
dilihat dan dinilai berdasarkan ukuran waktu yang tegas. Seorang pegawai dipandang disiplin jika ia datang dan
memulai pekerjaan tepat waktu dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dari data diatas menunjukan hanya
85% pegawai yang disiplin dari segi waktu, sedangkan 15% persen sering datang terlambat. Ini menandakan
bahwa kedisiplinan dari segi waktu masih kurang baik. Perlu tindakan tegas dari seorang pimpinan untuk
Dari sisi lain kedisiplinan juga dapat diukur dari segi penyelesaian tugas sesorang sesuai target yang
dibebankan kepadanya. Apabila seorang pegawai ditugaskan menyelesaikan suatu pekerjaan dan pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan dengan baik sesuai target, maka pegawai tersebut dapat disebut pegawai yang
disiplin. Pada tabel diatas menjelaskan 90% atau 30 orang dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Sementara 10% tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Ini menunjukan
kemampuan sumber daya pegawai yang masih kurang. Disini perlu adanya pendidikan dan pelatihan-pelatihan
yang harus diberikan kepada pegawai-pegawai tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing agar lebih
memahami tupoksinya sehingga bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
Salah satu hal penting yang perlu dicamkan oleh setiap pegawai adalah bahwa ia bekerja didalam sebuah
sistem. Ia tidak bekerja sendiri, melainkan ada atasan dan ada bawahan. Seringkali seorang pegawai diberikan
kepercayaan dan wewenang untuk melaksanakan suatu pekerjaan oleh atasannya. Pendelegasian wewenang
tersebut tidak berarti seorang pegawai bisa bekerja sesuka hatinya. Setiap orang mempunyai ikatan-ikatan
Dari tabel diatas sebanyak 32 orang atau 95% pegawai menerima semua tugas dengan senang hati dan tidak
merasa keberatan karena itu memang sudah menjadi tugas dan kewajiban mereka sebagai abdi masyarakat.
Sedangkan 5% lagi merasa keberatan melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya dikarenakan meraka
disiplin kerja tersebut. Dari hasil penelitian terdapat hambatan-hambatan yang sering muncul dalam penegakan
disiplin sebagaimana yang dikemukakan oleh Camat selaku pimpinan pada Kantor Xxxxxxxxxx antara lain
sebagai berikut:
1. Lemahnya disiplin kerja dari seorang pegawai yang berakibat buruk kepada pegawai lainnya.
2. Penempatan pegawai terkadang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.
3. Lemahnya dorongan, motivasi dan pengawasan dari atasan langsung yang menyebabkan pegawai malas
4. Tidak sesuainya pendapatan dengan beban kerja. Terkadang pegawai yang bekerja maksimal mendapat
pendapatan yang sama dengan pegawai lain yang tidak ada kerja sama sekali.
5. Tidak adanya reward bagi pegawai yang berprestasi. Kurangnya penghargaan dari atasan kepada
Tidak dapat dipungkiri bahwa upaya perbaikan kinerja dalam instansi pemerintahan akan dapat terlaksana bila
didalamnya terjadi penegakan disiplin para pegawainya. Demikian pula halnya yang terjadi pada Kantor
Berdasarkan apa yang telah dikatakan oleh Camat bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk peningkatan
disiplin antara lain, dengan mencontohkan disiplin kerja pada dirinya sendiri sebagai atasan sehingga pegawai
bisa meneladaninya. Hal lain yang diungkapkan untuk meningkatakan disiplin adalah dengan membangkitkan
semangat kerja para pegawai, sesederhana apapun yang mereka kerjakan dan hasil yang mereka dapatkan
kerja guna membahas berbagai permasalahan yang dihadapi dalam hal peningkatan kinerja, serta mengevaluasi
BAB IV
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
§ Pengaruh disiplin pegawai berdampak baik dan positif terhadap peningkatan kerja pada Kantor Xxxxxxxxxx
Kabupaten Xxxxxxxxxx
§ Dalam upaya peningkatan disiplin selalu terdapat hambatan-hambatan antara lain lemahnya kesadaran
§ Upaya untuk membangun disiplin dengan peningkatan prestasi kerja pegawai bisa dimulai dengan memberi
contoh langsung lewat pekerjaan atasan, misalnya hadir tepat/sebelum jam kantor, memberikan sedikit
penghargaan walaupun berupa pujian bagi pegawai yang telah bekerja, kendati sesederhana kerja atau hasil
§ Untuk melakukan disiplin hendaknya dilakukan pembinaan yang terus menerus agar disiplin dapat ditegakkan
mulai dari bagian yang terbawah sampai dengan pimpinan tertinggi dari suatu badan, kantor atau lembaga.
DAFTAR PUSTAKA
A.Anwar Prabu Mangkunegara, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Drever, J. 1988, Kamus Psikologi. (Terjemahan Nancy Simanjuntak) Cetakan II, Bina Askara, Jakarta
Gering Supriyadi, 2004. Budaya Kerja dan Organisasi, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta
W.J.S Poerwodarminta, 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta
Disilpin
YW. Yunidhia