Anda di halaman 1dari 2

Upaya Penanggulangan Tanah Longsor

By Admin | 21/02/2016
http://blog.act.id/upaya-penanggulangan-tanah-longsor

Kejadian tanah longsor seringkali terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan tak sedikit korban
yang tewas karenanya. Badan Penanggulangan Bencana sudah sering melakukan upaya
penanggulangan tanah longsor, namun kita tidak tahu kapan bencana itu akan terjadi. Indonesia
mempunyai rekor masalah bencana longsor salah satu yang terbesar adalah longsor di Banjarnegara
pada 2015 kemarin. Inilah sebabnya perlu dilakukan upaya dan strategi penanggulangan tanah
longsor antara lain adalah dengan:
1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah dibawah lereng yang rawan terjadi tanah
longsor.
2. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan lereng
3. Menjaga drainese lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng keluar
lereng
4. Pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan tanah penyebab longsor
5. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak terlalu
rapat diantaranya di seling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase air.
6. Relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah upaya penting yang harus
dilakukan pemerintah ketika ancaman bencana bisa merenggut nyawa dan kerugian yang besar.
7. Warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan menciptkan alat-alat
pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan longsor di daerah-dareh longsor. Peringatan
sebelum longsor bisa dilakukan kepada warga untuk melakukan tindakan mitigasi bencana.

Upaya penanggulangan tanah longsor seperti halnya banjir, harus terintegrasi antara tindakan
masyarakat yang bermukim di area rawan longsor dengan pemerintah setempat.
Menghidupkan Tanah Mati / Lahan Tidur Menjadi Lebih Produktif

https://www.kompasiana.com/rcl2014/menghidupkan-lahan-tidur-menjadi-lebih-
produktif_54f91268a3331112678b47c9

Menanam padi di lahan pesisir, mungkin membuat sebagian orang mengernyitkan dahi dan berujar
"apa mungkin?" Begitu juga dengan pandangan masyarakat pesisir Sulawesi Selatan yang
menganggap bertani di lahan pesisir tidak akan berhasil. Puluhan tahun banyak lahan tidur yang
tidak termanfaatkan. Dulu warga lebih memilih membeli sayur dibandingkan dengan menanam
sendiri. Namun, perlahan pandangan masyarakat tentng pertanian pesisir mulai berubah. Kini warga
mulai optimis melihat tanah pesisir bisa dimanfaatkan dan secara ekonomi lebih menghasilkan.

Pemandangan seperti ini tentu berbeda dengan situasi Desa Pitusunggu beberapa tahun yang lalu.
Pekarangan rumah yang gersang dan banyaknya lahan tidur yang terabaikan selama puluhan tahun.
Karena saking gersangnya, saat musim kemarau kerap kali terjadi kebakaran di lahan tidur ini.

Dari kiprahnya memberdayakan pekarangan rumah untuk pertanian organik, Sitti Rahmah sudah
berkali-kali mendapat beberapa penghargaan. Ia masuk dalam kategori 7 Perempuan Pejompang
Indonesia, Anugerah Adhikarya Pangan Nusantara tingkat Provinsi Sulawsi Selatan tahun 2014
sebagai pelaku pembangunan ketahanan pangan, penghargaan dari OXFAM sebagai Perempuan
pejuang pangan yang telah mengembangkan dan mempromosikan pangan lokal di Desa Pitusunggu,
Ma’rang Kab Pangajene dan Kepulauan, Penghargaan Female Futiro, dan Penghargaan Keluarga
Asuh dari United Kingdom. Kamis, 27 November 2014 kemarin, Sitti Rahmah mendapat
penghargaan sebagai petani berprestasi di acara Mapalili Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Terakhir, Kelompok Pita Aksi mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo sebagai pelaku
Pemberdayaan Ketahanan Pangan. Sitti Rahmah juga bukan yang pelit ilmu, ia sering berbagi
informasi mengenai kegiatan tani organik dengan kelompok-kelompok dari Desa/Kabupaten lain.

Anda mungkin juga menyukai