Anda di halaman 1dari 23

UNIT I

VISKOSITAS ZAT CAIR (HUKUM STOKES)

1. Pendahuluan
Gabriel George Stokes adalah seorang fisikawan yang mendedikasikan seluruh hidupnya
untuk meneliti fluida. Penelitiannya yang terkenal adalah Hukum Stokes, yang berbunyi demikian :
“ Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan tertentu dalam fluida kental, maka gerakan benda
akan dihambat oleh gaya gesek antara perukaan benda dengan fluida.”
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif
terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui
air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos
merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos
cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan
yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan gliserin dengan kekentalan air. Dengan sifat ini
zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa
pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.

2. Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
2. Dapat memahami penerapan hukum
3. Dapat menentukan nilai viskositas zat cair dengan gaya stokes

3. Alat dan Bahan


1. tabung plastik
2. Neraca
4. Mikrometer sekrup
5. Stopwatch
6. Mistar
7. Bola-bola kecil
8. Air
9. Gliserin

4. Prosedur Kerja

[1]
Dalam percobaan ini, dilakukan 2 kali percobaan dengan menggunakan 2 jenis larutan yang berbeda,
yaitu gliserin dan air. Sebelum melakukan percobaan ada, beberapa langkah pendahuluan yang harus kita
lakukan, yaitu :
1. Menimbang massa masing-masing bola mengunakan neraca lengan o hauss, lalu mengukur
diameter masing-masing bola menggunakan mikrometer sekrup.
2. Menimbang tabung kosong, lalu mengisinya dengan minyak sampai volume tertentu, lalu
menimbang kembali tabung berisi minyak menggunakan neraca o hauss.
3. Mengulangi langkah ke-2 dengan mengganti gliserin dengan air.
4. Mengisi tabung plastik menggunakan minyak atau oli sampai batas tertentu, misalnya 5 cm
dari mulut tabung.
5. Mempersiapkan tabel dan stopwatch sebelum mempersiapkan tahap selanajutnya.
6. Mengambil salah satu bola , lalu menjatuhkan bola kedalam gliserin, lalu menghitung waktu
yang diperlukan oleh bola untuk jatuh sampai pada kedalaman tertentu
7. Mencatat hasil penghitungan waktu dan memasukan kedalam tabel
8. Mengulangi langkah 6 dan 7 sebanyak 7 kali
9. Mengulangi kegiatan dengan menggati gliserin dengan air

5. HASIL PENGAMATAN
Massa bola :
Diameter bola :
Jari-jari bola :

Fluida Massa (kg) Volume Massa jenis

Kosong Isi

Gliserin

Air

No Waktu Kecepatan Viskositas NR

[2]
3

Rata-rata :
Standar deviasi :
Buat grafik hubungan waktu terhadap jarak bola pada masing masing fluida

[3]
UNIT 2
PERCOBAAN ASAS BERNOULLI

1. PENDAHULUAN
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada
suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan
Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan
Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain
adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow). Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida
yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang
aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.

2. TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
2. Dapat memahami penerapan asas Bernoulli
3. Dapat menentukan debit air dan laju air dengan asa bernoulli

3. ALAT DAH BAHAN

1. Botol air mineral

2. Air

3. Spidol

4. Mistar

5. Lakban

4. CARA KERJA

[4]
1. memberi tanda pada botol air mineral dengan ketinggian yang berbeda 5cm, 10cm,
15cm, dan 20cm
2. Membuat lubang dan mengusahakan lubang memiliki diameter yang sama
3. Menutup semua lubang dengan lakban
4. Mengisi botol dengan air
5. Membuka plester pada keempat lubang dan mengamati kekuatan pancuran air
6. Memasukkan data pada tabel pengamatan

5. TABEL HASIL PENGAMATAN

Volume Air Debit Air Laju Air


Lubang Botol t Air Keluar
(A.h) (Q = V/t) (v = Q/A)
ke-
1.
(h1 = 5 cm)

2.
(h2 = 10 cm)

3.
(h3 =15 cm)

4.
(h4 = 20 cm)

[5]
UNIT 5

PEMBIASAN PADA KACA PLANPARAREL

1. PENDAHULUAN

Perbedaan cepat rambat cahaya antar satu mediumdengan medium lain menyebabkan
peristiwa perubahan arahrambat (pembelokan) cahaya pada batas dua mediumtersebut. Jika seberkas
cahaya melalui bidang batas antaradua buah medium yang berbeda tingkat kerapatannya,cahaya akan
mengalami perubahan arah ramabt ataudibelokkan. Peristiwa pembelokkan cahaya pada batas
duamedium disebut pembiasan. Jadi, pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan ara
peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelahmengalami perubahan medium. Jika
seberkas sinar menuju permukaan kaca plan paralel,maka sinar akan mengalami pembiasan sebanyak
dua kali.Pembiasan pertama terjadi ketika cahaya masuk ke kaca.Pembiasan kedua terjadi
ketikacahaya keluar dari kaca ke udara.Ketika cahaya dari udara masukke kaca, cahaya akan
dibiaskanmendekati normal. Setelah itu, cahaya akan keluar dari kaca dan dibiaskan oleh udara
menjauhinormal. Perjalanan cahaya yang mengalami pembiasan duakali dapat dilihat pada gambar
disamping.Besarnya pergeseran sinar (t) pada kaca paln paralel dapatditentukan dengan menggunakan
persamaan seperti berikut:

d=sin(θi-θr)cosθr Keterangan:
d= pergeseran sinar
t= tabel kaca plan paralel
θi= sudut datang
θr= sudut bias

2. TUJUAN
Menyelidiki sifat pembiasan pada kaca planpararel

[6]
3. ALAT DAN BAHAN
1. Meja Optik
2. Rel Presisi
3. Pemegang Slide Diafragma
4. Bola Lampu 12v, 18w
5. Tempat lampu bertangkai
6. Diafragma 1 celah
7. Tumpakan berpenjepit
8. Balok kaca
9. Lensa f 100mm bertangkai
10. Catu daya
11. Kabel penghubung merah hitam
12. Penggaris 30cm
13. Kertas HVS
14. Busur derajat

4. PROSEDUR KERJA
1. Susun alat dengan urutan dari kiri, sumber cahaya, lensa, diafragma, meja optik.
2. Letakkan kertas diatas meja optic kemudian tarik dua garis berpotongan tegak lurus
ditengah tengah kertas dan letakkan balok kaca diatasnya.
3. Pilih tegangan keluaran catu daya 12v
4. Hubungkan sumber cahaya ke catu daya
5. Nyalakan sumber cahaya, usahakan agar berkas sinar yang tampak sejelas mungkin.
6. Buatlah garis bersudut Buat garis bersudut 200, 300,400, 500, dan 600 dengan garis sumbuh
PQ
7. Letakkan balok kaca di posisi datarnya. Usahakan agar pusat lingkaran tepat tepat dititik O
(perpotongan garis pada kertas)
8. Putarlah kertas sehingga sinar datang berhimpit dengan garis yang bersudut 200 terhadap
PO. dengan demikian sudut datang sinar (sudut d) sama dengan 200.
9. Buat tanda pada sinar yang keluar (meninggalkan) balok kaca.
10. Singkirkan balok kaca dan buat garis normal n untuk mengetahui r’ (sudat arah sinar saat
meninggalkan balok kaca)
11. Ukurlah b (sudut bias) dan r’, lalu isikan hasilnya kedalam kabel pada kolom hasil
pengamatan
[7]
12. Ulangi langkah 7 sampai 11 untuk sudut datang d yang lainnya.

5. TABEL HASIL PENGAMATAN

NO d b r’ Sin d Sin b

1. Buatlah grafik hubungan antara sin b terhadap sin d


2. Dari grafik tersebut tentukan indeks bias balok kaca
3. Bagaimanakah arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan balok kaca?

[8]
PERCOBAAN 6
JARAK BENDA, JARAK BAYANGAN DAN JARAK TITIK API

1. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari – hari kita sangat erat dengan sebuah bayangan. Berbagai macam
media untuk melihat suatu bayangan. Sebagai contoh ketika kita bercermin di sebuah kaca maka
kita yang ada di kaca itulah sebuah bayangannya dan contoh lain ketika suatu benda mendapatkan
sebuah sinar yang terang maka sebuah benda itu akan menghasilkan bayangan. Bayangan yang
dihasilkan terkadang tidak lah sama dengan benda yang aslinya, seperti terbalik, membesar,
mengecil, dll. Mengapa demikian, karena bayangan yang dihasilkan tergantung medianya,
contohnya lensa cembung bayangannya akan membesar. Oleh sebab itu sangat penting untuk kita
mempelajari materi tentang jarak benda dan jarak bayangan serta titik api yang dihasilkan, karena
kita sebagai mahasiswa yang menggeluti bidang fisika diharuskan bisa memahami pratikum ini.
Jarak benda( S) adalah jarak benda yang sebenarnya. Jarak bayangan(S’) adalah jarak antara
lensa dengan bayangan yang terbentuk oleh lensa tersebut. Titik fokus merupakan titik bayangan
untuk benda pada jarak takhingga pada sumbu utama. Jarak titik fokus dari pusat lensa disebut
jarak fokus, f. Lensa manapun yang lebih tebal di tengah daripada dit epinya akan membuat
berkas-berkas paralel berkumpul ke satu titik, dan disebut lensa konvergen. Lensa yang lebih tipis
di tengah daripada di sisinya disebut lensa divergen karena membut cahaya paralel menyebar.

2. TUJUAN
Menyelidiki hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan titik api

3. ALAT DAN BAHAN


1. Meja optik
2. Rel presisi
3. Pemegang slide diafragma
4. Bola lampu 12v, 8w
5. Diafragma anak panah
6. Tumpakan berpenjepit
7. Lensa f 100mm bertangkai
8. Lensa f 200mm bertangkai
9. Catu daya
10. Kabel penghubung merah hitam
[9]
11. Tempat lampu bertangkai
12. Penggaris 30cm
13. Penyambung rel
14. Kaki rel

4. PROSEDUR KERJA

1. Susunlah alat-alat dengan urutan dari kiri sumber cahaya, lensa f 100mm, diafragma, lensa
f 200mm, meja optic
2. Sebagai benda digunakan diafragma anak panah yang diterangi oleh sumber cahaya
3. Atur kesesuaian rangkaian sumber cahaya dengan catu daya
4. Sambungkan rel presisi yang satu dengan rel presisi yang lain
5. Aturlah jarak antara sumber cahaya dan lensa f 100mm sama dengan 10cm
6. Atur jarak lensa f 200mm dengan benda 20cm sebagai jarak benda (s)
7. Geser layar menjauhi atau mendekati lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas pada
layar
8. Ukur jarak layar ke lensa sebagai jarak bayangan (s`) dan isikan hasilnya pada tabel
9. Ulangi langkah 5 sampai 8 untuk jarak jarak benda yang berbeda.

5. TABEL HASIL PENGAMATAN

no s (cm) i/s s` i/s` i/s+i/s` i/i

[10]
2

[11]
UNIT 5
HUKUM KIRCHOFF

1. PENDAHULUAN
Hukum dasar rangkaian secara rasional mengikuti sifat besaran listrik. Hukum ini secara
langsung memberikan tuntunan menuju cara yang sistematik dalam pembahasan rangakian Listrik.
Hukum tersebut dinyatakan pada tahun 1847 oleh fisikawan Jerman “ Gustav R Kirchoff ” .
Hukum Kirchoff. I.
“ Jumlah Aljabar semua Arus yang menuju ke suatu titik hubung sam dengan Nol “
Secara matematika, hokum ini dituliskan sebagai berikut :

i1 + i2 + i2 + ….. + in =0 ∑ i = 0 ……………………………………. ( 2.1. )

Suatu titik – hubung dalam rangkaian adalah titik dengan tiga atau lebih unsure dan / atau
sumber bertemu. Titik hubung tersebut juga disebut sebagai Simpul. Perhatikan Gambar.2.1. di
bawah ini

I2
i1

i4
i3

Gambar.2.1. Titik Hubung Rangkaian

Bukti hukum Arus Kirchoff tersebut sudah jelas, karena dalam hal ini tidak ada muatan yang
tertimbun pada simpul dan tidak ada arus yang mengalir ke luar simpul menuju ke ruang bebas. Jadi
paling sedikit harus ada satu jalur yang membawa muatan ke luar dari simpul tersebut. Dengan kata
lain ( perhatikan gambar.2.1. ), dari keempat simpul tersebut harus ada satu atau lebih arus yang
bernilai Negatif.
Dalam Hukum Kirchoff berlaku perjanjian pemberian tanda arus pada rangkaian, adalah sebagai
berikut :
Tentukan suatu arah sembarang dengan pertolongan anak panah dalam cabang tempat arus itu
mengalir, dan anggap arus itu adalah “ Posistif “.
Jika ternyata arus yang sebenarnya mengalir berlawanan arah dengan tanda anak panah itu maka
dikatakan bahwa arus itu adalah “ Negatif “.

[12]
Dalam penggunaan Hukum Kirchoff tampak bahwa arus di suatu simpul adalah Nol jika
diandaikan bahwa arah Positif adalah arah arus yang menuju titik simpul, sedangkan Negatif
adalah arah arus yang meninggalkan simpul.

Hukum Kirchoff. I.
“ Jumlah Aljabar semua Tegangan yang diambil menurut arah tertentu sepanjang jalur yang
tertutup adalah sama dengan Nol “
Setiap tegangan, termasuk tegangan imbas oleh arus yang berubah di luar rangkaian harus
disertakan. Secara matematika, hokum Kirchoff Tegangan tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut :

v1 + v2 + v2 + ... + vn =0 ∑ v = 0 ……………………………………. ( 2.2. )

Hukum kedua ini merupakan akibat dari prinsip kekekalan tenaga yang setara dengan kesetimbangan
tenaga dimana tenaga yang diberikan sama dengan yang diserap oleh rangkaian. Dalam menuliskan
persamaan hokum ini arah yang dipilih boleh sembarang dan tegangan jatuh positif adalah tegangan
yang mempunyai perubahan potensial dari “ + ke – “ dalam rangkaiannya.

a. Rangkaian Seri

Perhatikan Gambar.2.2. di bawah ini.

Gambar.2.2. Rangkaian Seri dalam Hukum Kirchoff

Dari Gambar.2.2. di atas, Arus yang mengalir pada masing – masing unsure atau
sumber yang dihubungkan secara berurutan itu sama, sesuai dengan hokum Kirchoff untuk Arus,
sehingga hanya ada arus tunggal “ i ” yang mengalir dalam rangkaian tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :

 Arus yang mengalir pada tiap titik persambungan sama dengan besar Arus Totalnya

( ITotal ).

ITotal = IR1 = IR2 = IR3 …….. ( 2.3. )


[13]
 Besar Tegangan Sumber ( Vs ) sama dengan Jumlah Tegangan yang jatuh pada tiap titik

persambungan.

Vs = VR1 + VR2 + VR3


…….……………………….. ( 2.4. )

dimana :
VR1 = I x R1
VR2 = I x R2 …….……………………….. ( 2.5. )
VR3 = I x R3

b. Rangkaian Paralell
Perhatikan Gambar.2.3. di bawah ini

i1 i0 i2

R1 V1 R2 V2

Gambar.2.3. Rangkaian Paralell dalam Hukum Kirchoff


Pada Gambar.2.3. di atas, Variabel tegangan tunggal terpasang untuk semua unsure dan
sumbernya.
Maka dalam rangkaian Paralell akan berlaku ketentuan :
 besar tegangan yang megalir pada tiap titik percabangan adalah sama dan besarnya
sama dengan Tegangan Sumbernya ( Vs ).

VSumber = VR1 = VR2


……..………………………. ( 2.6. )

 Jumlah Arus pada tiap titik percabangan sama dengan besar Arus Totalnya ( ITotal ).

[14]
ITotal = IR1 + IR2 …….……………………….. ( 2.7. )

dimana :
VR1
IR1 = -------
R1

VR2
IR2 = -------
R2

VRn
IRn = -------
Rn …………………………………………………… ( 2.8. )

[15]
2. TUJUAN
1. Mempelajari hambatan yang dipasang secara seri dan paralel
2. Mempelajari rangkaian loop banyak (multiloop circuit)
3. Mahasiswa dapat memahami Hukum Kirchoff
4. Mahasiswa dapat menerapkan Hukum Kirchoff pada rangkaian Seri.
5. Mahasiswa dapat menerapkan Hukum Kirchoff pada rangkaian Paralell.
6. Mahasiswa dapat menggunakan Hukum – hokum dasar Rangkaian Listrik Secara Langsung.

3. ALAT DAN BAHAN

1. Resistor . 1 Ω, 2,2 Ω, 5,6 Ω ,10 Ω, 12 Ω, 100 Ω, 220 Ω , 470 Ω = @. 1 Pcs


2. Project Board = 1 Pcs
3. Power Supply ( Variable Voltage ) = 1 Unit
4. Multimeter = 1 Unit
5. Tool Sheet = 1 Sheet
6. Kabel Penghubung

4. LANGKAH KERJA
a. Rangkaian Seri
1. Siapkan semua peralatan dan bahan
2. Cek semua Bahan dan Peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang baik
3. Buatlah Rangkaian Seri seperti Gambar di abwah ini pada Project Board.( Tentukan Nilai
R1, R2 , R3 , dengan komponen yang tersedia )
R1 R2

Vs 12 Vdc
R3

4. Lakukan Pengukuran Rtotal pada rangkaian, catat hasil pada Tabel Kerja.2.1.
5. Berikan Tegangan Sumber sebesar 12 Volt pada rangkaian.
6. Ukurlah Besar Tegangan yang dirasakan oleh masing – masing Resistor R1, R2 dan R3.
Catat hasil pengukuran, dan masukkan pada Tabel Kerja.2.1.
7. Ukur Arus yang mengalir pada rangkaian, dan catat hasil pengukuran Anda pada Tabel
Kerja.2.1.
[16]
8. Hitunglah besar Tegangan Sumber ( Vs ) dengan cara menjumlahkan tegangan yang di
rasakan oleh masing – masing Resistor. Catat hasil perhitungan Anda pada Tabel Kerja.2.1.
9. Ulangi Langkah Kerja 3 sampai dengan 8 dengan nilai – nilai Resistor yang berbeda. Catat
hasil praktek Anda pada Tabel Kerja.2.1. ( Lakukan minimal tiga kali percobaan dengan
nilai R yang berbeda ).

b. Rangkaian Paralell

1. Siapkan semua peralatan dan bahan


2. Cek semua Bahan dan Peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang baik
3. Buatlah Rangkaian Seri seperti Gambar di abwah ini pada Project Board. ( nilai komponen
menyesuaikan Komponen yang tersedia )

Vs
R1 R2 R3

4. Lakukan Pengukuran Rtotal pada rangkaian, catat hasil pada Tabel Kerja.1.1.

5. Berikan Tegangan Sumber sebesar 12 Volt pada rangkaian


6. Ukurlah Besar Arus yang dirasakan oleh masing – masing Resistor R1, R2 dan R3. Catat
hasil pengukuran, dan masukkan pada Tabel Kerja.2.2.
7. Ukur Tegangan yang mengalir pada rangkaian, dan catat hasil pengukuran Anda pada Tabel
Kerja.2.2.
8. Hitunglah besar Arus Totalnya ( Itotal ), dengan cara menjumlahkan semua Arus
yang dirasakan oleh masing – masing Resistor. Catat hasil perhitungan pada Tabel Kerja.2.2.
9. Ulangi Langkah Kerja 3 sampai dengan 8 dengan nilai – nilai Resistor yang berbeda. Catat
Hasil Pekerjaan Anda pada Tabel Kerja.2.2. ( Lakukan minimal tiga kali percobaan dengan
nilai R yang berbeda ).

[17]
5. TABEL HASIL PENGAMATAN
Tabel.2.1. Rangkaian Seri

RTota ITotal VR1 VR2 VR3 V Sumber


No lOhm Ampere Volt Volt Vs = VR1 + VR2 + VR3
1
2
3

Tabel.2.2. Rangkaian Paralell

RTota VSumb IR1 IR2 IR3 I


No lOhm erVolt Ampere Total
Ampere I Total = IR1 + IR2 + IR3
1
2
3

EVALUASI / PERTANYAAN
1. Tuliskan Bunyi Hukum Kirchoff untuk Arus !
2. Tuliskan Bunyi Hukum Kirchoff untuk Tegangan !
3. Tuliskan ketentuan Arus dan Tegangan pada rangkaian Seri !
4. Tuliskan ketentuan Arus dan Tegangan pada rangkaian Paralell !

[18]
UNIT 6
L5 EFEK TRANSIEN RC

1. PENDAHULUAN

Rangkain RC ( Resistor – Kapasitor ) adalah suatu rangkain listrik yang memiliki kombinasi
komponen resistor dan kapasitor, dimana komponen tersebut biasanya dipasang secara seri atau
sejajar. Walaupun sering diumpai rangkaian dengan resistor dan kapasitor yang dipasang
berdampingan secara seri, rangkaian ini juga dapat dipasang secara pararel. Pada suatu susunan
rangkaian komponen resistor dan kapasitor juga dapat memiliki jumlah banyak atau lebih dari satu.
Rangkaian ini biasa disebut R-C Filter atau R-C Network. Karena memiliki resistor maka dalam
rangkaian ini terdapat efek resistansi, begitupula pada kapasitor yang menghasilkan kapasitansi.
Catatan penting adalah rangkaian ini harus disusun berdasarkan aturan yang benar supaya bisa
dijalankan.
Rangkaian RC ( Resistor – Kapasitor ) Circuits digunakan dalam penyaringan sinyal dengan
memberikan tahanan atau blok. Tahanan tersebut dihasilkan oleh resistor melalui kemampuan
resistansi. Selanjutnya sinyal juga akan disimpan dalam kapasitor melalui efek kapasitansi.
Mengingat kembali bahwa resistor adalah komponen yang memungkinkan adanya hambatan untuk
menahan aliran arus listrik dan kapasitor yang berfungsi untuk penyimpanan sementara arus listrik
yang lewat, maka metod penyaringan sinyal yang tepat telah ditemukan. Jika dikaitkan pada Hukum
Kirchoff, maka pada rangkaian ini dengan mengabaikan unsur eksteren kita akan mengetahui bahwa
arus yang mengalir pada resistor dan kapasitor memiliki nilai yang sama.
Pada rangkaian RC, besarnya arus yang mengalir dalam suatu rngkaian akan memiliki nilai
yang sama dengan Q atau muatan yang ada pada kapasitor fenomena tersebut akan terjadi dalam
selang waktu yang lama. Perubahan besarnya arus dan muatan kapasitor dapat dihitung secara linear
melalui metode grafik. Selain iu GGL atau yang apabila dipanjangkan menjadi Gaya Gerak Listrik
akan memiliki hambatan yang sama dengan tahanan yang dipunyai oleh resistor dan kaasitor. Selang
waktu rata-rata pun dapan dicari dengan memperhatikan banyaknya muatan dan tahanan ada pada
ragkaian.
Rangkain listrik tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau
komponen. Pada kali ini akan dibahas elemen atau komponen listrik aktif dan pasif.

ELEMEN AKTIF
Elemen aktif adala elemen yang menghasilkan energi, pada mata kuliah Rangaian Listrik yang
akan dibahas pada elemen akif adalah sumber tenganga dan sumber arus. Pada pembahasan

19 | P a g e
selanjutnya kita akan membicarakan semua yang berkaitan dengan elemen atau komponen ideal.
Yang dimaksud dengan kondisi ideal disini adalah bahwa sesuatunya berdasarkan dari sifat
karakteristik dari elemen atau komponen tersebut dan tidak terpengaruh oleh lingkugan luar. Jadi
untuk elemen listrik seperti sumber tegangan, sumber arus, komponen R,L,dan C diasumsikan
semuanya dalam kondisi ideal.

ELEMEN PASIF

1. Resistor ( R)
Sering juga disebut dengan tahanan, hambatan, penghatar, atau resistansi dimana resistor
mempunyai fungsi sebagai penghambat arus, pembagi arus, dan pembagi tegangan. Nilai resistor
tergantung dari hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan pebuatnya), panjang
resistor dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.
Jika suatu resistor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor tersebut akan
menimbulkan beda potensial atau tegangan. Hukum ysng didapat dari percobaan ini adalah Hukum
Ohm.

2. Kapasitor (C)
Sering juga disebut dengan konsensator atau kapasitansi. Mempunyai fungsi untuk membatasi
arus DC yang mengalir padaa kapasitor tersebut, dan dapat menyimpan energy dalam bentuk medan
listrik. Nilai suatu kapasitor tergantung dari nilai permitivitas baan pembuata kapasitor, luas
penampang dari kapasitor tersebut dan jarak antar dua keeping penyususn dari kapasitor tersebut.

Secara matematis :
ε = permitivitas bahan
A = luas penampang bahan
d = jarak dua keeping
Satuan dari kapasitor : Farrad (F)

Jika sebuah kapasitor dilewati oleh sebuah arus maka pada kedua ujung kapasitor tersebut akan
muncul beda potensial atau tegangan.

20 | P a g e
3. Induktor / Induktansi / Lilitan / Kumpuran (L)
Sering disebut sebagai induktansi, lilitan, kumparan, aau belitan. Pada induktor mempunyai
sifat dan dapat menyimpan energy dalam bentuk medan magnet. Satuan dari induktor : Henry (H)

2. TUJUAN

1. Mempelajari proses pengisian dan pelepasan muatan pada kapasitor.


2. Mempelajari efek transien pada rangkaian RC dengan menggunakan multimeter.
3. Menghitung konstanta waktu rangkaian RC.

3. ALAT DAN BAHAN

1. Resistor dan kapasitor.


2. Sumber arus searah.
3. Voltmeter
4. Stopwatch.

4. PROSEDUR KERJA
1. Menyusun rangkaian seperti gambar 3, saklar mula-mula pada kondisi 1.
Mengatur tegangan sumber 10 volt. Memperthatikan polaritas kapasitor.

2. Memindahkan saklar keposisi 2 dan catat VC setiap 40 detik sebanyak 15 data.


3. Memindahkan saklar ke kondisi 1, dan catat VC setiap 40 detik sebanyak 15 data.
4. Mengulangi untuk harga R dan C yang lain.

5. HASIL PENGAMATAN

21 | P a g e
5. TABEL HASIL PENGAMATAN
Tabel.2.1. Rangkaian Seri

RTota ITotal VR1 VR2 VR3 V Sumber


No lOhm Ampere Volt Volt Vs = VR1 + VR2 + VR3
1
2
3

Tabel.2.2. Rangkaian Paralell

RTota VSumb IR1 IR2 IR3 I


No lOhm erVolt Ampere Total
Ampere I Total = IR1 + IR2 + IR3
1
2
3

EVALUASI / PERTANYAAN
1. Tuliskan Bunyi Hukum Kirchoff untuk Arus !
2. Tuliskan Bunyi Hukum Kirchoff untuk Tegangan !
3. Tuliskan ketentuan Arus dan Tegangan pada rangkaian Seri !
4. Tuliskan ketentuan Arus dan Tegangan pada rangkaian Paralell !

22 | P a g e
UNIT 6
PENDINGINAN NEWTON

1. PENDAHULUAN
Jika suatu zat cair yang temperaturnya di atas suhu kamar didinginkan dan
penurunan temperaturnya diamati untuk setiap selang waktu tertentu, maka kita
akan peroleh suatu kurva yang menyatakan hubungan antara suhu dan waktu.
Kurva tersebut dinamakan kurva pendinginan (cooling curve).
Dengan membandingkan dua buah kurva pendinginan seperti yang terlihat pada
gambar 1, maka akan dapat dihitung panas jenis zat cair dengan menggunakan
persamaan ``: (1) dimana : S = panas jenis zat cair M1 = massa jenis zat cair M2 =
massa zat cair yang mempunyai volume yang sama dengan volume air T1 = waktu
pendinginan yang dibutuhkan air (dari temperature t1 menjadi t2) T = waktu
pendinginan yang dibutuhkan zat cair m = nilai air tabung reaksi 121221MT
mTTSMT
Hukum pendinginan newton menyatakan bahwa laju perubahan perbandingan
suhun suatu benda sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu
ambien (yaitu suhu sekitarnya), Hukum Newton membuat pernyataan tentang tingkat
perubahan suhu. Hukum Newton yang dimaksud disini, bukanlah hukum newton
yang berkaitan dengan [Hukum I Newton (F=O), Hukum II Newton (F=m.a), dan
Hukum III Newton (Faks=Ffraksi)], melainkan Hukum Newton (Pendinginan Newton)
yang berkaitan dengan Hukum Termodinamika (Halliday, 1992).
Panas dapat dipindahkan dari suatu sistem ke sistem lain yang suhunya
berbeda. Seperti pada batang logam yang dipanasi di satu sisi maka lama kelamaan
suhu sisi lain juga akan naik. Setiap bahan memiliki kemampuan untuk
menghantarkan yang berbeda-beda. Konduktivitas panas suatu zat menunjukkan
kemampuan suatu zat dalam menghantarkan panas per satuan ketebalan medium,
persatuan luasan dan persatuan suhu. Perpindahan panas dapat didefinisikan
sebagai berpindahnya energi dari suatu daerah kedaerah lainnya sebagai akibat dari
beda suhu antara daerah-daerah tersebut dari temperatur fluida yang lebih tinggi ke
fluida lain yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Perpindahan panas pada
umumnya dapat dibedakan menjadi 3 cara perpindahan panas yang berbeda:
konduksi (conduction, juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi (convection,
juga dikenal dengan istilahsa aliran), radiasi (radiation, juga dikenal dengan istilah
pancaran) (Nanik, 2014).

23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai