Rodwell, PhD
44
BAB 6: PROTEIN: MIOGIOBIN & HEMOGLOBIN /45
Z- 7st.
-7
\\--< t{ mioglobin.
k) n
{.r)
\*/ Oksigenosi Hemoglobin Memicu Perubqhqn
Konformqsi Apoprotein
!; ,rf
U o' Hemoglobin mengikat empat molekul O, per tetramer' satu
I
IFeI
I
per heme. Satu molekui O, akan lebih mudah mengikat
IFeI i.,r"*., hemoglobin jika molekul O" Iainnya sudah terikat
I I
,/'\ N
//\N
(Gambar 6-4). Fenomena ini yang disebut cooperatiae
(raI (.') binding, memungkinkan hemoglobin memaksimalkan
\/
)-+ )-{ baik jumlah O, yang ditampung pada Po, paru maupun
jumlah O, yang dibebaskan di PO, jaringan perifer' Interaksi
Gambar 6-3.Sudut-sudut pengikatan oksigen dan karbon monoksida kooperatif, suatu sifat eksklusif protein multimerik, sangat
ke besi heme pada mioglobin. Histidin E7 distal menghambat penting bagi kehidupan aerob.
pengikatan CO di sudut yang disukai (1 80 derajat) terhadap bidang
cincin heme.
P". Menyotqkon Afiniros Relqrif Berbogoi
H-emoglobin Terhodqp Oksigen
SIFAT ALOSTERIK HEMOGTOBIN
Kuantitas Pro, suatu ukuran konsentrasi Or, adalah tekanan
DISEBABKAN OIEH STRUKTUR parsial O, ya.tg m..ty.babkan saturasi hemoglobin menjadi
KUATERNERNYA i.t..rg"htty". Pro dapat sangat benariasi, bergantung pada
o.g".rir-., tet"pi pad" se*ua kasus besaran ini akan melebihi
Sifat masing-masing hemoglobin merupakan konsekuensi
PO, jaringan perifer. Sebagai contoh, niiai Pro untuk HbA
struktur kuaterner serta struktur sekunder dan tersiernya'
da" gUf janin masing-masing adalah 26 dan 20 mm Hg' Di
Struktur kuaterner hemoglobin juga memberi sifat tambahan
plasenta, perbedaan ini memungkinkan HbF mengekstraksi
yang tidak terdapat pada mioglobin monomerik sehingga
otrrlg.n dari HbA di darah ibu. Namun, HbF bersifat
hemoglobin dapat beradaptasi dengan peran biologisnya
suboptimal pada masa pascaPartum karena afinitas yang
yang unik. Selain itu, sifat alosterik (Yn alhs "laii', steros
tinggi terhadap oksigen sehingga menyebabkan hemoglobin
"rrratg") hemoglobin merupakan model untuk memahami
ini kurang dapat menyalurkan O, ke jaringan.
protein-protein alosterik lain (lihat Bab 18).
Benluk T Bentuk R
Struktur T
m:m:w:%ff ll lt lt
W P W W W WW W
tr$:5d:W Struktur I
}:WW
Gambar 6-8. Transisi dari struktur T ke struktur R. Dalam model ini, jembatan garam (garis tipis) yang
menghubungkan subunit-subunit di struktur T terputus secara progresif seiring dengan penambahan
oksigen, dan bahkan jembatan garam yang belum putus akan melemah secara progresif (garis
bergelombang). Transisi dari T ke R tidak langsung terjadi begitu sejumlah tertentu molekul oksigen
terikat, tetapi menjadi semakin besar kemungkinannya seiring dengan semakin bertambahnya oksigen
yang terikat. Transisi antara kedua struktur dipengaruhi oleh proton, karbon dioksida, klorida, dan
BPC; semakin tinggi konsentrasinya, semakin banyak oksigen yang harus terikat untuk memicu transisi.
Molekul yang teroksigenasi penuh dalam struktur T dan molekul yang terdeoksigenasi penuh dalam
struktur R tidak diperlihatkan karena tidak stabil (Dimodifikasi dan digambar ulang dengan izin dari Perutz MF:
Hemoglobin structure and respitatory transport. Sci Am [Dec] 1978;239:92.)
BAB 6: PROTEIN: MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / 49
40,
lebih dngginya afinitas HbF terhadap O, daripada HbA.
\____Y-_-__-J
(penyangga)
> 2H'+ zHCO.'
,ll
ti
2H..cO"
Adopfosi di Ketinggion
Perubahan fisiologis yang terjadi saat berada di tempat yang
terletak tinggi dalam waktu lama antara lain mencakup
PARU
lF-@EF
/1 F{
1,3-bisfosfogliserat di eritrosir.
o-
lw
\P''o-
g-\ His
?"1
H21\|^
.)-"-*"'
o-tll
\_o
E'
-o.'\
o 7
Tetramer hemoglobin mengikat satu molekul BPG
di ruang sentral yang dibentuk oleh keempat subunitnya.
Namun, ruang antara heliks-heliks H rantai 0 y"tg melapisi Gamhar 6-10, Cara pengikatan 2,3-bisfosfogliserat ke deoksi-
hemoglobin manusia. BPC berinteraksidengan tiga gugus bermuatan
ruang tersebut cukup lebar untuk mengakomodasi BPG
positif di setiap rantai B (Berdasarkan Arnone A: X-ray diffraction study
hanya jika hemoglobin berada dalam keadaan T. BPG of binding of 2,3-diphosphoglycerate to human deoxyhemoglobin. Nature
membentuk jembatan garam dengan gugus amino terminal 1972;237:146. Diproduksi ulang dengan izin. Hak Cipra @1972. Diadaptasi
kedua rantai B melalui Val NA1 dan dengan Lys EF6 dan His dengan izin dari Macmillan Publishers Ltd.)
50 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM
DeoksiA Deoksi S
Gambar 6-11. Representasi sticky patch (L) di hemoglobin S dan "reseptor"-nya (A) di
deoksihemoglobin A dan deoksihemoglobin S. Permukaan-permukaan yang komplementer
memungkinkan deoksihemoglobin S mengalami polimerisasi menjadi struktur fibrosa, tetapi
adanya deoksihemoglobin A akan menghentikan polimerisasi karena tidak membentuk stlcky
patch. (Dimodi{ikasi dan diproduksi ulang dengan izin dari Stryer L'. Biochemistry,4th ed. Freeman, 1 995. Hak
Cipta 01995 WH Freeman and Company.)
BANYAK HEMOGTOBIN MUTAN dan efek Bohr tidak dijumpai. Varian hemoglobin M rantai
PADA MANUSIA TELAH BERHASIT B memperlihatkan pertukaran R-T sehingga terjadi efek
DIIDENTIFIKASI Bohr.
Mutasi yang menguntungkan keadaan R (misalnya
Mutasi di gen-gen yang menyandi subunit o atau p hemoglo- hemoglobin Chesapeake) meningkatkan afinitas 02.
bin berpotensi memengaruhi fungsi biologis hemoglobin. Jadi, hemoglobin ini tidak dapat menyalurkan O, secata
Namun, hampir semua dari lebih 900 hemoglobin mutan memadai ke jaringan perifer. Hipoksia jaringan yang terjadi
pada manusia yang telah diketahui sangat jarang ditemukan menyebabkan polisitemia, suatu peningkatan konsentrasi
dan jinak tanpa menimbulkan masalah klinis. Jika suatu eritrosit.
mutasi memang menimbulkan gangguan fungsi biologis,
keadaannya disebut hemoglobinopati. URL http://globin. Hemoglobin 5
cse.psu.edu//(Globin Gene Server) menyediakan informasi
mengenai-dan akses tentang-hemoglobin normal dan Pada HbS, asam amino nonpolar valin menggantikan
mutan. Beberapa contoh diberikan berikut ini. residu permukaan polar Glu6 subunit B yag membenruk
slrat:u "sticby patch" (bercak lengket) hidrofobik pada
Methemoglobin & Hemoglobin M permukaan subunit p baik oksiHbS maupun deoksiHbS.
Baik HbA maupun HbS mengandung satu stichy patch
Pada methemoglobinemia, besi heme adalah ferri dan komplementer pada permukaan yang terpajan hanya pada
bukan ferro. Jadi, methemoglobin tidak dapat mengikat keadaan terdeoksigenasi, yaitu keadaan R. Jadi, pada Po,
atau mengangkut Or. Secara normal, enzim methemoglobin rendah, deoksiHbS dapat mengalami polimerisasi menjadi
reduktase mereduksi Fe3t methemoglobin menjadi Fe2t. serat panjang yang tidak-larut. Pengikatan deoksiHbA
Methemoglobin dapat terbentuk oleh oksidasi Fe2- menjadi mengakhiri polimerisasi serat karena HbA tidak memiliki
Fe3. sebagai efek samping obat, seperti sulfonamid, dari xicky patch kedua yang diperlukan untuk mengikat
hemoglobin M herediter, atau akibat berkurangnya aktivitas molekul Hb yang lain (Gambar 6-11). Serat heliks yang
enzim methemoglobin reduktase. terpuntir ini menyebabkan distorsi eritrosit menjadi bentuk
Pada hemoglobin M, histidin F8 (His F8) diganti oleh khas sabit sehingga sel ini menjadi rentan mengalami
tirosin. Besi pada HbM membentuk kompleks ionik ketat lisis di interstisium sinusoid limpa. Serat-serat ini juga
dengan anion fenolat tirosin yang menstabilkan bentuk menimbulkan banyak efek klinis sekunder. Pada PO, rendah
Fe3-. Di varian hemoglobin M rantai ct, keseimbangan R- seperti di ketinggian, kecenderungan pembentukan polimer
T menguntungkan keadaan T. Afinitas oksigen berkurang, akan meningkat. Terapi-terapi baru bagi penyakit sel sabit
BAB 6: PROTEIN:MIOGLOBIN & HEMOGLOBIN / St
antara lain adalah induksi ekspresi hemoglobin janin untuk terakhir. Oleh sebab itu, pengukuran HbA,. memberikan
mencegah polimerisasi HbS, transplantasi sel tunas, dan, di keterangan berharga untuk penatalaksanaan diabetes
masa mendatang, terapi gen. melitus.