Anda di halaman 1dari 102

Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

BAB 3
TEKNIK INSTALASI KABEL RUMAH/GEDUNG (IKR/G)

3.1 Instalasi Kabel Rumah 3.1.1. Material IKR


(I.K.R.) 3.1.1.1. Material Pokok Kabel
Instalasi Kabel Rumah adalah Indoor
persayaratan teknis / standar yang Kabel berisolasi dan
harus diikuti oleh instalatur / berselubung PVC dengan kapasitas ≥
pemasang kabel rumah agar satu pair yang konstruksi, sifat /
mempunyai kesamaan persepsi syarat elektris dan pengkemasannya
tentang instalasi kabel rumah baik sesuai STEL-K-002 atau SII 0612-83
tentang material maupun tata cara
yang benar menurut spesifikasi yang
ditetapkan.

Gambar 3.1 : Kabel dalam rumah (indoor cable)

Soket hubungan antara terminal ke instalasi


Merupakan terminal kabel rumah.
penyambung antara instalasi kabel Jenis Soket
dalam rumah (indoor cable) dengan a. Soket Tanam
perangkat terminal (misal pesawat Adalah soket yang
telepon) sehingga memudahkan pemasangannya ditanam pada
menyambung dan memutuskan dinding tembok

Gambar 3.2.: Soket Tanam

Direktorat Pembinaan SMK 77


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

b. Soket Tempel dinding tembok, kayu, sisi meja atau


bidang vertikal dengan menggunakan
Adalah soket yang sekrup, paku atau lem
pemasanganya ditempel pada

Gambar 3.3 : Soket Tempel


Kotak terminal Batas (KTB) penyambung IKR dengan saluran
Kotak Terminal Batas penanggal dari Kotak Pembagi (KP)
digunakan sebagai tempat

Gambar 3.4 : Kotak Terminal Batas (KTB)


Tray Cable Digunakan pada jalur kabel yang
1) Tray Terbuka dipasang diatas plafond dan dibawah
raised floor

Gambar 3.5 : Tray Terbuka


2) Tray Tertutup Digunakan pada jalur mendatar
dan menurun, menempel pada
78 Direktorat Pembinaan SMK
Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

dinding dalam ruangan dan jalur


mendatar di bawah lantai raised floor

Gambar 3.6 : Tray Tertutup


Pipa instalasi
1) Pipa Lurus 5/8 dari PVC / Besi

Gambar 3.7 : Pipa PVC


2) Pipa Siku 5/8 dari PVC / Besi

Gambar 3.8 : Pipa Siku


Klem Pipa dari Plat Seng / Besi / Plastik

Gambar 3.9 : Klem Pipa


Kotak Sambung Kabel
1) Kotak Lurus (Through Box)

Direktorat Pembinaan SMK 79


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

Gambar 3.10 : Kotak lurus

2) Kotak Siku

Gambar 3.11 : Kotak Siku

3) Kotak Tiga Arah (Tree Box / 3-Way)

Gambar 3.12 : Kotak Tiga Arah


4) Kotak Silang (Intersection Box / 4-way)

Gambar 3.13 : Kotak Empat Arah


5) Kotak Akhir (Terminal Box / 1-way)

Gambar 3.14 : Kotak akhir


3.1.1.2. Material Bantu
Klem Kabel Plastik

80 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

Gambar 3.15 : Klem Kabel Plastik


Klem Kabel dengan perekat
Digunakan pada IKR yang sifatnya temporer

Gambar 3.16 : Klem Kabel dengan Perekat


Sadel untuk Persilangan atau kabel lain maka padda titik
Digunakan pada IKR yang sifatnya silang harus digunakan ssadel
temporer, apabila dalam keadaan persilangan.Persilangan dengan
terpaksa kabel harus menyilang pipa saluran listrik sebaiknya dihindarkan
.

Gambar 3.17 : Sadel untuk Persilangan


Kawat Penarik

Gambar 3.18 : Kawat penarik kabel

Tabel 3.1. Penggunaan masing masing teknik IKR

Bahan
IKR Penggunaan pada
Pelindung
1. TANAM 1. Pipa 1. Dinding :
a. Terminal awal
b. Jalur mendatar
c. Jalur menurun

Direktorat Pembinaan SMK 81


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

3.2. IKR Tanam d. Terminal


Pengukuran akhir instalasi
3.2.1. Persyaratan 2. Lantai :
Jalur mendatar
IKR Tanam dipergunakan pada 3.2.3. Penentuan jalur kabel
2. TEMPEL 1. Tray 1. Dinding :
jalur kabel telepon mendatar dan atau Tujuannya untuk memilih tempat-
a. Terminal awal
jalur vertikal manurun dengan tempat yang baik
b. Jalur didalam ruangan dan memenuhi
menggunakan kabel indoor didalam syarat bagi alur
c. Mendatar kabel.
dibawah plafond
pipa yang ditanam pada dinding Beberapa d. Mendatar hal yanglisperlu
diatas lantai diperhatikan
rumah dalam
e. Jalurmenentukan
cabang/menurun penempatan
ke terminal /
Jarak antara jalur IKR yang pemasangan akhir alur kabel dalam
rumah: :
ditanam sejajar dengan instalasi listrik2. Lantai
PLN sekurang-kurangnya adalah 30 Dibawah Sejauh lantai raised floor
mungkin harus memilih
cm. 3. Koridor :
bagian bangunan yang mudah
Ketinggian jalur IKR tanam Jalurpengerjaannya
mendatar sepanjang koridor
serta rute kabel
4. Plafond :
mendatar dari permukaan lantai sependek mungkin
Jalur mendatar atas plafond dengan tray
dasar rumah sekurang-kurangnya terbuka  Mudah dicapai bila sewaktu-waktu
adalah 30 cm. 2. Pipa diadakan
1. Dinding : pemeliharaan atau perlu
Pada keadaan ruangan yang a. Terminal perbaikan awal
tidak memungkinkan, dalam satu b. Bagian Sejauhatas mungkin
sepanjangalurkoridor
kabeldiatas
harus
rumah dapat digunakan IKR plafond
lurus baik pada posisi horisontal
kombinasi antara Tanam dan Tempel.2. Lantai :
maupun posisi vertikal, kecuali
Pada jalur percabangan, persilangan Dibawah apabila lantai raised floor
terpaksa harus mengikuti
dan atau belokan ke/dari ruangan lain3. Plafond :
bagian bangunan.
harus menggunakan kotak tiga arah, Diatas plafond dengan rangka kayu
kotak silang, dan atau kotak siku. 3.2.4. Pemasangan dan
Tiap titik akhir jalur yang akan penggunaan
diterminasikan dan dipasang soket
telepon harus menggunakan kotak
Berikut ini adalah cara
akhir.
pemasangan pipa pada dinding dan
penggunaan IKR Tanam pada jalur
3.2.2. Tahap Pemasangan kabel telepon dan rumah.
Tahap pemasangan IKR
Tanam adalah sebagai berikut : 1) Cara pemasangan pipa
 Penentuan jalur kabel, lokasi  Lubangi dinding pada jalur yang
soket dan kotak cabang / silang telah ditentukan sedalam ± 3 cm
bila diperlukan dengan lebar 3 cm. pada jalur di
 Pemasangan (penanaman) pipa lantai lubang pipa harus
pada dinding sedalam 5 cm dengan lebar 3
 Penarikan kabel kedalam pipa cm.
 Penyambungan urat kabel pada  Buat lubang unuk penempatan
percabangan kotak lurus pada setiap belokan
 Pemasangan soket tanam seperti gambar di bawah

82 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

Gambar 3.19 : Pembuatan lubang dinding dan lantai untuk menanam pipa

Gambar 3.20 : Penempatan kotak lurus pada setiap belokan


 Masukkan kawat penarik kedalam  Pasang kotak cabang, kotak
setiap pipa yang akan ditanam silang (jika ada), kotak lurus, siku
pada jalur mendatar dan kotak akhir pada tiap terminal
 Masukkan pipa pada jalur lubang akhir.
dan pasang klem untuk menahan.  Tutup dengan adukan pasir
Jarak antar klem penahan ± 100 semen kemudian haluskan
cm. permukaan dengan semen basah

Direktorat Pembinaan SMK 83


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

Gambar 3.21 : Pipa yang akan ditanam

Gambar 3.22 : Pemasangan kotak siku, lurus dan akhir

84 Direktorat Pembinaan SMK


Teknik Jaringan Akses Telekomunikasi

Gambar 2.23 : Instalasi setelah ditutup semen


Pada jalur paralel dengan kabel listrik
PLN, jarak terdekat antara pipa /
soket ± 30 cm

Direktorat Pembinaan SMK 85


Gambar 3.24 : IKR Tanam paralel dengan kabel listrik PLN

2) Penarikan kabel Indoor kedalam pipa


Penarikan kabel kedalam pipa mengikuti cara berikut :

Gambar 3.25 : Pemasukan kabel kedalam pipa jalur menurun


a) Pada jalur menurun pipa b) Pada jalur mendatar kabel
dimasukan langsung kealam dimasukkan kedalam pipa
kabel dari kotak cabang/siku dengan bantuan kawat
atas penarik
Gambar 3.26 : Penarikan kabel kedalam pipa jalur mendatar
3) Penggunaan IKR Tanam
a) Pada Terminal Awal Ketinggian kotak terminasi
Terminasi awal adalah awal dari permukaan lantai
tempat penyambungan IKR sekurang-kurangnya adalah
(pada jalur masuk rumah) 170 cm
dengan saluran penanggal.

Gambar 3.27 : Terminasi awal pada jalur masuk rumah IKR tanam
Terminasi akhir adalah akhir setiap
b) Pada terminasi akhi jalur IKR yang sambungkan ke
soket telepon

Gambar 3.28 : Terminasi akhir IKR Tanam


Pada jalur menurun dan bawah dinding dengan ketinggian
mendatar didalam atau diluar serendah-rendahnya 30 cm dari
ruangan permukaan lantai.
Jalur mendatar dapat Jarak minimum antara
ditanam pada dinding bawah soket dilantai atas dengan
plafond, diatas plafond atau bagian permukaan lantainya adalah 15 cm.
Pada titik percabangan jalur dan kebawah digunakan kotak tiga
mendatar dengan jalur kelantai atas arah
Gambar 3.29 : Jalur menurun dan mendatar IKR tanam

d) Pada jalur antara lantai bawah dengan lantai atas pada rumah
bertingkat

Gambar 3.30 : IKR tanam antar lantai


3.2.5. IKR Tempel  Pemasangan jalur IKR tempel
3.2.5.1. Persyaratan pada dinding harus
 IKR tempel digunakan pada menggunakan pipa atau tray
jalur atas plafond, jalur tertutup
mendatar/ menurun pada  Jalur IKR tempel pada atas
dinding dan pada jalur bawah plafond yang terbuat dari
lantai raised floor atau pada rangka kayu dapat
bagian bangunan rumah yang menggunakan pipa, tray
menggunakan konstruksi tertutup atau jika jumlah kabel
kayu. pair pada satu jalur paralel
lebih dari 6 pair dapat Beberapa hal yang perlu
menggunakan tray terbuka diperhatikan dalam menentukan
 Jalur IKR tempel pada bagian penempatan / pemasangan alur
bawah lantai raised floor kabel dalam rumah :
dapat menggunakan pipa,  Sejauh mungkin harus
tray tertutup atau tray terbuka memanfaatkan bagian
 Dalam satu jalur kabel bangunan yang telah ada dan
dengan pipa tidak boleh terisi mudah pengerjaannya serta
lebih dari 3 pair kabel rute kabel sependek
 Ketentuan lain mengacu pada mungkin.
Persyaratan IKR tanam.  Mudah dicapai bila sewaktu-
waktu diadakan pemeliharaan
3.2.5.2. Tahap pemasangan atau perlu perbaikan.
Tahap pemasangan IKR Tempel  Sejauh mungkin alur kabel
adalah sebagai berikut : harus lurus baik pada posisi
horisontal maupun posisi
IKR Tempel dengan tray vertikal, kecuali apabila
 Penentuan jalur, lokasi soket, terpaksa harus mengikuti
percabangan dan persilangan bagian bangunan untuk
 Pemasangan tray mencapai keserasian
 Penarikan kabel arsitektur.
 Penyambungan urat kabel  Sejauh mungkin
 Pemasangan soket memanfaatkan permukaan
 Pengukuran instalasi kayu dari pada permukaan
tembok / beton atau bahan
IKR Tempel dengan pipa keras lainnya.
 Penentuan jalur dan  Pemasangan alur kabel
percabangan dengan posisi horisontal
supaya dilakukan pada pelipit
 Pemasangan pipa
kayu atau plint kayu,
 Penarikan kabel
sedangkan posisi vertikal
 Pemasangan klem pipa dilakukan pada pintu atau
 Penyambungan urat pojok kamar/ruangan
 Pemasangan soket  Hindari pemasangan alur
 Pengukuran instalasi kabel pada tempat-tempat
yang sering atau mudah
3.2.5.3.Pemasangan dan terganggu
Penggunaan
IKR Tempel dengan tray
Penentuan Jalur Kabel Berikut ini adalah pedoman dan
Tujuan unuk memilih tempat- petunjuk pemasangan tray, teknik
tempat yang baik dan memenuhi penyambungan pada
syarat bagi alur kabel. percabangan, belokan datar
menurun, belokan siku mendatar (a) Jarak antara paku pada tray
dan beberapa contoh yang menempel dinding ± 30
pemasangan tray dalam rungan. cm
Cara Pemasangan tray Pada (b) Jarak antara paku pada tray
jalur lurus menempel dinding yang menempel pada lantai ±
dan pada lantai dibawah raised 70 cm
floor.
Gambar 3.31 : Pemasangan tray pada jalur lurus dinding dan lantai

Penyambungan tray pada belokan menurun-mendatar (sebaiknya)

Gambar 2.32 : Pemasangan tray pada belokan menurun – datar

Penyambungan tray tertutup pada jalur datar menyiku

Gambar 3.33 : Pemasangan tray pada jalur datar menyiku


Penyambungan tray pada belokan mendatar mengikuti tiang rumah
Gambar 2.34 : Pemasangan tray mengikuti belokan tiang rumah

Pencabangan dengan tray

Gambar 2.35 : Tehnik pembuatan jalur cabang dengan tray


b) Penarikan Kabel ± 75 cm. Sisakan ujung kabel
Dengan bantuan pita isolasi kabel sepannag :
indoor ditempatkan sepanjang jalur (1) 20 cm untuk penyambungan ke
tray. Jarak antara pita isolasi soket
pemegang kabel untuk jalur mendatar (2) 25 cm untuk penyambungan
± 60 cm, sedang pada jalur menurun setiap cabang
Gambar 3.35 : Pemasangan kabel pada tray

c) Penggunaan IKR Tempel saluran penganggal. Ketinggian


Dengan Tray. Pada jalur kotak terminal awal dari
masuk rumah (termnal awal permukaan lantai sekurang-
KTB) kurangnya adalah 170 cm.
Terminal adal (KTB) adalah
tempat penyambungan IKR

Gambar 3.36 : Terminasi awal pada jalur masuk rumah lewat plafond
Pada dinding ruangan dibawah plafond atau mengikuti
Tray tertutup dapat dipasang lis dinding atas lantai .
dalam ruangan pada jalur
mendatar pada dinding tepat
Pemasangan tray pada dinding bawah plafond

Gambar 3.37 : Penggunaan tray pada dinding bawah plafond


Pemasangan tray pada atas lis dinding atas lantai

Gambar 3.38 : Penggunaan tray pada lis dinding atas lantai

(3) Pada atas lantai dibawah menggunakan tray tertutup


raesed floor. atau tray terbuka seperti
Instalasi IKR dibawah ini
dibawah rased floor dapat
Gambar 3.39 : Penggunaan tray pada lantai dibawah raised floor
(4) Diatas plafond satu jalur lebih dari 6 pair.
PenggunaanTray diatas Dapat juga dipakai beberapa
plafond hanya dengan jenis pipa dalam satu jalur jika
tray terbuka dan digunakan jumlah pair kabel cukup
jika jumlah pair kabel dalam
banyak sebagai pengganti tray Tray tertutup tidak untuk
terbuka. penggunaan diatas plafond

Gambar 3.40 : Penggunaan tray terbuka di atas plafond


3) IKR Tempel dengan pipa dan beberapa contoh
Pipa tempel dapat pemasangan tray dalam ruangan.
digunakan pada jalur mendatar a) Cara Pemasangan
diatas plafond, dibawah lantai Pada Dinding
raised floor, sepanjang koridor Pipa dipasang menempel
dan pada jalur keatas plafond di langsung kedinding dengan
terminal awal. klem pipa.
Berikut ini adalah Jarak antara klem jika pipa
pedoman dan petunjuk dipasang mendatar adalah ±
pemasangan pipa, tehnik 60 cm. pada pipa yang
penyambungan pada dipasang menurun jarak antar
percabangan, belokan, datar klem ± 75 cm
menurun, belokan siku mendatar

Gambar 3.41 : Pemasangan pipa dengan klem pada dinding


Pada Rangka (kayu) plafond rangka kayu dapat digunakan tray
Pemasangan pipa pada plafond terbuka atau dipakai alternatif jalur
dengan klem pipa yang dipasang IKR lain
pada rangka kayu plafond. Pada
plafond yang tidak menggunakan
Gambar 3.42 : Pemasangan pipa pada rangka kayu plafond
Pada lantai dibawah raised floor pipa. Klem pipa dapat dipasang
Pemasangan pipa pada lantai dengan paku beton atau fischer.
dilakukan langsung dengan klem Jarak antar klem ± 50 cm

Gambar 3.43 : Pemasangan pipa pada lantai


Pembuatan jalur cabang dengan Jalur cabang pada plafond, pada
pipa lantai dan pada koridor dilakukan
Pembuatan jalur cabang dengan pipa seperti gambar dibawah ini.
dilakukan dengan bantuan kotak
cabang tiga arah dan kotak silang.

Gambar 3.44 : Pembuatan jalur cabang dengan pipa tempe l


c) Persilangan dengan kabel Padapersilangan dengan kabel
listrik listrik (PLN) harus dibuatkan jalur
seperti contoh di bawah

Gambar 3.45 : Persilangan dengan kabel listrik


d) Penarikan Kabel Penarikan kabel dari atas plafond ke
Penarikan kabel pada IKR tempel jalur dalam ruangan dapat dilakukan
dengan pipa dilakukan sama seperti contoh berikut :
seperti penarikan kabel pada IKR
tanam.
Gambar 3.46 : Penarikan kabel jalur plafond kebawah
e) Penggunaan IKR tempel denga Pada terminasi awal, jalur masuk
pipa rumah
Berikut ini adalah contoh
penggunaan IKR tempel pipa.
Gambar 3.47 : Penggunaan pipa tempel pada jalur masuk rumah

Pada dinding diatas plafond


Gambar 3.48 : IKR tempel pipa pada dinding atas plafond

Pada rangka atas plafond

Gambar 3.49 : IKR tempel pipa pada atas plafond

Pada lantai dibawah raised floor


Gambar 3.50 : IKR tempel pipa pada lantai raised floor
Instalasi Temporer  Tidak memungkinkan dipasang
Pemakaian kabel indoor dengan pelindung pipa atau
tempel langsung hanya diijinkan tray.
dalam keadaan darurat. Pemasangan Instalasi
Keadaan darurat yang dimaksud temporer dilakukan dengan
disini adalah jika : bantuan klem kabel plastik, klem
 Pemakaian jalur kabel ke kabel dengan perekat atau staple.
pesawat telepon hanya untuk Catatan :
jangka waktu tertentu kurang Pada jalur instalasi temporer yang
dari 1 (satu) bulan dan bersilangan dengan instalasi listrik
PLN harus menggunakan sadel
.
Berikut adalah cara pemasangan instalasi temporer :
Dengan klem kabel plastik/staple

3.51 : Penggunaan klem kabel plastik untuk instalasi temporer


Dengan bantuan klem kabel berperekat

Gambar 3.52 : Penggunaan klem kabel berperekat untuk instalasi temporer


3.2.5.4.Penyambungan Urat benturan Konektor urat kabel tipe UR
Kabel (konektor jagung) untuk 3 urat.
Penyambungan urat kabel 3.2.5.4.1. Penyambungan urat
dilakukan pada titik/jalur percabangan kabel pada IKR
dan persilangan pada IKR dengan dengan pipa
Gambar 3.53 : Penyambungan pada percabangan

Gambar 3.54 : Penyambungan pada persilangan


3.2.5.4.2. Penyambungan urat kabel pada IKR dengan tary tertutup/
terbuka

Gambar 3.55 : Tehnik penyambungan urat kabel pada percabangan dan persilangan

3.2.5.4.3. Terminasi pada dan Soket


Soket Definisi
Soket RJ-11 adalah suatu alat Soket yang mempunyai kapasitas :
penyambung yang merupakan antar 1) Satu saluran disebut soket
muka (interface) dari ujung akhir tunggal
instalasi kabel dalam rumah dengan 2) Dua saluran disebut soket ganda
konektor RJ-11 Jenis Soket
Konektor RJ-11 adalah suatu alat Jenis soket secara umum dibagi
penyambung yang merupakan antar dalam 2 kelompok, yaitu :
muka (interface) dari ujung awal utas 1) Soket RJ-11 tempel
telepon dengan soket RJ-11 Soket RJ-11 tempel digunakan
Utas telepon adalah kabel berurat pada instalasi yang tidak
jamak sebagai penyambung elektris memungkinkan untuk dilakukan
antara pesawat telepon/terminal penanaman soket seperti :
dengan soket RJ-11 melalui konektor a) Pada dinding meja
RJ-11 b) Pada dinding kayu
Terminal Batas adalah terminal c) Pada permukaan lantai
antara (interface) ujung akhir kabel d) Pada pilar kayu
penanggal (dropwire) dengan ujung Dalam hal digunakan soket RJ-11
awal kabel rumah (indoor cable) tempel maka instalasi kabel
Lubang Konektor (outlet dari rumah menggunakan pelindung
soket) adalah lubang tempat kabel, dimana syarat-syarat dan
dudukan atau untuk memasukan ketentuan pelindung kabel
konektor RJ-11 dengan pengunci mengacu pada buku Pedoman
konektor Instalasi Kabel Rumah.
Konektor (plug) adalah unit
penyambung yang merupakan 2) Soket RJ-11 tanam
pasangan dari lubang konektor Soket RJ-11 tanam digunakan
Dudukan pin adalah tempat dudukan pada instalasi yang
kawat pin pada lubang konektor RJ- memungkinkan untuk dilakukan
11 penanaman soket, seperti :
Pin (Kawat pin) adalah kawat-kawat a) Pada dinding tembok
kontak pada lubang konektor RJ-11 b) Pada permukaan lantai
Fungsi Soket c) Pada dinding kayu (double
Yaitu untuk penyambungan antara partisi)
saluran rumah dengan kabel ke Dalam hal digunakan soket tanam,
pesawat.Sebagai terminasi kabel maka instalasi kabel rumah arus
untuk penggunaan pesawat telepon menggunakan kabel pelindung,
secara paralel Sebagai terminasi dimana syarat-syarat dan ketentuan
saluran telepon untuk penggunaan pelindung kabel mengacu pada
pesawat telepon lebih dari satu dalam buku Pedoman Instalasi Kabel
satu gedung/rumah Rumah.
Kapasitas Soket
Konstruksi Soket (outlet).Kotak soket harus
Konstruksi soket RJ-11 terdiri dari dirancang yang artistik dengan
badan soket dan lubang konektor ketentuan ukuran luar :
Maksimum : 80 mm x 80 mm dengan penutup outlet yang dalam
Minimum : 60 mm x 60 mm keadaan tidak terpakai harus selalu
menutup dengan penggerak pegas
1) Soket Tanam lunak sehingga memudahkan untuk
Lubang konektor (outlet) pada membukanya.
soket RJ-11 tanam terletak pada Dimensi dan prototype soket tanam
penutup badan dan dilengkapi seperti pada gambar berikut

Gambar 3.56 : Prototype soket tanam


2) Soket Tempel
Lubang konektor (outlet) pada
soket RJ-11 tempel dapat terletak
pada penutup badan soket atau
bagian sisi dari badan soket.
Dalam hal outlet terletak pada
penutup outlet yang dalam
keadaan tidak terpakai harus selalu
menutup dengan penggerak pegas
lunak sehingga memudahkan untuk
membukanya.
Dimensi dan prototype soket tempel seperti pada gambar berikut
Gambar 3.57 : Dimensi dan prototype soket tempel
Outlet Soket Outlet pada soket harus dilengkapi
Soket RJ-11 dapat dirancang untuk dengan pintu/penutup sedemikian
keperluan 1 atau 2 outlet. Outlet pada rupa sehingga apabila tidak
badan soket harus dilengkapi dengan digunakan akan menutup dengan
pengunci konektor RJ-11 sedemikian sendirinya yang berguna untuk
rupa sehingga apabila konektor RJ-11 melindungi kawat pin dari gangguan
dimasukan segera terkunci dan tidak mekanis/debu
mudah tercabut.

Gambar 3.58 : dimensi outlet pada soket


Konektor RJ 11 Konstruksi konektor mempunyai
Konektor RJ-11 terbuat dari bahan jumlah pin minimal 4 kawat dan harus
plastik transparan (bening) atau disediakan lubang/dudukan pin
sejenisnya yang memenuhi syarat- sebanyak 6 pin (6 pin– 4 kawat).
syarat sebagaimana tercantum dalam Dimensi konektor harus memenuhi
STEL ini. ukuran seperti gambar di bawah ini
Gambar 3.59 : Dimensi konektor
 Nomor pin
Nomor dan penggunaan pin adalah seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.60 : Kontruksi nomor pin


Penyambungan Urat ke Soket  Urat b disambungkan ke
Penyambungan urat kabel ke pin terminal pin no. 4 (L2)
Soket dilakukan sebagai berikut :
Pada soket yang nomor pinnya 1
Pada soket yang nomor pinnya 1 s/d 4 :
s/d 6 :  Urat a disambungkan ke
 Urat a disambungkan ke terminal pin no. 2 (L1)
terminal pin no. 3 (L1)
 Urat b disambungkan ke
terminal pin no. 3 (L2) Kotak Terminal Batas (KTB)
terdiri dari 2 bagian utama, yaitu :
3.2.5.4.4. Terminasi Pada 1) Sisi OPERATOR
Kotak Terminal Adalah batasan sepenuhnya
Batas tanggungjawab OPERATOR
terhadap kondisi instalasi
Kotak Terminal Batas (KTB) kabel.
Pada sisi OPERATOR terdapat
Pada jaringan kabel lokal terminal
yang terakhir adalah Kotak terminal urat kabel yang
berfungsi untuk
Terminal Batas (KTB) dan soket
yang terletak dirumah pelanggan menterminasikan :
a) Kabel saluran penanggal
 Definisi
b) Instalasi Kabel Rumah
Kotak Terminal Batas (KTB)
c) Kabel yang terhubung ke
adalah perangkat terminasi kabel
utas konektor pada sisi
telepon yang dipasang pada rumah
pelanggan
pelanggan telepon dan digunakan
d) Kabel yang terhubung ke
untuk menyambung saluran
soket pada sisi pelanggan
penanggal dari Kotak Pembagi
Sisi OPERATOR dilengkapi
(KP) jaringan kabel lokal dengan
dengan pintu yang hanya dapat
instalasi kabel telepon dalam
dibuka dengan alat khusus
rumah pelanggan.
atau dirancang dengan
 Fungsi Kotak Terminal
menggunakan segel.
Batas : 2) Sisi Pelanggan
1) Pembatas antara Instalasi Sisi Pelanggan adalah batasan
Kabel Rumah pada rumah pelanggan diijinkan
pelanggan dengan saluran memelihara, memeriksa dan
Penanggal pada jaringan kabel memperbaiki instalasi kabel
telepon lokal. rumah.
2) Tempat terminasi awal Instalasi Dalam kondisi normal (operasi)
Kabel Rumah pada rumah maka penyambungan Saluran
pelanggan. Penanggal dengan IKR
3) Tempat terminasi akhir saluran dilakukan dengan memasukan
penanggal dari jaringan kabel utas konektor kedalam outlet
telepon lokal. pasanganya di sisi
4) Tempat penyambungan antara pelanggan.
instalasi kabel rumah pada Pelanggan telepon dapat
rumah pelanggan dengan memeriksa ada tidaknya nada
saluran penanggal dari jaringan pilih dari sentral teleppon
lokal. dengan cara memasukan utas
5) Tempat pemeriksaan ada konektor dari pesawat telepon
tidaknya dial tone (nada pilih) langsung ke outlet yang ada
 Pengoperasian dan cara pada sisi pelanggan.
kerja KTB
Sisi Pelanggan KTB harus dengan sistem modular
dilengkapi dengan pintu sehingga dapat diisi lebih
berkunci dari 2 bh RJ-11.
Cara membuka pintu pada b) KTB mempunyai kapasitas
masing-masing sisi harus 2 pasang, 4 pasang dan 6
independen, tidak boleh saling pasang
bergantung antara satu 4) Dimensi KTB
denganlainya. Dimensi/ukuran luar KTB
3) Kapasitas KTB : tergantung dari kapasitasnya
a) KTB terdiri dari satu atau seperti terlihat pada tabel di
dua pasang outlet dan plug bawah ini.
(RJ-11) yang dirancang

Tabel 3.2. Ukuran dan kapasitas KTB

KAPASITAS 2 SOKET
4 SOKET (mm) 6 SOKET (mm)
UKURAN (mm)

Tinggi 65 s/d 80 105 s/d 120 145 s/d 160

Lebar 120 s/d 150 120 s/d 150 120 s/d 150

Tebal 60 s/d 70 60 s/d 70 60 s/d 70

 Konstruksi KTB
1) KTB harus tahan dan mampu melindungi fungsi terminasi dan
penyambungan dari pengaruh lingkungan
2) Bentuk luar KTB adalah kotak dengan 2 pintu pada bagian depan
Gambar 3.61 : Konstruksi dan bentuk luar KTB
3) Penjelasan gambar : e) Pin (Kawat Pin) adlah kawat-
a) Terminal Kabel adalah kawat kontak pada lubang
baut/ulir tempat terminasi plug
saluran penanggal dan kabel 4) Lubang plug (outlet) dan Utas
rumah dan KTB konektor harus ditempatkan pada
b) Konektor (Plug) adalah sisi pelanggan secara modular
kontak penghubung (male sehingga penambahan saluran
plug) yang merupakan (nomor telepon) dapat dilakukan
pasangan dari lubang plug hanya dengan menambah modul
(outlet) soket dan utas konektor tanpa
c) Lubang plug (outlet dari soket) mengganti KTB.
adalah lubang tempat 5) Jumlah modul soket dan utas
dudukan atau untuk tempat konektor yang dapat ditempatkan
untuk memasukan utas dalam 1 KTB sekurang-kurangnya
konektor dilengkapi dengan 2 (dua) buah.
pengunci plug 6) Soket dan utas konektor adalah
d) Utas Konektor adalah kabel jenis RJ-11 yang sesuai dengan
penghubung konektor (plug) STEL-L-30-1995.
dengan saluran kabel rumah
(IKR)
Pemasangan Terminasi
Pemasangan  Antara Pin nomor 5 dan Pin
 Diusahakan di luar rumah nomor 6 ditandai dengan DP.
 Terlindung dari hujan dan panas  Antara Pin nomor 7 dan Pin
 Mudah dicapai oleh petugas bila nomor 8 ditandai dengan IKR.
mengadakan perbaikan  Penyambungan Terminal
 Tinggi minimum170 cm dari dengan modul RJ-11
permukaan lantai  Pin terminal nomor 1 dan 2
Terminasi KTB dihubungkan dengan kabel utas
 Lubang pemasukan kabel saluran konektor
penanggal dan kabel IKR pada  Pin terminal nomor 3 dan 4
sisi OPERATOR. dihubungkan dengan kabel ke
 Kable Saluran Penanggal outlet
diterminasi pada terminal Sisi
OPERATOR yang disambungkan 3.3. Instalasi Kabel Gedung
ke outlet.
(I.K.G.)
 Kabel Rumah diterminasi pada
terminal Sisi OPERATOR yang 3.3.1. U m u m
disambungkan ke utas konektor.
 Untuk menterminasi urat-urat Dalam bab ini menjelaskan
kabel terlebih dahulu isolasinya tentang material-material perkakas
dikupas dan selanjutnya dipasang kerja/ peralatan yang diperlukan dan
pada sekrup terminal kabel. panduan instalasi saluran kabel
 Kapasitas terminal kabel berikut aksesorisnya pada gedung
sekurang-kurangnya untuk 8 urat bertingkat yang dapat digunakan
kabel dengan dilengkapi dengan sebagai pedoman.
nomor pin terminal 1 s/d 8 dan  Karyawan/staf PT. OPERATOR
dirancang berpasangan sebagai dan pihak ke tiga untuk
berikut : melaksanakan instalasi kabel
 Pin 1 tersambung dengan pin saluran pelangan pada gedung
8 bertingkat serta kebutuhan
 Pin 2 tersambung dengan pin (persyaratan) yang terkait dengan
7 pengembangan/ instalasi saluran
 Pin 3 tersambung dengan pin kabel.
6  Para pengawas atau konsultan
 Pin 4 tersambung dengan pin pengawas, dokumen ini
merupakan buku pegangan dalam
5
memeriksa, mengevaluasi hasil
Pada masing-masing nomor pin
instalasi kabel gedung dan
harus diberi tanda arah hubungan
kelengkapanya (aksesoris).
masing-masing sebagai berikut :
Jumlah kabel yang besar dapat
 Antara Pin nomor 1 dan Pin
diinstalasi pada gedung bertingkat
nomor 2 ditandai dengan Utas
tergantung pada jumlah sambungan
 Antara Pin nomor 3 dan Pin telepon atau terminal lain, sehingga
nomor 4 ditandai dengan Outlet dapat merupakan suatu jaringan
telepon tersendiri didalam gedung 1) Untuk kabel rumah
bertingkat, karena itu perlu membuat berkapasitas 1 pasang (kabel
ketetapan tentang sistem pembagi tersier) digunakan indoor
saluran pada gedung bertingkat. cable yang sesuai dengan SII
nomor 0612-82 (STEL-K-002)
Definisi 2) Untuk kabel printer dan
 Standar dari Instalasi kabel sekunder dalam gedung yaitu
gedung (IKG) adalah standar dan kabel dari KPU ke KPA dan
sistem instalasi kabel dengan kabel dari KPA ke KP
aksesorisnya pada gedung digunakan indoor cable yang
bertingkat. sesuai dengan SII-0709-83
 Gedung bertingkat adalah suatu atau SII-0710-83.
gedung permanen yang memiliki
lebih dari 3 lantai termasuk lantai Aksesoris Kabel
basement, yang kepemilikan dan Kelengkapan kabel yang
pengelolaanya (management) di digunakan dalam IKG adalah :
bawah perusahaan, peroarangan 1) Rangka Pembagi Utama (RPU)
atau suatu organisasi atau Kotak Pembagi Utama
(KPU) lengkap dengan terminal
Singkatan bloknya.
 IKG : Instalasi Kabel Rangka/Kotak Pembagi Utama
Gedung adalah suatu kerangka besi atau
 IKR : Instalasi Kabel kotak yang berupa lemari yang
Rumah dilengkapi dengan blok-blok
 PVC : Poly Vinyil terminal yang dibuat khusus untuk
Chloride menterminasikan kabel pencatu
 RPU : Rangka dari luar gedung dengan kabel
Pembagi Utama yang menuju KPA/KP.
 DP : Distribution Point (Kotak 2) Kotak Pembagi Antara (KPA)
Pembagi) lengkap dengan terminal
 KPA : Kotak Pembagi bloknya.
Antara Kotak Pembagi Antara (Cross
 KPU : Kotak Pembagi Connection Point) adalah suatu
Utama kotak berisi terminal bloks yang
 PE : Poly Ethilen berfungsi sebagai tempat
terminasi kabel dari Kotak
Pembagi (KP) dengan Kotak
3.3.2. Material Pembagi Utama (KPU).
3) Kotak Pembagi (KP) lengkap
Material Utama dengan terminal bloknya.
 Kabel Kotak Pembagi (Distribution
Kabel yang digunakan adalah Point) adalah suatu kotak berisi
kabel yang sesuai dengan terminal blok yang dipakai untuk
ketentuan spesifikasi yaitu : terminasi kabel/saluran rumah
yang menuju kepesawat telepon  Klem kabel Plastik (Plastik
dengan saluran dari Kotak Cable Clamp) adalah suatu klem
Pembagi Antara atau dari Kotak yang terbuat dari bahan plastik
Pembagi Utama. dengan paku beton. Klem ini
KP yang digunakan harus sesuai digunakan untuk menjepit kabel
dengan spesifiksi PT. OPERATOR pada dinding gedung atau tempat
STEL-L-004 (misal STEL-L- lain.
004/R.2.C yaitu spesifikasi untuk  Klem Kabel dengan Perekat
Kotak Pembagi Plastik yang adalah suatu plat aluminium
dilengkapi dengan terminal) dengan 2 pasang klip yang pada
4) Batang dan kawat tembaga bagian belakangnya berperekat
Digunakan untuk keperluan 5) Penjepit Kabel (Phinchers
sistem pengardean / pentanahan Cable) adalah suatu aksesoris
kabel yang terbuat dari plat baja
Material Bantu yang dipakai untuk menginstal
kabel pada rangka plat besi.

Gambar 3.62 : Penjepit kabel (phinchers cable)

 Pipa Pelindung Tembus Dinding untuk melindungi saluran kabel


(Wall Penetrated of Protector yang menembus dinding tembok
pipa) adalah suatu pipa plastik atau kayu agar kabel tidak
atau pipa procelain yang dipakai rusak/cacat
Gambar 2.63 : Pipa Pelindung Tembus Dinding
 Sadel Persilangan (Crossing Alat ini digunakan untuk
Saddle) adalah suatu instrumen mengukur tahanan isolasi kabel,
plastik / isolasi yang urat a terhadap ground, urat b
dipergunakan sebagai tempat terhadap ground dan urat a
menginstal kabel OPERATOR terhadap b.
yang posisinya bersilangan  Earth Terter (GroundingTester)
dengan kabel listrik Alat ini digunakan untuk
 Pipa/tray untuk slur kabel mengukur sistem grounding (nilai
 Pipa fleksibel tahanan pentanahan)
 Kotak kontrol
3.3.4. Pedoman Instalasi
3.3.3. Peralatan
Sistem Pembagi (Distribution
Peralatan Kerja Phisik System)
 Peralatan Utama  Tujuan dari pembagian /
1) Katrol (Catrol) pendistribusian kabel adalah :
2) Tangga lipat (Portable Ladder) 1) Untuk mempermudah dan
3) Tool kits mengidentifikasikan
4) Insertion tools di KPU dan perencanaan kerja, instalasi
KPA dan administrasi
 Peralatan Bantu 2) Untuk mempermudah
1) Tambang Plastik (Plastik pemeliharaan dan mencoba
Rope) penanganan gangguan.
2) Tambang baja (Steel Rope)  Jenis Sistem Pembagi
Sistem pembagi kabel pad
Peralatan Kerja Elektrik gedung bertingkat dapat
 Digital Multi Tester (AVO Meter) dilakukan dalam 2 cara :
Alat ini digunakan untuk 1) Berdasarkan Struktur Jaringan
mengukur kontinuitas kabel. dalam gedung
 Insulation Tester
a) Distribusi Type 1
Distribusi dari KPU (Kotak Pembagi
Utama) ke KP (Kotak Pembagi) dan
langsung ke soket telepon

Gambar 3.64 : Struktur Jaringan Distribusi Kabel Tipe 1


Distribusi kabel type 1 ini umumnya b) Distribusi Type 2
digunakan untuk gedung yang Distribusi dari KPU, KPA, KP dan
mempunyai 4 (empat) lantai atau langsung ke soket telepon
kurang dimana lintasan alur kabel
vertikal dari RPU/KPU menggunakan
pipa PVC.

Gambar 3.65 : Struktur Jaringan Distribusi Kable Type 2


Keterangan :
1. Kabel Saluran dari Luar gedung.
2. Rangka Pembagi Utama (RPU)
3. Poros Kabel (Cabel Shaft)
4. Bundel Kabel
5. Lintasan Alur Kabel (Cable Path)
6. Kotak Pembagi (KP)

Gambar 3.66 : Distribusi kabel tipe 1


Keterangan :
1. Kabel Saluran dari Luar gedung.
2. Rangka Pembagi Utama (RPU)
3. Poros Kabel (Cabel Shaft)
4. Jalur kabel (Runway)
5. Kotak Pembagi Antera (KPA)
6. Lintasan Alur Kabel (Cable Path)
7. Kotak Pembagi (KP)
Gambar 3.67 : Distribusi kabel tipe 1
2) Berdasarkan kondisi struktur  Pada gedung lantai terbuka
gedung bertingkat
Pada setiap lantai tidak harus sebuah KPA dapat mencatu KP pada
dipasang KPA tergantung jumlah beberapa lantai diatasnya.
kebutuhan telepon tiap lantai, jadi

Gambar 3.68 : Distribusi IKG pada gedung lantai terbuka


 Pada lantai gedung berdinding / Dalam satu gedung bertingkat
partisi mempunyai lebih dari satu Kotak
(1) KPU Terdistribusi Pembagi Utama (KPU) untuk
mencatu pesawat telepon pada setiap
ruangan diatasnya.
Gambar 3.69 : Distribusi IKG pada gedung KPU terdistribusi
(2). KPU Terkonsentrasi Pembagi Utama (KPU) semua
Dalam satu gedung bertingkat pesawat telepon dalam gedung
hanya memiliki sebuah Kotak dicatu dari KPU tersebut
Gambar 3.70 : Distribusi IKG pada gedung KPU terkonstentrasi
 Kabel Saluran Pada Gedung
Bertingkat
Instalasi kabel pada gedung Untuk menambah instalasi
bertingkat selalu memili 2 posisi kabel di dalam cerobong kita
kabel, yakni posisi secara vertical dapat memakai papan kayu
dan posisi secara horizontal. atau plat besi berlubang
(Rellogam atau Run Way
1) Posisi Vertikal Cable dengan lebar yang
Kabel vertical pada gedung sama dengan lebar
bertingkat umumnya melalui cerobong).
suatu cerobong atau poros Untuk memperkuat instalasi
persegi / bulat menggunakan kabel pada cerobong, perlu
beberapa pipa PVC / pipa digunakan skrup atau paku
baja. plastic. Instalasi plat besi
Cerobong / poros tersebut berlubang harus memakai
dibuat pada saat yang sama kaki./ penyangga dari besi.
dalam membangun gedung Untuk mencegah beban kabel
bertingkat. yang terpusat pada satu titik,
Poros (pipa PVC atau pipa cerobong boleh lebih dari satu
baja) dapat ditanam di dalam dengan berbagai jumlah kabel
dinding atau ditempel pada yang diinstalasi.
permukaan dinding.
Contoh Run Way Cable seperti gambar dibawah ini

Gambar 3.71 : Runway cable vertikal


Gambar 3.72: Cerobong yang ditanam dengan papan kay untuk penambatan
pemasangan kabel
Persyaratan penting lainnya prakteknya, tiap lantai telah dibikin
adalah panjang maksimum kabel lubang kontrolnya. Kegunaan dari
yang ditarik, dalam pipa adalah 15 lubang kontrol ini adalah sebagai
meter, apabila jumlah kabel yang tempat pertemuan kabel dan
ditarik dalam pipa melebihi 15 meter pendistribusian kabel. Karena itu,
maka jumlah kabel yang akan ditarik diperlukan kotak pertemuan /
didalam pipa perlu dikurangi. Untuk percabangan kabel dan/atau kotak
lebih jelasnya lihat table 2-1. persilangan antara kabel vertical dan
Pipa vertical memerlukan kabel Horizantalnya
lubang kontrol (sejenis handhole)
pada tiap interval 15 meter. Pada

Tabel 3.3. Jumlah maksimum kabel yang dapat ditarik dalam sebuah pipa

Diameter Jumlah Kabel Yang Dapat Ditarik


Pipa Keterangan
(mm) 2” 3” 6” 10” 20” 40” 60” 100”
20 3 2 1 1 - - - - *)
Sebaiknya
25 6 4 3 2 1 1 - - dipakai
30 10 8 4 3 2 1 1 - kabel
besarnya
50 *) *) *) *) 5 3 2 1

1) Instalasi melalui platfon


 Posisi Horizontal Kabel multipair dapat
Pada dasarnya,kabel horizontal diinstalasi :
adalah kabel saluran cabang  Secara langsung pada plafon
(pencabangan dari rute vertical / beton dengan klem kabel
utama).  Memakai papan kayu untuk
Instalasi kabel horizontal dapat penempatan kabel.
dilakukan dalam 3 (tiga) cara  Menggunakan pipa PVC / pipa
sebagai berikut : baja.
 Menggunakan plat besi berlobang
sebagai kabel penyangga kabel

Gambar 3.73 : Pemasangan jalan kabel horizontal pada plafond

Instalasi pada lantai. kabel dipasang plat besi untuk


a) untuk mempermudah pekerjaan tempat menumpangnya dengan
terminasi kabel pada KP dinding, jarak interval ± 30 cm.
maka pembuatan alur pada lantai c) Kabel-kabel diatur letaknya
sedapat mungkin berdekatan dengan rapi kemudian diikat satu
dengan dinding. dengan yang lainya padabesi
b) Untuk menghindari dari pengaruh penyangga dengan tali nylon atau
lembab dan air, maka pada alur rami

Pandangan Depan Pandangan Atas


Gambar 3.74 : Pemasangan jalan kabel horizontal pada lantai
dengan beberapa cara yaitu
:
3) Instalasi kabel horizontal o Kabel diinstal langsung pada
dengan plin / list lantai. dinding dengan menggunakan
Selain cara diatas terdapat klem plastic.
cara lain menempatkan kabel o Meletakkan papan kayu untuk
horizontal yang disebut pemasangan kabel.
“PLIN”. o Menginstal duct pada plin,
Plin adalah bagian bawah selain kabel telepon yang
dari dinding yang dibatasi dapat ditarik kabel untuk
oleh lantai. tujuan lain.
Kabel horizontal dengan
cara plin dapat dilakukan

Gambar 3.75 : Kabel horizontal dengan cara “PLIN” (papan kayu)

Gambar 3.76 : Kabel horizontal dengan cara “PLIN” (duct)


3.3.5. Pemasangan / instalasi & kabel yang digunakan.
 Jenis kabel yang digunakan :
Kabel rumah pada gedung bertingkat yang digunakan adalah
kabel PVC dengan diameter urat = 0,6 mm.
Berdasarkan lokasi dari instalasi, jenis kabel dapat
dikategorikan menjadi 3 jenis :
1) Kabel dari KPU ke KPA (Rangka Pembagi Antara)
menggunakan kabel dengan spesifikasi SII-0709-83 atau SII-
0710-83 (kabel PVC berisolasi dan berselubung PVC).
2) Lokasi antara KPU - KP atau KPA - KP. Menggunakan kabel
dengan spesifikasi SII-0709-83 atau SII-0710-83
3) Lokasi antara KP – Pesawat (soket) menggunakan kabel
sesuai dengan spesifikasi SSI.0612-82 (salura n tyelpon
rumah berisolasi dan berselubung PVC).

 Ketentuan-ketentuan Teknis
1) Kabel-kabel yang dipasang dengan titik terminal harus utuh,
yang berarti tidak boleh ada sambungan. Umpamanya antara
KPU dan KPA, antara KPA dan KP atau antara KPU dan KP.
2) Kabel-kabel harus dibundel rapi dengan klem-klem kabel
(diikat) dan diatur, sehingga kabel-kabel yang keluar dari
bundle menuju ke salah satu terminal (KPA, KP) tidak
menyilang kabel yang jalannya lurus.
3) Perencanaan dan pemasangan kabel pada gedung bertingkat
supaya diatur agar tiap lantai mendapat 1 kabel tersendiri
dengan kapasitas yang sesuai dengan permintaan
sambungan pada lantai yang dimaksud. Misalnya tiap lantai
diperlukan 50 sambungan telepon, maka untuk tiap lantai
dipasang sebuah kabel berkapasitas 60 pair, dengan demikian
tidak ada sebuah kabel mencatu beberapa lantai.
4) Pengaturan pemasangan kabel seperti tersebut diatas akan
mempermudah pemasangan, sehingga jalan kabel dapat
disusun lebih rapi, menyederhanakan dan mempermudah
pencatatan yang berakibat mempermudah mencari gangguan.

Pemasangan kabel
1) Pemasangan kabel untuk mudah dan amannya dimulai dari atas
ke bawah.
2) Pekerjaan pemasangan/ menurunkan kabel ke bawah dibatasi
sampai sepanjang 5 lantai untuk menghindari kerusakan-
kerusakan pada kabel dan mempermudah pengaturan letak kabel.
3) Apabila gedung yang dimaksud lebih dari 5 lantai, pemasangan
kabel perlu dilaksanakan secara bertahap
4) Tahapan kegiatan cara pemasangan kabel pada gedung
bertingkat. Misalnya :
Tahapan kegiatan untuk gedung bertingkat 10 secara kronologis
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Haspel kabel ditempatkan dilantai 10 (lantai teratas), lantai 9,
lantai 8, lantai7 dan lantai 6, diatas lobang cerobong atau pada
tempat yang diperkirakan kabel mudah dan aman untuk ditarik.
b) Sebelum kabel digelar ke dalam cerobong perlu diberi tanda
dengan label yang menyebut nomor dimana kabel tersebut
akan diterminasi.
c) Kabel yang diturunkan dari lantai 10 setelah mencapai lantai 5
digulung sepanjang jarak dari lantai 5 sampai lantai dasar
dimana RPU ditempatkan.
d) Selanjutnya kabel dari lantai 9 dikerjakan seperti halnya kabel
dari lantai 10 demikian seterusnya untuk tiap-tiap lantai sampai
dengan lantai 6.
e) Mulai dari lantai 5 kabel yang diturunkan menjadi 2 buah yaitu
kabel yang digulungkan dari lantai 10 dan kabel untuk lantai 5
sendiri.
f) Demikian juga untuk lantai 4, lantai 3, lantai 2, dan lantai 1
dikerjakan hal yang sama.

5).Pengaturan kabel pada cerobong :


Dapat dikerjakan dengan beberapa cara misalnya
a) Satu lapis dengan 10 jajaran kabel.
b) Dua lapis dengan 5 jajaran
kabel.
Pengaturan letak kabel seperti tersebut diatas tergantung kepada
bentuk / luas tempat penambatan (cerobong, papan penambatan),
besar dan jumlah kabel yang dipasang
Gambar 3.77. Penarikan kabel gedung berlantai 10
3.3.6. Penempatan KPU, KPA &  Tempat yang dimaksud harus
KP dan Terminasi bebas dari kembaban dan
3.3.6.1. Lokasi Penempatan debu.
dari KPU, KPA dan KP.  Dinding ataupun sekat pada
tempat tersebut tidak pernah
Penempatan Kotak Pembagi Utama, lagi akan dibongkar / dirubah.
Kotak Pembagi Antara dan Kotak
Pembagi sebaiknya direncanakan 3.3.6.2. Rangka Pembagi
dulu dan perlu dirundingkan dengan Utama (RPU)
tehnisi dari PLN dan Bangunan / Pada gedung bertingkat yang
pemilik gedung untuk mendapatkan menggunakan PABX atau PBX,
kesepakatan bersama. dianjurkan menggunakan RPU.
 Ketentuan-ketentuan umum Setiap gedung bertingkat dalam
untuk lokasi RPU, KPA dan KP 1 kampus atau 1 lokasi mempunyai
adalah sebagai berikut : KPU sendiri dalam tiap gedung.
 Menjamin keselamatan bagi  Bentuk / model Rangka
orang-orang dan petugas Pembagi Utama
yang bekerja. Pada prinsipnya bentuk atau
 Lokasi berada pada pusat model RPU ada 2 (dua) yaitu :
distribusi.  RPU model setandard
 Cukup terang. (berdiri diatas lantai). Model
 Jalan masuk ke tempat yang ini biasanya mempunyai
dimaksud harus mudah kapasitas yang besar (lebih
terutama bagi petugas yang dari 1000 nomor).
bekerja, tapi harus terpisah  RPU model dinding
dari jalan umum. (dipasang pada dinding).
Model ini mempunyai
kapasitas yang lebih kecil
(kurang dari 1000 nomor)

Gambar 3.78. Rangka Pembagi Utama (RPU)


Gambar 3.79. Kotak Pembagi Utama (KPU)

 System transmisi pada RPU sedang pada jalur


1) Kabel-kabel yang terminal blok sisi kanan
diterminasikan pada RPU diterminasikan kabel
adalah: pembagi ke KPA, atau KP
a. Kabel-kabel dari yang diterminasi pada
jaringan kabel PSTN kanan atas.
(kabel primer atau 4) Jumper dari sisi PIN
kabel sekunder). Incoming (PSTN) ke PIN
b. Kabel-kabel pembagi Out Going (KPA dan /
ke KPA. atau KP) harus
c. Kabel distribusi menggunakan jumper
langsung ke KP. wire.
2) Dalam hal RPU
mempunyai jalur terminal 3.3.6.3. Kotak Pembagi
blok vertical dan Antara (KPA)
horizontal, maka kabel
catu (kabel dari jaringan  Bentuk / model Rangka
PSTN) diterminasikan Pembagi Antara.
pada jalur terminal Bentuk KPA hanya ada satu
vertical, sedang kabel model yaitu model dinding,
pembagi ke KPA pada oleh karena kapasitas KPA
jalur terminal blok pada umumnya kecil (kurang
horizontal. dari 1000 nomor).
3) RPU hanya mempunyai  Cara terminasi pada KPA
jalur terminal blok vertical Kabel dari KPU dan kabel
saja. Maka kabel catu pembagi ke KP akan
diterminasikan pada jalur diterminasi ke KPA.
terminal blok sisi kiri,
Kabel dari KPU diterminasi ke jenisnya, yang digunakan oleh
sisi kiri terminal blok vertical, PT.OPERATOR adalah yang
dan kabel pembagi ke KP di sesuai dengan spesifikasi
terminasi ke sisi kanan PT.OPERATOR.
terminal blok vertical. Cara terminasi pada
Jumper dari PIN sisi incoming Kotak Pembagi
(dari KPU) ke PIN sisi out  kabel catu dari KPA
going (ke KP) menggunakan diterminasikan pada sisi kiri
kabel jumper. dari terminal blok KP, sedang
pada sisi kanan nantinya
3.3.6.4. Kotak Pembagi akan diterminasikan saluran
(KP) rumah yang menghubungkan
pesawat-pesawat telepon
Bentuk / model Kotak pelanggan.
Pembagi  Pada KP yang berkapasitas
besar dan terdiri atas lebih
Seperti halnya KPA Kotak dari 1 (satu) terminal blok
Pembagi juga bermacam

Gambar 3.80 : Kotak Pembagi (KP)

 Kabel catu dari KPA 3.6.5. Instalasi Dalam


diterminasikan ditengah (berarti Ruangan
di sisi kanan dari terminal blok
No. 1 dan di sisi kiri dari  Adalah kabel distribusi yang
terminal blok No. 2). ditarik dari KP ke pesawat
 Sedang di sisi luar nantinya telepon atau terminal lainya.
akan diterminasikan saluran  Material yang digunakan,
rumah yang menghubungkan tatacara instalasi mengacu
pesawat-pesawat telepon.
 pada pedoman Instalasi Kabel
Rumah (IKR). 3.3.7. Sistem pertanahan
PIN kabel distribusi dan kabel
 Maksud dari system power.
pertanahan ini agar perangkat 
dapat bekerja sesuai dengan 3.3.7.1. System pentanahan
ketentuan teknis dan aman pada RPU / KPU :
bagi perangkat maupun bagi
petugas serta bagi pemaakai Dalam KPU system
jasa terhadap tegangan lebih pentanahan harus disambungkan
yang membahayakan. ke Cooper Rod dengan nilai
 Hal ini diperlukan tahanannya kurang dari 3 Ohm.
pemasangan system  Terdiri dari 3 batang elektroda
grounding dalam gedung, (COOPER ROD) masing-
grounding dalam gedung masing panjangnya 200 cm.
harus sesuai dengan STELL-  Jarak ideal antara batang
11 dan dipasang pada setiap elektroda adalah 10 meter.
titik sambungan kabel atau Sambungkan dari system
PABX. grounding ke Cooper Rod
 Untuk IKG bagian yang harus menggunakan kabel tembaga
ditanahkan adalah RPU/KPU, yang terdiri 7 urat dengan
sedangkan pada KPA dan KP diameter 0,7 mm (BC=50 mm 2
dianjurkan untuk ditanahkan. – 60 mm2) dibungkus dengan
 Nilai dari tahanan pentanahan isolasi berwarna kuning
maksimal sebesar 3 Ohm. bergaris hijau dan harus di
 Terminasi kabel grounding solder.
tidak boleh disatukan dengan
Gambar 3.81. Pemasangan pentanahan pada IKG
 SII – 0612 – 82 (STEL – K – 002)
Adalah spesifikasi kabel untuk
3.3.8. Struktur Kabel RUmah saluran rumah (indoor cable) yang
(Indoor cable) trerdiri dari 2 (dua) urat tembaga
3.3.8.1. Jenis Kabel Rumah dengan diameter 0,6 mm, berisolasi
dan berselubung PVC.

Gambar 3.82. penampang indoor cable kapasitas 1 pair


 SII – 0709 – 83 (STEL – K – 002) kapasitas 2 s/d 100 pair, penghantar
Adalah spesifikasi kabel telepon dari tembaga lunak dengan diameter
dalam rumah (indoor cable) berisolasi 0,6 mm
dan berselubung PVC mempunyai
Gambar 3.83. indoor cable tanpa pelindung elektris
 SII – 0709 – 83 (STEL – K – 002)
Adalah spesifikasi kabel telepon
dalam rumah (indoor cable)
berpelindung elektris (lapisan
alumunium), berisolasi dan
berselubung PVC mempunyai
kapasitas 2 s/d 100 pair, penghantar
dari tembaga lunak dengan diameter
0,6 mm.
Gambar 3.84. indoor cable dengan pelindung elektris
Bahan Dan Fungsi Lapisan
Kabel :
 Urat Kabel Dengan  Sebagai pembungkus
Isolasio PVC dan isolator antar
 Sebagai penghantar penghantar
yang menyambungkan  Pita Pelilit / Pengikat
terminal dengan sentral Kode Warna
 Terbuat dari bahan  Terbuat dari bahan
tembaga lunak hasil kompon polyethene
proses annealing dan  Untuk mempermudah
memenuhi persyaratan perhitungan kabel
sebagai berikut :  Pembungkus Inti Kabel
1) Merata kualitasnya  Untuk pembungkus inti
2) Berupa kawat padat kabel dipergunakan pita
bulat, mengkilap dan non higroscopis yang
bersih terbuat dari bahan
3) Bebas dari segala polyproliline, kertas,
cacat kain katun atau
4) Harga tahanan urat sejenisnya (plastic
kabel harus sesuai transparans dan bahan
dengan diameternya. lain yang sesuai.
 Isolasi Dipasang secara
 Terbuat dari bahan longitudinal atau
kompon Bahan Poly dibelitkan secara
Vinyl Chloride PVC tumpang tindih
plastic sejenis. secukupnya.
 Fungsi:
1) Untuk membalut inti Antar masing-masing
kabel supaya bulat, padat penghantar besarnya
2) Sebagai bantalan tahanan isolasi minimum
antara urat kabel dan adalah 100mΩ/km dengan
lapisan alumunium tegangan 500 Volt DC pada
3) Sebagai pelindung suhu 20oC.
urat kabel saat pembuatan  Kapasitansi Bersama
selubung Nilai kapasitansi bersama
maksimum 120 nF/km yang
 Lapisan Alumunium Foil diukur pada frekuensi 800
 Bahan pita aluminium hz.
polos yang mempunyai  Ketidak Seimbangan
ketebalan ± 0,08 mm Kapasitansi
berlapis poly-Ethelene Nilai ketidask seimbangan
pada kedua sisinya. kapasitansi tidak boleh
Dibelitkan secara melampaui ketentuan-
helical pada inti dengan ketentuan sebagai berikut :
tumpang tindih.  Nilai antar 2 pasang
 Sebagai pelindung dalam empatan
elektris terhadap maksimum = 300 pF
induksi tegangan asing. dan 5% hasil ukur boleh
 Kulit Kabel / Selubung melampaui 300 pF
PVC tetapi harga maksimum
 Bahan Poly Vinyl = 500 pF.
Chloride (PVC)  Nilai antar 2 pasang
 Fungsi : pada empatan yang
1) Sebagai pelindung berbeda = 100 pF
kemungkinan  Tegangan Tembus
masuknya air Isolasi dari setiap
2) Sebagai bantalan penghantar terhadap
pada waktu penghantar lainya harus
penarikan tahan terhadap tegangan
 Warna selubung adalah tembus 800 volt pada
abu-abu frekuensi 50 Hz selama 1
menit.
 Susunan Urat Kabel
3.3.9. Sifat-Sifat Kelistrikan:
 Setiap penghantar
 Tahanan Penghantar dibungkus dengan
 Maksimum adalah 65 isolasi PVC berwarna
Ω/km pada suhu 20oC  Dua penghantar
 Tahanan Isolasi berisolasi dipilin
bersama-sama
membentuk satu  Tiga quad dipilin
pasangan (pair) urat menjadi satu
kabel membentuk kabel
 Empat penghantar dengan kapasitas 6
berisolasi dipilin pasang
bersama-sama  Lima quad berurutan
membentuk satu dari nomor 1 s/d 5
empatan (quad) yang dipilin bersama-sama
simetris membentuk satuan
 Satu quad membentuk dasar 10 pair/pasang
inti kabel berkapasitas 2  Sejumlah satuan dasar
pasang dipilin menjadi satu
membentuk inti kabel

Gambar 2.85. Satuan dasar 10 pair


 Pita Pengikat Kode Warna satuan dasar, maka
 Setiap saluran dasar pengikat satuan dari
diikat dengan pita inti kabel adalah
warna (pita pengikat berwarna putih
kode warna)  Warna Isolasi
 Warna pita :  SII – 0612 – 82 :- Urat
1) Warna awal Urat a = Putih
(petunjuk) pada Urat b = Hitam
setiap lapisan  SII – 0709 – 83 dan SII
adalah warna merah – 0710 - 83 :
2) Warna berikutnya Warna isolasi dalam
adalah putih dan satuan dasar adalah
kuning secara sebagai berikut :
bergantian
3) Bila inti kabel hanya
terdiri dari satu
3.3.10. Kapasitas kabel

Gambar 2.86. Kapasitas indoor kabel


3.3.11. Kode pengenal kabel
 SII-0612-82
R V (Pe) V n x 2 x 0,6  Panjang standar dalam
Dimana: satu rol adalah 500 m
R = kabel rumah dengan  Pada pita pembungkus
penghantar tembaga harus tercetak data-
(Cu) data berikut:
V = isolasi PVC 1) Kode pengenal
V = Selubung PVC kabel
Pe = Pelindung elektris 2) Nomor spesifikasi
(lapisan aluminium) 3) Diameter
N X 2 = kapasitas (pair) penghantar
0,6 = diameter (mm) 4) Tanda pengenal
Contoh : produsen dan
 SII-0612-82(STEL-K-002) tahun pembuatan
 R V V 1 x 2 x 0,6 5) Panjang kabel
Menyatakan saluran rumah (dalam meter)
berkapasitas 1 pair dengan  SII-0709-83
penghantar tembaga  Panjang standar
berdiameter 0,6 mm, dalam satu haspel:
berisolasi dan berselubung 1) Kapasitas 2, 6, dan
PVC. 10 pasang adalah
 SII-0709-83 250 m
 R V V 60 x 2 x 0,6 2) Kapasitar 20 s/d
Menyatakan saluran rumah 100 pasang adalah
multi pair berkapasitas 60 500 m
pair dengan penghantar  Pada pita
tembaga berdiameter 0,6 mm pembungkus harus
berisolasi dan berselubung tercetak data-data:
PVC. 1) Kode / tanda
 SII-0701-83 pengenal kabel
 R V (Pe) 100 x 2 x 0,6 2) Nomor standar /
Menyatakan saluran rumah spesifikasi
multi pair berkapasitas 100 3) Tanda pengenal
pair dengan penghantar produsen dan
tembaga berdiameter 0,6 tahun pembuatan
mm, berisolasi pvc 4) Panjang kabel
mempunyai pelindung (dalam meter)
elektris pita alumunium 5) Berat kotor ( dalam
berselubung PVC. kg)

3.3.12. Pengkemasan
6) Arah panahan membentuk satuan kapasitas
yang menunjukan dasar.
arah putaran kabel  Blok Terminal
7) Tanda awal dan Adalah kumpulan terminal
akhir gulungan. yang sudah tersusun pada
 Pada setiap ujung kabel penggenggam terminal dan
harus ditutup dengan membentuk satuan kapasitas
penutup ujung (End Cap)
3.3.13.2. Macam-Macam Blok
3.3.13. Teknik Terminasi Terminal
indoor cable
 Ditinjau dari Kapasitasnya
3.3.13.1. Pengertian / Definisi Blok terminal dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis antara
 Terminasi lain :
Adalah suatu upaya dalam  Blok Terminal Kapasitas
menyambungkan beberapa 1x2
bagian jaringan kabel yaitu Blok terminal jenis ini sering
kabel primer, kabel sekunder, dipakai sebagai penghubung
saluran penanggal dan antara saluran penanggal dan
saluran rumah dengan saluran kabel dalam rumah
menggunakan terminal yang sehari-hari dikenal
kabel sehingga terbentuk dengan sebutan “Terminal
suatu system jaringan kabel Blok (TB)”. Dalam system
lokal yang menganut pola IKR/G
 Terminal Kabel posisi dan fungsi dari blok
Adalah suatu terminal kapasitas 1 x 2
bahan konduktor yang diganti oleh “Kotak Terminal
berfungsi sebagai tempat Batas (KTB)” yang
menyambungkan kabel mempunyai kapasitas 1 x 2
masukkan (input) dan kabel s/d 6 x 2
keluaran (output).  Blok Terminal Kapasitas
 Penggenggam Terminal 10 x 2 dan Kapasitas 20
Adalah suatu x2
bahan isolator listrik yang Blok terminal jenis ini sering
berfungsi sebagai dipakai pada Kotak Pembagi
penggenggam terminal kabel, (KP) dan spesifikasi sesuai
sehingga terminal-terminal dengan STEL-L-004 dan
kabel tersebut tersusun STEL-L-005 (missal LSA plus)
dengan rapih dan tidak  Blok Terminal Kapasitas
bersinggungan antara satu 25 x 2
dengan yang lainya serta
Blok terminal jenis ini sering primer atau kabel skunder
dipakai pada Rangka dengan sistem patri/solder.
Pembagi Utama (RPU) 2) Saluran keluaran bersifat
Sentral Lokal EMD yang fleksibel yang terhubung
didalamnya dillengkapi dengan kawat sambungt
dengan alat pengaman (jumper wire) dan
berupa fuse dan arrestor / terminasinya dengan
penangkal petir sekrup atau tekan sisip.
 Blok Terminal Kapasitas
50 x 2  Ditinjau dari Cara
Blok terminal jenis ini sering Menambatkan Urat Kabel
dipakai pada Rangka Blok terminal dapat dibedakan
Pembagi Utama (RPU) menjadi 3 macam yakni:
Sentral LB/CB buatan  Terminal patri / solder
Ericcson dan juga dilengkapi Blok terminal dengan
dengan alat pengaman sistem patri / solder ini
berupa fuse dan arrestor / dipergunakan pada
penangkal petir. penyambungan urat kabel
Untuk Blok terminal LSA plus dengan terminal yang
kapasitas 50 x 2 terbentuk bersifat permanent.
dari 5 buah bolik terminal 10 x Contoh:
2 yang dipersatukan dengan Pemakaian cara
peralatan mounting frame. patri/solder dapat dilihat
 Blok terminal kapasitas pada terminal keluaran
100 x 2 yang tersambung dengan
Blok terminal jenis ini sering kabel primer dan skunder
dipakai pada Rangka di RPU, RK dan KP.
Pembagi Utama (RPU) dan  Terminal sekrup/ulir
dikenal dengan Blok Terminal Blok terminal dengan
K-71. system sekrup/ulir ini
 Blok terminal kapasitas dipergunakan pada
200 x 2 penyambungan urat kabel
Blok terminal jenis ini sering dengan terminal yang
dipakai dalam Rumah kabel karena kebutuhan
yang persyaratan teknisnya lapangan sifatnya fleksibel
sesuai dengan STEL-L-005. dimana bila diperlukan
Blok terminal ini terdiri dari dapat diubah-ubah dari
dua sisi yaitu sisi masukan posisi satu ke posisi lain.
(input) dan sisi keluaran Contoh pemakaiannya
(Output) dapat dilihat pada :
1) Sisi masukan cenderung 1) Terminal RK yang
bersifat permanen tersambung dengan
tersambung dengan kabel jumper wire.
2) Terminal KP yang
tersambung dengan
drop wire

Gambar 3.87. Terminal solder sekrup

 Terminal tekan sisip Sambungan bersifat ganda


Blok terminal dengan system yakni Permanen atau
tekan sisip ini dipergunakan fleksibel.
pada penyambungan urat Contoh pemakaian pada cara
kabel yang memakai terminal tekan sisip ini dapat dilihat
dengan cara menekan urat pada terminal di RK, KP dan
kabel menggunakan peralatan tempat-tempat lainnya yang
Bantu yang disebut “insertion menggunakan terminal type
tool” pada blok terminal type LSA plus atau terminal type k-
LSA plus atau K-71 71
Gambar 3.88. Terminal tekan sisip (LSA plus kapasitas 10 pair)
 Ditinjau dari Penggunaan alat Blok terminal yang tidak
pengaman : diperlengkapi dengan alat
Alat pengaman disini pengaman adalah blok terminal
dimaksudkan adalah alat di RPU, RK atau KP yang tidak
pengaman elektris yang berupa termasuk kategori di atas.
perangkat pengardean.
Blok terminal dapat dibedakan 3.3.13.3. Langkah-langkah
menjadi 2 macam antara lain: Pekerjaan Terminasi
 Terminal dengan
menggunakan alat Langkah-langkah pekerjaan terminasi
pengaman. Indoor Cable dapat dibagi dalam 3
Tempat-tempat yang harus (tiga) tahap pekerjaan yaitu :
dilengkapi dengan alat  Tahap persiapan (material,
pengaman misalnya: perkakas, dan tempat)
1) Pada rangka pembagi  Tahap pelaksanaan pekerjaan
utama (RPU)  Tahap pengujian
2) Pada Kotak Pembagi (KP) Catatan:
yang terletak paling jauh. Pada langkah-langkah pekerjaan
3) Pada Kotak Pembagi (KP) terminasi ini diasumsikan bahwa
yang terletak di daerah kabel yang digunkan adalah jenis
terbuka dan frekuensi indoor kabel dengan pelindung
terjadinya petir terdolong elektris (SII-0710-83) dan blok
tinggi. terminal yang dipakai adalah jenis
4) Pada Kotak Pembagi (KP) LSA plus.
yang digunakan sebagai titik  Persiapan terminasi
naik kabel (peralihan) ke Sebelum dimulai pekerjaan
saluran open-wire. terminasi ada beberapa hal yang
 Terminal tanpa alat harus dipersiapkan antara lain
pengaman sarana / prasarana, perkakas dan
tempat dilaksanakannya telah dilakukan proses
pekerjaan terminasi. pekerjaan sebelumnya
 Material yaitu proses penarikan
1) Material pokok kabel sehingga
a) Indoor cable pekerjaan terminasi
Indoor kabel disini dapat dilakukan.
dimaksudkan yang b) Blok terminal
sudah tersedia dan Sesuai dengan
sudah pada posisinya. kebutuhan missal K-71
Hal demikian atau LSA plus
dimungkinkan karena

Gambar 3.89. Terminal K 71 (kapasitas 100 pair)


(bila menggunakan indoor
2) Material penunjang kabel SII-0710-83)
a) Benang sebagai pengikat urat
kabel  Perkakas /peralatan
b) Pita isolasi plastik (isolasi Hal lain yang sangat penting
band) sebagai pembungkus untuk terlaksananya pekerjaan
urat dan selubung kabel. terminasi dengan baik dan lancer
c) Cairan pembersih sebagai adalah keberadaan dan
pembersih kabel perkakas dan kelengkapan perkakas yang
tangan petugas. dimiliki oleh petugas.
d) klem dan kabel arde sebagai Jenis perkakas yang minimal harus
penghubung lapisan aluminium dipersiapkan adalah:
dengan system pentanahan
Tabel 3.4. Perkakas yang harus disiapkan

 Tempat pelaksanaan terminasi sudah


1) Sebelum pekerjaan dapat dilaksanakan.
terminasi dimulai, selain Secara umum langkah-
sarana / prasarana dan langkah pekerjaan terminasi
perkakas, hal lain yang adalah sebagai berikut:
sangat perlu dipersiapkan  Pengupasan kulit kabel
adalah tempat / ruangan 1) Bersihkan kulit kabel
dimana pekerjaan yang akan dikupas
terminasi tersebut dari segala kotoran
dilakukan. (debu, tanah) dengan
2) Siapkan tempat / ruangan kain lap dan bila perlu
dimana pekerjaan dibasahi sedikit
terminasi tersebut akan dengan cairan
dilaksanakan. pembersih.
3) Singkirkan benda-benda 2) Potong ujung kabel
yang dapat mengganggu yang rusak saat
pekerjaan atau dapat penarikan
membahayakan petugas 3) Tempatkan kabel
atau orang lain saat pada posisi yang
pekerjaan terminasi. sesuai dengan
penempatan
 Pelaksanaan pekerjaan sebenarnya (rute/alur
terminasi kabel)
Apabila segala sesuatunya 4) Ukur ujung kabel
sudah dipersiapkan, maka sampai ujung
kupasan kulit kabel
dengan berpatokan terminal dan
pada letak blok ditambah ±10cm.
terminal yang akan 5) Potong kulit kabel
diterminasi dan diberi pada tanda tersebut
tanda. dengan
a) Terminasi di RPU menggunakan pisau
Panjang kupasan atau cutter. Iris kulit
diukur mulai dari kabel arah melintang
alur masuk ke sampai kulit kabel
RPU sampai ke benar-benar terpisah.
ujung terminal Saat memotong kulit
pada blok terminal kabel hendaknya hati-
dan ditambah hati jangan sampai
±10-15 cm mata pisau terkena
b) Terminasi di urat kabel.
KPU, KPA dan 6) Belah kulit kabel yang
KP telah terpisah dengan
Panjang kupasan pisau kabel kearah
diukur mulai alur memanjang atau
masuk ke KPU dengan menarik kulit
atau KPA atau KP kabel, hingga kulit
sampai ke ujung kabel terlepas dari
terminal pada blok urat-urat kabel

Gambar 3.90. Mengupas kulit kabel


pembungkus inti
kabel.
7) Kupas kulit kabel, 8) Ikat erat-erat urat
lapisan aluminium kabel dengan
(kalau ada) dan benang pada posisi
lapisan diujung kupasan
kulit kabel
Gambar 3.91. Mengupas lapisan aluminium dan pembungkus inti kabel
 Montase kabel 3) Bundel pasangan urat
1) Setelah kulit kabel PVC dan kabel diikat dengan benang
lapisan aluminium lepas, dari ujung kupasan kulit
urat kabel dimontase kabel pada jarak setiap
terlebih dahulu sebelum ikatan ± 1,5 – 2 cm
diterminasikan pada blok Setelah kabel diikat pada
terminal. panjang tertentu, keluarkan
2) Uraikan urat dan ikatkan tiap unit yang akan
pita pengikat kode warna disambungkan ke blok
pada tiap unit. terminal hingga kabel
terurai dan terikat.

Gambar 3.92. Cara mengikat pasangan urat kabel


Gambar 3.93. Montase urat kabel
 Penyambungan kawat arde) kemudian
Arde dibengkokan keluar
1) Pasang klem arde 3) Sambungkan kawat
(untuk kabel yang arde dengan
mempunyai lapisan menggunakan
aluminium) jepitan arde.
2) Kulit kabel (selubung 4) Setelah
PVC) berikut lapisan penyambungan
aluminium pada kawat arde selesai,
ujung kupasan kulit selubung PVC
kabel disobek sedikit dikembalikan seperti
kira-kira 2-3 cm dan posisi semula lalu
lebar 1,5 cm. dibalut dengan pita
(tergantung panjang isolasi supaya kuat
klem/jepitan kabel

Gambar 2.94. Pemasangan klem arde

 Pekerjaan terminasi 3) Tekuk kebawah urat kabel


1) Alokasikan pasangan urat hingga menempel pada
kabel pada alur kabel pada terminal.
blok terminal dengan rapih 4) Sisipkan / tekan urat kabel
2) Karena warna merah dan menggunakan insertion tool
putih dari isolasi urat kabel hingga konduktor kabel
adalah kawat a, maka akan terjepit pada terminal,
penempatannya pada sisa ujung kabel akan
bagian kiri dari pasangan terpotong secara otomatis
urat kabel. oleh insertion tool
Urat kabel yang telah ada urutan warna isolasi
diterminasi diteliti urutan yang tidak sesuai segera
warnanya (B-O-H-C-A), bila adakan perbaikan.

Gambar 2.95. Terminasi urat kabel pada LSA plus

 Hubungkan kawat arde alokasi masing-masing


pada system pentanahan urat kabel yang
Sambungkan kabel arde maksudnya agar
dengan terminal arde yang penempatan urat kabel
ada. sesuai dengan yang
 Pengujian direncanakan.
Untuk mendapatkan hasil  Bila hasil
terminasi yang baik dan pengecekan alokasi
benar, setelah seluruh urat dinyatakan sesuai, maka
kabel diterminasikan pada pekerjaan selanjutnay
blok terminal, maka adalah merapikan kabel,
pekerjaan selanjutnya adalah urat kabel, dan letak blok
pengujian hasil pekerjaan terminal.
terminasi dengan urutan  Bersihkan sisa-
kegiatan sebagai berikut: sisa pekerjaan terminasi
 Adakan (potongan urat kabel, kulit
pengukuran kontinuitas kabel, plastic) dan
urat kabel yang telah kumpulkan kembali
diterminasi. perkakas.
 Bila hasil
pengukuran dinyatakan 3.3.14. Pengujian IKR/G
baik, maka lanjutkan
dengan pengecekan 3.3.14.1. UMUM
material dan hasil
 Instalasi kabel rumah / pekerjaan instalasi sesuai
Gedung yang selesai dengan spesifikasi IKR
dikerjakan harus memenuhi sehingga instalasi dapat
persyaratan yang ditetapkan berfungsi dengan baik.
sebelum disambungkan ke  Tujuan pengukuran
kabel OPERATOR PSTN, elektris adalah :
untuk maksud tersebut perlu Untuk menentukan
dilakukan pengujian baik segi apakah instalasi yang
material, instalasi maupun telah dilaksanakan
fungsinya. memenuhi tersyaratan
 Definisi : elektris atau tidak untuk
 Pengujian adalah dihubungkan ke jaringan
kegiatan membandingkan kabel lokal.
antara keadaan yang  Hal-hal yang perlu
sebenarnya dengan yang diperhatikan dalam
seharusnya atau pengujian :
spesifikasi yang telah  Persiapan pengujian
ditetapkan.  Jaringan kabel telah
 Pengetesan IKR/G selesai dikerjakan
adalah pemeriksaan baik  Kesisteman telah tercapai
phisik maupun elektris (terinstalasi dengan baik)
terhadap hasil pekerjaan  Alat ukur yang akan
instalasi kabel rumah / dipakai sesuai dengan
gedung. jenis pengetesan
 Lingkup pengujian IKR/G  Petugas dapat
meliputi hal-hal sebagai mengoperasikan alat ukur
berikut: serta mampu
 Kualitas material sesuai melaksanakan
dengan standar. pengukuran dengan baik
 Kualitas instalasi sesuai dan benar
dengan standard an  Petugas mengetahui hal-
berfungsi dengan baik hal yang terkait dengan
 Pengujian yang dilakukan pekerjaan pengetesan
adalah pemeriksaan antara lain :
secara fisik / visual dan 1) Jenis pengukuran
pengukuran elektris. yang akan
 Tujuan dari pengujian dilaksanakan
IKR/G 2) Pengisian model /
 Tujuan pemeriksaan formulir untuk hasil
phisik adalah : pengukuran /
Untuk mengetahui pemeriksaan
apakah standarisasi dari
3) Hambatan-hambatan a) Harus menggunakan
yang mungkin akan pipa pelindung atau
terjadi saat tray
pengukuran/pemeriks b) Setiap titik akhir
aan. instalasi harus
menggunakan soket
3.3.14.2. Pengujian pada (Tidak diijinkan
IKR sambungan ke
pesawat tanpa soket)
 Pemeriksaan phisik c) Penggunaan pipa
 Pemeriksaan material atau tray disesuaikan
Pemeriksaan dilakukan dengan kondisi
terhadap material yang ruangan atau rumah
digunakan yaitu : pelanggan
1) Material pokok antara d) jumlah soket telepon
lain : yang diijinkan bagi 1
a) kabel rumah (satu) saluran
kabel PVC sesuai telepon dalam suatu
SII- 0612-83 rumah, maksimum 5
b) KTB  sesuai buah soket yang
STEL- L-31 dihubungkan secara
c) Soket telepon parallel
 bahan PVC atau 2) Pemeriksaan Instalasi
STEL-L-31 Pekerjaan IKR dilakukan
d) Tray  bahan terhadap :
PVC atau aluminium a) Pemasangan KTB dan
Kotak sambung Soket Telepon
 bahan PVC b) Penambatan / terminasi
e) Pipa PVC / besi kabel rumah pada KTB
 bahan PVC atau dan Soket
besi c) Pemasangan pipa PVC /
2) Material Bantu antara tray dan Kotak
lain ; Sambungan
a) konektor urat kabel d) Penyambungan kabel
b) klem kabel plastic pada kotak sambung
c) klem kabel dengan e) Jarak antara kabel rumah
perekat dengan kabel listrik baik
d) penjepit kabel padas posisi sejajar
e) sadel persilangan maupun silangan
 Pemeriksaan Instalasi
1) Pedoman Instalasi  Pengukuran Elektris
Kabel Rumah antara  Pengukuran kontiniutas
lain :
1) Untuk mengetahui  Urat b terhadap tanah
apakah secara elektris (b / t)
saluran rumah yang telah
diinstalasi dari KTB 3.3.14.3. Pengujian pada
sampai ke soket IKG
terhubung dengan baik.
2) Pengukuran kontinuitas  Pemeriksaan Phisik
ini harus dilakukan
 Pemeriksaan Phisik
terhadap seluruh saluran
Material
telepon
1) Material pokok
3) Alat ukur yang digunakan
a) Kabel Rumah
a) AVO meter

b) Pair Checker
kabel PVC sesuai SII-
c) lContinuity Tester
0612-83 dan SII-0709-83
atau SII-0710-83
 Pengukuran Tahanan b) KPA, KP
Isolasi → sesuai STEL-L-30
 Untuk mengetahui c) Soket Telepon
apakah secara elektris →
urat-urat kabel terjadi bahan PVC sesuai STEL-
kebocoran listrik L-30
(afleding) terhadap urat d) Tray
yang lain maupun →
terhadap grounding bahan PVC atau
 Pelaksanaan penukuran alumunium
tahanan isolasi saluran e) Kotak Sambungan
IKR dilakukan setelah → bahan PVC
disambungkan ke f) Pipa PVC / besi
jaringan local pada → bahan PVC atau besi
tegangan tembus 500 2) Material Bantu
Volt DC dan nilai standar a) Konektor urat kabel
yang ditetapkan minimal b) Klem kabel plastic
100 M Ohm. Km. c) Klem kabel dengan
 Alat ukur yang digunakan perekat
adalh Megger Insulation d) Penjepit kabel
Tester. e) Sadel persilangan
 Jenis pengukuran
 Pemeriksaan Phisik
tahanan isolasi :
Instalasi
 Urat a terhadap urat b 1) Pedoman Instalasi antara
(a / b) lain :
 Urat a terhadap tanah a) Alur kabel vertical melalui
(a / t) pipa atau runway
b) Kabel yang dipasang 1) Untuk mentgetahui apakah
tidak boleh ada secara elektris urat – urat
sambungan kabel yang telah diinstalasi
c) Kabel dibundel / diikat terhubung dari satu ujung ke
rapi dan tidak boleh ujung lainnya dengan baik
menyilang kabel yang dan benar yaitu :
lurus a) Kebenaran urutan urat
d) Terminasi kabel pada kabel
RPU / KPU b) Urutan kabel yang
(1) Dari PSTN pada vertical terbalik atau tertukar
atau sisi incoming c) Pasangan urat yang tidak
(2) Ke KPA / KP dari benar (terbalik, tertukar)
horizontal atau outgoing 2) Semua pair kabel harus
e) Terminasi kabel pada ditest sambunganya untuk
KPA meyakinkan bahwa setiap
(1) dari RPU / KPU pada sisi urat kabel benar-benar
kiri / incoming tersambung dengan urutan
(2) kearah KP pada sisi setiap nomor pair yang betul
kanan / outgoing 3) Alat Ukur yang digunakan
2) Pemeriksaan Phisik a). AVO meter
Instalasi Pekerjaan IKG b). Pair Checker
dilakukan terhadap : c). Continuity Tester
a. Pemasangan RPU / KPU,
KPA dan Soket  Pengukuran Tahanan
b. Konstruksi dan letak Isolasi
runway (tangga kabel) 1) Untuk mengetahui
c. Penambatan kabel pada apakah secara elektris
runway urat-urat kabel terjadi
d. Penempatan kabel dalam kebocoran listrik
pipa / tray (afleding) terhadap urat
e. Terminasi kabel pada yang lain maupun
RPU / KPU, KPA dan KP terhadap grounding
f. Pemasangan kabel dan 2) Alat ukur yang digunakan
pipa diatas plafon Megger Insulation
g. Instalasi Sistem Tester dengan tegangan
Pentanahan 500 V DC dan frekuensi
h. Jarak antaran kabel IKG 50 Hz
dengan kabel listrik pada 3) Jenis pengukuran
posisi sejajar maupun tahanan isolasi :
silangan a). Urat a terhadap urat b
(a / b)
 Pengukuran Elektris b). Urat a terhadap tanah
 Pengukuran kontinuitas (a / t)
c). Urat b terhadap tanah 2) Alat ukur yang
(a / t) digunakan :
4) Untuk kabel yang telah a) Wheatstone Bridge
diinstalasi dilakukan b) Digital multi tester
pengukuran tahanan atau AVO meter
isolasi pada seluruh urat
kabel, nilai standar yang  Pengukuran Tahanan
diterapkan adalah 20 M Sistem Pentanahan
Ohm. Km. 1) Uji pentanahan dilakukan
pada IKG, yakni pada sisi
 Pengukuran Tahanan Loop RPU/KPU.
1) Tahanan loop dilakukan 2) Nilai pentanahan
pada instalasi IKG, bila maksimum adalah 3 Ohm
panjang kabel yang 3) Peralatan yang
dipasang lebih dari 300 digunakan adalah
meter. Megger Earth Tester.
2) Jumlah urat kabel yang  Lokasi pengukuran :
diuji tidak perlu semua Pengukuran kabel IKG
tetapi cukup disampling dilakukan antara
sebanyak 10% untuk  RPU/KPU ke KPA
setiap kabel.  KPA ke KP
Misal :  KP ke Soket Telepon
Ada 10 buah kabel
masing-masing 3.3.14.4. Standar Nilai
berkapasitas 100 pair,
maka pengujian untuk
Adalah standar yang harus
tiap kabel cukup 10 pair
dipenuhi dalam pengujian system
yang dipilih satu pair dari
IKR/G maupun pengujian
setiap sub unitnya
komponen jarkab
3) Peralatan yang
Bila hasil pengujian diluar nilai
digunakan Ohm meter
standar, maka kontraktor
atau AVO meter.
diwajibkan utuk melaksanakan
kembali dan mengadakan
 Pengukuran Tahanan perbaikan – perbaikan, bila
Screen ternyata terdapat kerusakan
1) Uji tahanan screen yang disebabkan mutu pekerjaan
dilakukan bila kabel yang maupun mutu material
digunakan kabel yang
mempunyai pelindung
elektris (pita alumunium)
3.3.14.5. Metode Pengukuran
 Pengukuran kontinuitas
Pengukuran kontinuitas dengan AVO Meter
Gambar 2.96. Pengukuran kontinuitas dengan AVO meter

Pengukuran kontinuitas deangan Pair Checker

Gambar 2.97. Pengukuran kontinuitas dengan pair checker

Pengukuran kontinuitas denagan Continuity Tester

Gambar 2.98. Pengukuran kontinuitas dengan Continuity tester


 Pengukuran Tahanan Isolasi  Hasil ukur menunjukkan
 Semua urat kabel yang tidak besarnya kebocoran listrik
diukur distukan dengan yang terjadi pada urat yang
screen (lapisan alumunium) diukur terhadap urat lainya
dan dihubungkan ke dan terhadap tanah
grounding kecuali urat kabel (a/t,b/t)untuk kabel PVC
yang akan diukur. STEEL-K—22 langsung urat a
 Pengukuran dilakukan dan urat b
terhadap semua urat kabel
pada tegangan 500 V DC
Gambar 2.99. Pengukuran tahanan isolasi

 Pengukuran Tahanan Loop

Gambar 2.100. Pengukuran tahanan loop

Catatan : dilakukan dngan perantara,


Untuk IKG dalam satu gedung tahanan 1 (satu) urat = ½
panjang kabel kurang dari 300 meter tahanan loop. Dipakai untuk
tahanan loop tidak diujikan kabel IKG yang menggunakan
 Pengukuran Tahanan Screen PVC multi pair dengan
 Cara pengukuran dengan standar kabel SII -710
metoda bantuan satu urat Rumus
Pengukuran screen
(alumunium foil) kabel

Gambar 2.101. Pengukuran tahanan screen dengan metode bantuan satu urat
Rs = Hasil Ukur – ½ tahanan loop
 Cara pengukuran dengan metoda bantuan dua urat

Gambar 2.102. Pengukuran tahanan screen dengan metode bantuan dua urat
 Pengukuran Tahanan  Instalasi pentanahan (A), P
Pentanahan dan C terletak pada satu garis
 Tanamlah 2 (dua) arah kutub lurus
tanah batang pertolongan (P  Jarak minimal antara instalasi
dan C) dengan ketentuan: pentanahan, P dan C sesuai
dengan Megger Earth Tester
seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.103. Pengukuran tahanan pentanahan


3.3.14.6.. Formulir Pengukuran
 Form Hasil Pengujian IKR
Hasil pengujian IKR dapat  Untuk pemeriksaan phisik
dituangkan dalam suatu model material dinamakan “DATA
yaitu :
PEMERIKSAAN MATERIAL  Untuk pengukuran elektris
INSTALASI KABEL RUMAH” dinamakan “DATA
 Untuk pemeriksaan phisik PENGUKURAN ELEKTRIS
pemasangan / instalasi INSTALASI KABEL
dinamakan “DATA RUMAH”.
PEMERIKSAAN PHISIK Sebagai contoh form hasil
INSTALASI KABEL RUMAH” pengujian IKR seperti ditunjukan
pada model dibawah

Tabel 3.5.
DATA PEMERIKSAAN MATERIAL IKR

Nama : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
No. Telepon : ………………………………………….

PEMERIKSAAN MATERIAL
KOTAK
KABEL KTB PIPA TRAY SOKET KETERANGAN
SAMBUNG
O/N *) O/N O/N *) O/N *) O/N *) O/N *)
*)

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu


O = OK = Memenuhi
N = Not OK= Tidak memnuhi

…………..,
…………….. 20..
Pelaksana Pemeriksa

…………………. ……………………
NIK. : …………….

Tabel 3.6.

DATA PEMERIKSAAN PHISIK IKR


Nama : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
No. Telepon : ………………………………………….

PEMASANGAN TERMINASI PENYAM


KABEL LISTRIK
PADA BUNG PENEMPAT
KTB Pipa Tray K.Samb. Soket KTB Soket Jarak Silangan PADA AN KABEL
KOTAK PADA PIPA
SAMBU / TRAY
NG
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

O/N O/N O/N O/N *) O/N O/N O/N O/N O/N *) O/N *) O/N *)
*) *) *) *) *) *) *) *)
Catatan :

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu


O = OK = Memenuhi
N = Not OK= Tidak memnuhi

………….., …………….. 20..


Pelaksana Pemeriksa

…………………. ……………………
NIK. : …………….
Tabel 3.7.

DATA PENGUKURAN ELEKTRIS IKR

Nama : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
TAHANAN
NOMOR KONTINUITAS
NO ISOLASI (R) KETERANGAN
TELEPON
a/b a/t b/t a b
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.
2.
3.
4.
5.

…………..,
…………….. 20..
Pelaksana Pemeriksa

…………………. ……………………
NIK. : …………….

Tabel 3.8.
 Format HAsil Pengukuran IKG
PEMERIKSAAN MATERIAL & INSTALASI
Ruas dari RPU/KPU ke KPA

Nama : Material yang di pakai :


Ruas : KPU ke KPA no. ….. 1.Box/Rangka KPU/RPU = M/TM
R. Pentanahan = …… Ohm 2.Blok Terminal KPU/RPU=
M/TM
3.Box KPA = M/TM
4.Blok Terminal KPA = M/TM
5.Kabel dari KPU/RPU-
KPA=M/TM
Pengukuran Elektris Pemeriksaan Fisik
No
R Isolasi Kontinu Pemasangan Terminasi
Pair Rls Rsc
A/B A/T B/T a b RPU KPU KPA RPU KPA

Gambar Skema

Instruktur , …………...
Penguji

Catatan : Pengujian dilakukan untuk setiap kabel dari KPU/RPU ke setiap


KPA

Tabel 3.9.

PEMERIKSAAN MATERIAL & INSTALASI


Ruas dari KPA ke KP

Nama : Material yang di pakai :


Ruas : KPA no. …. ke KP no. ….. 1.Box/Rangka KPA/KP = M/TM
R. Pentanahan = …… Ohm 2.Blok Terminal KPA= M/TM
3.Box KPA = M/TM
4.Blok Terminal KP = M/TM
5.Kabel dari KPA ke=M/TM
Pengukuran Elektris Pemeriksaan Fisik
No
R Isolasi Kontinu Pemasangan Terminasi
Pair Rsc
a/b a/t b/t a b RPA KP Kabel Pipa KPA KP

Gambar Skema

Instruktur , …………...
Penguji

Catatan : Pengujian dilakukan untuk setiap kabel dari KPA ke setiap KP

Tabel 3.10.

PEMERIKSAAN MATERIAL & INSTALASI


Ruas dari KP ke Soket

Nama :
Ruas : KP no. …. ke Soket

Pengukuran Elektris Pemeriksaan Fisik


No R Isolasi Kontinu Pemasangan
Keterangan
Pair a/b a/t b/t a b Pipa Tray Soket Soket

Gambar Skema

Instruktur Bandung, …………...


Penguji

Catatan : Pengujian dilakukan untuk setiap kabel dari KP ke setiap Soket


Tabel 3.11.

DATA PEMERIKSAAN PHISIK IKR

Nama : ………………………………………….
Alamat : ………………………………………….
No. Telepon : ………………………………………….

PEMASANGAN TERMINASI PENYAMB PENEMPAT


KABEL LISTRIK
PADA UNG PADA AN KABEL
KTB Pipa Tray K.Samb. Soket KTB Soket Jarak Silangan KOTAK PADA PIPA
SAMBUNG / TRAY
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

O/N O/N O/N O/N *) O/N O/N O/N O/N O/N *) O/N *) O/N *)
*) *) *) *) *) *) *) *)
Catatan :

Keterangan : *) Coret yang tidak perlu


O = OK = Memenuhi
N = Not OK= Tidak memnuhi

…………..,
…………….. 20..
Pelaksana Pemeriksa

…………………. ……………………
NIK. : …………….

3.4.Rangkuman
1. Instalas b) Material bantu ,seperti : klem
i kabel Rumah adalah kabel plastik,klem kabel
persayaratan teknis / standar denganperekat,sadel untuk
yang harus diikuti oleh instalatur / persilangan,kawat
pemasang kabel rumah agar penarik,konektor urat kabel
mempunyai kesamaan persepsi UR (3 urat) ,pita isolasi,dan
tentang instalasi kabel rumah paku beton)
baik tentang material maupun 3. Peralatan Bantu IKR,terdiri dari :
tata cara yang benar menurut a) Alat bantu instalasi
spesifikasi yang ditetapkan b) Alat bantu sambung
2. Material c) Alat bantu keamana
IKR antara lain : 4. IKR tanam dipergunakan pada
a) Material pokok seperti : kabel jalur kabel telepon mendatar dan
indoor,soket,Kotak terminal ataucjalur vertikal manurun
batas,Tray cable,pipa instalsi. dengan menggunakan kabel
indoor didalamcpipa yang a) Langkah langkah atau aturan
ditanam pada dinding rumah. aturan keselamatan kerja
5. IKR tempel digunakan pada jalur yang baik dan benar
atas plafond, jalur mendatar/ b) Menghidnarkan hal hal yang
menurun pada dinding dan pada dapat menyebabkan
jalur bawah lantai raised floor kecelakaan atau
atau pada bagian bangunan membahayakan
rumah yang menggunakan c) Bekerja tidak terbutu buru ,teliti
konstruksi kayu. dan hati hati.
6. Kotak Terminal Batas (KTB) adalah 12. Perkakas atau alat kerja sebelum
perangkat terminasi kabel telepon digunakan sebaiknya :
yang dipasang pada rumah a) Pergunakan alat kerja yang
pelanggan telepon dan digunakan tepat untuk setiap pekerjaan
untuk menyambung saluran b) Pastikan bahwa perkakas
penanggal dari Kotak Pembagi yang akan digunakan dalam
(KP) jaringan kabel lokal dengan kondisi baik dan tidak ada
instalasi kabel telepon dalam kekurangan kelengkapannya
rumah pelanggan. c) Pergunakan alat pelindung
7. Instalasi Kabel Gedung adalah diri bagi pekerjaan pekerjaan
Standar dari Instalasi kabel yang berbahaya.
gedung (IKG) adalah standar dan 13. Macam nafas buatan :
sistem instalasi kabel dengan a) Dari mulut ke hidung
aksesorisnya pada gedung b) Dari mulut ke mulut
bertingkat 14. Macam macam luka :
8. Material utama IKG adalah : a) Pendarahan arteri
a) Kabel b) Luka pada mata
b) Aksoris Kabel c) Keracunan gas
(RPU,KPA,KP,Batang dan 15. Tujuan pemasangan papan
kawat tembaga) Peringatan adalah :
9. Material Bantu IKR antaa lain : a) Papan peringatan dipasang
a) Klem kabel plasik agar pengemudi dan pejalan
b) Klem kabel dengan perekat kaki bias melihat lokasi
c) Pipa pelindung tembus dinding konstruksi di depan meraka
d) Sadel persilangan b) Papan peringatan dapat
e) Kotak kontrol dipasang pada jarak 50 – 100
10. Kode warna kabel pada IKR m dari lokasi konstruksi.
ditentukan dengan warna 16. Yang harus diperhatikan saat
Biru,Orange,Hijau,Coklat,dan memasang keselamatan kerja :
abu-abu. a) Instalasi fasilitas keselamatan
11.Dalam keselamatan kerja harus dilakukan dengan
kerja,pemahaman yang perlu benar untuk mencegah
dilakukan oleh petugas adalah : terjadinya kecelakaan. Untuk
itu fasilitas keselamatan kerja
tidak boleh dicabut atau
diganti dengan alasan karena sopir dan pejalan kaki bahwa
waktu konstruksi yang pendek sedang ada konstruksi. Fasilitas
atau resiko kecelakaan yang keselamatan kerja tidak hanya
rendah. berfungsi sebagai informasi
b) Papan peringatan dan safety bagi sopir dan pejalan kaki akan
cones harus berukuran besar adanya konstruksi tapi agar lalu
dan menggunakan lampu lintas dan pekerjaan berjalan
c) Karena waktu memasang dan lancar. Fasilitas keselamatan
mencabut fasilitas kerja dipasang terutama untuk
keselamatan kerja sangat mencegah terjadinya
berbahaya, harus ada orang kecelakaan.
yang mengatur lalu lintas,
lakukan hal itu secepat 3.5. Soal Latihan
mungkin.Fasilitas eselamatan 1. Jelaskan yang dimaksud dengan
kerja dipasang mulai dari arah IKR!
datangnya kendaraan. 2. Sebutkan material IKR!
Sedangkan pencabutan 3. Sebutkan peralatan IKR!
dilakukan dari arah perginya 4. Jelaskan yang dimaksud dengan
kendaraan IKR tanam!
d) Setelah fasilitas keselamatan 5. Jelaskan pemakaian IKR tempel!
kerja dipasang, pastikan 6. Jelaskan yang dimaksud dengan
fasilitasfasilitas tersebut dapat KTB!
berfungsi dengan baik 7. Jelaskan yang dimaksud dengan
17. Tujuan pemasangan rambu IKG!
rambu pengaman adalah : Saat 8. Sebutkan material utama IKG!
melakukan pekerjaan di jalan, 9. Sebutkan material bantu IKG!
penting untuk memberitahu

Anda mungkin juga menyukai