Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Penambangan adalah proses pengambilan material yang dapat diekstraksi dari
dalam bumi. Tambang adalah tempat terjadinya kegiatan penambangan. Pertambangan
adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian),
pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi,
migas).
Paradigma baru kegiatan industri pertambangan ialah mengacu pada konsep
Pertambangan yang berwawasan Lingkungan dan berkelanjutan, yang meliputi :
1. Penyelidikan Umum (prospecting)
2. Eksplorasi : eksplorasi pendahuluan, eksplorasi rinci
3. Studi kelayakan : teknik, ekonomik, lingkungan (termasuk studi amdal)
4. Persiapan produksi (development, construction)
5. Penambangan (Pembongkaran, Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)
6. Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
7. Pengolahan (mineral dressing)
8. Pemurnian / metalurgi ekstraksi
9. Pemasaran
10. Corporate Social Responsibility (CSR)
11. Pengakhiran Tambang (Mine Closure)
Didalam kegiatan proses pertambangan akan ada sebuah sistem yang akan kita
gunakan yaitu Sistem Penyaliran Tambang. Sistem penyaliran tambang adalah suatu
usaha yang diterapkan pada daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau
mengeluarkan air yang masuk ke daerah penambangan.Upaya ini dimaksudkan untuk
mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang
berlebihan, terutama pada musim hujan.Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga
dimaksudkan untuk memperlambat kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja
yang aman, sehingga alat-alat mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai
umur yang lama.

I.2 Perumusan Masalah


1. Apakah pengertian tambang, pertambangan, penambangan?
2. Bagaimana hubungan penyaliran tambang dalam proses penambangan?

I.3 Batasan Masalah


Didalam makalah ini kami membatasi masalah yang hanya berkaitan dengan
hubungan penyaliran tambang dengan dunia pertambangan.
BAB II
ISI

II.1 Pembahasan
Pertambangan ialah suatu rangkaian kegiatan mulai dari kegiatan penyelidikan
bahan galian sampai dengan pemasaran bahan galian. secara umum tahapan kegiatan
pertambangan terdiri dari Penyelidikan Umum (Prospeksi), Eksplorasi, Penambangan,
Pengolahan, Pengangkutan, dan Pemasaran.
1. Penyelidikan Umum (Prospeksi)
Prospeksi merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian, atau penemuan endapan-
endapan mineral berharga. Atau dengan kata lain kegiatan ini bertujuan untuk
menemukan keberadaan atau indikasi adanya bahan galian yang akan dapat atau
memberikan harapan untuk diselidiki lebih lanjut. Jika pada tahap prospeksi ini tidak
ditemukan adanya cadangan bahan galian yang berprospek untuk diteruskan sampai ke
tahapan eksplorasi, maka kegiatan ini harus dihentikan. Apabila tetap diteruskan akan
menghabiskan dana secara sia-sia. Sering juga tahapan prospeksi ini dilewatkan karena
dianggap sudah ditemukan adanya indikasi atau tanda-tanda keberadaan bahan galian
yang sudah langsung bisa dieksplorasi.
Metoda prospeksi antara lain tracing float dan pemetaan geologi dan bahan galian.
metode tracing float ini digunakan terutama pada anak sungai, yang lebih mudah
dilakukan pada musim kemarau. Metode ini dilakukan untuk mencari atau menemukan
float bahan galian yang diinginkan, yang berasal dari lapukan zone mineralisasi yang
melewati lereng bukit atau terpotong anak sungai dan terhanyutkan oleh aliran sungai.
Dengan melakukan tracing float dari arah hilir ke hulu sungai, maka bisa diharapkan
untuk menemukan adanya zone mineralisasi yang tersingkap pada arah hulu sungai. Pada
metode ini litologi setempat sebagian besar sudah diketahui.
Kedua, metode pemetaan geologi dan bahan galian. Metode ini dilakukan apabila
litologi setempat pada umumnya tidak diketahui, atau diperlukan data yang rinci lagi.
2. Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah
endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian
tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan, kualitas
(kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan galian tersebut.
Selain untuk mendapatkan data penyebaran dan ketebalan bahan galian, dalam
kegiatan ini juga dilakukan pengambilan contoh bahan galian dan tanah penutup. Tahap
ekplorasi ini juga sangat berperan pada tahan reklamasi nanti, melalui eksplorasi ini kita
dapat mengetahui dan mengenali seluruh komponen ekosistem yang ada sebelumnya.
3. Perencanaan Tambang
Perencanaan tambang akan dilakukan apabila sudah ditemukan adanya cadangan
bahan galian yang sudah layak untuk ditambang, dengan tingkat cadangan terukur.
Seperti kita ketahui bahwa cadangan itu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pertama,
cadangan terukur merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan maksimal 20% dan
pada cadangan teukur ini telah dilakukan pengeboran untuk pengambilan sampel.Kedua,
cadangan terindikasi, merupakan cadangan dengan bahan galian dengan tingkat
kesalahan 40% dan belum ada dilakukan pengeboran. Ketiga, cadangan tereka,
merupakan cadangan dengan tingkat kesalahan 80% dan belum dilakukan pengeboran.
Apabila tahap telah sampai pada tahap perencanaan tambang. Berarti cadangan bahan
galiannya telah sampai pada tingkat cadangan terukur.
Perencanaan tambang dilakukan untuk merencanakan secara teknis, ekonomi dan
lingkungan kegiatan penambangan, agar dalam pelaksanaan kegiatannya dapat dapat
dilakukan dengan baik, aman terhadap lingkungan.
4. Persiapan/Konstruksi
Persiapan/konstruksi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
fasilitas penambangan sebelum operasi penambangan dilakukan. Pekerjaan tersebut
seperti pembuatan akses jalan tambang, pelabuhan, perkantoran, bengkel, mes karyawan,
fasilitas komunikasi dan pembangkit listrik untuk keperluan kegiatan penambangan, serta
fasilitas pengolahan bahan galian.
5. Penambangan
Penambangan bahan galian dibagi atas tiga bagian yaitu tambang terbuka,
tambang bawah tanah dan tambang bawah air. Tambang terbuka dikelompokan atas
quarry strip mine, open cut, tambang alluvial, dan tambang semprot. Tambang bawah
tanah dikelompokkan atas room and pillar, longwall, caving, open stope, supported stope,
dan shrinkage. System penambangan dengan menggunakan kapal keruk dapat
dikelompokkan menjadi tambang bawah air, walaupun relative dangkal.
6. Pengolahan
Bahan galian yang sudah selesai ditambang pada umumnya harus diolah terlebih
dahulu di tempat pengolahan. Hal ini disebabkan antar lain oleh tercampurnya pengotor
bersama bahan galian, perlu spesifikasi tertentu untuk dipasarkan serta kalau tidak diolah
maka harga jualnya relative lebih rendah jika dibandingka dengan yang sudah diolah, dan
bahan galian perlu diolah agar dapat mengurangi volume dan ongkos angkut,
mningkatkan nilai tambah bahan galian, dan untuk mereduksi senyawa-senyawa kimia
yang tidak dikehendaki pabrik peleburan.
Cara Pengolahan bahan galian secara garis besar dapat dibagi atas pengolahan
secara fisika, secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, dan pengolahan secra fisika
dan kimia dengan ekstraksi metal. Pengolahan bahan galian secara fisika ialah
pengolahan bahan galian dengan cara memberikan perlakuan fisika seperti peremukan,
penggerusan, pencucian, pengeringan, dan pembakaran dengan suhu rendah. Contoh
yang tergolong pengolahan ini seperti pencucian batu bara. Yang kedua pengolahan
secara fisika dan kimia tanpa ekstraksi metal, yaitu pengolahan dengan cara fisika dan
kimia tanpa adanya proses konsentrasi dan ekstraksi metal. Contohnya, pengolahan batu
bara skala rendah menggunakan reagen kimia. Ketiga, pengolahan bahan galian secara
fisika dan kimia dengan ekstraksi metal, yaitu pengolahan logam mulia dan logam dasar.
7. Pemasaran
Jika bahan galian sudah selesai diolah maka dipasarkan ke tempat konsumen.
Antara perusahaan pertambangan dan konsumen terjalin ikatan jual beli kontrak jangka
panjang, dan spot ataupun penjualan sesaat. Pasar kontrak jangka panjang yaitu pasar
yang penjualan produknya dengan kontrak jangka panjang misalnya lebih dari satu tahun.
Sedangkan penjualan spot, yaitu penjualan sesaat atau satu atau dua kali pengiriman atau
order saja.
8. Reklamasi
Reklamasi merupakan kegiatan untuk merehabilitasi kembali lingkungan yang
telah rusak baik itu akibat penambangan atau kegiatan yang lainnya. Reklamasi ini
dilakukan dengan cara penanaman kembali atau penghijauan suatu kawasan yang rusak
akibat kegiatan penambangan tersebut. Reklamasi perlu dilakukan karena Penambangan
dapat mengubah lingkungan fisik, kimia dan biologi seperti bentuk lahan dan kondisi
tanah, kualitas dan aliran air, debu, getaran, pola vegetasi dan habitat fauna, dan
sebagainya. Perubahan-perubahan ini harus dikelola untuk menghindari dampak
lingkungan yang merugikan seperti erosi, sedimentasi, drainase yang buruk, masuknya
gulma/hama/penyakit tanaman, pencemaran air permukaan/air tanah oleh bahan beracun
dan lain-lain. Dalam kegiatan reklamasi terdiri dari dua kegiatan yaitu Pemulihan lahan
bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu Ekologinya, dan
Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatannya selanjutnya.

Penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah


penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke
daerah penambangan.Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas
penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
hujan.Selain itu, sistem penyaliran tambang ini juga dimaksudkan untuk memperlambat
kerusakan alat serta mempertahankan kondisi kerja yang aman, sehingga alat-alat
mekanis yang digunakan pada daerah tersebut mempunyai umur yang lama.
Penyaliran tambang dalam menangani masalah air dapat dibagi dua yaitu :
1. Tambang Terbuka ( Open Pit Mine )
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan tanah,
bertujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun
kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung. Untuk mencapai badan bijih
yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup
(waste rock) dalam jumlah yang besar. Pemilihan berbagai parameter desain dan
penjadwalan dalam pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup melibatkan
pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil kompromi yang optimal
antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya parameter pembatas karena
faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang
dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak
tambang. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang
seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita. Secara umum, tambang terbuka
dinilai lebih menguntungkan dibanding metode tambang bawah tanah dalam hal
recovery (mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak cadangan), grade
control (pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan lingkungan kerja.
Namun, dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau
terletak terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih
menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi
tambang bawah tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi
terlalu besar. Ini biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat dalam.
Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan
turut jadi pertimbangan dalam pemilihan metode tambang yang pas.
Penanganan masalah air didalam tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Mine Drainage
Merupakan upaya untuk mencegah masuknya air ke daera penambangan.
Hal ini umumnya dilakukan untuk penanganan air tanah dan air yang berasal dari
sumber air permukaan.
Beberapa metode penyaliran Mine drainage :
a. Metode Siemens
Pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan dibuat lubang bor
kemudian ke dalam lubang bor dimaksukkan pipa dan disetiap bawah pipa
tersebut diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk ke dalam lapisan
akuifer, sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya
dipompa ke atas dan dibuang ke luar daerah penambangan.

Metode Siemens

b. Metode Pemompaan Dalam (Deep Well Pump)


Metode ini digunakan untuk material yang mempunyai permeabilitas
rendah dan jenjang tinggi. Dalam metode ini dibuat lubang bor kemudian
dimasukkan pompa ke dalam lubang bor dan pompa akan bekerja secara
otomatis jika tercelup air. Kedalaman lubang bor 50 meter sampai 60
meter.

Metode Deep well pump


c. Metode Elektro Osmosis
Pada metode ini digunakan batang anoda serta katoda. Bilamana
elemen-elemen dialiri arus listrik maka air akan terurai, H+ pada katoda
(disumur besar) dinetralisir menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu
dihisap dengan pompa.

Metode electro osmosis

d. Small Pipe With Vacuum Pump.


Cara ini diterapkan pada lapisan batuan yang inpermiabel (jumlah air
sedikit) dengan membuat lubang bor. Kemudian dimasukkan pipa yang
ujung bawahnya diberi lubang-lubang. Antara pipa isap dengan dinding
lubang bor diberi kerikil-kerikil kasar (berfungsi sebagai penyaring
kotoran) dengan diameter kerikil lebih besar dari diameter lubang. Di
bagian atas antara pipa dan lubang bor di sumbat supaya saat ada isapan
pompa, rongga antara pipa lubang bor kedap udara sehingga air akan
terserap ke dalam lubang bor.
Metode Small Pipe With Vacuum Pump
2. Mine Deatering
Merupakan upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani air yang berasal dari air
hujan.
Beberapa metode penyaliran mine dewatering adalah sebagai berikut :
a. Sistem Kolam Terbuka
Sistem ini diterapkan untuk membuang air yang telah masuk ke
daerah penambangan. Air dikumpulkan pada sumur (sump), kemudian
dipompa keluar dan pemasangan jumlah pompa tergantung kedalaman
penggalian.
b. Cara Paritan
Penyaliran dengan cara paritan ini merupakan cara yang paling
mudah, yaitu dengan pembuatan paritan (saluran) pada lokasi
penambangan. Pembuatan parit ini bertujuan untuk menampung air
limpasan yang menuju lokasi penambangan. Air limpasan akan masuk ke
saluran-saluran yang kemudian di alirkan ke suatu kolam penampung atau
dibuang langsung ke tempat pembuangan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi.
c. Sistem Adit
Cara ini biasanya digunakan untuk pembuangan air pada tambang
terbuka yang mempunyai banyak jenjang. Saluran horisontal yang dibuat
dari tempat kerja menembus ke shaft yang dibuat di sisi bukit untuk
pembuangan air yang masuk ke dalam tempat kerja. Pembuangan dengan
sistem ini biasanya mahal, disebabkan oleh biaya pembuatan saluran
horisontal tersebut dan shaft.

Sistem Adit
2. Tambang Bawah Tanah ( Underground Mine )
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng,
nikel, dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk
perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi
beberapa:
a. Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan
tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan
kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
b. Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
c. Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat
bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara
mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran
dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.
Penanganan masalah air pada tambang bawah tanah umumnya dilakukan
dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Dengan “Tunnel” (Terowongan). Penyaliran dengan cara ini adalah dengan
membuat “tunnel” atau “adit” bila topografi daerahnya memungkinkan, dimana
terowongan atau “adit” ini dibuat sebagai level pengeringan tersendiri untuk
mengeluarkan air tambang bawah tanah. Cara ini relatif murah dan ekonomis bila
dibandingkan dengan sistem penyaliran menggunakan cara pemompaan air ke
luar tambang.
2. Dengan Pemompaan. Penyaliran tambang bawah tanah dengan sistem
pemompaan adalah untuk mengeluarkan air yang terkumpul pada dasar “shaf”
atau sumuran bawah tanah yang sengaja dibuat untuk menampung air dari
permukaan maupun air rembesan air bawah tanah.
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Pertambangan adalah nama benda (dalam hal ini nama kegiatannya), tambang adalah
nama tempat, dan penambangan adalah prosesnya
2. Sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada daerah
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke
daerah penambangan.
3. Hal Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang diantaranya adalah
permeabilitas, curah hujan, rencana kemajuan tambang.
4. Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua
yaitu Mine Drainage dan Mine Dewatering

Anda mungkin juga menyukai