Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Globalisasi telah memberi dampak positif bagi setiap profesi kesehatan


untuk selalu berupaya meningkatkan kinerja profesionalnya dalam kontribusi
aterhadap perkembangan kebutuhan kesehatan masyarakat. Seiring berjalannya
waktu tuntutan masyrakat akan kualitas pelayanan kesehatan juga meningkat .
peningkatan ini karena meningkatnya jumlah konsumen yang berpendidikan,
sehingga mampu intuk memilih jenis dan kwalitas dan pelayanan yang diinginkan

Tenaga professional kesehatan termasuk didalamnya tenaga keperawatan telah


menetapkan arah perkembangan profesinya, antara lain melalui sistim pendidikan
tinggi keperawatan yang telah menghasilkan berbagai jenjang pendidikan
keperawatan. Arah perkembangan profesi keperawatan ini telah menuntut adanya
penataan system pemberian pelayanan keperawatan di rumah sakit agar dapat
mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan keperawatan dan
dapat melakukan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan kinerja
keprofesionalannya melalui kualitas asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, metode pemberian pelayanan keperawatan yang
digunakan merupakan faktor penting dalam menentukan mutu asuhan keperawatan.
Metode pemberian asuhan memberikan gambaran jelas tentang tugas, tanggung
jawab dan kewenangan perawat dalam menyelesaikan asuhan , menetapkan siapa
yang menjalankan tugas dan tanggung jawab, penyesuaian jumlah pasien dengan
jenis tenaga perawat dalam memenuhi kebutuhan perawatan. Asuhan keperawatan
diberikan dalam beberapa metode seperti metode primer, metode kasus, metode tim,
metode modular, metode manajemen kasus, metode fungsional.
B. Tujuan

1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada pasien
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan professional berdasarkan ilmu dan kode etik
b. Memeberikan pelayanan yang professional berdasarkan komitmen dalam
membantu pasien
c. Memberi pelayanan yang professional berdasarkan otonomi profesi
d. Menentukan metode penugaasan yang tepat di ruangan
e. Sebagai acuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

C. Sasaran

Seluruh perawat yang memberikan Asuhan keperawatan di rumah Sakit Stroke


Nasional Bukittinggi

D. Ruang lingkup

Metode sistem penugasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kepada


pasien meliputi Metode Primer, metode kasus, metode Tim, metode Modular, metode
Manajemen kasus, metode Fungsional
BAB II

METODE SISTIM PENUGASAN

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit dapat


menggunakan beberapa metode sistim penugasan seperti: metoda fungsional, metoda
tim, metoda primer, metode kasus, metoda modular dan metode manajemen kasus

A. METODE PRIMER

Metode keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan


keperawatan, dimana seorang perawat professional bertanggung jawab dan
bertanggung gugat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam
24 jam. Dalam metode keperawatan primer ini terdapat hubungan yang dekat dan
berkesinambungan antara pasien dan seorang perawat tertentu yang bertanggung
jawab dalam perencanaan, implementasi, evaluasi dan koordinasi asuhan
keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Setiap perawat primer biasanya
merawat 4-6 pasien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama pasien tersebut
dirawat.

STRUKTUR

KEPALA RUANGAN KEPALA RUANGAN KEPALA RUANGAN

Perawat Primer

Pasien / Klien

Perawat pelaksana Perawat pelaksana


Perawat pelaksana jika
evening night
diperlukan / days
KEPALA RUANGAN
1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruangan :
a. Identifikasi siapa perawat yang ingin menjadi perawat primer.
b. MemberI dukungan dan pendidikan.
c. Menjamin semua staf perawat dan pemberi asuhan lain, memahami peran
perawat primer dan asosiet.
d. Menjadi model peran, pembimbing dan konsultan.
e. Menjamin dan mempertahankan mutu asuhan.
f. Mengelola aspek fiscal/keuangan.
g. Memberikan otonomi pada perawat primer untuk menjalankan
pendelegasian dan pengambilan keputusan yang tepat.
2. Uraian tugas Kepala Ruangan:
a. Perencanaan:
1) Menunjuk perawat primer yang akan bertugas diruangan masing-
msing.
2) Mengikuti serah terima (overan) klien dari shif sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien, total care, partial care,
minimal care dan persiapan pasien pulang bersama perawat primer.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan bersama perawat primer, mengatur
penugasan dan penjadwalan.
5) Merencanakan srategi rencana keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi patofisiolagi,
tindakan medis yang akan dilakukan, program klien. pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien.
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperwatan:
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing proses asuhan keperawatan dan menilai hasil asuhan
keperawatan.
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
8) Membantu pengembangan staff seperti : pendidikan dan pelatihan.
9) Membantu bimbingan terhadap peserta didik keperawatan.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode/sistim penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode/sistim tersebut.
3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat assosiet.
4) Membuat rentang kendali.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan seperti: membuat
roster dinas, pembinaan staf dan siswa, orientasi tenaga baru.
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan: kelengkapan alat-alat,
kebutuhan sehari-hari, melaporkan sarana dan prasarana yang rusak.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
8) Mendelegasikan tugas kepada perawat primer saat kepala ruangan
tidak berada di tempat.
9) Memberi wewenang kepada tenaga tata usaha untuk mengurus
administrasi klien.
10) Mengatur penugasan jadwal POS dan pekarya.
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan.
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.
2) Memberi pujian kepada staf yang melaksanakan tugas dengan baik.
3) Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting berhubungan
dengan pemberian asuhan keperawatan kepada klien.
5) Melibatkan bawahan sejak dari awal sampai akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas ataupun tidak.
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain seperti nutrient/gizi
dan lain-lain.
8) Memberikan teguran kepadabawahan yang melakukan kesalahan.
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi
- Mengawasi dan berkomunikasi langsung baik terhadap perawat
primer maupun perawat asosiet.
- Mengawasi staf terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien.
2) Melalui supervise
- Pengawasan langsung yaitu pengamatan melalui inspeksi atau
pengamatan sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan.
- Pengawasan tidak langsung yaitu melihat dan mencek daftar hadir
perawat primer, asosiet, membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperwatan dilaksanakan, mendengarkan laporan perawat primer
tentang tugas an pelaksanaan perawat primer dan asosiet.
3) Evaluasi
Bersama perawat primer mengevaluasi hasil upaya kerja pelaksanaan
dibendingkan dengan keperawatan yang telah disusun.

PERAWAT PRIMER

1. Tugas dan tanggung jawab Perawat Primer :


a. Memenuhi kebutuhan pasien secara total selama dirawat di rumah sakit.

b. Melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan askep.

c. Mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan askep dan


membuat rencana pulang pasien.

d. Memberikan askep pasien sesuai rencana dan mengkoordinasikan dengan tim


anggota kesehatan lain : dokter, dietisien, perawat lain, menginformasikan
keadaan pasien kepada kepala ruanggan, dokter dan staf keperawatan.

e. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga social di


masyarakat, membuat jadual perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah dll.
2. Uraian tugas Perawat Primer
a. Perencanaan
1) Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas setiap pergantian
dinas.
2) Melaksanakan pembagian tugas atas anggota kelompoknya.
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan meliputi pengkajian, rencana
asuhan keperawatan dan menetukan kriteria hasil.
4) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
5) Mengikuti visite dokter.
6) Menilai hasil kerja perawat asosiet danmendiskusikan permasalahan yang
ada.
7) Menciptakan kerjasama yang harmonis antar tim dan tim lainnya.
8) Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kedaruratan.
9) Membuat laporan klien.
10) Melakukan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan.
11) Memberikan orientasi kepada klien baru masuk.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan tujuan dari pengorganisasian keperawatan yaitu tercapainya
proses asuhan keperawatan sesuai kondisi dan kebutuhan klien secara
profesional melalui pembagian kerja yang tepat.
2) Melakukan pembagian tugas bersama kepala ruangan sesuai dengan
perencaan terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Pembagian tugas/kerja berdasarkan tingkat ketergantungan klien.
4) Mengatur jadwal istirahat perawat asosiet.
5) Mendelegasikan pelaksanaan proses keperawatan kepada perawat asosiet
dan pelimpahan wewenang yang meliputi wewenang mengambil keputusan,
penggunaan sumber daya seperti sesama perawat, POS, termasuk keluarga
klien.
6) Membuat rincian tugas perawat asosiet seperti memberikan asuhan
keperawatan kepada klien yang berada dibawah tanggung jawabnya,
kerjasama dengan anggota lain dan antar tim lain, memberikan laporan.
c. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan tentang tugas setiap anggota dalam memberikan
asuhan keperawatan.
2) Memberikan petunjuk kepada anggota dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
3) Memberikan pujian kepada anggota yang melaksanakan tugasnya dengan
tepat sesuai waktu, tepat berdasarkan prinsip tindakan, rasional, dan sesuai
dengan kebutuhan serta kondisi klien.
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi: perawat primer mengawasi dan berkomunikasi langsung
terhadap asosiet dalam memberikan asuhan keperawatan.
2) Melalui supervise
- Secara langsung : melihat dan mengawasi proses asuhan keperawatan
yang dilaksanakan oleh asosiet.
- Secara tidak langsung : melihat daftar hadir asosiet, membaca dan
memeriksa catatan keperawatan, membaca catatan perawat yang dibuat
selama proses keperawatan, mendengar laporan secara lisan dari
anggota tentang tugas yang telah dilakukan.
3) Mengevaluasi
- Bersama kepala ruangan mengevaluasi kegiatan dan laporan dari
anggota.
- Meningkatkan kemampuan analisa (pengetahuan ) dan kemampuan
psikomotor, serta sikap melalui diskusi dan pengarahan.
- Mengevaluasi penampilan kerja perawat asosiet dan asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan.
- Mengecek dokumentasdi segera setelah tindakan keperawatan dilakukan.
PERAWAT ASOSIET

1. Tugas dan tanggung jawab Perawat Asosiet :

Melaksanakan tugas dan tanggung jawab perawat primer bila perawat primer
tidak ada.

2. Uraian Tugas Perawat Asosiet


a. Perencanaan
1) Melakukan pengkajian keadaan klien.
2) Menetukan maslah keperawatan yang dihadapi klien berdasarkan
hasil pengkajian.
3) Merumuskan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan rencana
tindakan.
4) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
sehingga tujuan keperawatan tercapai.
5) Bersama perawat primer melakukan serah terima klien dengan
petugas pada setiap pergantian dinas.
6) Menyiapkan keperluan untuk melakukan tindakan keperawatan.
7) Mendampingi dokter visite bersama perawat primer pada klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
8) Memberikan pertolongan segera pada klien dengan kedaruratan.
9) Menyiapkan klien secara fisik dan mental untuk tindakan pengobatan
atau pemeriksaan penunjang.
10) Membuat catatan keperawatan dan laporan perkembangan klien.

b. Pengarahan
1) Memberikan pengarahan kepada keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan, cara minum obat, aktivitas yang dianjurkan dan yang
dilarang.
2) Memberikan petunjuk kepada klien dan keluarga mengenai peraturan
yang berlaku, jam berkunjung, pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan penunjang lain dan pengadaan obat-obatan.
3) Memberikan pujian terhadap kemajuan kesehatan klien dan
kerjasama yang baik dari keluarga dengan petugas.

c. Pengorganisasian
1) Menerima pendelegasian tugas asuhan keperawatan dari kepala
ruangan melalui perawat primer.
2) Membuat mekanisme kerja untuk masing-masing klien yang menjadi
tanggung jawabnya.
3) Mempertanggungjawabkan asuhan keperawtan yang telah dilakukan
kepada klien kelolaannya.
4) Menghindari pertentangan dengan anggota lain.
5) Ikut menegakkan peraturan Rsdan kebijakan yang berlaku.
6) Mengembangkan kreativitas.
7) Mengembangkan kemampuan manajemen dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien.

d. Pengawasan
1) Melakukan dan menciptakan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga selama memberikan asuhan keperawatan.
2) Mengawasi perkembangan dan reaksi klien terhadap tindakan
perawatan dan pengobatan.
3) Bersama perawat primer, menilai hasil tindakan keperawatan yang
diberikan, apakah tujuan sudah tercapai.

3. Keuntungan :
a. Memungkinkan perawat primer untuk pengembangan diri melalui implementasi
ilmu pengetahun.
b. Model praktek didasarkan pada pengetahuan.
c. Focus pada kebutuhan pasien.
d. 4Meningkatnya otonomi perawat.
e. Memungkinkan asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.
f. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan.
g. Meningkatnya kesempatan untuk pengembangan hubungan antara perawat-
pasien/keluarga
h. Peningkatan mutu asuhan.
i. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter dan pasien/keluarga.

4. Kerugian :
a. Diperlukan perawat berpendidikan dan berpengalaman.
b. Diperlukan kemampuan komunikasi yang baik antara perawat primer dengan
rekan perawat ( perawat asosiat ).
c. Perawat primer dapat mengambil tanggung jawab rekan perawat untuk
mengimplementasikan asuhan keperawatan yang diberikan.
d. Karena pindah ke unit yang berbeda pasien dalam kondisi kritis kemungkinan
mempunyai beberapa perawat primer.
e. Biaya tinggi.
f. LOS menjadi singkat.

B. METODE KASUS

Metode kasus merupakan sistim pemberian asuhan dimana seorang perawat


professional memberikan asuhan keperawatan langsung kepada sejumlah pasien
sewaktu dia bertugas. Dasar pemikiran metoda ini adalah seorang perawat
professional paling siap untuk melaksanakan semua asuhan keperawatan yang
diperlukan pasien

1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruangan pada Metode Kasus :


a. Membuat penugasan untuk setiap tenaga perawat.

b. Menerima laporan

2. Tugas dan tanggung jawab perawat klinis :


a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung
jawabnya pada shif tertentu.
b. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam member asuhan
keperawatan pada pasien.

3. Keuntungan :
a. Pasien mendapat asuhan keperawatan secara holistic dan terus menerus oleh
ahlinya.
b. Komunikasi antara perawat-pasien dan dokter dengan anggota staf lainnya
berlangsung terus menerus.
c. Perawat mendapat kepuasan karena dapat melakukan semua yang menjadi
kewenangannya.

4. Kerugian :
a. Perawat banyak menghabiskan waktu untuk melaksanakan tugas yang dapat
dilakukan orang yang tidak terampil.
b. Perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak dapat terlaksana karena
kurangnya waktu.
c. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat tidak akurat karena kurangnya
komunikasi.

C. METODE TIM
Metode tim merupakan sistim pemberian asuhan keperawatan yang
umum digunakan. Dalam metode ini seorang perawat professional yang
berijazah, berpengalaman serta memiliki pengetahuan dibidangnya memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Dalam memberikan asuhan kepada sekelompok
pasien dilakukan melalui upaya kooporatif dan kolaboratif (Douglas,1992)
STRUKTUR

KEPALA RUANGAN

KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / Klien Pasien / Klien Pasien / Klien

Metode tim dilaksanakan berdasarkan pada konsep:


a. Ketua tim diberikan kepada perawat professional dan harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, manajeman dan komunikasi
efektif.
b. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan,
supervise dan evaluasi asuhan keperawatan.
c. Komunikasi yang efektif penting untuk menjamin kontiunitas rencana
perawatan. Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara
terutama melalui rencana perawatan tertulis yang merupakan pedoman
pelaksanaan asuhan, supervise dan evaluasi.
d. Anggota tim harus menerima dan menghargai kepemimpinan ketua tim.
Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan malakukan tugas
sesuai dengan kemampuan mereka.
e. Peran kepala perawat di ruang perawatan penting dalam metoda tim.
1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Ruangan :
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.

b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit atau ruangan.

c. Memberikan kesempatan dan bantuan kepada ketua tim untuk


pengembangan kepemimpinan/manajemen.

d. Menjadi narasumber atau konsultan bagi tim.

e. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan malalui riset keperawatan.

f. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

2. Uraian Tugas Kepala Ruangan


a. Perencanaan :
1) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing.
2) Mengikuti serah terima klien pada shif sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat transisi, dan
persiapan pulang bersama ketua tim.
4) Menmgidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengnatur
penugasan/penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiolagi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan pengobatan,dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
terhadap klien.
7) Mengatur dan mngendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan
diskusi untuk pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada
klien atau keluarga yang baru masuk.
8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2-3 perawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada
ketua tim.
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi klien.
10) Mengatur jadwal dan penugasan POS dan prakarya.
11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

c. Pengarahan
1) Membri pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberi pujian kepada anggota timyang melaksanakan tugas dengan baik.
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
4) Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
askep pasien.
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
2) Melalui supervisi:
a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki /
mengawasi kelemahan – kelemahan yang ada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim;
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
c) Evaluasi.
d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
e) Audit keperawatan.

3. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim :


a. Mengkaji setiap pasien dan mempertimbangkan intervensi rencana askep
yang tepat.

b. Mengkoordinasikan rencana askep dengan tindakan medis.

c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konferensi.

d. Mengevaluasi kualitas askep dan hasil yang dicapai serta


mendokumentasikannya.
4. Tugas dan tanggung jawab AnggotaTim :
a. Merawat setiap pasien di unit rawat.

b. Melaksanakan instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana


keperawatan secara teliti termasuk program pengobatan.

c. Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta
respon pasien.

5. Keuntungan :
a. Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim.
b. Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.
c. Pengambilan keputusan organisasi mendekati “groos root”
d. Komunikasi diantara anggota tim baik karena sering diskusi mengenai
asuhan keperawatan pasien
e. Perasaan turut berkontribusi dalam tim terpelihara baik.
f. Meningkatnya kepuasan pasien.
g. Biaya efektif.

6. Kerugian :
a. Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim.
b. Diperlukan staf yang adekuat.
c. Diperlukan keterampilan yang tepat.
d. Dapat mengarah pada fragmentasi pelayanan bila konsep tim tidak
diimplementasikan secara total.
e. Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan waktu untuk konferensi dan
membuat rencana keperawatan.
D. METODE MODULAR
Metoda keperawatan modular merupakan metoda modifikasi keperawatan
tim – primer, yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas konsep keperawatan
tim melalui penugasan modular. Sistem ini dipimpin oleh perawat register (Ners).
Anggota memberikan asuhan keperawatan di bawah pengarahan dari pimpinan
modulnya. Idealnya 2-3 perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap 8-
12 pasien. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan mempunyai pandangan yang
holistic terhadap setiap kebutuhan pasien. Asuhan diberikan semenjak pasien
masuk rumah sakit sampai pasien pulang. Keuntungan pada metoda modular
mutu pelayanan keperawatan meningkat karena pasien mendapat pelayanan
keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien.
Tidak banyak tenaga perawat register (Ners) yang dimanfaatkan sehingga biaya
menjadi lebih efektif.

1. Tugas dan tangung jawab Kepala Ruangan :


a. Memfasilitasi pelaksanaan pemberian askep pasien.
b. Memberikan motivasi pada staf perawat.
c. Melatih perawat untuk bekerjasama dalam pemberian asuhan.
2. Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim Modular :
a. Memimpin, mendukung, dan menginstruksikan perawat non professional
untuk melaksanakan tindakan keperawatan.
b. Memberikan askep pasien meliputi : mengkaji, merencanakan, melaksanakan
dan menilai hasil askep.
c. Member bimbingan dan instruksi kepada perawat partner kerjanya.
3. Tugas dan tanggung jawab Anggota Tim :
Memberikan askep sesuai dengan yang ditugaskan ketua tim.

4. Keuntungan:
a. Tim mendukung pengembangan dan produktifitas kelompok.
b. Asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif.
c. Membaiknya kontinyuitas dan koordinasi asuhan.
d. Meningkatnya kepuasan pasien.
e. Biaya efektif.

5. Kerugian :
a. Sedikit perawat professional yang digunakan untuk mengatasi kondisi pasien
yang tidak diharapkan.
b. Diperlukan pengalaman dan keterampilan ketua tim.
c. Diperlukan campuran keteramoilan yang tepat.

E. METODE MANAJEMEN KASUS


Metode manajemen kasus adalah suatu sistem pemberian asuhan
keperawatan yang berfokus pada pencapaian hasil dalam kerangka waktu dan
sumber yang tepat dan efektif. Metoda ini sering digunakan dalam perangkat
pelayanan kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam asuhan pasien
rawat inap, berfokus pada populasi semua pasien. Manajemen kasus adalah
model yang dgunakan untuk mengidentifikasi, koordinasi, dan monitoring
implementasi kebutuhan pelayanan untuk mencapai asuhan yang diinginkan
dalam periode waktu tertentu.

Keuntungan Metode Manajemen Kasus:

a. Meningkatnya mutu asuhan keperawatan.


b. Menurunnya komplikasi
c. Menurunnya biaya.

F. METODE FUNGSIONAL
Pada metode ini, pelayanan keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda
dilaksanakan oleh perawat yang berbeda tergantung pada kompleksitas dari
setiap tugas. Dalam praktek keperawatan professional, metode fungsional
sebiknya tidak lagi digunakan.
STRUKTUR

KEPALA RUANGAN

Perawat Perawat Perawat Perawat


Menyuntik Merawat luka Mengukur suhu Pengobatan

Pasien / Klien

Kerugian Metode Fungsional :


a. Tidak memberikan kepuasan kepada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerpkan proses
keperawatan.
c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan
saja.

Keuntungan Metode Fungsional :

a. Manajeman klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik.
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan pasien
diserahkan kepada perawat yunior dan atau belum berpengalaman.
BAB III

PENUTUP

Dengan adanya pedoman sistim penugasan dalam pemberian Asuhan


Keperawatan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi, Perawat dapat menggunakan
pedoman sistim penugasan ini dalam menentukan metode penugasan yang sesuai di
masing –masing unit kerja pelayanan keperawatan . Pemilihan metode penugasan
yang tepat akan menghasilkan mutu pelayanan yang baik sehingga kepuasan pasien
meningkat.
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………… 1


B. TUJUAN ……………………………………………… 1
1. TUJUAN UMUM ……………………………………………… 2
2. TUJUAN KHUSUS ………………………………………………
2

C SASARAN ……………………………………………… 2

D RUANG LINGKUP ……………………………………………… 2

BAB II : METODE PENUGASAN

A. METODE PRIMER ……………………………………………… 3


B. METODE KASUS …………………………………………….. 10
C. METODE TIM …………………………………………….. 11
D. METODE MODULER ………………………………………………15
E. METODE MANAJEMEN KASUS …………………………………………….. 16
F. METODE FUNGSIONAL ………………………………………………17

BAB III : PENUTUP ………………………………………….… 18


PEDOMAN SISTIM PENUGASAN

DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

RSUD ACHMAD MUCTHAR

BUKITTINGGI

2014

Anda mungkin juga menyukai