Anda di halaman 1dari 9

Peter J. Kennelly, PhD & Victor W.

Rodwell, PhD

PERAN BIOMEDIS oksidasi Fe2- mioglobin atau hemoglobin menjadi Fe3.


merusak aktivitas biologik keduanya.
Protein heme mioglobin dan hemoglobin mempertahankan
pasokan oksigen yang esensial untuk metabolisme oksidatif. Mioglobin Koyo Akqn Heliks a
Mioglobin, suatu protein monomerik otot merah,
menyimpan oksigen sebagai cadangan untuk menghadapi Oksigen yang disimpan dalam mioglobin otot merah
kekurangan oksigen. Hemoglobin, suatu protein tetramerik dibebaskan selama keadaan kekurangan Oz (misalnya
eritrosit, mengangkut O, ke jaringan dan mengembalikan olah raga berat) untuk digunakan di mitokondria otot
CO, dan proton ke paru-paru. Sianida dan karbon untuk menghasilkan AIP secara aerob (lihat Bab 13).
monoksida bersifat mematikan karena masing-masing Mioglobin, suatu residu polipeptida 153-aminoasil (BM
mengganggu fungsi fisiologis protein heme sitokrom oksidase 17.000), mengalami pelipatan menjadi suatu bentuk
dan hemoglobin. Struktur sekunder-tersier subunit-subunit padat yang berukuran 4,5 x 3,5 x 2,5 nm (Gambar 6-2).
hemoglobin mirip dengan mioglobin. Namun, struktur Sekitar 750/o restdt terdapat pada delapan heliks o kinan
tetramerik hemoglobin memungkinkan zat ini melakukan yang mengan&tng 7-20 residu. Heliks-heliks ini yang
interaksi kooperatif yang sangat penting bagi fungsinya. dimulai di terminal amino disebut heliks A-H. Khas pada
Sebagai contoh, 2,3-bisfosfogliserat (BPG) mendorong protein globular, permukaan mioglobinnya bersifat polar,
pembebasan O, secara efisien dengan menstabilkan struktur sementara-dengan hanya dua pengecualian-bagian dalam
kuaterner deoksihemoglobin. Hemogiobin dan mioglobin mengandung hanya residu nonpolar seperti Leu, Val, Phe,
menggambarkan hubungan struktur-fungsi protein serta dan Met. Pengecualiannya adalah His E7 dan His F8, yaitu
dasar molekular penyakit genetik, seperti Penyakit sel sabit residu ketujuh dan kedelapan di heliks E dan F yang terietak
dan talasemia. berdekatan dengan besi heme, tempat keduanya berfungsi
dalam mengikat Or.

HEME & BESI FERRO


Histidin F8 & E7 Melqkukon Peron Unik
MEMILIKI KEMAMPUAN MENYIMPAN
dqlom Mengikor Oksigen
& MENGANGKUT OKSIGEN
Heme pada mioglobin terletak di suatu celah antara heliks
Mioglobin dan hemoglobin mengandung heme, suatu E dan heliks F yang berorientasi dengan gugus propionat
tetrapirol siklik yang terdiri dari empat molekul pirol yang polarnya yang menghadap permukaan globin (Gambar 6-2)'
disatukan oleh iembatan c-metiien. Jaringan planar ikatan- Sisanya terletak di bagian interior nonpolar. Posisi koordinasi
ikatan rangkap ini menyerap sinar tampak dan mewarnai kelima pada besi berikatan dengan nitrogen cincin histidin
heme menjadi merah tua. Substituen di posisi B- heme proksimal, His F8. Histidin distal, His E7, terletak di sisi
adalah gugus metil (M), vinil (V), dan propionat (Pr) yang cincin heme berlawanan dengan His F8.
terususun dalam urutan M, V M, V M, Pr, Pr, M (Gambar
6-1). Satu atom besi ferro (Fe':.) terletak di bagian tengah Besi Berpindqh Menuiu Bidong Heme
tetrapirol planar. Protein lain dengan gugus prostetik Ketikq Oksigen Terikot
tetrapirol yang mengandung logam adalah sitokrom (Fe dan
Cu) dan klorofil (Mg) (lihat Bab 31). Oksidasi dan reduksi Besi pada mioglobin tidak-teroksigenasi terletak 0,03 nm
atom-atom Fe dan Cu pada sitokrom sangat penting bagi (0,3 A) di luar bidang cincin heme, ke arah His F8' Oleh
fungsi biologis zat ini sebagai pembawa elektron. Sebaliknya, sebab itu, heme agak "mengerut"' Ketika O, menempati

44
BAB 6: PROTEIN: MIOGIOBIN & HEMOGLOBIN /45

Z- 7st.
-7

Gambar 6'1. Heme. Cincin-cincin pirol dan karbon jembatan


metilen terletak koplanar, dan atom besi (Fer-) terletak di bidang
yang hampir sama. Posisi koordinasi kelima dan keenam Fe2*
mengarah tegak lurus terhadap-dan tepat di atas dan di bawah
bidang cincin heme. Perhatikan sifat gugus-gugus substituen di
karbon B cincin pirol, atom besi sentral, dan lokasi sisi polar cincin
Gambar 6-2. Model mioglobin dengan pembesaran lemah. Hanya
heme (pada sekitar jam 7) yang menghadap ke permukaan molekul
atom-atom cr-karbon yang diperlihatkan. Regio cr-heliks dinamai A
mioglobin.
sampai H. (Didasarkan pada Dickerson RE dalam: The Proteins,2nd ed. Vol
2. Neurath H [editor]. Academic Press, '1964. Diproduksi ulang dengan izin.
Hak Cipta O 1963. Dicetak ulang dengan izin dari Elsevier).
posisi koordinasi keenam, besi bergerak daiam jarak 0,01 nm
(0,1 A) pada bidang cincin heme. Jadi, oksigenasi miogiobin
disertai oleh gerakan besi, His F8, dan residu-residu yang
pada kadar tersebut, umlah O, yang biasanya mendominasi
berikatan dengan His F8. .f

sangat berlebih dibandingkan CO. Bagaimanapun, seki-


tar 7o/o mioglobin biasanya berikatan dengan karbon mo-
Apomioglobin Membentuk Lingkungon noksida. t
yong Menghombqt Besi Heme
Ketika O, mengikat mioglobin, ikatan antara atom oksigen KURVA DISOSIASI OKSIGEN UNTUK
pertama dan Fe2- menjadi tegak lurus terhadap bidang MIOGTOBIN & HEMOGTOBIN
cincin heme. Ikatan yang menghubungkan atom oksigen MENGGAMBARKAN PERAN
pertama dan kedua terletak pada sudut 727 deralat terhadap FISIOLOGIS KEDUANYA
bidang heme yang mengarahkan oksigen kedua menjauhi
histidin distal (Gambar 6-3, kiri). Heme yang terisolasi Mengapa mioglobin tidak cocok digunakan sebagai protein
mengikat karbon monoksida (CO) 25.000 kali lebih kuat pengangkut Or, tetapi sangat cocok untuk menyimpan
daripada oksigen. Karena CO terdapat dalam jumlah kecil Or? Hubungan antara konsentrasi, atau tekanan parsial,
di atmosfer dan terbentuk dalam sel dari katabolisme heme, O, (POr) dan jumlah O, yang terikat dinyatakan sebagai
mengapa CO tidak mengganrikan O, sepenuhnya dari besi isoterm saturasi O, (Gambar 6-4). Kurvapengikatan oksigen
heme? Pen.jelasan yang diterima adalah bahwa apoprotein untuk mioglobin berbentuk hiperbola. Jadi, mioglobin
mioglobin dan hemoglobin menciptakan suatu bindered secara cepat membebaskan O, pada PO, jaringan kapiler
enaironment ("lingkungan yang tak-ramah"). Sementara paru (100 mmHg). Namun, karena hanya membebaskan
CO dapat mengikat heme terisolasi dalam orientasi yang sebagian kecil dari O, yang diikatnya pada nilai PO, yang
diinginkannya, yi, dengan ketiga atom (Fe, C, dan O) tegak biasanya dijumpai di otot aktif (20 mmHg) atau jaringan
lurus terhadap bidang heme, histidin distai secara steris lain (40 mmHg), maka mioglobin adalah kendaraan yang
mencegah orientasi ini pada mioglobin dan hemoglobin. kurang efektif untuk menyalurkan Or. Namun, ketika olah
Pengikatan dengan sudut yang kurang mengunrungkan akan raga berat menurunkan PO, jaringan otot menjadi sekitar 5
mengurangi kekuatan ikatan heme-CO menjadi sekitar 200 mmHg, mioglobin membebaskan O, untuk sintesis AIP di
kali lipat daripada ikatan heme-O, (Gambar 6-3, kanan) dan mitokondria sehingga aktivitas oror dapar berlanjut.
46 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

regio heliks, polipeptida ct hemoglobin juga mirip dengan

\\--< t{ mioglobin.

k) n
{.r)
\*/ Oksigenosi Hemoglobin Memicu Perubqhqn
Konformqsi Apoprotein
!; ,rf
U o' Hemoglobin mengikat empat molekul O, per tetramer' satu
I
IFeI
I
per heme. Satu molekui O, akan lebih mudah mengikat
IFeI i.,r"*., hemoglobin jika molekul O" Iainnya sudah terikat
I I

,/'\ N
//\N
(Gambar 6-4). Fenomena ini yang disebut cooperatiae
(raI (.') binding, memungkinkan hemoglobin memaksimalkan
\/
)-+ )-{ baik jumlah O, yang ditampung pada Po, paru maupun
jumlah O, yang dibebaskan di PO, jaringan perifer' Interaksi
Gambar 6-3.Sudut-sudut pengikatan oksigen dan karbon monoksida kooperatif, suatu sifat eksklusif protein multimerik, sangat
ke besi heme pada mioglobin. Histidin E7 distal menghambat penting bagi kehidupan aerob.
pengikatan CO di sudut yang disukai (1 80 derajat) terhadap bidang
cincin heme.
P". Menyotqkon Afiniros Relqrif Berbogoi
H-emoglobin Terhodqp Oksigen
SIFAT ALOSTERIK HEMOGTOBIN
Kuantitas Pro, suatu ukuran konsentrasi Or, adalah tekanan
DISEBABKAN OIEH STRUKTUR parsial O, ya.tg m..ty.babkan saturasi hemoglobin menjadi
KUATERNERNYA i.t..rg"htty". Pro dapat sangat benariasi, bergantung pada
o.g".rir-., tet"pi pad" se*ua kasus besaran ini akan melebihi
Sifat masing-masing hemoglobin merupakan konsekuensi
PO, jaringan perifer. Sebagai contoh, niiai Pro untuk HbA
struktur kuaterner serta struktur sekunder dan tersiernya'
da" gUf janin masing-masing adalah 26 dan 20 mm Hg' Di
Struktur kuaterner hemoglobin juga memberi sifat tambahan
plasenta, perbedaan ini memungkinkan HbF mengekstraksi
yang tidak terdapat pada mioglobin monomerik sehingga
otrrlg.n dari HbA di darah ibu. Namun, HbF bersifat
hemoglobin dapat beradaptasi dengan peran biologisnya
suboptimal pada masa pascaPartum karena afinitas yang
yang unik. Selain itu, sifat alosterik (Yn alhs "laii', steros
tinggi terhadap oksigen sehingga menyebabkan hemoglobin
"rrratg") hemoglobin merupakan model untuk memahami
ini kurang dapat menyalurkan O, ke jaringan.
protein-protein alosterik lain (lihat Bab 18).

Hemoglobin Bersifot Tetrqmerik tvtio0tofl--


f)arah horoksi
Hemoglobin adalah tetramer yang terdiri dari pasangan dua meninggalkan paru
subunit polipeptida yang berlainan. Huruf,Yunani digunakan '6 /1 tl
untuk menamai masing-masing jenis subunit. Komposisi $eo
a
subunit hemoglobin utama adalah crrp, (HbA; hemoglobin c I { Dara h teredt ksi yanl
fao -
dewasa normal), crry, (HbF; hemoglobin janin), orS, (HbS; o keml rali dari laringan
o-
hemoglobin sel sabit), dan crr6, (HbAr; hemoglobin dewasa //
minor). Struktur primer rantai B, y, dan 6 pada hemoglobin
Hem( globin
manusia bersifat tetap. "/, !
100 120

Mioglobin & Subunit B Hemoglobin Tekanan gas oksigen (mm Hg)


Me;iliki Struktur Sekunder don Tersier Gambar 6-4. Kurva pengikatan-oksigen untuk hemoglobin dan
yong HomPir ldenfik mioglobin. Tekanan oksigen arteri adalah sekitar 100 mmHg;
teka-nan oksigen vena campuran adalah sekitar 40 mmHS; tekanan
Meskipun jumlah dan ienis asam amino yang ada berbeda, oksigen kapiler (otot aktif) adalah sekitar 20 mmHS; dan tekanan
mioglobin dan polipeptida B hemoglobin A memiliki oksilen minimal yang diperlukan untuk sitokrom oksidase adalah
sekiLr 5 mmHg. lkaian rantai-rantai menjadi struktur tetramerik
struktur sekunder dan tersier yang hampir identik. Kemiripan (hemoglobin) menyebabkan penyaluran oksigen meniadi jauh
tersebut mencakup lokasi heme dan delapan regio heliks lebih b"esar dibandingkan seandainya hanya terdapat rantai tunggal
serta adanya asam amino dengan sifat serupa di lokasi-lokasi (Dimodifikasi dengan izin dari Scriver CR, et al ledl' Ihe Molecular and
yang sepadan. Meskipun memiliki tujuh (bukan delapan) Metabolic Basis of lnherited Drsease, ed ke-7. McCraw-Hill, 1 995)'
BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN /47

Komposisi subunit tetramer hemoglobin mengalami Histidin F8


perubahan kompleks selama perkembangannya. Janin Heliks F
\^-/r\-
U\\
manusia pada awalnya membentuk tetramer ere.. Pada
akhir trimester pertama, subunit (dan e telah diganti oleh
ll \n
subunit cr dan y, membentuk HbF (crry.), hemoglobin "r"--*'
masa kehidupan janin lanjut. Sementara sintesis subunit B
dimulai pada trimester ketiga, subunit p belum mengganti
seluruh subunit y untuk membentuk HbA dewasa (crrBr)
sampai beberapa minggu setelah lahir (Gambar 6-5). It
_o ll

Oksigenosi Hemoglobin Disertoi Hetiks Ft" il


oleh Perubqhon Konformqsi Besqr
tl-* \
HC\
Terikatnya molekul O, pertama ke deoksiHb menggeser besi /cH
N
heme ke arah bidang cincin heme dari posisi sekitar 0,6 nm
di belakangnya (Gambar 6-6). Gerakan ini disalurkan ke I

histidin proksimal (F8) dan ke residu-residu yang melekat


padanya, yang selanjutnya menyebabkan putusnya jembatan I
o
garam antara residu-residu terminal karboksil di keempat
subunit. Akibatnya, satu pasang subunit o,/B berputar 15
- \-
derajat relatif terhadap yang lain sehingga tetramer menjadi Gambar 6-6. Atom besi bergerak ke dalam bidang heme pada
lebih kompak (Gambar 6-7). Perubahan mencolok pada oksigenasi. Histidin FB dan residu-residu terkaitnya tertarik bersama
struktur sekunder, telsier, dan kuaterner menyertai transisi dengan atom besi. (Sedikit dimodifikasi dan diproduksi ulang dengan izin
hemoglobin (yang dipicu oleh afinitas O, yang tinggi) dari Stryer l: Biochemistty,4th ed. Freeman, 1995. Hak Cipta O1995 W. H.
Freeman and Company.)
dari keadaan T (taut, tegang) berafinitas rendah menjadi
keadaan R(relaxed, rileks) berafinitas tinggi. Perubahan ini
meningkatkan secara bermakna afinitas heme yang belum
teroksigenasi terhadap O, karena pengikatan selanjutnya
mensyaratkan putusnya jembatan garam yang berjumlah
lebih sedikit (Gambar 6-8). Istilah T dan R juga digunakan
masing-masing untuk merujuk ke konformasi enzim
alosterik berafinitas rendah dan berafinitas tinggi.

Benluk T Bentuk R

Gambar 6-7. Selama transisi hemoglobin dari bentuk T ke bentuk R,


.l
satu pasang subunit (orlBr) berputar sebesar 5 derajat relatifterhadap
pasangan lain (cr,/B,). Sumbu rotasi terletak eksentrik, dan pasangan
arlB, juga agak bergeser ke arah sumbu. Dalam diagram, pasangan
cr.,/B, yang tidak-berarsir tampak terfiksasi sementara pasangan urlp,
yang berarsir mengalami pergeseran dan perputaran.
Rantai € dan (
(embrionik)
Seteloh Membeboskon O, di Joringon,
Hemoglobin Mengongkut €O, & Proton
ke Poru-Poru
36 Lahir 3 6
Gestasi (bulan) Usia (bulan) Selain mengangkut O, dari paru-paru ke jaringan perifer,
hemoglobin mengangkut COr, produk-sampingan respirasi,
dan proton dari jaringan perifer ke paru-paru. Hemoglobin
Gambar 6-5. Pola perkembangan struktur kuaterner hemoglobin
janin dan neonatus. (Diproduksi ulang dengan izin dari Canong WF: membawa CO, sebagai karbamat yang terbentuk dengan
Review of Medical Physiology,20th ed. McCraw-Hill, 2001.) nitrogen terminai amino rantai polipeptida.
48 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

o dengan bikarbonat untuk membentuk asam karbonat.


Hll *o Dehidrasi H2CO, yang dikatalisis oleh karbonik anhidrase,
CO, + Hb- NH3* + 2H* + Hb
- N- C membentuk CO, Iang kemudian dihembuskan keluar.
Karbamat mengubah muatan terminal amino dari positif Oleh sebab itu, pengikatan oksigen mendorong pengeluaran
ke negatif yang mempermudah pembentukan ikatan garam CO, (Gambar 6-9). Penggabungan (coupling) timbal-balik
antara rantai o dan B. pengikatan proton dan O, ini disebut efek Bohr. Efek Bohr
Karbamat hemoglobin merupakan sekitar 157o CO, bergantung pada interalsi kooperatif antara heme pada
dalam darah vena. Sebagian besar CO, lainnya diangkut tetramer hemoglobin. Mioglobin, suatu monomer, tidak
sebagai bikarbonat yang terbentuk dalam eritrosit oleh memperlihatkan efek Bohr.
hidrasi CO, menjadi asam karbonat (HrCOr), suatu proses
yang dikatalisis oleh karbonik anhidrase. Pada pH darah Prolon Terbentuk dori Putusnyq lkoton
vena, H'CO, terurai menjadi bikarbonat dan proton. Gorqm Ketiko O, Terikot
Proton yang berperan dalam efek Bohr berasal dari putusnya
jembatan garam sewaktu pengikatan O, ke hemoglobin
Frtsffil
IANHTDRASE I (Spontan) pada keadaan T. Konversi menjadi keadaan R teroksigenasi
CO, + H.O H.Co.;:::=:==:::=* HCO; + H' memutuskan jembatan garum yang melibatkan residu
=- rantai p His 145. Disosiasi proton yang terjadi kemudian
Asam
karbonat dari His 146 mendorong perubahan bikarbonat menjadi
asam karbonat (Gambar 6-9). Pada waktu pelepasan Or,
Deoi<sihemoglobin mengikat satu proton untuk setiap struktur T dan jembatan-jembatan garamnya kembali
dua molekul Oryang dibebaskan dan berperan signifikan terbentuk. Perubahan koriformasi ini meningkatkan pK
menentukan kapasitas pendaparan darah. pH jaringan residu His 146 rantai 0, y"rg mengikat proton. Dengan
perifer yang agak rendah, ditambah dengan karbamasi, mempermudah pembentukan kembali jembatan garam,
menstabilkan keadaan T sehingga meningkatkan penyaiuran peningkatan konsentrasi proton meningkatkan pembebasan
Or. Di paru-paru, prosesnya terbalik. Sewaktu O, berikatan O, dari hemoglobin teroksigenasi (keadaan R). Sebaliknya,
dengan deoksihemoglobin, proton dibebaskan dan berikatan peningkatan PO, mendorong pembebasan proton.

Struktur T

m:m:w:%ff ll lt lt

W P W W W WW W
tr$:5d:W Struktur I
}:WW
Gambar 6-8. Transisi dari struktur T ke struktur R. Dalam model ini, jembatan garam (garis tipis) yang
menghubungkan subunit-subunit di struktur T terputus secara progresif seiring dengan penambahan
oksigen, dan bahkan jembatan garam yang belum putus akan melemah secara progresif (garis
bergelombang). Transisi dari T ke R tidak langsung terjadi begitu sejumlah tertentu molekul oksigen
terikat, tetapi menjadi semakin besar kemungkinannya seiring dengan semakin bertambahnya oksigen
yang terikat. Transisi antara kedua struktur dipengaruhi oleh proton, karbon dioksida, klorida, dan
BPC; semakin tinggi konsentrasinya, semakin banyak oksigen yang harus terikat untuk memicu transisi.
Molekul yang teroksigenasi penuh dalam struktur T dan molekul yang terdeoksigenasi penuh dalam
struktur R tidak diperlihatkan karena tidak stabil (Dimodifikasi dan digambar ulang dengan izin dari Perutz MF:
Hemoglobin structure and respitatory transport. Sci Am [Dec] 1978;239:92.)
BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / 49

H21 (Gambar 6-10). Oleh karena itu, BPG menstabilkan


hemoglobin terdeoksigenasi (keadaanT) dengan membentuk
jembatan-jembatan garam tambahan yang harus diputuskan
,oihembuskan
zCO.+ zH-O sebelum terkonversi ke keadaan R.
1l l,,argotrr!{i Residu H2l pada subunit y hemoglobin janin
lf l4ffrilufiAsFi (HbF) adalah Ser dan bukan His. Karena Ser tidak dapat
2HrCO3
membentuk jembatan gatam, BPG berikatan lebih lemah
/lII
dengan HbF daripada dengan HbA. Stabilisasi lebih rendah
I JARINGAN
yang terjadi pada keadaan T oleh BPG merupakan penyebab
'""'..]x",,: PERIFER

40,
lebih dngginya afinitas HbF terhadap O, daripada HbA.

\____Y-_-__-J
(penyangga)
> 2H'+ zHCO.'
,ll

ti
2H..cO"
Adopfosi di Ketinggion
Perubahan fisiologis yang terjadi saat berada di tempat yang
terletak tinggi dalam waktu lama antara lain mencakup
PARU
lF-@EF

1l tikAa[HHqK I peningkatan jumlah eritrosit serta konsentrasi hemoglobin


lf hqfs ffi$Er dan BPG-nya. Peningkatan BPG menurunkan afinitas HbA
2CO? + 2H"O untuk O, (penurunan Pr) yang meningkatkan pembebasan
O, di jaringan.
Dihasilkan oleh
sikJus Krebs

Cambar 6-9, Efek Bohr. Karbon dioksida yang dihasilkan di jaringan


perifer berikatan dengan air untuk membentuk asam karbonat yang
terurai menjadi proton dan ion bikarbonat. Deoksihemoglobin
bekerja sebagai dapar dengan mengikat proton dan menyalurkannya
ke paru-paru. Di paru-paru, penyerapan oksigen oleh hemoglobin ,lh
-fr
membebaskan proton untuk berkombinasi dengan ion bikarbonat,
membentuk asam karbonat yang .jika mengalami dehidrasi oleh His H21
karbonik anhidrase akan menjadi karbon dioksida yang kemudian b"l
dihembuskan keluar.
./
2,3-Bisfosfogliserot (BPG) Menslobilkon
Struktur T Hemoglobin
ffia+'
*#u,,*ot
q-NH.-
PO, yang rendah di jaringan perifer mendorong pembentukan
2,3-bisfosfogliserat (BPG) darr zat antara glikolisis, yaitu r-
Val NA1

/1 F{
1,3-bisfosfogliserat di eritrosir.

o-
lw
\P''o-
g-\ His
?"1
H21\|^
.)-"-*"'
o-tll
\_o
E'
-o.'\
o 7
Tetramer hemoglobin mengikat satu molekul BPG
di ruang sentral yang dibentuk oleh keempat subunitnya.
Namun, ruang antara heliks-heliks H rantai 0 y"tg melapisi Gamhar 6-10, Cara pengikatan 2,3-bisfosfogliserat ke deoksi-
hemoglobin manusia. BPC berinteraksidengan tiga gugus bermuatan
ruang tersebut cukup lebar untuk mengakomodasi BPG
positif di setiap rantai B (Berdasarkan Arnone A: X-ray diffraction study
hanya jika hemoglobin berada dalam keadaan T. BPG of binding of 2,3-diphosphoglycerate to human deoxyhemoglobin. Nature
membentuk jembatan garam dengan gugus amino terminal 1972;237:146. Diproduksi ulang dengan izin. Hak Cipra @1972. Diadaptasi
kedua rantai B melalui Val NA1 dan dengan Lys EF6 dan His dengan izin dari Macmillan Publishers Ltd.)
50 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

OksiA Oksi S Deoksi S

DeoksiA Deoksi S

Gambar 6-11. Representasi sticky patch (L) di hemoglobin S dan "reseptor"-nya (A) di
deoksihemoglobin A dan deoksihemoglobin S. Permukaan-permukaan yang komplementer
memungkinkan deoksihemoglobin S mengalami polimerisasi menjadi struktur fibrosa, tetapi
adanya deoksihemoglobin A akan menghentikan polimerisasi karena tidak membentuk stlcky
patch. (Dimodi{ikasi dan diproduksi ulang dengan izin dari Stryer L'. Biochemistry,4th ed. Freeman, 1 995. Hak
Cipta 01995 WH Freeman and Company.)

BANYAK HEMOGTOBIN MUTAN dan efek Bohr tidak dijumpai. Varian hemoglobin M rantai
PADA MANUSIA TELAH BERHASIT B memperlihatkan pertukaran R-T sehingga terjadi efek
DIIDENTIFIKASI Bohr.
Mutasi yang menguntungkan keadaan R (misalnya
Mutasi di gen-gen yang menyandi subunit o atau p hemoglo- hemoglobin Chesapeake) meningkatkan afinitas 02.
bin berpotensi memengaruhi fungsi biologis hemoglobin. Jadi, hemoglobin ini tidak dapat menyalurkan O, secata
Namun, hampir semua dari lebih 900 hemoglobin mutan memadai ke jaringan perifer. Hipoksia jaringan yang terjadi
pada manusia yang telah diketahui sangat jarang ditemukan menyebabkan polisitemia, suatu peningkatan konsentrasi
dan jinak tanpa menimbulkan masalah klinis. Jika suatu eritrosit.
mutasi memang menimbulkan gangguan fungsi biologis,
keadaannya disebut hemoglobinopati. URL http://globin. Hemoglobin 5
cse.psu.edu//(Globin Gene Server) menyediakan informasi
mengenai-dan akses tentang-hemoglobin normal dan Pada HbS, asam amino nonpolar valin menggantikan
mutan. Beberapa contoh diberikan berikut ini. residu permukaan polar Glu6 subunit B yag membenruk
slrat:u "sticby patch" (bercak lengket) hidrofobik pada
Methemoglobin & Hemoglobin M permukaan subunit p baik oksiHbS maupun deoksiHbS.
Baik HbA maupun HbS mengandung satu stichy patch
Pada methemoglobinemia, besi heme adalah ferri dan komplementer pada permukaan yang terpajan hanya pada
bukan ferro. Jadi, methemoglobin tidak dapat mengikat keadaan terdeoksigenasi, yaitu keadaan R. Jadi, pada Po,
atau mengangkut Or. Secara normal, enzim methemoglobin rendah, deoksiHbS dapat mengalami polimerisasi menjadi
reduktase mereduksi Fe3t methemoglobin menjadi Fe2t. serat panjang yang tidak-larut. Pengikatan deoksiHbA
Methemoglobin dapat terbentuk oleh oksidasi Fe2- menjadi mengakhiri polimerisasi serat karena HbA tidak memiliki
Fe3. sebagai efek samping obat, seperti sulfonamid, dari xicky patch kedua yang diperlukan untuk mengikat
hemoglobin M herediter, atau akibat berkurangnya aktivitas molekul Hb yang lain (Gambar 6-11). Serat heliks yang
enzim methemoglobin reduktase. terpuntir ini menyebabkan distorsi eritrosit menjadi bentuk
Pada hemoglobin M, histidin F8 (His F8) diganti oleh khas sabit sehingga sel ini menjadi rentan mengalami
tirosin. Besi pada HbM membentuk kompleks ionik ketat lisis di interstisium sinusoid limpa. Serat-serat ini juga
dengan anion fenolat tirosin yang menstabilkan bentuk menimbulkan banyak efek klinis sekunder. Pada PO, rendah
Fe3-. Di varian hemoglobin M rantai ct, keseimbangan R- seperti di ketinggian, kecenderungan pembentukan polimer
T menguntungkan keadaan T. Afinitas oksigen berkurang, akan meningkat. Terapi-terapi baru bagi penyakit sel sabit
BAB 6: PROTEIN:MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / St

antara lain adalah induksi ekspresi hemoglobin janin untuk terakhir. Oleh sebab itu, pengukuran HbA,. memberikan
mencegah polimerisasi HbS, transplantasi sel tunas, dan, di keterangan berharga untuk penatalaksanaan diabetes
masa mendatang, terapi gen. melitus.

DAMPAK BIOMEDIS RINGKASAN

Mioglobinurio Mioglobin bersifat monomerik; hemoglobin adalah


suatu tetramer dari dua tipe subunit (cr.rB, pada HbA).
Setelah terjadinya suatu cedera merusak yang masif, Meskipun memiliki sffuktur primer berbeda, mioglobin
mioglobin yang dibebaskan dari serabut otot yang rusak dan subunit hemoglobin memiliki struktur sekunder
akan mewarnai urine menjadi merah tua. Setelah terjadinya dan tersier yang nyaris identik.
infark miokardium, dapat dideteksi adanya mioglobin di Heme, suatu tetrapirol siklik yang pada dasarnya planar
dalam plasma, tetapi pemeriksaan enzim serum (lihat Bab 7) dan sedikit mengerut, memiliki Fe2. di bagian tengah
merupakan indeks cedera miokardium yang lebih sensitif, yang berikatan dengan keempat atom nitrogen heme,
dengan histidin F8, dan pada oksiMb dan oksiHb, iuga
Anemia dengan Or.
Kurva pengikatan O, untuk mioglobin berbentuk
Anemia, yaitu berkurangnya jumlah sel darah merah atau hiperbola, tetapi untuk hemoglobin berbentuk sigmoid
hemoglobin dalam darah, dapat mencerminkan gangguan yakni suatu akibat interaksi kooperatif dalam tetramer.
sintesis hemoglobin (misalnya pada defisiensi besi; Bab 49) Interal<si kooperatif mema-&simalkan kemampuan
atau gangguan produksi eritrosit (misalnya pada defisiensi hemoglobin untuk mengangkut O, pada PO, paru-paru
asam folat atau vitamin B,r; Bab 44). Diagnosis anemia dan menyalurkan 02 pada PO, jaringan.
dimulai dengan pengukuran kadar hemoglobin darah secara Afinitas relatif berbagai hemoglobin untuk oksigen
spektroskopik. dinyatakan sebagai Pro, yaitu PO2 yang menyebabkan
hemoglobin mengalami saturasi oksigen sebesar 50%o.
Tolqsemio Hemoglobin mengalami saturasi pada tekanan parsial
organ respiratorik yang bersangkutan, misalnya paru
Cacat genetik yang dikenal sebagai talasemia terjadi akibat atau plasenta.
ketiadaan parsial atau total satu atau lebih rantai cr atau B Pada oksigenasi hemoglobin, besi, histidin F8, dan
hemoglobin. Lebih dari 750 mutasi berbeda telah berhasil residu-residu terkait bergerak ke arah cincin heme.
diidentifikasi, tetapi hanya tiga yangsering ditemukan. Baik Perubahan konformasi yang menyertai oksigenasi antara
rantai ct (talasemia alfa) maupun B (talasemia beta) dapat lain adalah putusnya ikatan garam dan melonggarnya
terkena. Huruf atas (superscript) menunjukkan apakah suatu struktur kuaterner yang mempermudah pengikatan O,
subunit sama sekali tidak ada (cro atau B0) atau apakah tambahan.
sintesisnya berkurang (cr. atau 0-). Selain transplantasi 2,3-Bisfosfogliserat (BPG) di ruang sentra.l deoksiHb
sumsum tulang, terapi bersifat simtomatik. membentuk ikatan garam dengan subunit F y^ng
Hemoglobin mutan tertentu sering ditemukan pada menstabilkan deoksiHb. Pada oksigenasi, ruang sentral
banyak populasi, dan pasien mungkin mewarisi lebih dari berkontraksi, BPG dikeluarkan, dan struktur kuaterner
satu tipe. Oleh sebab itu, gangguan hemoglobin merupakan melonggar.
suatu pola fenotipe klinis yang kompleks. Pemakaian pelacak Hemoglobin juga berfungsi dalam transpor CO, dan
DNA (Dll,4 probe) untuk diagnosis penyakit golongan ini proton dari jaringan ke paru-paru. Pembebasan O, dari
dibahas di Bab 39. oksiHb di jaringan disertai oleh penyerapan proton
karena berkurangnya pK residu histidin.
Hemoglobin Terglikosilosi (HbAr Pada hemoglobin sel sabit (HbS), Val menggantikan
") B6 Glu HbA, menciptakan suatu "stichy patch" yang
Ketika masuk ke eritrosit, glukosa darah menyebabkan memiliki komplemen di deoksi Hb (tetapi tidak
glikosilasi gugus e-amino residu lisin dan terminal amino di olsiHb). DeoksiHbS mengalami polimerisasi
hemoglobin. Fraksi hemoglobin terglikosilasi yang dalam pada konsentrasi O, rendah, membentuk serat yang
keadaan normal berjumlah 5o/o, sepadan dengan konsentrasi menyebabkan eritrosit terdistorsi membentuk sabit.
glukosa darah. Karena waktu-paruh eritrosit biasanya Thlasemia alfa dan beta adalah anemia yang masing-
adalah 60 hari, kadar hemoglobin terglikosilasi (HbAr.) masing disebabkan penurunan produksi subunit ct dan
mencerminkan kadar glukosa rata.rlta dalam 6-8 minggu B HbA.
52 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSIPROTEIN & ENZIM

REFERENSI Ordway GA, Garty DJ. Myoglobin: An essential hemoprotein in


striated muscle. J Exp Biol 2004;207:3441.
Bettati S et al: Allosteric mechanism of haemoglobin: Rupture of Persons DA: Update on gene therapy for hemoglobin disorders.
salt-bridges raises the orygen affiniry of the T-structure. J Mol Curr Opin Mol Ther 2003;5:508.
Biol 1998;281:581. Schrier SL, Angelucci E: New strategies in the treatmenc of the
Frauenfelder H, McMahon BH, Fenimore PtV: Myoglobin: The thalassemias. Annu Rev Med'2005;56:757.
hydrogen atom of biology and a paradigm of complexity. Proc SteinbergMH, Brugnara C: Pathophysiological-based approaches to
Natl Acad Sci USA 2003;100:8615. treatment of sickle-cell disease. Annu Rev Med 2003;54:89.
Hardison RC, et al. Databases of human hemoglobin variants \(eatherall DJ, et al: The hemoglobinopathies. Chapter 181 in
and other resources at the globin gene server. Hemoglobin The Metabolic and Molecular Bases of Inherited Disease, S'h ed.
200t;25:183. Scriver CR et al (editors). McGraw-Hill, 2000.
LukinJA, Ho C: The structure-function relationship ofhemoglobin
in solution at atomic resolution. Chem Rev 2004;104:7219.

Anda mungkin juga menyukai