Anda mungkin sering mendengar istilah narkotika dan psikotropika. Dua istilah ini sering
muncul saat pihak kepolisian menangkap seorang kurir narkoba. Nah, tapi apa sebenarnya
perbedaan narkotika dan psikotropika? Berikut ini informasi mengenai kedua kata tersebut
dan sesuatu yang harus dihindari ini.
Pada dasarnya, narkoba dan psikotropika adalah obat atau bahan berbahaya. Jika obat ini
dikonsumsi maka Anda akan mengalami kecanduan. Sebenarnya, obat ini tetap digunakan di
dunia medis namun berbeda penggunaan. Di dunia medis, narkoba digunakan untuk membius
pasien saat pasien tersebut akan dioperasi. Narkoba juga tetap digunakan dan dikonsumsi
oleh pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Agar lebih jelas, coba Anda perhatikan tabel perbedaan narkotika dan psikotropika di bawah
ini. Pada tabel ini akan terlihat beberapa perbedaan. Perbedaan antara narkotika dan
psikotropika bisa dilihat dari bahan utama pembuatannya, cara kerja masing-masing obat,
efeknya bagi tubuh pengguna, status obat tersebut, dan jenisnya yang beragam.
Narkotika Psikotropika
Bahan
Terbuat dari 3 jenis tanaman tanaman Terbuat dari bahan kimia non narkotika
Utama
Cara Membuat penggunanya tidak Membuat penggunanya mengalami
kerja merasakan sakit walaupun disakiti perubahan mental dan tingkah laku
Kecanduan dan tubuh tidak merasakan
Efek Kecanduan dan mengalami halusinasi
sakit
Status Termasuk dalam psikotropika Tidak termasuk dalam narkotika
Morfin, heroin, ganja, kokain, Ekstasi, sabu-sabu, sedatif, nipam, angle
Jenis
lysergenic acid, dan lain sebagainya dust, dan lain sebagainya.
Sedangkan bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatan psikotropika adalah zat
kimia buatan. Dalam pengertiannya pun psikotropika tidak berasal dari bahan narkotika atau
dari tanaman layaknya narkoba. Psikotropika biasanya sudah berbentuk produk jadi baik pil,
serbuk atau kapsul. Contoh produk psikotropika adalah ekstasi, Demerol, speed, sabu-sabu,
megaton, dan lain sebagainya. Semua produk tersebut adalah produk yang dibuat dari bahan
zat kimia.
Obat yang tergolong psikotropika juga akan menyebabkan kecanduan jika dikonsumsi secara
berlebihan bahkan over dosis dan berakibat fatal bagi penggunanya. Berbeda dengan
narkotika yang menyerang susunan syaraf, obat psikotropika bekerja dengan menyerang
syaraf pusat. Tidak mengherankan jika pengguna obat psikotropika sering mengalami
perubahan mental dan tingkah laku.
Begitupun psikotropika, efek utama memang kecanduan bagi penggunaanya. Namun, lebih
dari itu pengguna psikotropika akan mengalami tingkat halusinasi yang tinggi. Penggunanya
cenderung mengalami ilusi bahkan gangguan berpikir. Jika digunakan secara berlebihan, efek
psikotropika bisa menyebabkan berbagai macam penyakit hingga kematian.
Sedangkan status psikotropika tidak termasuk dalam narkotika. Sesuai dengan pengertiannya,
psikotropika adalah obat atau zat baik dibuat secara sintetis atau alamiah namun bukan dari
bahan golongan narkotika. Sifat dari psikotropika adalah psikoaktif sehingga membuat
penggunanya merasa bersemangat dan berhalusinasi.
Kesimpulannya, obat-obat tersebut baik narkotika dan psikotropika adalah obat yang
berbahaya jika digunakan dengan cara yang salah. Obat tersebut boleh digunakan secara
medis dan tentunya dengan resep yang dianjurkan oleh dokter. Efek kecanduan hanyalah efek
awal saja. Jika kecanduan Anda tidak segera diatasi, maka pengguna akan mengalami efek
tambahan. Efeknya bisa kerusakan tubuh, penyakit serius, hingga kematian. Karena sangat
berbahaya, tidak heran jika pemerintah Indonesia dan berbagai negara lainnya menyatakan
perang melawan narkotika dan psikotropika. Generasi muda yang menggunakan obat seperti
ini tidak akan bersemangat dan cenderung cepat menyerah. Jadi, jika Anda adalah generasi
muda, maka tidak perlu menggunakan obat berbahaya semacam ini agar hidup tetap sehat dan
berkualitas.